Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA

PENYAKIT KURANG KALORI PROTEIN


(KKP)

Disusun Oleh :

STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA 2016


DEFINISI
Kurang kalori dan protein ini terjadi ketidakseimbangan
antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan
kebutuhan anergi atau defisiensi atau deficit energi dan
protein.
Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita
karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan
yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang
dengan kebutuhan kalori,maka akan terjadi defisiensi tersebut
(kurang kalori dan protein).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit
gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan
protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi
protein maupun energi.
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni:

1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan.

2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat
badan.

3. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak mencapai 60 % dari berat
badan.
2.2ANATOMI FISILOGI
Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan
lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan
berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu
kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung
dari kerongkonan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan
anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi
dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
ETIOLOGI
Kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak
cukup serta kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang
hubungan dengan orangtua-anak terganggu, karena kelainan
metabolik, atau malformasi congenital. Pada bayi dapat terjadi
karena tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan
penggantinya atau sering diserang diare.
Berikut beberapa faktor penyebabnya :
1. Faktor sosial
2. Kemiskinan
3. Laju pertumbuhan penduduk
4. Infeksi
5. Pola makan
6. Tingkat pendidikan orang tua
7. Kurangnya pelayanan kesehatan
2.4Manifestasi Klinik
1. KKP Ringan : 2. KKP Berat :
a. Pertumbuhan linear terganggu a. Gangguan pertumbuhan
b. Peningkatan berat badan berkurang,
b. Mudah sakit
terhenti, bahkan turun
c. Kurang cerdas
c. Ukuran lingkar lengan atas menurun
d. Jika berkelanjutan menimbulkan
d. Maturasi tulang terlambat
kematian
e. Ratio berat terhadap tinggi normal
atau cenderung menurun

f. Anemia ringan atau pucat

g. Aktifitas berkurang
Kelainan kulit (kering
3. Gejala dari KKP adalah :

a. Badan kurus kering tampak seperti


orangtua

b. Abdomen dapat kembung dan


datar. BB me nurun

c. Terjadi atropi otot dengan akibat


hipotoni.

d. Suhu biasanya normal, nadi


mungkin melambat,

e. Kulit keriput (turgor kulit jelek)

f. Ubun-ubun cekung pada bayi


2.5 KLASIFIKASI KKP
Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi:

KKP ringan/sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai


oleh adanya hambatan pertumbuhan.
KKP berat, meliputi:
1. Kwashiorkor (bentuk kekurangan protein yang berat, yang amat sering terjadi
pada anak kecil umur 1 dan 3 tahun) adalah suatu sindroma klinik yang timbul
sebagai suatu akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori
yang kurang dari yang dibutuhkan. Kwashiorkor adalah penyakit gangguan
metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan
karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama.
2. Marasmus adalah penyakit yang timbul karena
kekurangan energi (kalori) sedangkan kebutuhan protein
relatif cukup. Marasmus merupakan gambaran KKP
dengan defisiensi energi yang ekstrem.

3. Marasmik-kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang


menunjukkan gejala klinis campuran antara marasmus
dan kwashiorkor (Markum, 1996). Marasmik-kwashiorkor
merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami
kehilangan berat badan lebih dari 10%, penurunan
cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi
fisiologi. Marasmik-kwashiorkor merupakan satu kondisi
terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Ciri-
cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat,
hilangnya lemak subkutan dan dehidrasi.
2.6PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,protein, atau keduanya
tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan makanan, tubuh berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi, kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat,protein merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan,karbohidrat(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kebutuhan tubuh untuk memepertahankan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah
25 jam sudah terjadi kekurangan.

Akibat katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan


menghasilakan asam amino yang akan segera diubah jadi karbohidrat di hepar
dan ginjal. Selama puasa lemak di pecah menjadi asam lemak,gliserol,dan
ketan bodies. Otot dapat memepergunakan asam lemak dan keton
bodies,sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan
menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein
lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
PATWAY
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium

a. pemeriksaan darah tepi memperlihatkan anemia ringan sampai sedang, umumnya


berupa anemia hipokronik atau normokromik.

b. Pada uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah, trigliserida
normal, dan kolesterol normal atau merendah.

c. Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu bisa normal atau menurun.

d. Kadar gula darah umumnya rendah.

e. Asam lemak bebas normal atau meninggi.

f. Nilai beta lipoprotein tidak menentu, dapat merendah atau meninggi.

g. Kadar hormon insulin menurun, tetapi hormon pertumbuhan dapat normal,


merendah maupun meninggi.
h. Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar 3-metil
histidin meningkat dan indeks hidroksiprolin menurun.
i. Pada biopsi hati hanya tampak perlemakan yang ringan,
jarang dijumpai dengan kasus perlemakan berat.
j. Kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat.
k. Kadar imunoglobulin A sekretori rendah.
l. Penurunan kadar berbagai enzim dalam serum seperti
amilase, esterase, kolin esterase, transaminase dan fosfatase
alkali. Aktifitas enzim pankreas dan xantin oksidase
berkurang.
m. Defisiensi asam folat, protein, besi.Nilai enzim urea siklase
dalam hati merendah, tetapi kadar enzim pembentuk asam
amino meningkat.
n. Pemeriksaan Radiologik : Pada pemeriksaan radiologik tulang
memperlihatkan osteoporosis ringan.
2.8Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kurang kalori protein

1.Diet tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin

2.Pemberian terapi cairan dan elektrolit


3.Penannganan diare bila ada : cairan, antidiare,
dan antibiotic
Penatalaksanan KKP berat dirawat inap
dengan pengobatan rutin :

1.Atasi atau cegah hipoglikemi

2.Atasi atau cegah hipotermi


3.Atasi atau cegah dehidrasi
2.9Komplikasi KKP
1.Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) Vitamin A berfungsi pada penglihatan (membantu regenerasi
visual purple bila mata terkena cahaya). Jika tidak segera teratasi ini akan berlanjut menjadi
keratomalasia (menjadi buta).
2.Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut Atiaminosis. Tiamin berfungsi sebagai ko-enzim dalam
metabolisme karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri dan
mengakibatkan kelainan saraf, mental dan jantung.

3.Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis) Vitamin B2/riboflavin berfungsi sebagai ko-enzim


pernapasan. Kekurangan vitamin B2 menyebabkan stomatitis angularis (retak-retak pada sudut
mulut, glositis, kelainan kulit dan mata.

4.Defisiensi vitamin B6 yang berperan dalam fungsi saraf.

5.Defisiensi Vitamin B12 Dianggap sebagai faktor anti anemia dalam faktor ekstrinsik. Kekurangan
vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa, dll.
2.10 Akibat Kekurangan Kalori
Protein
Akibat dari kwashiorkor dan marasmus sendiri, yaitu:

1.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2.Mudah terkena penyakit

3.Berkurangnya daya pikir

4.Penurunan fungsi otak

5.Ketidakseimbangan cairan elektrolit

6.Berkurangnya daya tahan tubuh

7.Bila tidak segera diobati berakhir dengan kematian


2.11 Cara Menanggulangi
KKP
1.Tingkat keluarga

2.Tingkat posyandu

3.Tingkat pengobatan
ASUHAN KEPERAWATAN

G:\TUGAS KKP HIV\ASKEP KKP ANAK.do


cx
KESIMPULAN
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi
yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan
tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.
KKP memiliki banyak diagnosa yang dapat kita ambil diataranya
ialah sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kurang asupan makanan

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan nutrisi tidak adekuat

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan malnutrisi

5. Risiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi

6. Risiko pertumbuhan tidak proporsional berhubungan dengan malnutrisi

7. Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan nutrisi tidak adekuat.


GOMAWO

Anda mungkin juga menyukai