Anda di halaman 1dari 38

DAFTAR ISI

KASUS....................................................................................................................................2
PENYELESAIAN KASUS......................................................................................................2
A. DS & DO.....................................................................................................................2
B. DIAGNOSA.................................................................................................................2
Menurut buku SDKI.........................................................................................................2
Menurut buku NANDA....................................................................................................5
Menurut buku Doenges....................................................................................................7
C. ANALISA DATA........................................................................................................8
D. INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................................10
Menurut buku SIKI........................................................................................................10
Menurut buku NIC.........................................................................................................17
Menurut buku Doenges..................................................................................................31
E. PERENCANAAN TUJUAN LUARAN....................................................................32
Menurut buku SLKI.......................................................................................................32
Menurut buku NOC........................................................................................................33
F. KPD...........................................................................................................................34
1. Definisi...................................................................................................................34
2. Etiologi...................................................................................................................34
3. Manifestasi klinis...................................................................................................34
4. Patofisiologi...........................................................................................................35
5. Pemeriksaan penunjang..........................................................................................36
6. Penatalaksanaan.....................................................................................................36
7. Perawatan...............................................................................................................37

1
KASUS
Seorang perempuan berusia 27 tahun G1 P0 A0 masuk kerumah sakit bersalin dengan
keluhan keluar cairan berwarnah jernih dan tidak berbau melalui jalan lahir. Usia
kehamilan saat ini 36 minggu dengan TFU 30 cm

PENYELESAIAN KASUS

A. DS & DO
Data Subjektif Data Objektif
- Klien mengatakan keluar cairan - G1 P0 A0
berwarnah jernih dan tidak berbau - TFU : 30 cm
melalui jalan lahir - Kehamilan 36 minggu

B. DIAGNOSA
Menurut buku SDKI [ CITATION Tim17 \l 1033 ]
1. Deficit pengetahuan
Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic
tertentu
Penyebab
a. Keteratasan kognitif
b. Gangguan fungsi kognitif
c. Kekeliruan mengikuti anjuran
d. Kurang terpapar informasi
e. Kurang minat dalam belajar
f. Kurang mampu mnegigat
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Gejala dan tanda mayor

2
subjektif

a. Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif

a. Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran


b. Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah

Gejalan dan tanda minor

Subjektif

a. (tidak tersedia)

Objektif

a. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat


b. Menunjukkan perilaku yang berlebihan (mis, apatis, bermusuhan, agaitasi,
hysteria)

2. Resiko infeksi
Definisi
Beresiko mengalami penigkatan terserang organisme patogenik
Faktor resiko
a. Penyakit kronis (mis, DM)
b. Efek prosedur infasi
c. Malnutrisi
d. Peningkatan paparan organisme patogen lingkngan
e. Ketidakadekuatan pertahan tubuh primer
1) Gangguan peristaltic
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahn sekresi ph

3
4) Penurunan kerja siliaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Statis cairan tubuh
f. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
1) Penurunan hemoglobin
2) Imununosupresi
3) Leukopenia
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat

3. Resiko cedera pada janin


Definisi
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada janin selama proses
kehamilan dan persalianan
Faktor resiko
a. Besarnya ukuran janin
b. Malposisi janin
c. Induksi persalinan
d. Persalinan lamakala 1, 2, dan 3
e. Disfungsi uterus
f. Kecemasan yang berlebihan tentang peroses persalinan
g. Riwat persalinan sebelumnya
h. Usia ibu ( < 15 tahun atau >35 tahun)
i. Paritas banyak
j. Efek metode atau interfensi bedah selama persalinan
k. Nyeri pada abdomen
l. Nyeri pada jalan lahir

4
m. Penggunaan lat bantu persalinan
n. Kelelahan
o. Merokok
p. Efek agen parmakologis
q. Pengaruh budaya
r. Pola makan yang tidak sehat
s. Faktor ekonomi
t. Konsumsi alcohol
u. Terpapar agen teratogen

Menurut buku NANDA [ CITATION Her15 \l 1033 ]

1. Defesiensi pengetahuan
Definisi
Ketiadaan atau defesiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topic
tertentu.
Batasan karakteristik
a. Ketidakakuratan melakukan tes
b. Letidakakuratan mengikuti perintah
c. Kurang pengetahuan
d. Perilaku tidak tepat (mis, hysteria, bermusuhan, agitasi, apatis

Faktor berhubungan

a. Gangguan fungsi kognitif


b. Gangguan memori
c. Kurang informasi
d. Kurang minat untuk belajar
e. Kurang sumber pengetahuan
f. Salah pengertian terhadap hal lain

5
2. Resiko infeksi
Definisi
Rentang mengalami invasi dan multiprikasi organisme patogenik yang dapat
mengganggu kesehatan
Faktor resiko
a. Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajangan patogeng
b. Malnutrisi
c. Obesitas
d. Penyakit kronis (mis, DM)
e. Prosedur invasi

Pertahanan tubuh primer tidak adekuat

a. Gangguan integritas kulit


b. Gangguan peristalsis
c. Merokok
d. Pecah ketuban dini
e. Pecah ketuban lambat
f. Penurunan kerja silaris
g. Perubahan ph sekresi
h. Stasis cairan tubuh

Pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat

a. Imunosupresi
b. Leukopenia
c. Penurunan hemoglobin
d. Supresi respon inflamasi (mis, interleukin) 6 [II,-6] c-reactive protein
[CRP]
e. Vaksinasi tidak adekuat

6
Pemajanan terhadap pathogen lingkungan mneingkat

a. Terpajang pada wabah

3. Resiko gangguan ibu- janin


Definisi
Rentang terhadap diskontinuitas hubungan simbotik ibu janin sebagain akibat
kondisi komorbit atau terkait kehamilan, yang dapat menganggu kesehatan
Faktoe resiko
a. Adanya penganiayaan (mis, fisik, psiko sosial, seksual)
b. Gangguan metabolisme glukosa (mis, diabetes, pengguanaan steroid)
c. Gangguan trasnpor oksigen (kerna anemia, penyakit jantung, asma,
hipertensi, kejang, persalinan premature, hemoragi, dll)
d. Komplikasi kehamilan (mis, pecah ketuban dini, plasenta pravia/
abprupsia, gestasi kembar)
e. Penyalahgunaan zat
f. Perawatan prenatall tidak adekuat
g. Program pengobatan

Menurut buku Doenges


1.
2.

C. ANALISA DATA

No Data Analisa / Etiologi Masalah

7
. Keperawatan
1. DS: Air ketuban berkurang Resiko cedera pada
1. Klien mengeluh a/ bahkan habis janin
keluar cairan
berwarna jernih Distosia (partus kering)
dan tidak berbau
melalui jalan
lahir Lastrasi pada jalan
DO: lahir
1. Usia Kehamilan
klien saat ini 36
minggu dengan
TFU 30 cm

2. DO: Defisit Pengetahuan


1. Status Obsteri: Pasien tidak
G1 P0 A0 mengetahui penyebab
dan akibat KPD
Data Tambahan :
Do:
1. Menunjukkan
perilaku tidak
sesuai anjuran
2. Menjalani
pemeriksaan
yang tidak tepat

Tidak adanya
3. DS : perlindung dari luar Resiko Infeksi

8
1. Klien mengeluh dengan daerah Rahim
keluar cairan
berwarna jernih
dan tidak berbau Mudahnya
melalui jalan mikroorganisme masuk
lahir pada usia / ke jalan lahir
kehamilan 36
minggu.
DO :
Data Tambahan:
Faktor Resiko :
1. Ketidak
adekuatan
pertahanan tubuh
primer :
a. Ketuban pecah
sebelum
waktunya

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut buku SIKI [ CITATION SIKI \l 1033 ]

9
1. Defisit pengetahuan
Intervensi utama
a. Edukasi kesehatan
Defenisi
Mengajarkan pengelolaan faktor resio penyakit dan perilaku hidup
bersih serta sehat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesepian dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendindikan kesehatan sesuai kesepakatan
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Aarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
b. Pencegah infeksi
Defenisi
Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang organisme
patogenik
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan sistemi
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema

10
- Cuci tanga sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahangkan teknik aseptik pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan denga benar
- Ajarkan etik batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

c. Edukasi persalinan
Defenisi
Memberikan informasi tentang proses persalinan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan
- Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Berikan reinforcement positif terhadap perubahan perilaku ibu
Edukasi
- Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
- Jelaskan persiapan dan tempat persalinan

11
- Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil pada usia kehamilan lebih
dari 36 minggu
- Anjurkan ibu megunakanteknik manajemen nyeri persalinan tiap
kala
- Anjurkan ibu cukup nutrisi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk meredakan kecemasan dan
ketidaknyamanan persalinan
- Ajarkan ibu cara tanda-tanda persalinan
- Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

2. Resiko infeksi
Intervensi utama
a. Pencegah infeksi
Defenisi
Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang organisme
patogenik
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan sistemi
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tanga sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahangkan teknik aseptik pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan denga benar
- Ajarkan etik batuk

12
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Intervensi pendukung

a. Induksi persalinan
Defenisi
Mentukan dan menganalisis kemungkinan dan factor-faktor resiko
yang dapat menganggu kesehatan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi resiko biologis, lingkungan dan perilaku
- Identivikasi resiko secara berkala di masing-masing unit
- Identifikasi resiko baru sesuai perencanaan yang telah ditetapkan
Terapeutik
- Tentukan metode pengelolaan resiko yang baik dan ekonomis
- Lakukan pengelolaan resiko secara efektif
- Lakukan update perencanaan secara regular (mis. Bulanan,
triwulan, tahunan)
- Buat perencanaan tindakan yang memiliki timeline dan penaggung
jawab yang jelas
- Dokumentasikan temuan resiko secara akurat

3. Resiko cedera pada janin


Intervensi utama
a. Pemantauan denyut jantung janin

13
Defenisi
Mengumpulkan dan menganalisis data denyut jantung janin
Tindakan
Observasi
- Identifikasi status obsterik
- Identifikasi riwayat obsterik
- Identifikasi adanya pengunaan obat, diet dan merokok
- Identifikasi pemerikasaan pemerikasaan kehamilan sebelumnya
- Perikssa denyut jantung janin selama 1 menit
- Monitor denyutjantun janin
- Monitor tanda vital ibu
Terapeutik
- Atur posisi pasien
- Lakukan maneuver Leopold untuk menetukan posisi janin
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemntauan, jika perlu

b. Pengukuran gerak janin


Defenisi
Menghitung gerak janin dimulai umur kehamilan 28 minggu
Tindakan
Observasi
- Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu menghitung gerak
janin
- Monitor gerak janin
Terapeutik
- Hitung dan catat gerak janin (minimal 10 kali gerak dalam 12)

14
- Lakukan pemeriksaan GTC (cardiotocography) untuk mengetahui
frekuensi dan keteraturan denyut jantung janin dan kontraksi
rahim ibu
- Catat jumlah gerakan janin dalam 12 jam perhari
- Berikan oksigen 2-3 l/ menit jika gerakan janin belum mencapai
10 kali dalam 12 jam
Edukasi
- Jelaskan manfaat menghitung gerak janin dapat meningkat
hubungan ibun dan janin
- Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi sebelum menghitung
gerakan janin
- Anjurkan posisi miring kiri saat menghitung gerak janin, agar
janin dapat memperoleh oksigen dengan optimal dengan
meningkatkan sirkulasi fetomaternal
- Anjurkan ibu segera memberikan perawatan jika gerak janin tidak
mencapai 10 kali dalam 12 jam
- Anjurkan ibu cara menghitung gerak janin
Kolaborasi
- Kolaborasi tim medis jika ditemukan gerakan janin

Intervensi pendukung

a. Perawatan persalinan resiko tinggi


Defenisi
Memberikan asuhan persalinan pada janin multiple atau malposisi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kondisi umum pasien
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor kelainan tanda vital pada ibu dan janin

15
- Monitor tanda-tanda persalinan
- Monitor denyut jantung janin
- Identifikasi posisi janin dengan USG
- Identifikasi pendarahan pascapersalinan
Terapeutik
- Siapkan peralatan yang sesuai termasuk monitor janin, ultrasound,
mesin anastesi, persediaan resusitasi neonatal, forceps, dan
penghangat bayi ekstra
- Dukung orang terdekat mendampingi pasien
- Gunakan tindakan pencegahan inversal
- Lakukan perineal scrub
- Fasilitasi rotasi manual kepada janin dari oksiput posterior ke
posisi anterior
- Lakukan amniotomi selaput ketuban
- Fasilitasi tindakan forceps atau ekstraksi vakum, jika perlu
- Lakukan resusitasi neonatal, jika perlu
- Fasilitasi ibu pulih dari anestesi, jika perlu
- Motivasi interaksi orang tua dengan bayi baru lahir segera setelah
persalinan
- Dokumentasikan prosedur (mis. Anestesi, forsep, ekstraksi
vakumtekanan suprapublik manuver McRobert, resusitasi
neonatal)
Edukasi
- Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Jelaskan karasteristik bayi baru lahir yang terkait dengan kelahiran
berisiko tinggi (mis. Memar dan tanda forceps)
Kolaborasi
- Koordinasi dengan tim untuk standby (mis. Neonatologist,
perawat interaksi neonatal anestesiologi)

16
- Kolaborasi pemberian anestesi maternal, sesuai kebutuhan

Menurut buku NIC[CITATION Bul \l 1033 ]

1. Defisit Pengetahuan
a. Persiapan Melahirkan
Definisi :
Memberikan informasi dan dukungan untuk memfasilitasi persalinan dan
untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengembangkan dan
melakukan peran [sebagai] orang tua.
Aktivitas-aktivitas :
 Ajarkan ibu dan pasangan mengenai fisiologi persalinan
 Eksplorasi mengenai rencana persalinan (misalnya, lingkungan
persalinan, yang akan membantu ibu, [siapa] yang akan
hadir/menemani, apa teknologi yang akan digunakan, siapa yang akan
memotong tali pusar, pilihan makanan, dan rencana kepulangan)
 Ajarkan ibu dan pasangannya mengenai tanda-tanda persalinan
 Informasikan pada ibu mengenai kapan harus datang ke rumah sakit
dalam rangka persiapan menghadapi persalinan
 Diskusikan pilihan kontrol nyeri bersama ibu
 Instruksikan ibu akan langkah-langkah yang akan di ambil jika ingin
mengindari episiotomy, seperti pijat perineum, olahraga kegel, nutrisi
yang optimal, dan pengobatan yang tepat jika mengalami vaginitis
 Informasikan ibu mengenai pilihan persalinan jika timbul komplikasi
 Jelaskan prosedur monitor secara rutin yang mungkin akan dilakukan
selama proses persalinan
 Ajarkan ibu dan pasangan mengenai teknik pernapasan dan relaksasi
yang akan digunakan selama persalinan

17
 Ajarkan ibu dan pasangan mengenai teknik pernapasan dan relaksasi
yang akan digunakan selama persalinan
 Ajarkan pasangan melakukan sesuatu untuk memberi kenyamanan
pada ibu selama [proses] persalinan (misalnya, menggosok punggung,
menekan punggung, dan memposisikan [ibu])
 Siapkan pasangan untuk mengarahkan ibu selama persalinan
 Tinjau rekomendasi American academy of pediatrics terkait dengan
menyusui
 Diskusikan keuntungan dan kerugian dalam hal menyusui dengan ASI
dan [pemberian makan] dengan botol susu
 Arahkan ibu untuk mempesiapkan puting untuk menyusui,sesuai
indikasi
 Dukung ibu untuk menempatkan bayi ke payudara setelah persalinan
 Berikan kesempatan bagi ibu untuk berada didekat bayi selama rawat
inap setelah persalinan untuk memfasilitasi kedekatan dan menyusui
 Tentukan pengetahuan dan sikap orangtua mengenai pengasuhan
 Dukung kemampuan orangtua dalam mengambil peran [sebagai]
orangtua
 Berikan bimbingan antisipatif sebagai orangtua
 Diskusikan rencana [siapa] yang merawat saudara kandung selama
[ibu] dirawat di rumah sakit
 Bantu orangtua dalam mempersiapkan saudara kandung [dari bayi baru
lahir] mengenai kedatangan bayi, dengan cara yang tepat
 Bantu orangtua membuat strategi perencanaan untuk mempersiapkan
saudar dari bayi baru lahir
 Rujuk orangtua pada kelas persiapan saudara kandung [dari bayi yang
baru dilahirkan]

18
 Bantu orangtua untuk memilih dokter atau klinik untuk mendapatkan
pengawasan kesehatan anak yang baru lahir
 Dukung ibu untuk membeli kursi mobil yang memiliki standar
keamanan bagi keselamatan ibu dan bayi untuk membawa bayi baru
lahir dari rumah sakit ke rumah.

b. Pendidikan Kesehatan
Definisi :
Mengembangkan dan menyediakan instruksi dan pengalaman belajar
untuk memfasilitasi perilaku adaptasi yang disengaja yang kondusif bagi
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, atau komunitas.
Aktivitas-aktivitas :
 Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentang usia
yang akan mendapat manfaat besar dari pendidikan kesehatan
 Sasar kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi dalam healthy people
2010: promosi kesehatan nasional dan tujuan pencegahan penyakit,
atau kebutuhan local, Negara bagian, dan kepentingan nasional lainnya
 Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan
atau mengurangi motivasi untuk [ber]perilaku sehat
 Pertimbangkan riwayat individu dalam konteks personal dan riwayat
sosial budaya individu, keluarga dan masyarakat
 Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup peilaku saat ini pada
individu, keluarga, atau kelompok sasaran
 Bantu individu, keluarga dan masyarakat untuk memperjelas
keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
 Identifikasi karakteristik populasi target yang mempengaruhi
pemilihan strategi belajar

19
 Prioritaskan kebutuhan orang yang belajar dengan mengindentifikasi
kebutuhan berdasarkan apa yang disukai klien, keterampilan perawat,
sumber yang tersedia, dan kemungkinan keberhasilan pencapain tujuan
 Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan [tersebut]
 Identifikasi sumber daya (misalnya, tenaga, ruang, peralatan, uang, dan
lain-lain) yang diperlukan untuk melaksanakan program
 Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan
biaya dalam perencanaan program
 Letakkan iklan yang menarik ditempat strategis untuk mendapatkan
perhatian audiens [yang menjadi] sasaran
 Hindari penggunaan teknik dengan menakut-nakuti sebagai strategi
untuk memotivasi orang agar mengubah perilakubkesehatan atau gaya
hidup
 Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
rencana imlementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan
 Manfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga untuk meningkatkan
efektivitas gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan
 Tekankan pentingnya pola makan yang sehat, tidur, berolahraga, dan
lain-lain bagi individu, keluarga, dan kelompok yang meneladani nilai
dan perilaku ini dari orang lain, terutama pada anak-anak
 Gunakan berbagai strategi dan intervensi utama dalam program
pendidikan

c. Pengurangan Kecemasan
Definisi :
Mengurangi tekanan, ketakutan, firasat, maupun ketidaknyaman terkait
dengan sumber-sumber bahaya yang tidak terindentifikasi
Aktivitas-aktivitas :

20
 Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
 Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
 Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan dialami klien selama prosedur [dilakukan]
 Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
 Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis
 Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi
ketakutan
 Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
 Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman
 Lakukan usapan pada punggung/leher dengan cara yang tepat
 Dorong aktivitas yang tidak kompetitif secara tepat
 Jauhkan peralatan perawatan dari pandangan [klien]
 Dengarkan klien
 Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
 Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
 Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan
 Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
 Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk mengurangi tekanan
 Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Kontrol stimulus untuk kebutuhan klien secara tepat
 Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
 Bantu klien untuk mengartikulasikan deskripsi yang realistis mengenai
kejadian yang akan datang
 Pertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil keputusan
 Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi

21
 Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan secara
tepat
 Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan

d. Identifikasi Risiko
Definisi :
Analisis faktor risiko potensial, pertimbangkan risiko-risiko kesehatan
dan memprioritaskan strategi pengurangan risiko individu maupun
kelompok
Aktivitas-aktivitas :
 Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti
yang menunjukkan adanya penyakit medis, diagnose keperawatan serta
perawatannya
 Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin
 Pertimbangkan ketersediaan dan kualitas sumber-sumber yang ada
(misalnya, psikologis, finansial, tingkat pendidikan,keluarga dan
komunitas)
 Identifikasi adanya sumber-sumber agensi untuk membantu
menurunkan faktor risiko
 Pertahankan pencatatan dan statistic yang akurat
 Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku serta hubungan
timbale balik
 Identifikasi strategi koping yang digunakan/khas
 Pertimbangkan fungsi di masa lalu dan saat ini
 Pertimbangkan status pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Pertimbangkan sumber-sumber di komunitas yang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

22
 Pertimbangkan pemenuhan terhadap perawatan dan medis dan
keperawatan
 Instruksikan faktor risiko dan rencana untuk mengurangi faktor-faktor
 Gunakan rancangan tujuan yang saling mengungtungkan dengan tepat
 Pertimbangkan kriteria yang berguna dalam memprioritaskan area-area
untuk mngurangi faktor risiko (misalnya, tingkat kesadaran dan
motivasi, efektifitas, biaya, kelayakan, pilihan-pilihan, kesetaraan,
stigma dan keparahan hasil jika faktor dan risiko masih belum
terselesaikan)
 Diskusikan dan rencanakan aktivitas-aktivitas pengurangan risiko
berkolaborasi dengan individu atau kelompok
 Implementasikan aktivitas-aktivitas pengurangan risiko
 Inisasi rujukan kepada personil kesehatan dan/atau agensi dengan tepat
 Rencanakan monitor risiko kesehatan dalam jangka panjang
 Rencanakan tindak lanjut strategi dan aktivitas pengurangan risiko
jangka panjang

2. Infeksi Risiko
a. Perawatan IntrapaPertum :Resiko Tinggi Melahirkan
Defenisi:
Membantu melahirkan pervagina dengan kelahiran kembar atau janin
berada pada posisi yang tidak normal
Aktifitas- aktifitas:
 Informasikan pasien dan orang terdekat mengenai prosedur dan
personil tambahan untuk antisipsi selama prose kelahiran
 Komunikasikan perubahan ibu dan janin kepada dokter primer dengan
tepat

23
 Beritahu dokter primer (jika terdapat )tanda _tanda kelainan pada ibu
atau jantung janin
 Lakukan tindakan membersikan perineum
 Bantu dengan amniotomi membrane ketuban tambahan jika di
perlukan
 Terus pantau denyut jantung dari janin kedua atau ketiga
 Lakukan USG untuk mencari poisi janin dengan tepat ikuti kepala
janin dengan tangan untuk meningktkan fleksi selama persalinan
sungsang ,seperti yang diarahkan oleh dokter primer
 Bantu dengan pemakaian forceps atau vaccum ekstraksi jika di
perlukan
 Bantu dengan pemberian anastesi pada ibu jika diperlikan (misalnya
,intubasi)
 Dokumentasikan prosedur (misalnya ,anastesi ,cunam ,vakum
ekstraksi tekana suprapubik,manuverMcRObert,dan resusitasi
neonatal)yang digunakan menfasilitasi kelahiran
 Amati dengan seksama ada tidaknya pendarahan postpartum Bantu
ibu untuk pulih dari anastesi dengan baik
 Dorong intraksi orangtua dengan bayi yang baru lahir segerah setelah
melahirkan

b. Induksi Melahirkan
Definisi:
Memulai atau mempercepat persalinan gengan metode mekanik atau
farmakologi
Aktifitas- aktifitas:
 Tentukan indikasi medis dan atau obsterik untuk dilakukannya induksi
 Monitor tanda vital ibu dan janin sebelum induksi

24
 Lakukan atau bantau penggunan alat mekanik atau parmakologi
(Misalnya ,luminaria dan gel prostaggending )dengan interval yang
sesuai kebutuhan ,untuk meningkatkan pembukaan serviks
 Evaluasi kembali pembukaan serviks dan ferifikasi pembukaan
sebelum memulai tindakan induksilebih lanjut
 Tentukan denyut jantung janin dengan aulkustasi atau monitoring
elektronikpostamniotomidan sesuai protokol
 Monitor kemajuan persalinan dan ketat ,waspada terhadap adanya
tanda tanda kemajuan persalinan yang apnormal
 Kurangi atau tingkatkan stimulasi uterim (misalnya ,oksitoksin
 Sesuai kebutuhan atau sesuai protocol sampai mendekati kelahiran

c. Identifikasi Resiko
Definisi:
Analisis faktor resiko fotensial,pertimbangan resiko kesehatan dan
memproritaskan strategi pengurangan risiko bagi individu maupun
kelompok
Aktifitas- aktifitas:
 Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti
yang menunjukkan adanya penyakit medis,diagnose keperawatan serta
perawatannya
 Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin
 Identifikasi adanya sumber sumber agensi untuk membantu
menurunkan faktor risiko
 Identifikasi strategi kopin yang di gunakan /khas
 Gunakan rencana tujuan yang saling menguntukan dengan tepat

25
 Pertimbangknan krateria yang berguna dalam memproritaskan area
area untuk mengurangi faktor risiko (misalnya tingkat kesadaran dan
motivasi ,efektivitas ,biaya ,kelayakan ,pilihan pilihan ,kesejeteraan
,stigma dan keparahan hasil jika faktor risikonmasih belum
terselesaikan )
 Diskusikan dan rencanakan aktivitas aktivitas pengurangan re
 siko berkolaborasi dengan individu atau kelompok
 Rencanakan monir risiko kesehatan dalam jangka panjang
 Rencanakan tidak lanjut strategi dan aktivitas pengurangan risiko
jangka panjang

3. Hubungan Ibu-Janin ,Risiko Gangguan


a. Perawatan kehamilan Risiko Tinggi
Definisi: Identivikasi dan pengelolaan kehamilan resiko tinggi untuk
memperoleh hasil status yang sehat untuk ibu dan bayi
Aktifitas- aktifitas:
 Kaji kondisi medis actual yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan yang buruk (misalnya ,diabetes ,hipertensi
,lupuseryhematosus, herfes,hefatitis ,HIV dan epilepsy)
 Berikan pendidikan kesehatan yang membahas faktor risiko
pemeriksaan surveilans dan tindakan yang bisa di lakukan
 Ajarkan pasien mengenai teknik perawatan mandiri untuk
meningkatkan kemungkinan mendapatkan hasil akhir yang sehat
(misalnya ,hidrasi ,diet, modifikasi aktivitas, pentingnya melakukan
pemeriksaan kehamilan yang ruting,pengontrolan glukosa ,darah dan
pencegahan ,aktivitas seksual yang aman termaksud tidak melakukan
hubungan seksual)

26
 Ajarkan pasien mengenai metode alternative kepuasan seksual dan
intimasi
 Ajarkan klien mengenai penggunaan obat obat yang diresepkan
(misalnya ,insulin, tolotik, antihipertensi, anti biotik, koaglukosan dan
antikonvalsum )
 Ajarkan klien dalam tindakan monitor mandiri (misalnya TTV,
glukosa darah ,monitor aktivitas uterus , pemberian medikasi subkutan
kontinu)
 Tuliskan pedoman untuk tanda dan gejalah yang membutuhkan
pengarahan medis segera (misalnya ,pendarahan pagina ,berwarnah
merah segar,perubahan cairan ketuban ,penurunan gerakan janin,
terjadi kontraksi 4*/lebihperjam sebelum usia kehamilan 37 minggu
,nyeri epigastrik BB meningkat dengan cepat disertai edema pada
wajah )
 Ajarkan menghitung gerakan janin
 Lakukan teks untuk mengaveluasi status janin dan fungsi (OCT)frofil
biofisik janin dan USG
 Kaji struktul servikal
 Dampingi pada saat prosedur pemeriksaan dignostik(misalnya
amniosistesis,sampel vinul korion , sampel darah dengan umbilicus
perkuatan, pemeriksaan aliran darah dengan dokter)
 Dampingi pada saat terapi janin(tranfusi janin, operasi janin, resduksi
seleksi , dan prosedur terminasi)
 Interprestasikan penjelasan medis mengenain hasil pemeriksaan dan
prosedur
 Berikan bimbingan antisipasi untuk kemungkinan intervensi selama
proses kelahiran (misalnya ,pengawasan elektronik pada janin

27
:intrapartum ,kelahiran dengan supresi kelahiran dengan induksi,
pemberian medikasi dan operasi Caesar)
 Dorong partisipasi awaldalam kelas perenatal atau berikan pendidikan
tentang kelahiran anak pada saat pasien dalam kondisi istirahat
 Berikan bimbingan antisipasi mengenai pengalaman yang biasa di
alami oleh ibu dengan risiko tinggi selama periode postpartum
(misalnya ,kelelahan, depresi , stress kronik , kekecewaan terhadap
kelahiran anak, kehilangn pendapat, perselisihan dengan pasangan ,
dan dispungsi seksual
 Monitor ketat fisk dan psikologis selama kehamilan
 Dokumentasikan pendidikan kesehatan pada pasien ,hasil pemeriksaan
laboratorium , hasil pemeriksaan janin, dan respon klien

b. Identivikasi Risiko
Definisi: Analisis faktor resiko fotensial, pertimbangan resiko kesehatan
dan memproritaskan strategi pengurangan risiko bagi individu maupun
kelompok
Aktifitas- aktifitas:
 Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu dan dokumentasikan bukti
yang menunjukkan adanya penyakit medis, diagnose keperawatan serta
perawatannya
 Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian risiko secara rutin
 Identifikasi adanya sumber sumber agensi untuk membantu
menurunkan faktor risiko
 Identifikasi strategi kopin yang di gunakan /khas
 Gunakan rencana tujuan yang saling menguntukan dengan tepat
pertimbangknan krateria yang berguna dalam memproritaskan area
area untuk mengurangi faktor risiko (misalnya tingkat kesadaran dan

28
motivasi ,efektivitas ,biaya ,kelayakan ,pilihan pilihan ,kesejeteraan
,stigma dan keparahan hasil jika faktor risikonmasih belum
terselesaikan )
 Diskusikan dan rencanakan aktivitas aktivitas pengurangan re
 siko berkolaborasi dengan individu atau kelompok
 Rencanakan monir risiko kesehatan dalam jangka panjang
 Rencanakan tidak lanjut strategi dan aktivitas pengurangan risiko
jangka panjang

c. Induksi Melahirkan
Definisi:
Memulai atau mempercepat persalinan gengan metode mekanik atau
farmakologi
Aktifitas- aktifitas:
 Tentukan indikasi medis dan atau obsterik untuk dilakukannya induksi
 Monitor tanda vital ibu dan janin sebelum induksi
 Lakukan atau bantau penggunan alat mekanik atau parmakologi
(Misalnya ,luminaria dan gel prostaggending )dengan interval yang
sesuai kebutuhan ,untuk meningkatkan pembukaan serviks
 Evaluasi kembali pembukaan serviks dan ferifikasi pembukaan
sebelum memulai tindakan induksilebih lanjut
 Tentukan denyut jantung janin dengan aulkustasi atau monitoring
elektronikpostamniotomidan sesuai protokol
 Monitor kemajuan persalinan dan ketat ,waspada terhadap adanya
tanda tanda kemajuan persalinan yang apnormal
 Kurangi atau tingkatkan stimulasi uterim (misalnya ,oksitoksin
 Sesuai kebutuhan atau sesuai protocol sampai mendekati kelahiran

29
d. Surveilans : kehamilan akhir
Definisi:
Akuisisi ,interprestasi ,dan sintesis data fetal-maternal yang dilakukan
secara terus-menerus dengan suatu tujuan untuk terapi, observasi
maupun pendaftaran keunit perawatan .
Aktivitas-aktivitas :
 Tentukan risiko kesehatan fetal-maternal melalui wawancara dengan
klien
 Monitor tanda-tanda vital maternal
 Monitor perilaku ibu dan orang yang menjadi pendukung
 Lakukan monitor janin secara elektrolit
 Cari tahu mengenai keberadaan dan kualitas pergerakan janin
 Monitor pola eleminasi, sesuai kebutuhan
 Monitor tanda-tanda efeksi saluran kencing, jika diperlukan
 Fasilitasi akuisisi tes diagnostik, jika diperluhkan
 Baca hasil tes diagnostic, sesuai kebutuhan
 Ambil dan interprestasikan data laboratorium; kontak dokter jika
diperluhkan
 Monitor level kenyamanan, dan lakukan tindakan yang sesuai
 Monitor status nutrisi, sesuai kebutuhan
 Monitor aktivitas uterus (misalnya, frekuensi, durasi, dan intesitas
kontraksi)
 Lakukan manufer leopold untuk menentukan posisi janin
 Catat tipe, jumlah dan omset keluarnya cairan vagina
 Lakukan pemeriksaan speculum untuk diagnosa ruptur spontan
membrane amnion, kecuali terdapat bukti adanya pendarahan yang
parah

30
 Lakukan USG untuk menentukan presentase janin atau posisi plasenta
jika diperlukan
 Lakukan perawatan yang sesuai, digunakan sop yang ada
 Prioritaskan tindakan berdasarkan status pasien (misalnya, rawat,
lanjutkan observasi, rujuk atau pulangkan)

Menurut buku Doenges

31
E. PERENCANAAN TUJUAN LUARAN
Menurut buku SLKI [ CITATION TIM19 \l 1033 ]

No Tanggal Rencana Tujuan TTD


.

1. 16 November Klien akan menunjukkan tingkat pengetahuan


2019 yang membaik setelah dilakukan perawatan 2x24
jam dengan kriteria hasil:

1. Perilaku sesuai anjuran 4


2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik 5
3. Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun 4
2. 16 November Klien akan menunjukkan kontrol resiko yang
2019 meningkat setelah dilakukan perawatan 2x24 jam
dengan kriteria hasil:
- Kemanpuan mencari informasi tentang
faktor resiko 5
- Kemampuan mengidentifikasi faktor resiko
dengan nilai 4
- Kemampuan melakukan strategi kontrol
resiko 4

3. 16 November Klien akan menunjukkan tingkat cedera yang


2019 menurun setelah dilakukan perawatan 2x24 jam,
dengan kriteria hasil :
- Kejadian cedera menurun dengan nilai yang
didapatkan 3
- Frekuensi nadi membaik 4

32
- Tekanan darah membaik 4

Menurut buku NOC [ CITATION Moo16 \l 1033 ]

33
F. KPD

1. Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya/rupturnya selaput amnion
sebelum dimulainya persalinan yang sebenarnya atau pecahnya selaput
amnion sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan atau tanpa
kontraksi (Hossam , 1992).
Menurut Buku Asuhan Keperawatan Maternitas [ CITATION SST09 \l 1033 ]

2. Etiologi
Penyebab pasti dari KPD ini belum jelas, akan tetapi, ada beberapa keadaan
yang berhubungan dengan terjadinya KPD ini, diantaranya sebagai berikut :
a) Trauma; amniosintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual.
b) Peningkatan tekanan intrauterus, kehamilan kembar, atau polihidromnian.
c) Infeksi vagina, serviks atau korioamnionitis streptokokus, serta bakteri
vagina.
d) Selaput amnion yang mempunyai struktur yang lemah/selaput yang
terlalu tipis.
e) Keadaan abnormal dari fetus seperti malpresentasi.
f) Kelainan pada serviks aatu alat genitalia seperti ukuran serviks yang
pendek (<25 cm).
g) Multipara dan peningkatan usia ibu.
h) Defisit nutrisi.
Menurut buku Asuhan Keperawatan Maternitas [ CITATION SST09 \l 1033
]

34
3. Manifestasi klinis
a) Keluar air ketuban warnah putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
b) Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
c) Janin mudah diraba
d) Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
e) Inspekulo : tanpak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan
air ketuban sudah kering
Menurut buku Kehamilan Persalinan, dan Nifas [CITATION kIc13 \l 1033 ]

4. Patofisiologi

Patofisiologi (patofiodiagram)
Infeksi inflamasi, trauma

Terjadi peningkatan aktifitas


IL. 1 dan prostag landing

Kolagenasi jaringan

Depolimerasi jaringan pada


kologen atau amnion

Ketuban tipis, lemah dan mudah pecah


spontan

KPD ( ketuban pecah dini )

Air ketuban berkurang Pasien tidak mengetehui Tidak adanya perlindungan


bahkan habis penyebab dan akibat KPD dari luar dengan darah rahim
35
Mudahnya mikroorganisme
Deficit pengetahuan
Distosia (partus kering) masuk kejalan lahir

Resiko infeksi
Resiko cedera pada
Laserasi pada jalan lahir
janin

5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan leukosit darah: > 15.000/ul bila terjadi infeksi
b) Tes lakmus merah berubah menjadi biru
c) Amniosintesis
d) USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
Menurut buku Kehamilan Persalinan, dan Nifas[ CITATION kIc13 \l 1033 ]

6. Penatalaksanaan
Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau
tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit. Bila janin hidup dan terdapat
prolaps tali pusat, pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari
badannya, bila mungkin dengan posisi bersujud. Kalau perlu kepala janin
didorong ke atas dengan 2 jari agar tali pusat tidak tertekan kepala janin. Tali
pusat d ivulva dibungkus kain hangat yang dilapis plastic. Bila ada demam
atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau ketuban pecah lebih dari 6
jam, berikan antibiotik seperti penisilin prokain 1,2 juta IU intramuskular dan

36
ampisilin 1 g peroral. Bila pasien tidak tahan ampisilin, diberikan eritromisin
1 g peroral, bilakeluarga pasien menolak dirujuk, pasien disuruh istirahat
dalam posisi terbaring miring, berikan antibiotik penisilin prokain 1,2 juta IU
intramuskular tiap 12 jam dan ampisilin 1 g peroral di ikuti 500 mg tiap 6 jam
atau eritromisin dengan dosis yang sama. Pada kehamilan kurang dari 32
minggu dilakukan tindakan konservatif, yaitu tirah baring, diberikan sedatif
berupa fenobarbital 3x30 mg. Berikan antibiotik selama 5 hari dan
glukokortikosteroid, contoh deksametason 3x5 mg selama 2 hari. Berikan
pula tokolisis. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan. Pada kehamilan 33-35
minggu, lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu induksi persalinan.
Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan.
Pada kehamilan lebih dari 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran
dan akselerasi bila ada inersia uteri, bila tidak ada his, lakukan induksi
persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5
atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5, seksio
sesarea bila ketuban 5 jam dan skor pelvik kurang dari 5.
Menurut buku Kehamilan Persalinan, dan Nifas [ CITATION kIc13 \l 1033 ]

7. Perawatan
Keluar air ketuban sebelum waktunya (ketuban pecah dini) Dapat
didefinisikan dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau yang khas.
Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan prematuritas yang
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dari bayi.
Ketuban pecah dini yang disertai kelainan letak akan mempersulit
persalinan yang dilakukan ditempat dengan fasilitas belum memadai.
Menurut buku Ajar Asuhan Kehamilan [ CITATION Jan12 \l 1033 ]

37
38

Anda mungkin juga menyukai