informasi yang diterima maupun dalam menyelesaikan permasalahan, atau arti berfikir kritis ialah berfikir untuk mencari
kebenaran terhadap informasi yang diterima atau dalam menyelesaikan masalah, cara berfikir kritis yaitu secara tenang,
jangan emosi, dahulukan logika, pahami permasalahan, lakukan analisis, dan evaluasi hasilnya, barulah ambil keputusan
atau tindakan.
Berfikir kritis dapat dikatakan sebagai proses suatu mental yang sudah teroganisir untuk melakukan analisa dan
mengevaluasi suatu informasi, proses mental tersebut bisa berupa cara memperhatikan, mengkategorikan, mengambil
kesimpulan ataupun keputusan.
Informasi yang diterima saat berfikir kritis bisa didapatkan dari hasil pengalaman, pengamatan ataupun dari komunikasi
dengan orang lain yang memberi informasi. Dengan berfikir kritis jadi kita tidak mudah percaya dengan informasi yang
diterima, sehingga kita melakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan
mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi
merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan
tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan
kejadian.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis
semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
Relevance
Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide
baru orang lain.
Outside Material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (refrence).
Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan.
Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
Justification
Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya
senantiasa member penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang dating dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
Practical utility
Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/ kegunaanya dalam penerapan.
Width of understanding
Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi diskusi.
Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan:
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of clarification and/or challenge)
4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information)
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Pengertian Ilmu Alam (Natural Science) Serta Kedudukannya Lengkap
F (Focus): Untuk membuat sebuah keputusan tentang apa yang diyakini maka harus bisa memperjelas
pertanyaan atau isu yang tersedia, yang coba diputuskan itu mengenai apa.
R (Reason): Mengetahui alasan-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar
situasi dan fakta yang relevan.
I (Inference): Membuat kesimpulan yang beralasan atau menyungguhkan. Bagian penting dari langkah
penyimpulan ini adalah mengidentifikasi asumsi dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan
situasi dan bukti.
S (Situation): Memahami situasi dan selalu menjaga situasi dalam berpikir akan membantu memperjelas
pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti istilah-istilah kunci, bagian-bagian yang relevan sebagai pendukung.
O (Overview): Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.
Untuk menilai kemampuan berpikir kritis Watson dan Glaser (1980) melakukan pengukuran melalui tes yang mencakup lima
buah indikator, yaitu mengenal asumsi, melakukan inferensi, deduksi, interpretasi, dan mengevaluasi argumen. Joko
Sulianto (2011) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh
setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan
diselesaikan.
Dari hasil penelitian, L. M. Sartorelli dan R. Swartz dalam Hassoubah (2004: 96-110), beberapa cara meningkatkan
keterampilan berpikir kritis diantaranya adalah dengan meningkatkan daya analisis dan mengembangkan kemampuan
observasi/mengamati.
Menurut Christensen dan Marthin dalam Redhana (2003: 21) bahwa strategi pemecahan masalah dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan kemampuan siswa dalam mengadaptasi situasi pembelajaran yang baru. Tyler dalam
Redhana (2003: 21) berpendapat bahwa pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
2. Mengkomparasi persamaan-
persamaan dan perbedaan-
perbedaan.
3. Menentukan manakah informasi yang
relevan.
4. Memformulasi pertanyaan-pertanyaan
dengan tepat.
1. Membedakan antara fakta, opini, dan
keputusan logis.
2. Mengecek konsistensi.
Daftar Pustaka:
1. Nur, Indah. 1990. Berfikir Kritis dalam kehidupan Sehari-hari. Bandung. Media Bersama
Demikianlah pembahasan mengenai Berpikir Kritis – Pengertian, Ciri, Aspek, Manfaat, Unsur, Cara & Contoh semoga
dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas
kunjungannya. 🙂 🙂 🙂