Anda di halaman 1dari 5

Model berpikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli sebagai berikut :

a. Costa and Collegues


Menurut Costa and Collegues (dalam Bandman & Bandman, 1988) klasifikasi berpikir
dikenal sebagai the six Rs, yaitu :
1. remembering (mengingat),
2. reapeating (mengulang),
3. reasoning (memberi alasan),
4. reorganizing (reorganisasi),
5. relating (berhubungan), dan
6. reflecting (merenungkan).
b. Lima Model Berpikir Kritis
Model berpikir kritis dibagi menjadi lima, yaitu :
1. total recall,
2. habit (kebiasaan),
3. inquiry (penyelidikan/ menanyakan keterangan),
4. new ideas and creativity, dan
5. knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan).
2.4 Analisis Berpikir Kritis
Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami kenyataan kejadian atau
peristiwa atau pernyataan yang ada di balik makna yang jelas atau makna langsung. Analisis
kritis mencyaratkan sikap untuk berani menentang apa yang dikatakan atau dikemukakan oleh
pihak-pihak yang berkuasa.
Analisis kritis adalah suatu kapasitas potensi yang dimiliki oleh semua orang, demikian
analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak berkembang apabila tidak diasah atau dipraktikkan.
Analisis kritis merupakan upaya pribadi atau upaya kolektif. Analisis kritis menentukan
kemungkinan suatu kesempatan yang lebih baik untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang
telah dianalisis.
Peran terpenting untuk melaksanakan analisis kritis bukanlah serangkaian langkah atau
pertanyaan yang berangkat dari ketidaktahuan menuju pencerahan. Alisis kritis mencoba
memahami riwayat pernyataan, situasi atau peristiwa yang tengah dalam proses perubahan.
2.5 Berpikir Logis dan Kreatif

Berpikir logis adalah penalaran atau keterampilan berpikir dengan tepat, ketetapan
berpikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis dalam berpikir secara logis. Dibutuhkan
keterampilan untuk mengerti fakta, memahami konsep hubungan dalam menarik kesimpulan.
Berpikir kreatif adalah berpikir lintas bidang yang ditandai dengan karakteristik berpikir.
Selain itu, berpikir kreatif juga menuntut adanya peningkatan diri terhadap tugas yang tinggi
yang artinya kreativitas menuntut disiplin yang tinggi dan konsisten terhadap bidang tugas.
2.6 Karakteristik Berpikir Kritis
Karateristik berpikir kritis adalah sebagai berikut :
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sementara itu,
konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang
kejadian, objek atribut dan sejenisnya. Sehingga, konseptualisasi merupakan pikiran
abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam
otak.
2. Rasional dan beralasan
Maksud dari rasional dan beralasan yaitu argumen yang diberikan selalu berdasarkan
analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Reflektif yaitu bahwa seseorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan displin ilmu, fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari Suatu Sikap
Artinya, pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang
lain.
5. Kemandirian Berpikir
Seseorang berpikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran
dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan dapat
dipercaya.
6. Berpikir Adil dan Terbuka
Maksud dari berpikir adil dan terbuka yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang
salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan

Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,


mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
8. Watak
Seseorang yang memiliki keterampilan bepikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat
terbuka, sangat menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan
pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain
yang berbeda dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang diaggap lebih
baik.
9. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai kriteria atau patokan. Meskipun sebuah argument
dapat disusun dari beberapa sumber pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang
berbeda. Apabila akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan relevansi,
keakuratan fakta-fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti tidak benar dari logika
yang keliru, logika yang konsisten dan pertimbangan yang matang.
10. Sudut Pandang
Artinya, cara memandang atau menafsirkan dunia ini yang akan menentukan kosntruksi
makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.

2.7 Pemecahan Masalah Dalam Berpikir Kritis


Pemecahan masalah termasuk dalam langkah pengambilan keputusan, yang difokuskan
untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan yang efektif dipredeksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan
mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya.
Langkah-langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengetahui hakikat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi.


Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
Mengolah fakta dan data.
Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
Memutuskan tindakan yang akan diambil.
Evaluasi.

2.8 Proses Pengambilan Keputusan Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktik


kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Perawat dan bidan pada semua
tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan yang efektif baik sebagai pelaksana ataupun staf maupun sebagai pemimpin.
Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis
dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktik. Pengambilan keputusan merupakan upaya
pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak
semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono, tetapi harus berdasarkan pada
sistematika tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan memengaruhi administrasi dan
manajemen di dalam organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang
telah dianalisis secara sistematis.
Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu :
1. Relevance, yaitu keterkaitan dari pernyataan yang dikemukakan.
2. Importance, yaitu penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
a. Novelty, yaitu kebaruan dari isi pikiran baik dalam membawa ide-ide atau informasi
baru maupun dalam sikap menerima ide-ide orang lain.
b. Outside material, yaitu menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan.
c. Ambiguity clarified, yaitu mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika
dirasakan ada ketidakjelasan.
d. Linking ideas, yaitu senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan, serta
mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

e. Justification, yaitu memberi bukti-bukti, contoh atau justifikasi terhadap suatu solusi
atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalamnya senantiasa memberikan
penjelasan mengenai keuntungan dan kerugian dari situasi atau solusi.
Beberapa pendapat dari ahli mengenai indikator bahwa seseorang telah berpikir kritis
pada suatu situasi tertentu, seperti Wade (dalam Potter dan Perry, 2005) yang mengidentifikasi
delapan karakteristik berpikir kritis, meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

kegiatan merumuskan pertanyaan,


membatasi permasalahan,
menguji data,
menganalisis berbagai pendapat,
menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
menghindari penyederahanaan berlebihan,
mempertimbangkan berbagai interpretasi,
menoleransi ambiguitas.

Anda mungkin juga menyukai