Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi keperawatan
karena banyaknya departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan
dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak informasi mengenai pasien mulai
dari perawatan saat masuk hingga pasien pulang. Saat ini komputer secara absolut
penting untuk mengatur :
Computer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu tetapi Rumah Sakit
lamban dalam menagkap revolusi computer. Saat ini hamper setiap Rumah Sakit
mengguanakan jasa computer setidaknya untuk manajemen keuangan. Perawat lambat
mendapatkan manfaat computer. Usaha pertama dalam menggunakan computer oleh
perawat pada akhir tahun 1960 -an dan 1970 –an mencakup :
Pada pertengahan tahun 1970 –an, ide dari system informasi manajemen Rumah
Sakit ( SIR ) diterapkan. Dan perawat mulai meraskan manfaat dari system informasi
manajemen. Pada akhir tahun 1980 –an, memunculkan mikro computer yang
berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip
adalah penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap
event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan
menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan
dokter, digitasi dari alat diagnosis (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan
laboratorium maupun interpretasi klinis.
Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas
sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder,
bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol
klinik. TIK juga mempermudah Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan pasien
monitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah , memeriksa organ
dalam pasien dengan sinar X.Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan
menggantikan fungsi organ dalam seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Itu merupakan
teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi informasi dan komputer.
Modul – modul yang biasa digunakan dalam system informasi manajemen keperawatan
adalah sebagai berikut :
· Mengklasifikasikan pasien
· Penjadwalan
· Catatan personal
· Laporan bertahap
· Pengembangan anggaran
· Rencana strategi
· Evaluasi program
Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi ataupun
melakukan sesuatu. Namun dari segala efek positif yang diterima oleh manusia terdapat
pula berbagai efek negatif, baik secara fisik ( kesehatan ) maupun mental / psikologis
Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja,
karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor.
Ini akan bertambah buruk jika tempat kerja tidak didesain secara ergonomis,
misalnya posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlampau rendah,
kursi tidak menopang badan untuk duduk tegak, dan sebagainya. Hal ini akan semakin
parah bila ditambah lingkungan kerja yang kurang bergerak, kurang istirahat,
mengandung stress tinggi dengan deadline dan laporan rutin serta lainnya. Apalagi jika
Anda perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah otot, memiliki tangan yang
terasa dingin serta kurang berolah raga.
Sikap dan perilaku anti sosial terbentuk dari terpaan isi program dari fitur yang
diciptakan dari media ini komputer. Salah satu fitur yang banyak menghiasi isi
softwarekomputer adalah permainan. Baik anak-anak, remaja sampai orang dewasa
menggunakan komputer untuk memainkan permainan kesukaan mereka masing-masing
Ketakutan terhadap komputer ini menerpa hampir sepertiga populasi pengguna dewasa
komputer. Beberapa akibat dari kasus yang paling menakutkan yang dirasakan terhadap
komputer adalah mual-mual, vertigo, dan keringat yang bercucuran. Penyebab
ketakutan mereka ada banyak hal dan salah satunya karena ketakutan mereka akan
mendapatkan bencana dengan menekan kunci yang salah. Dalam hal ini ketakutan
mereka dihubungkan dengan tingkat privasi yang dapat ditembus karena kesalahan
mereka menekan tombol misalnya saja menekan gambar spam yang ada dalam internet.
Penyebab lainnya adalah perasaan lepas kendali yang dirasakan orang-orang non teknis
atau tidak memilki kemampuan teknis pada komputer ketika dihadapkan pada sistem
teknis yang kompleks dan menyulitkan. Biasanya ketakutan tergadap komputer ini
dialami oleh perempuan-perempuan dan orang yang mempunyai kemampuan
matematika yang rendah.
Komputer juga dapat membuat kecenderungan adiksi pada semua orang yang
menggunakan komputer. Perasaan ini mendorong orang untuk terus-menerus
menggunakan komputer layaknya orang yang mengidap ketagihan narkotika. Komputer
beserta fitur yang ditawarkannya secara tidak sengaja membentuk komputer menjadi
seperti obat yang harus diminum dan jika tidak diminum akan menimbulkan rasa sakit
tersendiri yang dialami para penggunanya.
Situs-situs yang ada dalam internet dengan jasa dan layanan yang ditawarkan
dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan orang yang memakainya. Situs permainan,
layanan komunikasi interaktif membuat komputer menjadi komoditi teknologi yang
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia sama seperti keberadaan telepon seluler
saat ini. Rasa ketagihan yang membuat orang terus menerus menggunakan komputer
menurut para ahli merupakan indikasi dari pembentukan kebiasaan media. Dan yang
mematikan adiksi ini dapat menghancurkan kehidupan manusia.
Jadi kehidupan seseorang dapat hancur melalui internet karena perilaku adiksinya
terhadap internet.
· TELENURSING
1. Faktor legalitas
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan
prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam
penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang telenursing.
Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi telenursing.
Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara
pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan
tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing.
Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan
baik.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada
informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang
positif dari konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi
yang baik. Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap
perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan
keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat
2) Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
DAFTAR PUSTAKA