Anda di halaman 1dari 7

1

Pemeriksaan Fisik Genetalia

Aura Rayani Ristio


Dewi Paramita
Dita Aulia Sari
Firman Fitrianto
Hani Sabella
Indah Andriani
2

Cara pemeriksaan fisik genetalia

1. Lakukan inspeksi pada genitalia wanita,


seperti keadaan labia minora, labia
mayora, lubang uretra dan lubang
vagina.
2. Lakukan inspeksi pada genitalia laki-laki
seperti keadaan penis, ada tidaknya
hiospadia (defek dibagian ujung penis
atau defek sepanjang penis) dan
epispadia (defek pada dorsum penis).
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm
dan lebar 1-1,3 cm. Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis.
Skrortum harus dipalpasi untuk
memastikan jumlah testis.
3

Prosedur

1. Jelaskan pada klien dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan


pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari klien meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial, faktor klien (maternal), faktor perinatal, intranatal, dan
neonatal
3. Susun alat secara ergonomis (mudah dijangkau)
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
4
Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita

1. Memberi kesempatan pada klien untuk menggosokkan kandung kemih


sebelum pemeriksaan dimulai
2. Anjurkan klien membuka celana mengatur posisi litotomi dan menutupi bagian
yang tidak dinikmati
3. Mengatur pencahayaan sehingga area parineal mendapatkan sinar dengan
baik
4. Memakai sarung tangan pada kedua tangan
5. Jangan menyentuh area parineal tanpa memberi tahu klien, atau sentuh salah
satu paha terlebih dahulu.
5
Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita

6. Inspeksi kuantitas dan penyebaran pertumbuhan bulu pubis dan dibandingkan


sesuai usia perkembangan klien.
7. Observasi kulit dan area pubis. Perhatikan adanya lesi,eritema,fisura,leuplakia
dan exkoriasi
8. Tarik lembut radia minora,orivisium uretra, selaput darah,orifisium vagina dan
perinuium.
9. Perhatikan setaip adanya pembengkakan alkus,keluarkan,nedula,dll
10. Palpasi pada kelenjar skene untuk mengetahui adanya discharge maupun
kekakuan.
11. Palpasi pada kelenjar bartholin.
6

Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal pria

1. Memakai sarung tangan


2. Inspeksi penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lainnya
3. Pada pria yang belum disirkumsisi (khitan), tarik prekursium/kulup untuk
menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, resi,
edema, dan emplamasi.

4. Inspeksi batang penis untuk mengetahui adanya lesi, jaringan parut atau area
edema.

5. Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari – jari utama untuk
mengetahui adanya area pengerasan atau nyeri lokal.

6. Memakai sarung tangan.


7

THANKS!

Anda mungkin juga menyukai