Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA

Oleh :
Imroatus Friska Daniati (P27820414057)
Tika Pangesti (P27820414059)
Aliffiani Agus Hartanti
(P27820414067)

Tujuan Pemeriksaan Genitalia


1. Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam genetalia
2. Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises,
edema. Tumor, atau benjolan, infeksi, luka, atau iritasi, pengeluaran
cairan atau darah dan sebagainya.
3. Melakukan perawatan genetalia
4. Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil

Inspeksi, palpasi organ genetal wanita :


1.

Inspeksi :
a.

Pertumbuhan rambut membentuk segitiga diatas perineum dan sepanjang permukaan medial paha

b.

Kulit perineal sedikit lebih gelap, halus dan bersih

c.

Membrane tampak merah muda dan lembab

d.

Labia mayora kering / lembab, simetris

e.

Labia minora lebih tipis dan salah satunya berukuran lebih besar

f.

Orifisium uretra: utuh tanpa inflamasi

g.

Meatus uretra: berwarna merah muda, terletak dianterior orifisium

h.

Introitus vagina: tidak ada inflasi, edema/lesi

i.

Serviks: terwarna merah muda, halus, bulat, berada pada garis tengah tanpa lesi

j.

Sekresi normal biasanya encer, jernih, dan tidak bau.

2.

Palpasi
a.

Jaringan lunak tanpa nyeri

b.

Klitoris: lebar <1cm dan panjang 2 cm tidak ada inflamasi, nyeri

c.

Introitus vagina: tidak ada nyeri

d.

Kelenjar bartholin: tidak teraba

e.

Kelenjar skene; tidak ada pengeluaran (rabas dan nyeri)

Jika ada kelainan :


a.

Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone)

b.

Kulit parineal terdapat lesi/inflamasi membrane terlihat sangat merah klitoris mengalami
inflamasin (tumor)

c.

Orifisium urutra dan introitus vagina: nyeri, inflamasi, lesi

d.

Kelenjar bartolin: teraba

e.

Kelenjar skene: mengeluarkan cairan/rabas dan nyeri

f.

Serviks; malposisi ke lateral ( dapat mengidentifikasi tumor), ada laserasi, massa

g.

Sekresi secret: berbau, keruh

Genitalia Wanita
Eksternal :
1.

Mons pubis

2.

Labia mayora

3.

Labia minora

4.

Klitoris

5.

Vestibulum

6.

Kelenjar bartolini

7.

Uretra

8.

Vagina

9.

Hymen

10. Perineum

Internal :
1.

Uterus

2.

Tuba fallopi

3.

Ovarium

4.

Fimbrae

5.

Infudibulum

6.

Oviduk

7.

Serviks

Persiapan sebelum
pemeriksaan
1) Menyiapakan alat yang digunakan:
a) Lampu yang dapat diatur pencahayaanya
b) Handscone atau sarung tangan
c) Meja pemeriksaan dengan sanggurdi, baskom, spatula plastic.
d)
spekulum
2) Menyiapkan tempat yang nyaman sehingga dapat menjaga privasi klien.
3) Hal yang harus diperhatikan:
a) Pengkajian dilakukan sesuai kebutuhan dengan tetap menjga kesopanan dan harga diri klien dan
perawat
b) Perawat meminta klien untuk berkemih sebelum pemeriksaan.
c) Bantu pasien melakukan posisi litotomi di tempat tidur atau meja periksa untuk pengkajian genital
eksternal.
d) Meminta ijin pada klien jika melakukan pengkajian.
e) Perawat harus dapt memeberi penjelasan kepada klien tentang tujuan pengkajian sehingga klien
dapat diajak bekerja sama dan tidak merasa malu.
f) Menjaga privasi klien.

Pemeriksaan fisik genitalia wanita bagian luar


1. A n j u r k a n k l i e n u n t u k b e r k e m i h a t a u m e n g o s o n g k a n k a n d u n g k e m i h s e b e l u m
pemeriksaan
2. A n j u r k a n p a s i e n u n t u k m e l e p a s c e l a n a
3. B a n t u k l i e n u n t u k m e n g a t u r p o s i s i p e m e r i k s a a n s e p e r t i m e n e m p a t k a n p o s i s i k a k i
p a d a t e m p a t t i d u r. t u t u p i b a g i a n y a n g t i d a k d i a m a t i
4. M e n c u c i t a n g a n d e n g a n a i r s a b u n s a m p a i b e r s i h d a n d i k e r i n g k a n d e n g a n k a i n
bersih dan kering, atau dianginkan.
5. M e m a k a i s e p a s a n g s a r u n g t a n g a n p e r i k s a y a n g b a r u a t a u t e l a h d i - d t t .
6. M e n y e n t u h p a h a s e b e l a h d a l a m s e b e l u m m e n y e n t u h d a e r a h g e n i t a l k l i e n .
7. A m b i l k a p a s , b a s a h i d e n g a n l a r u t a n a n t i s e p t i k k e m u d i a n u s a p k a n p a d a d a e r a h v u l v a
dan perineum.

8.

Mulai amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan ekskoriasi. Kemudian
amati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.

9.

Regangkan labia mayora dengan dua jari. Amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan meatus
uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas atau nodular.

10. Meminta klien untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa Apakah terdapat benjolan

pada dinding anterior atau posterior vagina.


11. Memeriksa Kelenjar Skene Untuk melihat adanya keputihan dan nyeri. Dengan Telapak tangan menghadap ke

atas, masukkan jari telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra dan
menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian langsung ke uretra.
12. Memeriksa Kelenjar Bartholin Untuk melihat apakah ada cairan dan nyeri. Masukkan Jari telunjuk ke dalam

vagina di sisi bawah mulut vagina dan meraba dasar masing-masing labia majora.
13. Dengan menggunakan jari dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk mencari apakah ada benjolan atau nyeri.

Pertumbuhan rambut pubis

Pemeriksaan fisik genitalia wanita bagian dalam


1.

Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril.

2.

Lumasi jari telunjuk Anda dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan identifikasi kelunakan serta
permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat.
Keluarkan jari bila sudah selesai.

3.

Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air hangat terutama bila akan
mengambil specimen.

4.

Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah ke arah perianal.

5.

Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan speculum dengan sudut 45 dan
hati-hati dengan menggunakan tangan yang satunya sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia.

6.

Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari Anda, dan putar speculum kearah posisi
horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah / posterior.

7.

Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap membuka.

8.

Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati ukuran,
laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks . Normalnya bentuk serviks melingkar
atau oval pada nulipara, sedangkan pada para membentuk celah.

9.

Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan aplikator dari kapas.

10. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik keluar secara
perlahan-lahan.
11. Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai sarung tangan steril,
melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan jari tersebut ke lobang vagina
dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri
tekan dan nodular.

12. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi,
regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa terasa
nyeri.
13. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina menghadap ke atas.
Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk
mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya.
14. Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke formiks lateral
kanan. Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah ke arah kuadran kanan bawah.
Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri
tekan ( normalnya tidak teraba) ulangi untuk ovarium sebelahnya.

Posisi spekulum

Bentuk serviks

Serviks nullipara

serviks para

Pengambilan spesimen

Vagina pool

cervical area

endocervical area

Pemeriksaan fisik genitalia pria


Inspeksi dan palpasi genitalia pria
1.

2.

Inspeksi :
a.

Pertumbuhan rambut di daerah pubis sampai ke simpisis pubis

b.

Kulit penis utuh dan bersih

c.

Meatus uretra: ujung gland penis

d.

Gland penis: tidak ada lesi

e.

Skrotum: tidak ada lesi dan edema

Palpasi :
a.

Testis: tidak nyeri tekan, lembut dan kenyal, bebas nodul.

b.

Gland penis : tidak ada nyeri

Jika ada kelainan :


a.

Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone)

b.

Kulit penis: lesi /ulkus

c.

Meatus: hypospadia/epispadia

d.

Gland penis: nyeri tekan, ulkus/lesi

e.

Pembesaran salah satu testis(karena kanker) ada benjolan keras terdapat palpasi dibagian
depan atau samping testis.

Genitalia Pria
Eksternal :
1.

Penis

2.

Skrotum
Internal :
1.

Testis

2.

Epididimis

3.

Vas deferens

4.

Uretra

Langkah pemeriksaan fisik genetalia.

1)

Inspeksi
a.

Pertama-tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan


rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali.

b.

Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis.

c.

Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang uretra
dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut, benjolan, peradangan,
dan rabas ( bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ). Lubang uretra
normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada beberapa kelainan lubang uretra ada
yang terletak di bawah batang penis (hipospadia ) dan ada yang terletak di atas batang
penis ( epispadia )

d.

Inspeksi skotrum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus, ekskoriasi
(goresan), atau nodular. Angkat skrotum dan amati area di belakang skrotrum.

Pertumbuhan rambut pubis

2) Palpasi
a. Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan,
benjolan , dan kemungkinan adanya cairan kental yang keluar.
b. Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari
pertama. Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi,
bentuk, dan kelicinannya. Testis normalnya teraba elastis,licin, tidak
ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar 2-4 cm.
c. Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang.
Normalnya epididimis teraba lunak.
d. Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran
sperma biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan
teraba lebih keras daripada epidedimis.

Inspeksi dan Palpasi Hernia


1.

Inspeksi area inguinal dan femoral mengenai adanya pembengkakan.

2.

Lakukan palpasi untuk mengetahui hernia inguinal


a.Suruh pasien berdiri dengan sebelah kaki. Pada sisi yang akan diperiksa agak ditekuk.
b.Gunakan tangan kanan untuk sisi kanan pasien dan tangan kiri untuk sisi kiri pasien.
Masukkan jari telunjuk ke dalam kulit skrotum dan dorong ke atas cincin inguinal eksterna.
c.Bila cincin membesar, masukkan jari melalui cincin dan suruh pasien untuk mengejan atau
batuk. Hernia inguinal dapat teraba dengan cara ini.

3.

Palpasi paha anterior pada area saluran femoral untuk mengetahui adanya hernia femoral.
a. Suruh pasien untuk batuk.
b. Catat adanya setiap pembengkakan atau nyeri tekan pada area tersebut
c. Suruh pasien untuk berbaring, seringkali hernia akan kembali ke perut.

Inspeksi dan Palpasi Hernia

SEKIAN THX

Anda mungkin juga menyukai