Di susun Oleh:
Kelompok 2
1. Soeyono (108218006)
2. Rafikha Fawzia (108218010)
3. Annisa Dian P (108218012)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Mitos-
mitos pada lansia” dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi,
sistematika, maupun cara penyajiannya. Makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik bagi semester III Program Studi Ilmu
Keperawatan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari materi tentang “Mitos-mitos pada lansia”. Semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan pada lanjut usia berbeda dengan pelayanan
kesehatan pada golongan populasi lain karena pada lanjut usia penyakit yang
diderita berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang terdapat pada
populasi lain. Untuk itu, diperlukan suatu proses keperawatan, yang dalam
hal ini perlu dilaksanakan karena alasan meningkatnya tuntutan masyarakat
akan pelayanan keperawatan. Bertambahnya jumlah penduduk berusia lanjut
akan menimbulkan berbagai masalah, yang meliputi masalah medis teknis,
mental psikologis, dan sosial ekonomi. Kebutuhan pelayanan kesehatan pada
usia lanjut berbeda dengan usia lain. Selain terjadinya perubahan pola
penyakit ke pola penyakit degeneratif, proses penyembuhannya sendiri
memerlukan waktu lebih lama.
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara
dengan tingkatperkembangan yang cukup baik, maka akan makin tinggi pula
angka harapan hidup penduduknya. Diproyeksikan harapan hidup orang
Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000. Perlahantapi pasti
masalah lansai mulai mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal ini
merupakankonsekuensi logis terhadap berhasilnya pembangunan, yaitu
bertambahnya usia harapan hidup danbanyaknya jumlah lansia di Indonesia.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin
panjangnya usia harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam
pembangunan selama ini, maka mereka yang memiliki pengalaman, keahlian
dan kearifan perlu diberi kesempatan untukberperan dalam pembangunan.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisikdan/atau
mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan,
maka lansiaperlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dann
masyarakat (GBHN, 1993).
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh
berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses
menua.
Kenyataan :
Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan metabolism sehingga rawan terhadap penyakit. Tetapi banyak
penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos senilitas
Lanjut usia dipandangan sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banyak cara
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.
5. Mitos tidak jatuh cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta
tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.
6. Mitos aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun,
minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan
meningkatnya usia tetapi masih tetap tinggi.
7. Mitos ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.
Kenyataan :
Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan,
kemantapan, dan produktifitas mental dan material.
4
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mitos-mitos lansia :
1. Menurut kedamaian dan ketenangan
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
3. Mitos berpenyakitan
4. Mitos senilitas
5. Mitos tidak jatuh cinta
6. Mitos aseksualitas
7. Mitos ketidakproduktifan
B. Saran
Sebagaimana dalam pandangan islam, orang tua atau orang yang lebih
tua dari kita harus dihormati, dikasihi serta disayangi dan diperhatikan.
Sebagai perawat yang profesional yang sudah mempelajari ilmu
gerontologi sudah sewajarnya memberikan pelayanan kesehatan yang
sebaik-baiknya untuk para lansia tidak hanya memberikanpelayanan
terhadap kebutuhan biologisnya saja tetapi mencakup kebutuhan
psikologis dan spiritualnya.
5
6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37490962/Konsep_Dasar_Keperawatan_Gerontik?aut
o=download
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=U6ApDgAAQBAJ&oi=fnd&pg=
PA1&dq=konsep+teori+keperawatan+gerontik+lansia&ots=k_GNHIc-
zQ&sig=08-NYPmae8fQSNoT0DqAMno-
dNE&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20teori%20keperawatan%20gerontik
%20lansia&f=false