Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Alfiaturrahmi 10. Titi Aisyah Holik
2. Deva Tria Kholisah 11. Uswatun Hasanah
3. Dian Eka Yani 12. Vany Meilia Sisca
4. Dwi Rahmania 13. Wa Ode Intan
5. Hafifah Luthfi wardati 14. Wahyu Rohmadhona
6. Mei Manis Asally 15. Yurischa Nuzulul K.
7. Nur Alif Rahmawati 16. Zahrotul Munawaroh
8. Risky Amalia Ramadhani 17. Nur Azizah Rohmah
9. Syafira Febriyanti
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Konsep Sehat Sakit. Dalam hal ini pun penyusun masih dalam tahapan belajar, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian sehat-sakit ?
1.2.2 Apa saja faktor yang mempengaruhi sehat-sakit ?
1.2.3 Apa saja model sehat-sakit?
1.2.4 Bagaimana konsep sehat sakit dan filosofi kebidanan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sehat-sakit
1.3.2 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
1.3.3 Untuk mengetahui model sehat-sakit
1.3.4 Untuk mengetahui konsep sehat sakit dan filosofi kebidanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perkembangan dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut memiliki pemahaman
dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Apabila
seseorang merespon baik terhadap perubahan kesehatannya, maka akan
memiliki kesehatan yang baik, demikian sebaliknya.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan klien pada saat perawat menggunakan keyakinan terhadap
kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat
rencana perawatan.
b. Sosial dan kultural
Sosial dan kultural akan mempengaruhi pemikiran dan keyakinan
sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. Contohnya
seseorang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi
penyakit pada lingkungan itu, maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam
keadaan sehat.
Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan factor budaya kedalam
rencana keperawatan klien untuk menghindari terjadinya konflik antara tujuan
dan metode keperawatan dengan latar belakang budaya klien.
c. Pengalaman masa lalu
Pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau yang buruk akan
berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang
pernah mengalami tifoid, karena pengalaman masa lalu yang salah dalam
menjaga pola hidupnya yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka
seseorang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak mengulangi pengalaman
masa lalunya dengan mencegah hal hal yang dapat memicu perubahan pola
hidupnya.
d. Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih baik
secara fisik,maupun psikologis, karena dengan adanya harapan seseorang akan
memiliki motivasi untuk hidup sehat dan menghindari hal-hal yang dapat
menggangu kesehatannya.
e. Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik,
walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon pada berbagai
penyakit. Contohnya : seorang ibu menderita diabetes mellitus maka ada
4
kemungkinan untuk keturunannya si anak akan menderita diabetes mellitus jika
tidak menjaga pola hidupnya.
f. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yaitu udara, air,
sungai, dan lain-lain.
g. Pelayanan
Pelayanan dapat mempengaruhi status kesehatan apabila pelayanan
kesehatan berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatannya maka akan
dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat. Pelayanan
kperawatan yang berorientasikan kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit dapat dipahami melalui berbagai aktifitas kesehatan yang dilakukan
pada tingkay primer, sekunder, dan tersier.
5
dalam rentang dari kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling
maksimum, sampai kondisi kematian, yang menandakan habisnya energy total”
Menurut model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah keadaan yang
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu
terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan
keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang
sehat. Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu mengalami perubahan
atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Karena
sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa
tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan sesui dengan titik tertentu pada
skala kontimum sehat sakit: Rentang sehat Rentang sakit
Keterangan gambar:
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah sakit, sakit, sakit kronis
dan berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai
dari sehat normal, sehat sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperwatan dalam
konsep sehat sakit, memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan
biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan
dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan sakit atau sakit
kronis sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan
serta tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan status kesehatannya.
2.3.2 Model kesejahteraan tingkat tinggi
Model kesejahteraan tingkat tinggi berorientasi pada cara memaksimalkan
potensi sehat pada setiap individu utuk mampu mempertahankan rentang
keseimbangan dan arah yang memiliki tujuan tertentu dalam lingkungan. Model ini
mencakup kemajuan tingkat fungsi ke arah yang lebih tinggi, yang menjadi suatu
tantangan yang luas dimana individu mampu hidup dengan potensi yang paling
6
maksimal, merupakan suatu proses yang dinamis, bukan suatu keadaan yang statis
dan pasif.
2.3.3 Model agen-penjamu-lingkungan
Menurut pendekatan ini, tingkat sehat sakit individu atau kelompok
ditentukan oleh hubungan yang dinamis antara ketiga variable agen, pejamu dan
lingkungan.
Agen: factor internal atau eksternal yang dapat mengakibatkan terjadinya
penyakit
Ex: seseorang terkena penyakit typoid, dimana agen adalah bakteri
Pejamu: seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit atau
sakit tertentu.ex: riwayat keluarga, usia, gaya hidup. Lingkungan: seluruh factor
yang ada diluar pejamu. Lingkungan fisik antara lain tingkat ekonomi, iklim,
kondisi tempat tinggal. Lingkungan soaial terdiri dari interaksi seseorang dengan
orang lain, termasuk stress, konflik dengan orang lain, kesulitan ekonomi, krisis
hidup, kematian pasangan.
2.3.4 Model keyakinan kesehatan
Menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang
ditampilkannya. Komponen pertama adalah persepsi individu tentang kerentangan
dirinya terhadap suatu penyakit, ex: klien perlu mengenal adany penyakit diabetes
militus melalui riwayat keluarganya, terutama jika dalam empat decade ada
keluarga yang meninggal karena penyakit tersebut, maka klien munngkin akan
merasakan risiko mengalami penyakit diabetes militus. Komponen kedua adalah
persepsi indiividu terhadap keseriusan penyakit tertentu, dipengaruhi oleh variable
demaografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit dan tanda-tanda
untuk bertindak, komponen ketiga dimana seseorang akan mengambil tindakan
preventif, missal mengubah gaya hidup. Model keyakinan kesehatan menbantu
perawat memahami berbagai factor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan,
perilaku klien serta membantu perawat membuat rencana paling efektif untuk
membantu klien memelihara atau memperoleh kembali status kesehatannya dan
mencegah terjadinya penyakit.
2.3.5 Model peningkatan kesejahteraan
“Peningkatan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan
klien” (Pender 1993, 1996). Model tersebut mengidentifikasi beberapa factor
(demografi dan sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisipasi
7
untuk meningkatkan kesehatan. Model tersebut juga mengatur berbagai tanda
kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi klien
dalam perilaku peningkatan kesehatan (Pender, 1993, 1996)
a) Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara
logis (masuk akal) atau berpikir runtut
8
b) Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, atau penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat
dari praktek keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai
dengan norma-norma masyarakat.
c) Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya atau pengendalian diri yang baik.
d) Sehat Sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa
membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi,
politik.
e) Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara
ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat
dari aspek ekonomi adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku
produktif secara sosial.
9
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan Ibu hamil, melahirkan, nifas,
Pelayanan Keluarga Berencana (KB), Pelayanan kesehatan masyarakat, dan
pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu memperoleh pelayanan
kesehatan aman dan memuaskan dan kebutuhan serta perbedaan budaya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, menopause adalah proses
fisiologis dan sebagian kecil membutuhkan intervensi medik.
5. Persalinan merupakan proses alami, normal namun bila tidak dikelola
dengan tepat menjadi abnormal.
6. Setiap individu berhak dilahirkan secara sehat, untuk itu setiap WUS,
bumil, melahirkan, dan bayinya mendapat pelayanan berkualitas.
7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga
membutuhkan persiapan mulai anak menginjak dewasa.
8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi perilaku ibu, lingkungan dan
pelayanan kshtan.
9. Intervensi Kebidanan bersifat komprehensif yaitu upaya promotif preventif,
kuratif dan rehabilitatif ditunjukkan kepada individu keluarga dan
masyarakat
10. Manajemen Kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah
dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan bidan yang professional
dan interaksi social serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat
malendasi manajemen secara terpadu
11. Proses kependidikan kebidanan sbg upaya pengembangan kepribadian
berlangsung sepanjang hidup manusia perlu di kembangkan dan
diupayakan berbagai strata alam.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sehat berarti bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan
manusia, termasuk aspek sosial, psikologis, spiritual, faktor-faktor lingkungan, ekonomi,
pendidikan dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang berada
dalam keadaan tidak seimbang akibat adanya pengaruh yang datang dari luar atau dari
dalam dirinya. Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam
batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi: Perkembangan, Nutrisi,
Sosial dan Kultural, Pengalaman masa lalu, Harapan seseorang tentang dirinya,
Keturunan, Lingkungan, Pelayanan Pemenuhan nutrisi sesuai dengan tumbuh kembang
harus dipenuhi secara tepat untuk menjaga kondisi tubuh tetap baik sehingga kesehatan
dari setiap individu dapat tercapai dengan baik
3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang profesional kita harus menjagakesehatan
kita terlebih dahulu sebelum kita merawat pasien atau klien yang kitarawat. Sehingga
kita dapat merawat pasien ataupun klien dengan semaksima lmungkin.
11
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan
praktek/Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry; Alih Bahasa, Yasmin Asih et al. Editor
edisi Bahasa indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. – Ed.4. – Jakarta ; EGC, 2005
12