Anda di halaman 1dari 23

PENYULUHAN KESEHATAN

“Down Sindrom”

Nama Dosen :

Ns. Zulharmaswita, Sp.Kep.An

Kelompok :

KASTURI

RAFI WAHYU KURNIAWAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas tentang
“Down sindrom”.Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang down sindrom.

Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyususnan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Solok, 14 Februari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perubahan jumlah dan susunan kromosom berkaitan dengan sejumlah kelainan


serius pada manusia. Perubahan itu ada yang dapat diperbaiki ke bentuk semula
(reversible),tetapi ada juga yang tidak dapat diperbaiki (irreversible). Perubahan yang
tidak dapat diperbaiki akan menyebabkan perubahan susunan gen dan kromosom.
Perubahan ini dapat diikuti dengan perubahan fenotip dan mempengaruhi jalannya
evolusi makhluk hidup. Perubahan ini disebut dengan mutasi. Salah satu kelainan-
kelainan pada manusia yang berkaitan dengan perubahan jumlah dan susunan
kromosom adalah Sindrom Down.

Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat


manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan
pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu kondisi keterbelakangan
perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang
kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan

Menurut data WHO Sindrom Down terjadi pada satu anak dari 700 anak yang
lahir di Amerika Serikat. Frekuensi Sindrom Down berkorelasi dengan umur si ibu.
Sindrom Down terjadi pada 0,04% anak yang dilahirkan oleh wanita yang berumur di
bawah 30 tahun. Risiko tersebut bertambah menjadi 1,25% terhadap anak yang
dilahirkan oleh ibu yang berumur sedikit di atas 30 tahun, bahkan lebih tinggi lagi
terhadap ibu yang berumur lebih tua. Korelasi Sindrom Down dengan umur ibu belum
dapat dijelaskan. Tidak ada kelainan kromosom lain yang diketahui mengikuti pola
kemunculan Sindrom Down yang meningkat seiring dengan umur ibu.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari Down Sindrom
2. Untuk mengetahui etiologi dari Down Sindrom
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari Down Sindrom
4. Untuk mengetahui komplikasi Down Sindrom
5. Untuk mengetahui bagan woc Down sindrom
6. Untuk mengetahui askep teoritis Down Sindrom
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1 diantara 800-900 bayi. Mongolisma
(down’s syndrome ) ditandai kelainan jiwa atau cacat mental mulai dari yang sedang
sampai berat. Tetapi hampir semua anak yang menderita kelainan ini dapat belajar
membaca dan merawat dirnya sendiri.
Down syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi
pada manusia. Diperkirakan 20% anak dengan down sindrom dilahirkan oleh ibu yang
berusia diatas 35 tahun. Syndrom down merupakan cacat bawaan disebabkan oleh
adanya kelebihan kromosom x. Syndrom ini juga disebut trisomy 21, karena 3 dari 21
kromosom menggantikan yang normal 95% kasus syndrom down disebabkan oleh
kelebihan kromosom. (NANDA NIC-NOC, Hal 207)

2. Etiolgi
Selama satu abad sebelumnya banyak hipotesis tentang penyebab sindrom down yang
dilaporkan. Tetapi semenjak ditemukan adanya kelainan kromosom sindrom down
pada tahun 1959, maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian “non-
disjunctional” sebagai penyebabnya, yaitu :
1. Diperkirakan terdapat predisposisi genitik terdapat “non-disjunctional” bukti yang
mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang
menyatakan adanya peningkatan risiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak
dengan sindrom down.
2. Radiasi
Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya “non-disjunctional” pada
sindrom down ini. Uchida 1981 (dikutip pueschel dkk.) menyatakan bahwa sekitar
30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down. Pernah mengalami radiasi
didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi sedangkan peneliti lain tidak
mendapatkan adanya hubungan antara radiasi dengan penyimpangan kromosom.
3. Infeksi
Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya sindrom down. Sampai
saat ini belum ada peneliti yang mampu memastikan bahwa virus dapat
mengakibatkan terjadinya “non-disjunctional”
4. Autoimun
Faktor lain yang juga diperkiraan sebagai etiologi sindrom down adalah autoimun.
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid. Penelitian
fialkow 1966 ( dikutip dari pueschel dkk.) secara konsisten mendapatkan adanya
perbedaan autoantibody tiroid pada ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down
dengan ibu kontrol yang umumnya sama.
5. Umur ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang
dapat menyebabkan “non-disjunctional” pada kromosom. Perubahan endokrin, seperti
meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron.menurunnya
konsentrasi estradiol sistemik. Perubahan konsentrasi reseptor hormon, dan
peningkatan secara tajam kadar LH (luteinizing hormon) dan FHS ( follicular
stimulating hormon) secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause, dapat
miningkatkan terjadinya “non-disjunctional”.
6. Umur ayah
Selain pengaruh umur ibu terhadap sindrom down, juga dilaporkan adanya pengaruh
dari umur ayah. Penelitian sitogenetik pada orang tua dari anak dengan sindrom down
mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dari ayahnya.
Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.
7. Infeksi dan kelainan kehamilan
8. Autoimun dan kelainan endrokin pada ibu tertama autoimun tiroid atau penyakit
yang dikaitkan dengan tiroid.

(Tumbuh kembang anak, hal 211)

3. Gejala Klinis

Berat badan pada waktu lahir dari bayi dengan sindrom down pada umumnya kurang
dari normal. Diperkirakan 20% kasus mempunyai berat badan lahir 2500 gram atau
kurang. Komplikasi pada masa neonatal lebih sering dari pada bayi yang normal.
Pueschel (1983) membuat suatu tabel tentang frekuensi yang secara fenotip
karakteristik dan paling sering terdapat pada bayi dengan sindrom down, yaitu :
Sutura sagitalis yang terpisah 98%
Fisura palpebralis yang miring 98%
Jarak yang lebar antara jari kaki I dan II 96%
Fontanela “palsu” 95%
“plantar crease ” jari kaki I dan II 94%
Hiperfleksibilitas 91%
Peningkatan jaringan sekitar leher 87%
Bentuk platum yang abnormal 85%
Hidung hipoplastik 83%
Kelemahan otot 81%
Hipotonia 77%
Bercak brushfield pada mata 65%
Mulut terbuka 58%
Lidah terjulur 57%
Lekukan epikantus 55%
“single palmar crease” pada tangan kiri 52%
“single palmar crease” pada tangan kanan 51%
“ brachyclinodactily” tangan kiri 50%
“ brachyclinodactily” tanagan kanan 47%
Jarak pupil yang lebar 38%
Oksiput yang datar 35%
Ukuran telinga yang abnormal 34%
Kaki yang pendek dan lebar 33%
Bentuk/struktur telinga abnormal 28%
Letak telinga yang abnormal 16%
Kelainan tangan lainnya 13%
Kelainan mata lainnya 11%
Sindaktili 11%
Kelainan kaki lainnya 8%
Kelainan mulut lainnya 2%
(Tumbuh kembang anak, hal 211)
4. Patofisiologi

Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang
berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena
diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non-
disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini
dapat mempengaruhi pada proses menua.

Down Syndrome disebabkan


adanya kelainan pada perkembangan
kromosom. Kromosom merupakan
serat khusus yang terdapat pada setiap
sel tubuh manusia dan mengandung
bahan genetik yang menentukan sifat-
sifat seseorang. Pada bayi normal
terdapat 46 kromosom (23 pasang) di
mana kromosom nomor 21 berjumlah
2 buah (sepasang). Bayi dengan
penyakit down syndrome memiliki 47
kromosom karena kromosom nomor 21 berjumlah 3 buah. Kelebihan 1 kromosom
(nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut trisomi-21 ini terjadi akibat
kegagalan sepasang kromosom 21 untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan. Trisomi-21 menyebabkan fisik penderita down syndrome tampak
berbeda dengan orang-orang umumnya. Selain ciri khas pada wajah, mereka juga
mempunyai tangan yang lebih kecil, jari-jari pendek dan kelingking bengkok.
Keistimewaan lain yang dimiliki oleh penderita down syndrome adalah adanya garis
melintang yang unik di telapak tangan mereka. Garis yang disebut simiancrease ini
juga terdapat di kaki mereka, yaitu antara telunjuk dan ibu jari mereka yang berjauhan
(sandal foot).
5. Komplikasi
a. Sakit jantung berlubang (mis: defek septum atrium atau ventrikel,
tetralogi fallot)
b. Mudah mendapatkan selesema radang tenggorokan radang paru
c. Kurang pendengaran
d. Lambat/ bermasalah dalam berbicara
e. Penglihatan kurang jelas
f. Retardasi mental
g. leukemia
h. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
i. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa
terkendalikan.

6. Bagan Woc

Faktor penyebab: Abnormalitas kromoson,


Genetik, Umur ibu ayah, (kelebihan kromosom x)
Radiasi, infeksi,autoimun

Non disjungtional Transiokasi Post zigotik non disjunctional


kromosom 21 dan 15

Penyakit jantung Pembentukan organ Defisiensi pengetahuan


yang kurang sempurna

Peningkatan Keterlambatan pertumbuhan Pertumbuhan palatum


konsentrasi dan perkembangan abnormal
terhadap infeksi

Resiko infeksi Ketidakseimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan
tubuh
7. Penatalaksanan
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang palig
efektif untuk mengatasi down sindrom. Pada tahap perkembangannya
penderita down sindrom juga dapat mengalami keunduran sistem penglihatan.
Pendengaran maupun kemampuan fisik mengingat tonus otot yang lemah.
Dengan demikian penderita harus mendapatkan dukungan maupun informasi
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya.
Walaupun secara jumlah meningkat, namun penderita down sindrom
lebih baik lama dibanding orang dengan kehidupan yang lebih berkecukupan.
Dengan kata lain harapan hidup atau mutu kehidupan para penderita down
sindrom jauh meningkat beberapa tahun terakhir. Perbaikan kualitas hidup
penderita down sindrom dapat terjadi berkat perawatan kesehatan, pendekatan
pengajaran, serta penanganan yang efektif.

8. Upaya pencegahan down sindrom


1. Cukupi kebutuhan asam folat saat hamil
2. Lakukan pemeriksaan antenatal secara rutin dan teratur
3. Hindari paparan bahan-bahan berbahaya
4. Terapkan gaya hidup sehat
5. Cukupi pemenuhan nutrisi saat hamil

9. Upaya pengobatan dan perawatan


Down sindrom tidak dapat diobati. Namun , penting untuk orang tua menyadari
kondisi ini secepat mungkin dan membantu bayi sejak dini. Perawatan yang dilakukan
untuk down sindrom biasanya :
1. Selama kehamilan tes deteksi dini dan diagnostik dapat dilakukan untuk
mendeteksi apakah bayi memiliki down sindrom
2. Setelah kelahiran , sampel darah bayi dapat diambil dan dianalisis untuk melihat
adanya kromosom ke-21 yang meyebabkan down sindrom.
B. MATERI PENYULUHAN
Down syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling
banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20% anak dengan down sindrom
dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Syndrom down merupakan cacat
bawaan disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom x. Syndrom ini juga disebut
trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal 95% kasus
syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.

C. Leflet
D. Daftar pustaka
 Herdman, T. Heather. 2015. Nanda diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi
edisi 10. Kota jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. (Hal 479)
 Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Kota jakarta. Penerbit buku kedokteran
EGC. (Hal 211)
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Kota jakarta selatan.Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (Hal 232)
 NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Edisi 1. Kota jogjakarta. Penerbit Mediaction Jogja (Hal 207)
 L.wong,donna. 2004. Keperawatan pediatrik. Kota jakarta. Penerbit buku kedokteran
EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : DOWN SYNDROM

Waktu pertemuan : 08.30 sampai selesai

Hari/ tanggal : Senin, 18 februari 2019

Tempat : kelurahan lambung bukit

Sasaran : orang tua

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit , orang tua dapat mengenali atau
mengetahui down sindromserta cara pencegahan down sindrom

2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit diharapkan orang tua mampu :
1. Menjelaskan pengertian down sindrom .
2. Mengetahui penyebab down sindrom.
3. Menyebutkan tand-tanda down sindrom.
4. Menjelaskan patofisiologi down sindrom.
5. Mengetahui cara pencegahan down sindrom.
6. Mengetahui apa itu penyakit down sidrom.
7. Untuk mengetahui bagaimana etiologi down sindrom.
8. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis down sidrom.

B. Sub Pokok Bahasan


1. Down sindrom. Pengertian, rtiologi, gejala klinis, patofisiologi , WOC dan
komplikasi
C. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan
Presentator Audiens
1 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberi salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri dan
3. Menggali pengetahuan memperhatikan
orang tua tentang down 3. Menjawab
sindrom pertanyaan
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan
penyuluhan dan
Membuat kontrak waktu memperhatikan
5. Menyetujui
kontrak waktu
2 25 menit Kegiatan inti
1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarka dan
- Pengertian down memperhatikan
sindrom penjelasan
- Penyebab down penyuluh
sindrom 2. Aktif bertanya
- Tanda dan gejala down 3. Mendengarkan
sindrom
- Cara pencegahan down
sindrom
2. Kesempatan untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 10 menit 1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan
disampaikan dan
2. Mengevaluasi peserta atas memperhatikan
penjelasan yang 2. Menjawab
disampaikan pertanyaan yang
3. Salam penutup diberikan
3. Menjawab salam

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media / alat bantu


1. Leaflet
2. Infocus
3. Spidol
4. Speaker
5. Papan tulis
F. Setting tempat

: Moderator

: Infocus

: penyuluh

: audiens

: fasilitator

: observer

G. Pengorganisasian
- Moderator : Meri
- Penyuluh : Riri
- Fasilitator : Leni dan Juwita
- Observer : Veny

Pembagian tugas
- Moderator : mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir
- Penyuluh : menyajikanmateri penyuluhan
- Fasilitator : memotifasi peserta untuk bertanya
- Observer : mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
BAB IV

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

DI RW O2 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECEMATAN PAUH KOTA

PADANG Minggu, 14 februari 2019

1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 13 februari 2019,yang
dimulaidengan pembuatan pre planning serta konsultasi kepada dosen pembimbing.
Selanjutnya, dilakukan pembagian tugas pada masing-masing mahasiswa untuk
elaksanaan penyuluhan kesehatan tentang down sindrom di RW 02 kelurahan
lambung bukit kecamatan pauh. Pada tanggal 14 februari 2019 pada pukul 08.30 WIB
dilaksanakan penyuluhan kesehatan di balai perkumpuln kelurahan lambung bukit.

2. Pelaksanaan
a. Kegiatan dimulai pukul 08.30 WIB dan berakhir pukul 10.30 WIB
b. Kegiatan dilakukan di balai perkumpulan kelurahan lambung bukit sesuai dengan
kesepakatan
c. Peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan tersebut
d. Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan tanya jawab, pembagian leaflet.
Berikut bukti pertanyaan yang di ajukan :
- Bagaimana cara agar tidak terjadi down sindrom ?
- Apa upaya yang dlakukan agar down sindrom tidak terjadi ?
3. Suasana kegiatan acara
No Waktu Kegiatan
Presentator Audiens
1 5 menit Pembukaan
6. Memberi salam 6. Menjawab salam
7. Memperkenalkan diri 7. Mendengarkan dan
8. Menggali pengetahuan memperhatikan
orang tua 8. Menjawab
9. Menjelalaskan tujuan pertanyaan
penyuluhan 9. Mendengarkan dan
10. Membuat kontrak waktu memperhatikan
10. Menyetujui
kontrak
2 25 menit Kegiatan inti
1. Menjelaskan tentang 4. Mendengarka
- Pengertian down dan
sindrom memperhatikan
- Penyebab down penjelasan
sindrom penyuluh
- Tanda dan gejala 5. Aktif bertanya
down sindrom 6. Mendengarkan
- Cara pencegahan
down sindrom
2. Kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 10 menit 4. Menyimpulkan materi 4.mendengarkan dan
yang disampaikan oleh memperhatikan
penyuluh 5. menjawab
5. Mengevaluasi peserta pertanyaan yang
atas penjelasan yang di diberikan
sampaikan dan penyuluh 6. menjawab salam
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
6. Salam penutup
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Evaluasi
- Evaluasi hasil
 93 % audiens dapat menyeutkan pengertian down sindrom
 95 % audiensdapat menyebutkan penyebab down sindrom
 85 % audiens mampu menjelaskan manifestasi klinis down sindrom
 70 % audiens mampu menjelaskan pencegahan down sindrom
 Pelakana kegiatan yang dilakukan hari jumat pada tanggal 14 februari
2019 pukul 08.30 sampai 11.30 WIB
 Masyarakat tampak antusias mengikuti penyuluhan
 Pertanyaan yang di ajukan masyarakat dapat dijawab dengan baik

2. Saran
Sebaiknya kegiatan penyuluhan eperti ini harusdilakukan lagi karena kegiatanini
meningkatkan antusias masyarakat untuk mendengarkan dan lebih semangat.
PROPOSAL
PELAKSANAAN PENYULUHAN DOWN SINDROM
HIMPUNAN MAHASISWA PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK
TA 2019/2020

A. Latar belakang
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanankan di kelurahan lambung bukit yang
bertujuan agar masyarakat mengetahui apa itu down sindrom yang dimanan
penyakit ini disebabkan karena kurangnya nutrisi orang tua serta umur
orangtua < 35 tahun.
Dengan di adakan penyuluhan ini masyarakat dapat meningkatkan
kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit , orang tua dapat mengenali atau
mengetahui down sindromserta cara pencegahan down sindrom

2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit diharapkan orang tua mampu :
Menjelaskan pengertian down sindrom .
a. Mengetahui penyebab down sindrom.
b. Menyebutkan tand-tanda down sindrom.
c. Menjelaskan patofisiologi down sindrom.
d. Mengetahui cara pencegahan down sindrom.
e. Mengetahui apa itu penyakit down sidrom.
f. Untuk mengetahui bagaimana etiologi down sindrom.
g. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis down sidrom

C. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah seluruh orang tua yang ada di elurahan
lambung bukit yang berjumlah 55 orang tua mengikuti penyuluhan ini.

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan pada :
Pokok bahasan/topik : down sindrom
Waktu : Jam 08.30- selesai
Hari/tgl : jumat/ 18 Februari 2019
Tempat : kelurahan lambung buki
Sasaran : orang tua

E. PESERTA
a. Seluruh orang tua kelurahan lambung bukit

F. PELAKSANA
Penyelenggara kegiatan ini yaitu mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Solok yang
Poltekkes Kemenkes Padang.

Susunan Panitia
Ketua Classmeting : Rafi wahyu kurniawan
Sekretaris Classmeting : Kasturi
Bendahara Classmeting : Resty wahyuni putri

G. SUMBER DANA DAN ANGGARAN DANA


1. Sumber Dana
1) Sumbangan dari dosen Prodi D-III Keperawatan Solok Poltekkes Kemenkes RI
Padang
2) Sumbangan dari Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Solok Poltekkes Kemenkes
RI Padang
3) Kas HMP Prodi D-III Keperawatan Solok Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Padang
4) Sumbangan dari luar lingkungan Prodi DIII Keperawatan Solok yang ingin
berpartisipasi dalam acara.
2. Rencana Anggaran Biaya
Untuk menyelenggarakan kegiatan ini dibutuhkan anggaran sebesar Rp. 3.450.000-
(rencana anggaran biaya terlampir).

No Bahan atau Properti Banyak Harga Total


1 Pembutan Leflet 1 Set Rp 2.200.000 Rp 2.200.000
2 Konsumsi 20 kotak 1xRp 10.000 Rp 200.000
3 Pembuatan proposal 5 Rangkap 1xRp 50.000 Rp 50.000
4 Hadiah atau lain-lain Rp 1.000.000
Total Rp 3.450.000

H. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami susun dengan harapan semua pihak yang terkait dapat
memakluminya serta berpartisipasi agar penyelenggaraan kegiatan penyuluhan bagi
Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Solok Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Padang TA 2018/2019 terlaksana dengan lancar dan sukses.

Solok, 17 Februari 2019


Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) TA 2018/2019
Prodi D-III Keperawatan Solok

Ketua Penyuluahn Keperawatan Solok Sekretaris

Vellia Okti Hendrian Mentari Septia Ningsih


NIM. 173210347 NIM. 173210348

Mengetahui:
Ka. Prodi D-III Keperawatan Solok
Poltekkes Kemenkes RI Padang

Dehernita
NIP. 19820910 200604 2 003
LAPORAN HASIL KEGIATAN
PELAKSANAAN PENYULUHAN DEMAM BERDARAH FEVER dan MALARIA
HIMPUNAN MAHASISWA PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK
TA 2018/2019

A. LATAR BELAKANG
Syukur Alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah Swt atas segala nikmat,
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami seluruh anggota penyuluhan telah dapat
menyelenggarakan kegiatan jum’at mengaji. Mungkin masih banyak kekurangan dalam
kegiatan tersebut. Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat untuk peran Mahasiswa dalam
neningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah Swt.

B. NAMA KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Solok Poltekkes
Kemenkes RI Padang Tahun 2019

C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Asma Bronkial dan Anemia.
Diharapkan keluarga pasien mengetahui tentang cara pencegahan down sindrom
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian down sindrom
2. Mengetahui etiologi down sindrom
3. Menyebutkan gejala klinis down sindrom
4. Menjelaskan patofisiologi down sindrom
5. Mengetahui komplikasi down sindrom
6. Mengetahui penatalaksanaan down sindrom
7. Mengetahui pencegahan down sindrom
8. Mengetahui pengobatan down sindrom

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan pada :
Pokok bahasan/topik : Asma Bronkial dan Anemia
Waktu : Jam 08.30- selesai
Hari/tgl : jumat/14 Februari 2019
Tempat : kelurahan lambung bukit
Sasaran : orang tua

E. PESERTA
a. Seluruh orang tua dikelurahan lambung bukit.

F. PELAKSANA
Penyelenggara kegiatan ini yaitu mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Solok
yang Poltekkes Kemenkes Padang.

Susunan Panitia
Ketua Classmeting : Rafi wahyu kurniawan
Sekretaris Classmeting : Kasturi
Bendahara Classmeting : Resty wahyuni putri

G. ANGGARAN BIAYA

No Bahan atau Properti Banyak Harga Total


1 Pembutan Leflet 1 Set Rp 2.200.000 Rp 2.200.000
2 Konsumsi 20 kotak 1xRp 10.000 Rp 200.000
3 Pembuatan proposal 5 Rangkap 1xRp 50.000 Rp 50.000
4 Hadiah atau lain-lain Rp 1.000.000
Total Rp 3.450.000
H. PENUTUP

Demikian Laporan pertanggung jawaban kegiatan ini kami sampaikan agar dapat
diketahui pihak-pihak yang terkait. Partisipasi, kerjasama, dan bantuan dari beberapa
pihak yang turut membantu suksesnya acara ini, kami ucapkan terima kasih.

Solok, 14 Februari 2019


Panitia Pelaksana

Ketua Sekretaris

Rafi wahyu kurniawan Kasturi


NIM. 173210336 NIM. 173210326

Mengetahui:
Ka. Prodi D-III Keperawatan Solok
Poltekkes Kemenkes RI Padang

Ns. DEHARNITA, S.ST.M,Kes


NIP.1959 205 198903 2001

Anda mungkin juga menyukai