DISUSUN OLEH :
1. Latar Belakang
Kebanyakan anak dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita yang berusia datas 35
tahun. Sindrom down dapat terjadi pada semua ras. Dikatakan angka kejadian pada orang kulit
putih lebih tinggi dari orang hitam (Soetjiningsih). Sumber lain mengatakan bahwa angka
kejadian 1,5 per 1000 kelahiran, ditemukan pada semua suku dan ras, terdapat pada penderita
retardasi mental sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang berusia
lebih dari 30 tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda (Staf pengajar Ilmu
Kesehatan Anak FKUI)
2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan
dalam menerapkan proses keperawatan pada individu yang mengalami kelainan anak
dengan down sindrom.
b. Tujuan Khusus
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi Tugas Keperawatan Anak II,
diharapkan mahasiswa mampu :
1) Mahasiswa mampu mengetahui definisi sindrom down
2) Mahasiswa mampu mengetahui etiologi sindrom down
3) Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinis sindrom down
4) Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi sindrom down
5) Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi sindrom down
6) Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan diagnosis sindrom down
7) Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan sindrom dow
8) Mahasiswa Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien yang
mengalami masalah keperawatan Kelainan sindrom down
9) Mampu menegakkan Diagnose Keperawatanyang
mungkinmunculpadapasienyang mengalami masalah keperawatan sindrom
down
10) Mampu menyusun Perencanaan Keperawatan pada pasien dengan masalah
keperawatan Kelainan sindrom down.
11) Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan dengan masalah
keperawatan Kelainan sindrom down
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan yang pendek dan seringkali hanya
memiliki satu garis tangan pada telapak tangannya. Tapak tangan ada hanya satu lipatan
5. Komplikasi
6. Prognosis
Sebanyak 44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68
tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang
mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukemia pada syndrom down
adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan
harapan hidup setelah umur 44 tahun (William,2002).
7. Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi adanya kelainan sindrom down, ada
beberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:
» Pemeriksaan fisik penderita
» Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46 autosom+XX atau 46
autosom +XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX bagi betina dan 46 kromosom
dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21
dengan bentuk trisomi atau translokasi kromosom 14 dan 22).
Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom
5-15%)
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan
metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.Pada tahap
perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami
kemunduran dari sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support
maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang
sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik
fisik maupun mentalnya.
Hal yang dapat dilakukan antara lain :
a. Penanganan Secara Medis
1) Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada
jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan
pada jantung tersebut.
2) Pemeriksaan Dini
» Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan
pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
» Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh
dokter ahli mata
3) Pemeriksaan Nutrisi
Pada perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan
pertumbuhan baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun kegemukan pada
masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
4)Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat
mengganggu atau mengancam jiwa (spinaservikalis)
b. Pendidikan
1) Pendidikan khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah membuat desain
bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat pendidikan anak-anak down's
syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni fisik, akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu
harus disediakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan
mampu melihat dunia sebagai sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
2) Taman bermain atau taman kanak
– kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan ruang berkumpul dan bermain
bersama (outdoor) seperti :
a) Cooperative Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
b) Mini Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain
bersama hewan dan tanaman
3) Intervensi dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai
pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan bagi anak
dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari stimulasi sensori dini, latihan khusus
untuk motorik halus dan kasar dan petunjuk agar anak mau berbahasa.
Dengan demikian diharapkan anak akan mampu menolong diri sendiri, seperti belajar
makan, pola eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan
mental.