TRI NOVITA
PO7120316039
Laporan magang klinik ini telah diperiksa, disetujui dan di uji oleh dosen
pembimbing Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-IV
Keperawatan Palu.
Palu,....................................2020
Pembimbing
Palu,....................................2020
Pembimbing
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN......................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN....................................................................1
A. Definisi Down Syndrome...............................................................................1
B. Etiologi........................................................................................................... 2
C. Manifestasi Klinis...........................................................................................3
D. Patofisiologi....................................................................................................5
E. Pathway………………………………………………………………………6
F. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. 6
G. Penatalaksanaan……………………………………………………………...7
H. Komplikasi…………………………………………………………………...9
I. Pencegahan…………………………………………………………………..10
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................11
A. Pengkajian................................................................................................... 11
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 16
C Intervensi Keperawatan...............................................................................17
D. Evaluasi…………………………………………………………..……......19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 20
LAMPIRAN...........................................................................................................21
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
standar sitogenik trisomi 21 dituliskan sebagai 47, XX, +21 (Marcdante &
Kliegman, 2014).
Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1 antara 800-900 bayi.
Mongolisma (Down syndrome) ditandai 0leh kelainan jiwa atau cacat mental
mulai dari yang sedang sampai berat. Tetapi hampir semua anak yang
menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan merawat dirinya sendiri
(Nurarif, 2015).
banyak terjadi pada manusiadi perkirakan 20% anak dengan down sindrom di
lahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Syndrom down merupakan
1
ini juga disebut trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang
(Nurarif, 2015).
B. Etiologi
oleh:
1. Faktor Genetik
2
3. Radiasi
Ibu hamil yang terkena atau pernah terkena paparan radiasi terutama
syndrome.
4. Autoimun
5. Umur Ayah
ayahnya.
C. Manifestasi Klinis
peningkatan risiko kelainan jantung kongential sebesar 50% dan < 1% akan
kehilangan pendengaran.
Adapun ciri fisik pada anak dengan down syndrome anatara lain brakisefali,
celah antara jari kaki pertama dan kedua, kulit berlebih di pangkal leher,
3
hiperfleksibilitas, telinga yang abnormal (letak rendah, terlipat, stenosis
meatus), protursi lidah akibat palatum kecil dan sempit, batang hidung datar,
jari kelima pendek dan bengkok kedalam, tangan pendek dan lebar, gemuk
Beberapa bentuk kelainan pada anak dengan syndrom down : (Nurarif, 2015)
4. Fontanela palsu
6. Hyperfleksibikit
9. Hidung hipoplastik
13. Lekukan epikantus (lekukan kulit yang berbentuk bundar) pada sudut
4
17. Tangan dan kaki yang pendek serta lebar
D. Patofisiologi
yang terdapat pada setiap sel tubuh manusia dan mengandung bahan genetic
(21q22.3) yang bertanggung jawab atas gambaran wajah khas, kelainan pada
tangan dan retardasi mental. Anak dengan down syndrome lahir semua
perbedaan sudah terlihat dank arena memiliki sel otak yang lebih sedikit maka
5
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
6
betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada sindrom
G. Penatalaksanaan
kompleks karena banyaknya masalah medis dan psikososial, baik yang timbul
anak dan remaja down syndrome dan membantu proses transisi ke masa
7
dewasa. Penanganan lebih lanjut selama masa anak-anak, dan perlu di bahas
medis yang sama dengan anak yang normal. Tetapi terdapat beberapa keadaan
dalam hal :
gangguan pendengaran sejak dini dan secara berkala oleh ahli THT
maupun obesitas pada masa remaja atau setelah dewasa sehingga butuh
8
menimbulkan medulla spinalis atau bila anak memegang kepalanya dalam
biokimiawi
H. Komplikasi
tetralogi fallot)
3. Kurang pendengaran
6. Retardasi mental
9
7. Penyakit azheimer’s ( penyakit kemunduran susunan syaraf pusat) 8.
terkendalikan).
I. Pencegahan
Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan down
syndrome atau mereka yang hamil diatas usia 35 tahun harus dengan hati-
2. Konseling genetic juga menjadi alternative yang sangat baik, karena dapat
10
BAB II
A. Pengkajian
1. Identitas
c. Alamat
d. Umur
e. Pendidikan
f. Agama
g. Pekerjaan
Biasanya diawali dari pengalaman dan perasaan cemas ibu klien yang
11
4. Riwayat antenatal, natal, dan pascanatal
a. Antenatal
b. Natal
atau kelainan congenital. Keadaan saat lahir dan morbiditas pada hari
c. Pascanatal
Berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas, lingkar dada
12
6. Riwayat kesehatan keluarga
tangga yang harmonis dan pola asuh, asah, dan asih. Ekonomi dan adat
Gordon meliputi :
b. Pola nutrisi
c. Pola eliminasi
13
serta bau). Bagaimana tingkat toilet training sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
i. Pola seksualitas
8. Pemeriksaan Fisik
jaringan).
Ubunubun normal : besar rata atau sedikit cekung sampai anak usia 18
bulan.
14
c. Mata, reflex mata baik, sclera adakah ikterus, konjungtiva adakah
adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi (kotor atau tidak,
wheezing).
9. Analisa Data
15
pasien terlambat
berjalan
DO :
Pasien tidak
bisa mengontrol
keseimbangan
pada saat
berjalan dan
harus di bantu
oleh
keluarganya
2. DS :
Keluarga pasien Gangguan emosi Kontrol emosi labil
mengatakan
pasien menangis
tidak terkontrol.
DO :
Pasien terlihat
sering menangis
tanpa sebab,
tidak ada kontak
mata
B. Diagnosa Keperawatan
genetik
2. Kontrol emosi labil berhubungan dengan gangguan emosi pada anak down
syndrome
16
C. Intervensi
17
2. Kontrol emosi labil Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Bantuan Kontrol Marah (4640)
berhubungan dengan keperawatan selama proses keperawatan Intervensi :
gangguan emosi pada diharapkan anak dapat mengontrol 1. Bangun rasa percaya dan
anak down syndrome emosinya dengan lebih baik, dengan hubungan yang dekat dengan anak
indikasi sebagai berikut: 2. Batasi akses terhadap situasi yang
Keseimbangan Alam Perasaan membuat frustasi sampai pasien
(1204) dapat mengekspresikan
Indikator Skala (kemarahan) dengan cara yang
Awal Tujuan adaptif
Menunjukan 2 5 3. Cegah anak menyakiti diri sendiri
afek yang sesuai atau orang lain jika marah
dengan situasi 4. Dorong penurunan aktivitas yang
Menunjukan 2 5 sangat kuat (mis. Memukul tas,
alam perasaan mondar-mandir)
yang stabil 5. Berikan metode penanganan emosi
Menunjukan 2 5 (misalnya arahkan terapi bermain)
konsentrasi 6. Bantu anak dan keluarga dalam
Mempertahanka 2 5 mengidentifikasi penyebab marah
n perawatan dan anak
kebersihan diri 7. Berikan reinforcement positif
Menunjukan 2 5 pada anak saat anak berhasil
tingkat energy mengontrol emosinya
yang stabil 8. Bantu pasien terkait dengan
Keterangan : strategi perencanaan untuk
1 = tidak pernah menunjukkan mencegah ekspresi kemarahan
2 = jarang menunjukkan yang tidak tepat
3 = kadang-kadang menunjukkan 9. Instruksikan penggunaan cara untuk
4 = sering menunjukkan membuat pasien lebih tenang
5 = Secara konsisten menunjukkan (misalnya waktu jeda dan nafas
dalam)
18
10. Libatkan keluarga yang
memberikan perawatan dalam
merencanakan dan meningkatkan
program latihan
11. Ciptakan lingkungan yang aman
12. Diskusikan dengan pasien atau
keluarga mengenai pengalaman
emosinya
13. Eksplorasi apa yang memicu
emosi pasien
14. Bantu pasien untuk
mengekspresikan perasaan cemas,
marah dan sedih
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dalam asuhan keperawatan dengan klien anak down sindrom
1. Diagnosa 1
Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan gangguan genetik anak dapat melakukan kegiatan
sesuai dengan perkembangan usianya
2. Diagnosa 2
Kontrol emosi labil berhubungan dengan gangguan emosi pada anak down syndrome anak dapat mengontrol
19
DAFTAR PUSTAKA
Khusus, S. W.-J. P. P., & 2015, undefined. (2014). JUDUL : POLA ASUH
ORANGTUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK
DOWN SYNDROME X KELAS D1/C1 di SLB NEGERI 2 PADANG (Studi
Kasus Di SLB Negeri 2 Padang). 103.216.87.80, 3(September), 737–746.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhuHalaman:737-746
Wiryadi, S. (2015). Pola Asuh Orang Tua Dalam Upaya pembentukan Kemandirian
Anak Down Syndrome.
https://www.scribd.com/doc/101860327/Asuhan-Keperawatan-Anak-Dengan-Down-
Syndrome/. Diposkan oleh Nthie Ungu diakses pada tanggal 31 Agustus 2020
https://www.scribd.com/document/390824460/Askep-down-syndrom-pada-anak
Agustus 2020
20
LAMPIRAN
21
22