Sub bahasan :
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leafleat
E. Materi (terlampir)
F. Susunan Kegiatan
No Acara Waktu Kegiatan Evaluasi
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan Menjawab salam
salam dan mendengarkan
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
tujuan penyuluhan
4. Melakukan
kontrak waktu
Down Syndrom
1. Pengertian
Down syndrome merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling
banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20% anak dengan down syndrome
dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Syndrome down merupakan
cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom x. syndrome
ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang
normal. 95% kasus syndrome down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
Syndrome down adalah ssuatu kondisi keterbelakangan perkembangan
fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan
kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom
untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan
mental ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr. John Longdon
Down.
Karena cirri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan relatif pendek,
kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai Mongoloid maka sering juga
dikenal dengan Mongolisme.
Pada tahun 1970’an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari
kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali
syndrome ini dengan istilah syndrome down dan hingga kini penyakit ini
dikenal dengan istilah yang sama.
Anak down syndrome pada umumnya mempunyai ke-khasan yang bisa
dilihat secara fisik selain dengan pemeriksaan jumlah kromosomnya. Tanda-
tanda fisik ini bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak
minimal, sampai dengan terlihat dengan jelas.
2. Penyebab down syndrome
Anak dengan syndrome down mempunyai jumlah kromosom 21 yang
berlebih (3 kromosom) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21.
Adanya kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses
normal yang mengatur embryogenesis. Materi genetic yang berlebih tersebut
terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan
fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostatis yang
memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik (kelainan tulang,
SSP (penglihatan, pendengaran) dan kecerdasan yang terbatas.
Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47 kromosom,
normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada ditempat
yang tidak normal).
44% syndrome down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14% hidup sampai
68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawan pada
penderita ini yang mengakibatkan 80% kematian. Meningkatnya resiko
terkena leukemia pada syndrome down adalah 15 kali dari populasi
normal. Penyakit alzhaimer yang lebih akan menurunkan harapan hidup
setelah umur 44 tahun.
Gejala-gejala :
- Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari anak
yang umurnya sebaya
- Kepandaiannya lebih rendah dari normal
- Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang
mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari
pendek
- Pada beberapa orang, mempunyai kelainan jantung bawaan
Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia
esophagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, juga
memiliki resiko tinggi menderita leukemia limfositik akut. Dengan gejala
seperti itu anak dapat mengalami komplikasi retardasi mebtal, kerusakan
hati, bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi saluran nafas berulang, dan
kelainan GI
5. Pencegahan dan penanganan down syndrome
- Konseling genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yang dicurigai
akan sangat membantu mengurangi angka kejadian syndrome down
- Dengan biologi molekuler, misalnya dengan “gene targeting” atau yang
dikenal juga sebagai “homologous recombination” sebuah gen dapat
dinonaktifkan
- Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom
melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal
kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan
syndrome down atau mereka yang hamil diatas usia 40 tahun harus dengan
hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko
melahirkan anak dengan syndrome down lebih tinggi. Syndrome down
tidak bisa dicegah, karena down syndrome merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang
harusnya Cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang
dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin ua usia ibu makin tinggi
resiko untuk terjadinya down syndrome. Diagnosis dalam kandungan bisa
dilakukan, diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara
pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada
kehamilan 10-12 minggu) atau amniosentesis (pengambilan air ketuban)
pada kehamilan 14-16 minggu.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“DOWN SYNDROME”
Disusun Oleh :
Kelompok 2 / 2016 B