PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi Down Syndrome
2. Untuk mengetahui etiologi Down Syndrome
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Down Syndrome
4. Untuk mengetahui patofisiologi Down Syndrome
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Down Syndrome
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Down Syndrome
7. Untuk mengetahui komplikasi Down Syndrome
8. Untuk mengetahui pencegahan Down Syndrome
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan Down Syndrome
BAB II
PEMBAHASAN
b. Genogram
Dengan adanya genogram, dapat diketahui faktor genetik atau faktor
bawaan yang sudah ada pada manusia yang menimbulkan kecacatan mental
down syndrome.
d. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Keadaan rumah dapat mempengaruhi kesehatan penghuninya. Perawat
membutuhkan pengkajian data karakteristik rumah yang dihuni oleh suatu
keluarga dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan dan fungsinya,
sirkulasi udara, dan sinar matahari yang masuk, pendingin udara, pencahayaan,
banyaknya jendela, tata letak perabotan, penempatan septic tank beserta
kapasitas dan jenisnya, sumber air dengan septic tank, konsumsi makanan
olahan dan air minum keluarga, dan lain sebagainya.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Pengkajian yang harus dilakukan yaitu keadaan lingkungan sekitar rumah.
Beberapa yang harus dikaji seperti lingkungan fisik, kebiasaan, kesepakatan atau
aturan penduduk setempat, dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Interaksi selain dengan
tetangga dan lingkup RT-RW,
karena setiap individu mempunyai ruang lingkup pergaulan masing-masing.
Interaksi tersebut bisa digunakan untuk melacak jejak asal sebuah penyakit.
4) Mobilitas Geografis Keluarga
Melalui mobilitas geografis untuk mengetahui apakah keluarga sering
tinggal di tempat yang berbeda. Termasuk apabila merantau di mana mengontrak
rumah, apabila bekerja sering ditugaskan di berbagai kota.
5) Sistem pendukung keluarga
Mengkaji sistem pendukung keluarga berupa berbagai fasilitas atau perabot
yang digunakan, berapa anggota keluarga yang sehat yang bisa membantu
anggotanya yang sakit, fasilitas lain yaitu fasilitas psikologis atau dukungan dari
anggota keluarga.
e. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan tentang bagaimana cara
komunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan yang dimiliki anggota keluarga
dalam mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk dapat mengubah
perilakunya.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan nilai dan norma yang dipegang
oleh keluarga berhubungan tentang kesehatan.
5) Fungsi keluarga:
a) Fungsi afektif, adalah tentang kajian gambaran diri anggota keluarga, perasaan
untuk memiliki dan dimiliki dalam anggota keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggotanya keluarga yang lain, bagaimana kehangatan dapat tercipta
dalam keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisai, yaitu perlunya pengkajian tentang bagaimana interaksi atau
hubungan di dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar untuk
disiplin, mengetahui norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu:
(1) Menjelaskan untuk tahu kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan dan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah
kesehatan seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala yang mempengaruhi
keluarga terhadap masalah kesehatan, kemampuan keluarga untuk mengenal
masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan
keperawatan, karena down syndrome memerlukan perawatan yang khusus. Jadi
keluarga perlu mengetahui cara pengasuhan yang benar serta gaya hidup yang
baik untuk penderita down syndrome.
(2) Untuk mengtahui kemampuan keluarga dalampengambilan keputusan tentang
tindakan kesehatan yang tepat. Hal yang perlu dikaji yaitu bagaimana keluarga
mengambil keputusan jika anggota keluarganya menderita down syndrome.
(3) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji adalah sejauh manakeluarga mengetahui
keadaan penyakit dan cara merawat anggota keluarga yang menderita down
syndrome.
(4) Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah
tetap sehat. Yang perlu dikaji dalam hal ini adalah keluarga mengetahui
keuntungan atau manfaat memelihara lingkungan dan kemampuan keluarga
untukmemodifikasi lingkungan supaya mencegah perburukan dari pasien down
syndrome.
(5) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam menggunakan
fasilitas kesehatanuntuk mendukung kesehatan anggota keluarganya.
d) Fungsi Ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan
penyakit. Mayoritas disebabkan faktor ekonomi rendah individu menjadi segan
untuk mencari pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainya (Friedman,
2010).
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yaitu keputusan klinis tentang keluarga, atau
masyarakat yang didapatkan dari proses pengumpulan data yang selanjutnya
dianalisis secara cermat untuk memberikan dasar menetapkan tindakan-tindakan
keperawatan yang mana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya
(Mubarakdalam Bakri, 2020).
Menurut pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka
diagnosis keperawatan keluarga yang mungkin muncul berdasarkan Townsend
(2011); Carpenito (2013); dan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia atau
SDKI (2017), pada seorang dengan retardasi mental berkaitan dengan down
syndrome adalah sebagai berikut:
a. Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan Defisiensi Stimulus (SDKI
2017, D.0106, Hal. 232).
b. Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian, Makan, Toileting, dan Berhias
berhubungan dengan Gangguan Neuromuskuler (SDKI 2017, D.0109, Hal. 240).
c. Defisit Pengetahuan Pada Keluarga Tentang Down Syndrome berhubungan
dengan Kurang Terpapar Informasi (SDKI 2017, D.0111, Hal. 246).
d. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga (SDKI 2017, D.0090, Hal. 199).
e. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan Gangguan Neuromuskuler
(SDKI 2017, D.0119, Hal. 264).
f. Risiko Cedera berhubungan dengan Perubahan Fungsi Psikomotor (SDKI 2017,
D.0136, Hal. 294).
g. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan Kognitif
(SDKI 2017, D.003, Hal. 258).
3. Perencanaan Keperawatan
Menurut Suprajitno (2012), perencanaan keperawatan yaitu tujuan
umum dan khusus berdasarkan pada masalah yang dilengkapi kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan
keperawatan dengan orientasi pada kriteria dan standar.
Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga
dengan down syndrome berdasarkan Standar LuaranKeperawatan Indonesia atau
SIKI (2018) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia atau SLKI (2018)
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan
4. Pelaksanaan
Implementasi keperawatan bisa dilakukan oleh banyak komponen
seperti klien (individu atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan
kesehatan yang lain, keluarga dan orang lain yang masih satu jaringan kerja
sosial keluarga (Friedman, 2010).
Menurut Murwani dalam Bakri (2020) dalam tindakan keperawatan
keluarga terdapat beberapa komponen yaitu:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga Mendiskusikan
masalah kesehatan dengan keluarga yang
akan mendorong kesadaran keluarga berkaitan dengan kesehatan serta
informasi tentang kesehatan akan mudah diterima. Cara yang bisa
dilakukan, sebagai berikut:
1) Memberikan informasi.
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
A. Pengkajian
1. Identitas Data
Nama : An.A
Tempat, tanggal lahir : Banyumas, 19 Maret 2007
Usia : 9 tahun
Pendidikan : Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) kelas 1 Kuncup
Mas Banyumas
Alamat : Klahang RT02/06, Sokaraja
Nama ayah/ibu : Tn.M/Ny.S
Pekerjaan ayah : Sopir
Penghasilan ayah :-
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Pendidikan ayah : SD
Pendidikan ibu : SD
Alamat : Klahang RT02/06, Sokaraja
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
2. Keluhan Utama
3. Keluhan Tambahan
a. Prenatal
b. Natal
c. Postnatal
g. Alergi
h. Kecelakaan
Ny.S mengatakn an.A tidak pernah mengalami kecelakaan.
i. Imunisasi
An.A rutin dilakukan imunisasi dan telah diberikan imunisasi
lengkap. Pada umur 1 hari dilakukan imunisasi hepatitis B0. Usia 1
bulan dilakukan imunisasi Bacilus Calmette Guerin (BCG) dan polio
1. Pada usia 2 bulan dilakukan imunisasi hepatitis B1, Diptheria
Pertusis Tetanus (DPT), dan polio 2. Usia 3 bulan dilakukan imunisasi
hepatitis B2, DPT 2 dan polio 3. Usia 4 bulan dilakukan imunisasi
hepatitis B3, DPT 3 dan polio 4. Pada usia 9 bulan dilakukan
imunisasi campak.
6. Riwayat Sosial
An.A tipe anak yang cukup aktif, dalam kesehariannya an.A diasuh
oleh ibu, ayah dan neneknya. Namun ayahnya sibuk bekerja menjadi
sehingga jarang meluangkan waktu bersama an.A. Ny.S mengatakan
rumahnya sedikit berantakan karena an.A tidak pernah merapikan
mainannya setelah bermain.
6
7. Riwayat Keluarga
Keluarga an.A tidak ada yang menderita down syndrome dan juga
penyakit keturunan lainnya seperti hipertensi, Diabetes Mellitus (DM),
maupun penyakit keturunan lainnya.
Keterangan :
Keterangan Skor :
0. Mandiri.
1. Dibantu alat.
2. Dibantu orang lain.
3. Dibantu alat dan orang lain.
4. Dibantu total.
e. Pola istirahat dan tidur
1) DS: Ny.S mengatakan an.A tidur jam 8 malam dan saat siang hari
terkadang tidur siang 1 jam.
2) DO: an.A tampak aktif, dan tidak ada tanda kehitaman dimata.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
1) DS: Ny.S mengatakan bahwa an.A belum mampu berbicara dengan
lancar hanya mampu mengucapkan kata yang tidak jelas. Untuk
penglihatan dan pendengaran an.A tidak mempunyai masalah.
2) DO: an.A masih belum dapat berbicara dengan lancer hanya mampu
mengucapkan kata yang tidak jelas. Untuk tingkat kognitif an.A di
bawah tingkat normal, an.A masih belum bisa membedakan warna.
g. Pola Konsep Diri dan Persepsi Diri
1) DS: Ny.S mengatakan an.A jika sedang malas melakukan aktivitas
maka hanya berdiam diri di rumah. an.A suka mendengarkan music
anak-anak, an.A sering bermain bersama teman-teman di SLB dan di
sekitar rumahnya.
2) DO: Terlihat an.A sedang bermain bersama teman sekelasnya.
h. Pola Peran dan Hubungan
1) DS: Ny.S mengatakan an.A merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.
Kakak an.A yang pertama masih Sekolah Menengah Pertama. Kakak
sangat menyayangi an.A. Hubungan dalam keluarga tampak harmonis.
Interaksi dengan tetangga sekitar baik dan harmonis. Ny.S bersyukur
dengan kondisinya yang sekarang walaupun memiliki anak
berkebutuhan khusus.
9
2) DO: An.A tinggal bersama kedua orang tua dan tetangganya terlihat
sering main ke rumah Ny.S untuk mengobrol dan bermain bersama
an.A.
i. Sexualitas
1) DS: an.A saat dikaji tentang dirinya sebagai anak perempuan tidak
bisa menjawabnya.
2) DO: an.A berjenis kelamin perempuan
j. Pola Koping dan Toleransi Stress
1) DS: Ny.S mengatakan an.A menangis saat merasa sakit dan merajuk
saat keinginannya tidak dipenuhi. An.A selalu memanggil ibunya
dengan kata yang tidak dan terkadang memnggil dengan kata mama.
2) DO: An.A tampak dekat dengan ibunya.
k. Pola Nilai Keyakinan
1) DS: Ny.S mengatakan bahwa an.A beragama Islam. an.A sering ikut-
ikutan shalat walaupun masih belum benar. an.A mengikuti kegiatan
berdoa dengan menengadahkan kedua tangan ke atas saat jam
pelajaran selesai.
2) DO: Saat makan Ny.S menuntun an.A untuk senantiasa berdoa
sebelum dan setelah selesai
B. Analisa Data
Tabel 1.2
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada analisa data yang telah dibuat maka muncul
beberapa masalah keperawatan dan diurutkan berdasarkan prioritas sebagai
berikut:
14
D. Intervensi Keperawatan
Skala
Indikator
Awal Tujuan
Tanda dan gejala penyakit down 1 5
syndrome
Tanda dan gejala komplikasi 1 5
penyakit down syndrome 1 5
Faktor penyebab down syndrome 1 5
Keterangan skala:
1. Tidak ada Pengetahuan
2. Pengetahuan Terbatas
3. Pengetahuan Cukup
4. Pengetahuan Banyak
5. Pengetahuan Luas
NIC: Pengetahuan Proses Penyakit.
Intervensi Keperawatan:
3. Jelaskan tanda dan gejala kelainan yang diderita anak dengan down
syndrome.
4. Jelaskan alasan dibalik menejemen/terapi/penanganan yang
direkomendasikan pada anak dengan down syndrome.
5. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada pada anak dengan down
syndrome.
6. Identifikasi kemungkinan penyebab anak dengan down syndrome
7. Identifikasi kondisi fisik anak dengan down syndrome.
8. Edukasi mengenai tindakan untuk mengontrol/meminimalisir gejala
anak dengan down syndrome.
Keterangan skala:
1. Tidak adekuat.
2. Sedikit adekuat.
3. Cukup adekuat.
4. Adekuat.
5. Sangat adekuat.
16
Hari
Dx Implementasi Respon an.A Paraf
Tanggal
Selasa, I,II Membina hubungan saling Ny.S mengenal
18 April percaya dengan Ny.S dan mahasiswa perawat,
2016 anaknya. mengerti maksud dan Yoko
16.00 tujuan yang akan
WIB dilakukan perawat.
Ny.S menyetujui
Melakukan kontrak waktu dilakukan tindakan
kepada Ny.S untuk penyuluhan kesehatan
pertemuan selanjutnya tumbuh kembang anak, Yoko
yaitu penyuluhan latihan mengeja kata,
kesehatan tumbuh berhitung, bernyanyi
kembang anak, latihan dan menebak gambar
mengeja kata, berhitung,
bernyanyi dan menebak
gambar
Rabu, Ny.S dan an.A
26 April Melakukan kunjungan menyambut dengan
2016 rumah kerumah Ny.S ramah dan menerima Yoko
14.30 kehadiran mahasiswa
WIB perawat
Ny.S mengatakan
I,II Melakukan penyuluhan memahami dan dapat
mengenai pertumbuhan menjelaskan kembali
dan perkembangan anak tentang pengertian, Yoko
19
Ny.S mengatakan
I Mengkaji pengetahuan memahami tentang
keluarga tentang down down syndrome Dari
syndrome 10 soal mengenai down Yoko
Melakukan post-test syndrome Ny.S dapat
tentang down syndrome mengejakan semua
pada Ny.S dengan benar
20
Tabel 1.6
Evaluasi Asuhan Keperawatan kesiapan meningkatkan pengetahuan (orang
tua).
P : lanjutkan intervensi
penyuluhan mengenai down syndrome
21
P : lanjutkan intervensi
Beri informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak down syndrome untuk
meningkatkan pengetahuan (penyuluhan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan
anak down syndrome)
22
P : lanjutkan intervensi
Kaji pengetahuan keluarga mengenai down
syndrome
23
Hari,
Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Selasa, II S : Ny.S mengatakan an.A dalam berkomunikasi
18 April hanya mampu mengucapkan kata yang tidak jelas,
2016 belum mampu membaca, berhitung dan Yoko
membedakan warna. Ny.S mengatakan an.A belum
mampu melakukan gosok gigi dan memakai
pakaian dengan mandiri
O : an.A hanya mampu mengucapkan kata yang
tidak jelas, belum mampu membaca, beritung dan
membedakan warna
A : Masalah belum teratasi.
Indikator
Skala
Kriteria hasil
Awal Tujuan Akhir
1. Pertumbuhan 2 5 2
dan
perkembangan
2. perilaku anak 2 5 2
yang normal
3. kebutuhan 2 5 2
perawatan fisik
4. kebutuhan 2 5 2
stimulasi
5. strategi 1 5 1
komunikasi
yang efektif
P : Lanjutkan intervensi.
Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktifitas
motorik/verbal
Bantu anak belajar ketrampilan
25
Hari,
Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Selasa, II S : Ny.S mengatakan an.A belum mampu mengeja
25 April banyak kata, belum mampu berhitung dan menebak
2017 gambar beberapa kata seperti mama, makan dan
bapak, belum mampu berhitung 1-10, dan hanya Yoko
bertepuk tangan saat belajar bernyanyi, an.A belum
bisa mandi secara mandiri, belum bisa menggosok
gigi dan terlihat belum mampu memakai baju
sendiri.
O : an.A kurang kooperatif saat belajar mengeja
dan berhitung, dan hanya bertepuk tangan saat
belajar bernyanyi potong bebek angsa. an.A tidak
kooperatif saat belajar menebak gambar buah dan
hewan dan menyikat ikat gigi dibantu oleh Ny.S.
A : Masalah belum teratasi.
Indikator
Skala
Kriteria hasil
Awal Tujuan Akhir
1. Pertumbuhan 2 5 2
dan
perkembangan
2. perilaku anak 2 5 2
yang normal
3. kebutuhan 2 5 2
perawatan fisik
4. kebutuhan 2 5 2
stimulasi
5. strategi 1 5 1
komunikasi
yang efektif.
P : Lanjutkan intervensi.
Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktifitas
motorik/verbal
Bantu anak belajar ketrampilan
26
Hari,
Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Rabu, II S : Ny.S mengatakan an.A mampu mengeja
26 April beberapa kata, belum mampu berhitung dan
2017 menebak gambar
O : an.A mampu mengeja beberapa kata seperti Yoko
mama, makan dan bapak, belum mampu berhitung
1-10, dan hanya bertepuk tangan saat belajar
bernyanyi, an.A belum bisa mandi secara mandiri,
belum bisa menggosok gigi dan terlihat belum
mampu memakai baju sendiri.
A : Masalah belum teratasi.
Indikator
Skala
Kriteria hasil
Awal Tujuan Akhir
1. Pertumbuhan 1 5 2
dan
perkembangan
2. perilaku anak 1 5 2
yang normal
3. kebutuhan 1 5 2
perawatan fisik
4. kebutuhan 1 5 2
stimulasi
5. strategi 1 5 1
komunikasi
yang efektif.
P : Lanjutkan intervensi.
Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktifitas
motorik/verbal
Bantu anak belajar ketrampilan
27
Hari,
Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
Kamis, II S : Ny.S mengatakan an.A mampu mengeja
27 April beberapa kata, belum mampu berhitung dan
2017 menebak gambar Yoko
O : an.A mampu mengeja beberapa kata seperti
mama, makan dan bapak, belum mampu berhitung
1-10, dan hanya bertepuk tangan saat belajar
bernyanyi potong bebek angsa. an.A belum mampu
menebak gambar buah dan hewan. an.A tidak
kooperatif saat dilatih mandi dan hygiene oral
A : Masalah belum teratasi.
Indikator
Skala
Kriteria hasil
Awal Tujuan Akhir
1. Pertumbuhan 1 5 2
dan
perkembangan
2. perilaku anak 1 5 2
yang normal
3. kebutuhan 1 5 2
perawatan fisik
4. kebutuhan 1 5 2
stimulasi
5. strategi 1 5 1
komunikasi
yang efektif.
P : Lanjutkan intervensi.
Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktifitas
motorik/verbal
Bantu anak belajar ketrampilan
Anjurkan orang tua untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Anjurkan orang tua untuk melatih kemampuan anak