Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DISUSUN OLEH :

NAMA : FADHILLA ELSA KHAIRANI

NIM : PO.71.20.1.20.065

KELAS : 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PRODI D - III KEPERAWATAN PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022


RESUME

KEGAWATDARURATAN NTRA RUMAH SAKIT

Penderita yang mengalami trauma berat atau multiple seringkali jatuh dalam kondisi
kritis dalam waktu yang cepat, bahkan mengarah kepada kematian, Diperlukan suatu metode
penilaian dan penanganan yang sistematis , Tujuan mengenali secara cepat hal-hal yang
mengancam nyawa serta berpotensi mengancam nyawa. Membantu secara cepat mengenali
dampak trauma yang mengancam nyawa , Initial Assessment.

1. Konsep Initial Assessment

Pengertian : Serangkaian upaya untuk mengidentifikasi dan memahami trauma pada penderita
sehingga dapat memberikan tindakan resusitasi dan stabilisasi yang cepat dan tepat.

Tujuan : untuk mengenali ancaman nyawa dan potensi ancaman nyawa serta langsung diikuti
dengan tindakkan resusitasi dan stabilisasi.

 PRA HOSPITAL
Penanganan sebelum dibawa ke rumah sakit:
- Masalah airway ( jalan nafas ) telah ditanggulangi, pengontrolan servikal
- Identifikasi dan penanggulangan awal breathing (pernapasan) dan bantuan oksigen
jika dibutuhkan.
- Bila ada masalah Circulation ( perdarahan dan syok ) upayakan penghentian secara
cepat sambil memberikan tambahan cairan untuk memperbaiki volume
- Bila cedera dilakukan immobilisasi agar tidak menyebabkan perluasan dan kerusakan
lebih lanjut. Transport ke rumah sakit terdekat, melalui mekanisme rujukan dengan
komunikasi yang baik
 INTRA HOSPITAL
Prinsip pemindahan penderita dari alat transport ke brankar perlu dilakukan pengamanan
terhadap spinal /servikal dengan imobilisasi menggunakan neck collar, dan long spinal
board.

A. Konsep Tahapan Initial Assessment


Primary surver
A : airway,
B : breathing
C : circulation
D :disability
E : exprossure
F : foley catete
G : gastric tube

H : heart monitor

B. Pelaksanaan Initial Assessment


1. Danger : keamanan diri ,kemanan pasien , keamanan lingkungan
2. Respons : alert , verbal , pain , unrespons

3. Call for help : Petugas wajib memanggil petugas lain untuk membantu,
termasuk dokter jaga IGD dan mengaktifkan sistem penanggulangan gawat
darurat terpadu (SPGDT ), Petugas lain yang datang membantu harus selalu
memulai dengan memastikan keamanan diri (menggunakan APD).

Secondary Survey
 Anamnesa,
K = Keluhan terkait Kesehatan.
O = Obat yg dikonsumsi.
M = Makanan terakhir.
P = Penyakit yg diderita.
A = Alergi ( obat dan makanan )
K = Kejadian penyebab cedera.
 Pemeriksaan tanda vital,
 Pemeriksaan fisik menyeluruh ( from head to toe),
B = Bentuk
T = Tumor
L = Luka
S = Sakit
 Penjahitan luka,
 Pendokumentasian
 Persiapan transport
 Transfer ke pelayanan definitf
Hubungi RS yg di tuju , Indikasi rujukan, Prosedur rujukan , OK, ICU.

Seorang perawat dalam melakukan tindakan kegawatdaruratan harus selalu ingat akan
prinsip prinsip sebagai berikut:
 Memperkenalkan diri , senyum dan sapa
 Melakukan Informed consent
 Melakukan edukasi pada pasien atau keluarga saat memberikan terapi dan
tindakan
 Melakukan komunikasi Terapeutik pada pasien atau keluarga
 Melakukan tindakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Melakukan Monitoring dan pelaporan perkembangan kondisi pasien secara
berkala

RESUME
KEBIJAKAN KEGAWATDARUTAN MEDIK
DI INDONESIA

A. SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU ( SPGDT ) :


suatu mekanisme pelayanan korban/pasien gawat darurat yang terintegrasi dan berbasis call
center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan masyarakat.

B. LAYANAN EMERGENSI DALAM SPGDT :


 LOKASI KEJADIAN (PRA FASYANKES)
- SDM terlatih
- Respon evakuasi yg cepat dan tepat
- Akses dan sistem komunikasi yg mudah dijangkau

 INTRA FASYANKES
- Response time sesegera mungkin
- Triase yg sesuai standarTindakan ABCD yg cepat dan tepat

 ANTAR FASYANKES
-Kelayakan jalan kendaraan (ambulans)
- Kelengkapan peralatan medik dan non medik ambulans
- Keterampilan Nakes dan Non Nakes

C. Tujuan SPGDT : Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan; dan


Mempercepat waktu penanganan (respon time) korban/pasien kegawat daruratan dan
menurunkan angka kematian serta kecacatan

D. Penguatan SPGDT :
1. Registrasi PSC 119
PSC KAB/KOTA/PROV:
 SDM
 Ambulans
 Sarana Prasarana
 Organisasi’

SI PSC DITJEN YANKES:


Sumber Daya PSC E Planning, ABK

a) Penguatan Fasyankes sebagai jejaring


FKTP
 Sistem Informasi/komunikasi
 Kompetensi SDM (TIM GADAR)
 Ambulans Transpor
 Sarana Prasarana
 Sistem Rujukan
 Data
 Monev

FKRTL
 Sistem Informasi/komunikasi
 Kompetensi SDM (TIM IGD RS)
 Ambulans Gadar
 Sarana Prasarana IGD RS
 Sistem Rujukan
 Data
 Monev

b) Algoritma Operator NCC/PSC 119


 Panduan Instruksi : Operator dapat memberikan instruksi yang tepat kepada
penelpon.
 Operator : Arah pertanyaan jelas dan tepat , Dapat memberikan informasi kepada,
EMT untuk persiapan ambulans
 Layanan Ambulans & Rujukan :Respon cepat dan tindakan tepat.

c) Manajemen Pelayanan Ambulans


 Perizinan dan Registrasi Ambulans
 SDM
 Kendaraan
 Pencatatan dan Pelaporan

d) Sistem Rujukan Terintegrasi


Rumah sakit
 Aksesibiltas
 Kebutuhan Pasien/ Indikasi Medis
 Efektivitas dan Efisiensi Pelayanan
 Keselamatan Pasien

Sisrute
 Informasi Identitas Pasien
 Informasi Sumber Daya Rumah Sakit
 Informasi Resume Medis Pasien
 Komunikasi Proses Rujukan (Riwayat Rujukan)

Ambulance
 Komunikasi dengan RS sebelum menerima rujukan.
 Feedback dari Rumah Sakit penerima rujukan terkait kesediaan untuk menerima
rujukan.

E. NCC 119 :
pusat panggilan kegawatdaruratan bidang kesehatan dengan nomor kode akses 119 yang
digunakan di seluruh wilayah Indonesia, yang berada di Kementerian Kesehatan

F. PSC 119 :
pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kegawatdaruratan yang berada di kabupaten/kota yang merupakan ujung tombak pelayanan
untuk mendapatkan respon cepat

RESUME
KONSEP KEGAWATDARURATAN PRE-HOSPITAL

A. KONSEP PRE HOSPITAL


 Kegawatdaruratan Pre-hospital merupakan perawatan medis darurat yang diberikan
kepada pasien sebelum datang ke rumah sakit.
 Pre-hospital adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan yang bertujuan untuk mencegah kehilangan jiwa dan mengurangi
penderitaan manusia

B. Tujuan pelayanan gawat darurat pre-hospital


Dalam rentang kondisi pre-hospital ini dapat terjadi dimana saja serta dalam setiap
waktu, maka peran serta masyarakat, awam khusus ataupun petugas kesehatan diharapkan dapat
melakukan tindakan penanganan kondisi kegawatdaruratan.

C. Tindakan penangan kegawatdaruratan pre-hospital


 Menyingkirkan benda-benda berbahaya ditempat kejadian.
 Melakukan triase
 Melakukan fiksasi atau stabilisasi sementara
 Melakukan evakuasi

D. Sistem penanggulangan gawat darurat pre-hospital


Sistem penanggulangan gawat darurat pre-hospital merupakan salah satu fase pada sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).
SPGDT Pra-hospital merupakan suatu pendekatan yang sistematik untuk membawa korban
gawat darurat ke suatu tempat penanganan yang definitive.
Keberhasilan penanganan pada fase ini tergantung pada beberapa komponen : akses masyarakat
ke petugas kesehatan terlatih atau sebaliknya, kominikasi dan jaringan komunikasi yang dapat
dimanfaatkan serta tersedianya sarana gawat darurat seperti ambulan.

E. SPGDT PRE HOSPITAL

 Akses
Masyarakat perlu diinformasikan dan dibekali sumber-sumber yang dapat di aksessecara
langsung segera saat terjadi serangan.
Akses dapat berupa nomor telpon langsung untuk meminta bantuan baik ditingkat kecamatan,
kabupaten, provinsi ataupun nasional.
Akses juga dapat berupa tempat yang paling mudah dijangkau atau orang-orang yang dapat
dihubungi setiap saat diperlukan.

 Komunikasi
Suatu proses mencari bantuan dari pihak korban sebagai sender kepada yang akan memberi
bantuan sebagai receiverdengan tujuan korban dapat ditolong sesegera dan seakurat mungkin.
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan merujuk korban ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
tepat sesuai kondisi korban, sehingga korban dapat dilayani sesuai kondisinya. Komunikasi yang
efektif merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pertolongan terhadap korban.

 Penanggulangan ditempat kejadian


Masyarakat awam (guru sekolah, pelatih, pengawal pribadi, orang tua, sopir, dll)
Awam khusus (petugas pemadam kebakaran, pramuka, polisi dan satpam).
Tenaga kesehatan (perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya).

 Transportasi dan evakuasi


Untuk mengangkut korban gawat darurat dengan cepat dan aman ke rumah sakit atau sarana
kesehatan yang sesuai, tercepat dan terdekat.
 Personil
Keberhasilan tenaga kesehatan dalam pertolongan gawat darurat sangat ditentukan oleh waktu
tanggap. Penanggulangan terdiri dari :
a) Assesment
b) Resusitasi
c) Ekstrikasi
d) Stabilisasi

 Organisasi

a) Penanganan yang dilakukan :


b) Pengamanan airway dan C-spine serta menberikan oksigen.
c) Mengatur posisi kepala korban gawat darurat
d) Penggunaan oropharyngeal tube
e) Penggunaan ETT
f) Tindakan cricothyroidotomy
g) Tindakan needle thoracocenthesis
h) Pemansangan chest tube
i) Mengontrol perdarahan
j) Mengatasi syok
k) Pembalutan dan stabilisasi fraktur
l) Stabilisasi korban sampai siap di transportasi

Anda mungkin juga menyukai