Anda di halaman 1dari 22

PERAN PERAWAT

DALAM “PATIENT
SAFETY”
Ns. Iskandar Markus Sembiring, S.Kep.M.Kep
PATIENT SAFETY

 Menurut Depkes (2008), Patient Safety (Keselamatan


Pasien) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit atau
pelayanan kesehatan membuat asuhan pasien menjadi
lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

 Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas


dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada
pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan.
TUJUAN SISTEM PATIENT
SAFETY

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit

b. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan


masyarakat

c. Menurunnya KTD di Rumah Sakit

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak


terjadipenanggulangan KTD
 
CON’T

Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:


 Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)

 Improve effective communication (meningkatkan komunikasi


yang efektif)
 Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan
keamanan dari pengobatan resiko tinggi)
 Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery
(mengeliminasi kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan
pasien, kesalahan prosedur operasi)
 Reduce the risk of health care-associated
infections (mengurangi risiko infeksi yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan)
 Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko
pasien terluka karena jatuh)
Peran Perawat Dalam Patient Safety

seseoarang yang telah lulus pendidikan


perawat dan memiliki kemampuan
serta kewenangan melakukan tindakan
kerpawatan berdasarkan bidang
keilmuan yang dimiliki dan
memberikan pelayanan kesehatan
PERAWAT secara holistic dan professional untuk
individu sehat maupun sakit, perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan
pasien meliputi bio-psiko-sosio dan
spiritual.
CON’T
Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS yaitu (Daud,
2007):

 Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-


alike, sound-alike medication names).
 Pastikan identifikasi pasien
 Komunikasi secara benar saat serah terima pasien.
 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang
benar.
CON’T

 Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan


pelayanan.
 Hindari salah kateter dan salah sambung selang.
 Gunakan alat injeksi sekali pakai.
CON’T
Peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah
sakit dapat dirumuskan, antara lain :

 Pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi


standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan.
 Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayan
keperawatan.
 Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
 Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan
keluarga.
 Peka dan proaktif dan melakukan penyelesaian masalah
terhadap kejadian tidak diharapkan.
STANDAR PRAKTIK (ASUHAN
KEPERAWATAN)

 Assesment (Pengkajian) : Status kesehatan pasien saat


ini dan masa lalu serta potensi resiko (keselamatan
pasien)
 Diagnosa  : menetapkan diagnosa/ masalah keperawatan 

 Planning : Rencana asuhan keperawatan

 Implementation : Pelaksanaan asuhan sesuai rencana

 Evaluation : evaluasi terhadap respon pasien dan


outcome.
STANDARS OF CARE : SAFETY

Ketepatan Identifikasi Pasien


Perawat harus mengidentifikasi seluruh pasien yang
dirawat di RS dengan benar :
a. Memastikan identitas pasien sebagai individu yang
akan menerima pelayanan atau pengobatan 
b. Memastikan kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut
CON’T
c. Proses identifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi
pasien pada saat :
 Pemberian obat, darah atau produk darah

 Pengambilan darah dan spesimen lain untuk


pemeriksaan klinis; atau
 Tindakan lain (pembedahan, non pembedahan,
pemeriksaan klinis dan penunjang)
d. Identifikasi pasien mencakup 3 detail wajib yaitu Nama
pasien, Tanggal lahir / umur, Nomor rekam medis pasien
CON’T
Peningkatan Komunikasi Efektif
a. Komunikasi secaran lisan dan atau melalui telepon
dilakukan  dengan metode T B K :
 Penerima perintah menulis perintah ( T )

 Penerima perintah membacakan kembali perintah


yang ditulis dan menanyakan kebenaran isi perintah
(B)
 Pemberi perintah memberikan konfirmasi
kebenaran perintah yang telah ditulis dan telah
dibacakan kembali tersebut ( K ).
CON’T
b. Komunikasi pelaporan pelayanan dilakukan dengan
metode S B A R :
 S (SITUATION) : Kondisi terkini yang terjadi pada
pasien.
 B (BACKGROUND) : Informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien.
 A (ASSESMENT) : Hasil pengkajian / penilaian
kondisi pasien  terkini.
 R (RECOMMENDATION) : Apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
CON’T
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai

 Obat yang harus diwaspadai adalah obat yang sering


menyebabkan terjadi kesalahan / kesalahan serius
(sentinel event) serta obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome

 Semua obat High Alert Medication harus memiliki


identifikasi dan penandaan khusus dan dikelola oleh
petugas yang kompeten terhadap obat-obat yang
dimaksud (apoteker /  tenaga kefarmasian)
CON’T
 Tempat penyimpanan obat-obat dalam kelompok ini
khususnya elektrolit konsetrat di Instalasi Farmasi,
IRIN, IBS, IRJ, Kamar Bersalin (khususnya
magnesium sulfat).

 Verifikasi ulang sebelum obat diberikan kepada pasien


harus dilakukan meliputi ketepatan pasien, obat, dosis,
waktu serta cara pemberian

 Syarat pemberian obat-obat yang perlu diwaspadai


adalah mampu melakukan monitoring efek samping,
tersedia protokol pengelolaan efek samping dan
tersedia antidotumnya.
CON;’T
4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat
Pasien Operasi
a. Proses Verifikasi

i. Merupakan proses untuk mengidentifikasi hal-hal


yang harus tersedia pada saat tindakan pembedahan,
terdiri dari :
• Dokumen-dokumen yang terkait dengan tindakan
pembedahan
- Assesmen pra operasi, diagnosis pra operasi,
rencana operasi dan rencana anesthesi
- Infomed Consent yang sudah ditanda tangani
oleh pasien/ keluarganya, dokter operator dan
dokter anesthesi.
CON’T
• Hasil pemeriksaan penunjang (radiologi,
laboratorium, dll)
• Alat-alat atau bahan khusus yang perlu disiapkan
pada saat tindakan seperti implan, tranfusi darah, dll
ii. Mencocokkan hal-hal tersebut diatas dengan
pasien.
iii. Proses verifikasi sedapat mungkin dilakukan
dengan melibatkan pasien.
iv. Proses verifikasi dicatat dalam lembar verifikasi. 
v. Proses verifikasi dilakukan sebelum pasien. masuk
kamar operasi
CON’T
b. Penandaan Lokasi Prosedur (Marking)
Semua pasien yang akan dioperasi dimana lokasi
operasi  memiliki lateralisasi (sisi kanan dan kiri),
struktur ganda (jari-jari tangan, kaki, lesi) atau
tingkatan berlapis (tulang belakang, tulang iga) harus
dilakukan pemberian “Surgical Marking”.

c. Time Out
• RS melaksanakan  Time Out dalam rangkaian
prosedur keselamatan pasien bedah terstandar yang
diadaptasi dari WHO
CON’T
• Proses Time Out harus diikuti oleh seluruh anggota
tim yang terlibat dalam prosedur bedah atau prosedur
invasif

• Check list keselamatan bedah harus dilakukan dan


dilengkapi untuk seluruh pasien yang menerima
tindakan bedah atau prosedur invasif  lainnya.

• Tindakan Time Out  dilakukan sebelum prosedur


invasif atau sebelum dilakukan insisi.
CON’T
5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan
 Kebersihan tangan merupakan proses membersihkan
tangan dengan menggunakan sabun dan air yang
menghalir (hand wash) atau dengan menggunakan
antiseptik berbasis alkohol (hand rub)
 Semua orang yang berada di RS wajib menjaga dan
melaksanakan kebersihan tangan
 Rumah Sakit memfasilitasi sarana prasarana
kebersihan tangan yang dibutuhkan.
CON’T
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
 Perawat wajib melakukan pengkajian resiko jatuh
untuk setiap pasien yang dirawat, guna
meminimalkan resiko jatuh dengan metode “Morse
Fall” untuk pasien dewasa dan metode “Humpty
Dumpty” untuk pasien anak.

 Pengurangan resiko jatuh dilakukan dengan


memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien,
memberikan intervensi pada pasien yang beresiko
serta memberikan lingkungan yang aman.
APAKAH ADA PERTANYAAN ?????

Anda mungkin juga menyukai