Anda di halaman 1dari 44

SISTEM PERNAFASAN NENG ANNIS FATHIA, M.

KEP
TUJUAN PEMBELAJARAN

“Mahasiswa mampu memahami tentang


sistem pernafasan”

STRATEGI PEMBELAJARAN
Ceramah dan diskusi
PROSES BERNAFAS

Proses bernapas merupakan proses mengalirkan udara ke


paru-paru, memasukkan oksigen ke dalam tubuh, dan
membawa karbon dioksida kembali ke udara. Sistem
pernapasan tidak hanya melibatkan paru-paru, tetapi
juga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, alveolus dan
lain-lain.
OKSIGEN

Oksigen diperlukan sel untuk mengubah glukosa menjadi


energi yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktivitas, seperti aktivitas fisik, penyerapan makanan,
membangun kekebalan tubuh, pemulihan kondisi tubuh,
juga penghancuran beberapa racun sisa metabolisme.
KARBON DIOKSIDA

Peran CO2 bagi tubuh ternyata penting, terutama dalam


mengatur tingkat keasaman (pH) darah dan mendukung
proses pernapasan. Jika kadar CO2 terlalu banyak atau
terlalu sedikit, maka bisa terjadi gangguan keseimbangan
asam basa dan keracunan karbon dioksida.
FUNGSI SISTEM RESPIRASI
1. Menyuplai O2 di seluruh sel tubuh
2. Membuang produk sampah CO2 dari seluruh sel tubuh
membantu mekanisme pertahanan tubuh dari benda
asing (foreign aterial) dan menghasilkan suara (sound),
bicara (speech) yang diperlukan.
3. Mengangkut O2 dan CO2 melalui respirasi internal dan
respirasi eksternal.
FUNGSI SISTEM PERNAPASAN
1. Ventilasi Paru merupakan proses pernapasan inspirasi
(menghirup udara) dan ekspirasi (menghembuskan
udara).
2. Pernapasan luar merupakan proses pertukaran gas
antara paru-paru dengan darah. Oksigen berdifusi ke
dalam darah, sedangkan karbon dioksida berdifusi
dari darah ke paru-paru
FUNGSI SISTEM PERNAPASAN
1. Transportasi gas merupakan proses mendistribusikan
oksigen ke seluruh tubuh dan mengumpulkan karbon
dioksida untuk dikembalikan ke paru-paru.
2. Pernapasan dalam merupakan proses pertukaran gas
antara darah, cairan interstisial (cairan yang
mengelilingi sel), dan sel-sel. Di dalam sel, terjadi
respirasi sel yang menghasilkan energi (ATP) dan CO2,
dengan menggunakan O2 dan glukosa.
SISTEM PERNAFASAN
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
Hidung (nasal) merupakan salah satu organ
tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan
(respirasi) dan indra penciuman (pembau).
• Pangkal hidung (bridge)
• Batang hidung (dorsum nasi): dinding depan
hidung yang terbentuk oleh ossa nasalis

• Cuping hidung: bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oeh
tulang rawan
• Septum nasi: dinding yang membatasi dua rongga hidung Dinding
lateral rongga hidung (kavum nasi)
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
Hidung (nasal) mempunyai fungsi dalam proses pernapasan
sebagai berikut:
1. Udara dihangatkan oleh permukaan konka dan septum
nasalis, setelah melewati faring, suhu udara kurang lebih 36
derajat celcius.
2. Udara dilembabkan sebagian besar oleh hidung. Udara yang
melewati hidung bila mencapai faring kelembabapannya
kurang lebih 75%
3. Kotoran disaring oleh bulu-bulu hidung
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
Disekeliling dinding sebelah dalam terdapat ruang-ruang udara
di dalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus paranalis yang
terdiri dari:
1. Sinus sfenoidalis terletak dibelakang kranial hidung didalam
korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian
belakang
2. Sinus etmoidalis terletak dalam pars labirinitus ossis etmoidalis
3. Sinus frontalis terletak pada infundibulum meatus nasi media
4. Sinus maksilaris (antrum hiqmori) terletak pada dinding lateral
hidung
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
Faring terdiri dari tiga bagian :
• Nasofaring sejajar hidung, menerima udara yang
masuk dari hidung. Terdapat saluran eusthacius
yang menyamakan tekanan udara di telinga
tengah. Tonsil faring (adenoid) terletak di
belakang nasofaring.

• Orofaring menerima udara dari nasofaring dan makanan dari rongga


mulut. Palatine dan lingual tonsil terletak di sini.
• Laringofaring merupakan bagian faring dan terletak sejajar laring,
menyalurkan makanan ke kerongkongan dan udara ke laring.
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
Laring menerima udara dari laringofaring.
Laring terdiri dari sembilan keping tulang
rawan yang bergabung dengan membran dan
ligamen.
• Epiglotis merupakan bagian pertama dari tulang rawan laring. Saat
makanan masuk epiglotis menutup mencegah makanan masuk, saat
bernafas katup membuka.
• (Supraglottis) menghubungkan sepasang tulang arytenoid yang berada
di belakang dengan tulung rawan tiroid yang berada di depan.
• Vestibular atas : bernafas saat ada tekanan pada otot rongga dada
• Vestibular bawah : akan bergetar dan menghasilkan suara
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
Trakea merupakan saluran fleksibel yang panjangnya
10 sampai 12 cm (4 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1
inci)

• Mukosa merupakan lapisan terdalam trakea. Mukosa


mengandung sel goblet yang dapat memproduksi lender dan
epitel pseudostratified bersilia. Silia menyapu kotoran menjauhi
paru-paru dan menuju ke arah faring.
• Submukosa merupakan lapisan jaringan ikat areolar yang
mengelilingi mukosa.
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
• Bronkus merupakan cabang trachea dan
terdiri dari dua buah yaitu bronchus kanan
dan bronchus kiri, masing-masing akan
menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru
kiri.

• Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus utama bercabang


dengan diameter yang lebih kecil, membentuk bronkus sekunder
(lobar), bronkus tersier (segmental), bronkiolus terminal (0.5 mm
diameter) dan bronchioles pernapasan mikroskopis.
MEMBRAN PERNAFASAN

• Tipe I : sel tipis, sel-sel epitel skuamosa yang


merupakan sel primer jenis dinding alveolar. Difusi
oksigen terjadi di sel-sel.
• Tipe II : mensekresi surfaktan paru (fosfolipid terikat
protein) yang mengurangi tegangan permukaan
kelembaban yang menutupi dinding alveolar
STRUKTUR PERNAFASAN MANUSIA
• Jaringan paru-paru elastis, berpori dan
seperti spons, seperti kerucut, berbentuk
badan yang menempati thorax
• Mediastinum, rongga yang berisi jantung, memisahkan kedua paru-paru.
• Paru-paru kiri terdiri dari 3 lobus, dan paru – paru kanan terdiri dari 2
lobus.
• Setiap lobus paru-paru dibagi lagi ke segmen bronkopulmonalis
(masing-masing dengan bronkus tersier), yang dibagi lagi menjadi
lobulus (masing-masing dengan bronchiale terminal).
• Pembuluh darah, pembuluh limfatik, dan saraf menembus masing-masing
lobus.
MEKANISME PERNAFASAN
Hukum Boyle “Tekanan gas menurun jika volume ruang meningkat, begitu
pula sebaliknya”
1) Saat volume rongga dada meningkat walaupun sedikit selama inhalasi,
tekanan intrapulmonar sedikit menurun dan udara mengalir ke dalam
paru-paru melalui saluran konduksi
2) Aliran udara masuk ke paru-paru dari daerah tekanan tinggi (atmosfer)
ke daerah tekanan rendah (intrapulmonar)
3) Ketika vol rongga dada menurun selama ekshalasi, tekanan intrapulmonar
meningkat dan mendorong udara keluar dari paru- paru menuju atmosfer
MEKANISME BERNAFAS
CARA BERNAFAS
Otot antar tulang rusuk
berkontraksi

DADA Tulang rusuk terangkat

Rongga dada membesar


udara masuk ke paru
RESPIRASI
Otot diafragma pada perut
berkontraksi

PERUT Diafragma datar

Volume rongga dada besar,


udara masuk ke paru
INSPIRASI DAN EKSPIRASI
• Inspirasi terjadi ketika diafragma dan otot interkostalis eksternal
berkontraksi. Kontraksi diafragma (otot rangka bawah paru-paru)
menyebabkan peningkatan ukuran rongga dada, sedangkan
kontraksi otot interkostalis eksternal mengangkat tulang rusuk dan
tulang dada.
• Ekspirasi terjadi ketika otot diafragma dan interkostal eksternal
rileks. Tekanan udara di dalam paru kemudian meningkat di atas
tekanan udara luar tubuh, dan udara keluar
VOLUME DAN KAPASITAS PARU – PARU
• Volume tidal (TV), sekitar 500 ml, adalah jumlah udara terinspirasi
saat normal, pernapasan santai.
• Volume cadangan inspirasi (IRV), sekitar 3.100 ml, adalah
tambahan udara yang dapat dihirup secara paksa setelah inspirasi
normal tidal volume.
• Volume cadangan ekspirasi (ERV), sekitar 1.200 ml, adalah
tambahan udara yang dapat dihembuskan paksa setelah
berakhirnya normal tidal volume.
• Volume residu (RV), sekitar 1.200 ml, adalah volume udara masih
yang tersisa di paruparu setelah volume cadangan ekspirasi
dihembuskan.
PERTUKARAN GAS

Pertukaran gas terjadi di paru-paru


antara alveoli dan plasma darah
dan seluruh tubuh antara plasma
dan cairan interstitial
PERTUKARAN GAS
Pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru
dan CO2 dari kapiler ke alveoli
Faktor yang berperan:
1. Luas permukaan paru-paru
2. Permeabilitas membran respirasi
3. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2
4. Afinitas gas (kemampuan menembus & saling mengikat
Hb)
TEKANAN PARTIAL DAN KELARUTAN

1. Oksigen Tekanan parsial O2 di paru-paru yang tinggi (udara


21% O2), tetapi kelarutan miskin
2. Karbon dioksida. Tekanan parsial CO2 di udara sangat
rendah (udara hanya 0,04% CO2), tapi kelarutannya dalam
plasma adalah sekitar 24 kali lipat dari O2.
TEKANAN PARTIAL DAN KELARUTAN
a. Gradien tekanan parsial adalah perubahan beberapa
jumlah dari satu daerah ke daerah lainnya. Misalnya, gradien
tekanan yang kuat untuk parsial O2 (PO2) dari alveoli
terdeoksigenasi darah (105 mm Hg di alveoli versus 40 mm
Hg di darah) memudahkan difusi cepat.
b. Luas permukaan untuk pertukaran gas
c. Jarak difusi
TRANSPORTASI GAS
Oksigen dalam darah diangkut dengan dua cara:
• Sejumlah kecil O2 (1,5 persen) dilakukan dalam plasma
sebagai terlarut gas.
• Sebagian oksigen (98,5 persen) dibawa dalam darah terikat
dengan protein hemoglobin dalam sel darah merah. Tanpa
oksigen, molekul disebut sebagai deoxygemoglobin (Hb).
Kemampuan hemoglobin untuk mengikat O2 dipengaruhi oleh
tekanan parsial oksigen. Semakin besar tekanan parsial oksigen
dalam darah, lebih mudah mengikat oksigen Hb.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler: adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan
merokok
4. Dewasa muda dan pertenggahan: diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas.
5. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun
FREKUENSI NAFAS BERBAGAI USIA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
Faktor Perilaku
1. Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang terlalu tinggi lemak menimbulkan
arteriosklerosis.
2. Exercise (olahraga berlebih): Exercise akan meningkatkan kebutuhan
oksigen
3. Merokok: nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
dan koroner
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
Perubahan Fungsi Jantung Perubahan-perubahan fungsi
jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan Konduksi (hantaran) seperti distritmia
(takikardia/bradikardia).
2. Perubahan Cardiac Output (Curah Jantung). Menurunnya
cardiac output seperti pada pasien dekom menimbulkan
hipoksia Jaringan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
Perubahan Fungsi Jantung Perubahan-perubahan fungsi
jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah
sebagai berikut:
1. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, obstruksi,
regurgitasi darah yang mengakibatkan vetrikel bekerja
lebih keras.
2. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan
pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN O2
Perubahan Fungsi Pernafasan
1. Hiperventilasi : kondisi pernafasan sangan cepat
2. Hipoventilasi : kondisi pernafasan terlalu pendek
3. Hipoksia : kekurang oksigen dijaringan
PENGENDALIAN RESPIRASI

PUSAT KEMORESEPTOR PERIPHERAL RESEPTOR

• Terletak di sistim saraf pusat • Terletak dibadan aorta


• Memantau cairan kimia • Peningkatan pH atau
serebrospinal penurunan pCO2 atau
• CO2 masuk membentuk penurunan pO2
HCO3 dan H pH menjadi menyebabkan reseptor untuk
asam (pH ↓) pusat merangsang sisten
pernafasan merangsang pernafasan.
untuk meningkatkan respirasi
ISTILAH MEDIS PADA SISTEM RESPIRASI
Asbetosisi Penyakit paru kronis ini terkait dengan paparan terhadap asbes dalam
kurun waktu yang lama. Ditandai dengan batuk kering yang terus-
menerus. Rasa tidak nyaman di dada, dapat berupa nyeri atau dada
terasa berat. Tidak nafsu makan. Penurunan berat badan
Sindrom Acute Respiratory Distress Syndrome atau sindrom gangguan
Gangguan pernapasan akut (ARDS) terjadi ketika cairan menumpuk di kantung
Pernapasan Akut udara kecil yang elastis (alveoli) di paru-paru.
Asma Kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan
penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga
menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari
Bronkitis Iritasi atau peradangan di dinding saluran bronkus, yaitu pipa yang
menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru.
ISTILAH MEDIS PADA SISTEM RESPIRASI
Cor Gagal jantung bagian kanan
Pulmonal
Emfisema Penyakit pada paru-paru yang biasanya berkembang setelah bertahun-
tahun merokok. Penyakit ini termasuk dalam kelompok penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK). Ketika mengalami emfisema, dinding kantong
udara (alveolus) di paru-paru mengalami kerusakan
Kanker paru Penyakit keganasan pada jaringan paru. Keganasan tersebut dapat
berasal dari paru sendiri (primer) maupun keganasan dari
– paru luar paru (metastasis).
Efusi Pleura Penumpukan cairan di rongga pleura
ISTILAH MEDIS PADA SISTEM RESPIRASI
Pnemonia Peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa
menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang
umum dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam,
dan sesak napas.
Tuberculosis Paru Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan
mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk
kronis.
Influenza Influenza adalah Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
virus influenza
Pneumotorax Kondisi ketika udara terkumpul di rongga pleura, yaitu ruang di antara
paru-paru dan dinding dada. Udara tersebut dapat masuk akibat
adanya cedera di dada atau robekan di paru-paru. Akibatnya, paru-
paru jadi mengempis (kolaps) dan tidak bisa mengembang.
PEMERIKSAAN PADA SISTEM PERNAFASAN
• Spirometri merupakan tes fungsi paru yang
paling umum digunakan untuk mengukur
kesehatan organ paru.
• Tes ini menggunakan alat yang disebut
spirometer untuk mengukur seberapa banyak
udara yang dihirup serta seberapa banyak
dan cepat pasien mengembuskan napas.
• Dokter umumnya akan menyarankan tes
pernapasan ini bila mencurigai adanya
penyakit paru-paru kronis, seperti asma,
PPOK, dan emfisema.
PEMERIKSAAN PADA SISTEM PERNAFASAN

Tes Analisa Gas Darah mengetahui


kelainan pada aliran darah yang
menyebabkan gangguan
pernapasan. Prosedur ini akan
mengukur kadar oksigen, karbon
dioksida, dan pH dalam darah.
Analisis gas darah dapat membantu
diagnosis asma, PPOK, fibrilosis dan
penyakit jantung.
JAZAAKUMULLAHU KHAIR

Anda mungkin juga menyukai