Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

OKSIGENASI

Disusun Oleh:
1. Cici Khairunisa
2. Renisa
3. Resty Remawaty
4. Revia Novertin K.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2022
PENYULUHAN DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OKSIGENASI

Stase : Keperawatan Dasar Profesi Ners


Pokok Bahasan : Oksigenasi
Sasaran : Pasien yang menggunakan Oksigen
Tempat : RS AM Parikesit Tenggarong
Hari / tanggal : Kamis, 29 Desember 2022
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Cici , Renisa, Resty, Revia

A. Latar Belakang
Menurut Restapati (2017), Kebutuhan dasar oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam
proses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna
bagi tubuh, salah satunya kematian. Salah satu gangguan kebutuhan oksigenasi adalah
bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah
ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan
jalan napas tetap paten (Tim Pokja, SDKI. 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mahasiswa dapat memahami tentang
kebutuhan oksigenasi
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, mahasiswa dapat :
1) Mengetahui pengertian Oksigenasi.
2) Penyebab terjadinya kekurangan oksigenasi.
3) Menjelaskan cara pemasangan oksigenasi.
4) Menjelaskan alat dan bahan serta cara kerja oksigenasi.
5) Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan oksigenasi.
B. Metode
1. Demonstrasi
C. Media
1. Tabung O2, Pengukur aliran flow meter, humidifier, dan selang kanul
D. Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi struktur :
1. Menyusun satuan acara penyuluhan oksigenasi
2. melakukan konsultasi satuan acara penyuluhan yang telah disusun dengan
pembimbing
3. melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4. membentuk pengorganisasian dlam pelaksanaan penyuluhan
5. mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penyuluhan
JADWAL KEGIATAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Orientasi 5 menit Pembukaan
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
Memperhatikan
5. Menyampaikan kontrak
waktu
Memperhatikan

Kerja 15 menit 1. Menjelaskan pengertian


Oksigenasi
2. Penyebab terjadinya
kekurangan oksigenasi

3. Menjelaskan cara Memperhatikan


pemasangan oksigenasi.
4. Menjelaskan alat dan bahan
serta cara kerja oksigenasi.
5. Menjelaskan hal-hal yang
harus diperhatikan oksigenasi.

Terminasi 10 menit 1. Memberikan kesempatan


bertanya
2. Menjawab pertanyaan
Bertanya dan
3. Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan Menjawab
4. Memberi salam penutup pertanyaan
MATERI PENYULUHAN OKSIGENASI

A. Pengertian
Oksigen adalah proses penambahan oksigen kedalamsistem baik secara kimia maupun
fisika dimana oksigen sendiri merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau dan sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme untuk mempertahankan hidup dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel. Reaksi menghasilkan energi karbondioksida dan air lewat proses
pernafasan yaitu proses menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari
oksidasi yang keluar dari tubuh (kusnanto, 2016).
B. Penyebab Terjadinya Kekurangan Oksigenasi
1. Penurunan energi
2. Kelelahan
3. Obesitas
4. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia)
5. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
6. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol, menyebabkan depresi pusat
pernapasan.
7. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
8. Faktor lingkungan ( tempat kerja, suhu lingkungan )
9. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang
buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arterioklerosis.
10. Penyakit pernafasan menahun (tbc, asma, bronkhitis)
C. Tanda dan Gejala Kekurangan Oksigen
Oksigen diambil dari paru-paru melalui hemoglobin dan perjalanan ke setiap sel dalam
tubuh.Tingkat oksigen darah adalah jumlah oksigen yang beredar dalam darah. Sel darah
merah membawa sebagian besar oksigen, mengumpulkannya dari paru-paru dan
mengirimkannya ke seluruh bagian tubuh. Tingkat oksigen darah yang terlalu rendah
dibandingkan dengan tingkat rata-rata orang sehat dapat menjadi tanda kondisi yang
dikenal sebagai hipoksemia. Jika tingkat oksigen terlalu rendah, maka akan sangat
berdampak dalam kinerja sel dan membahayakan tubuh seseorang. Tanda dan gejala
sebagai berikut:
1. Perasaan euforia atau bahkan halusinasi
2. Warna kebiruan pada bibir, daun telinga dan/atau dasar kuku
3. Sakit kepala
4. Sesak napas
5. Pernapasan cepat
6. Gelisah
7. Peningkatan tekanan darah
8. Masalah penglihatan
9. Pingsan
D. Indikasi
Secara fisiologis, tubuh mengonsumsi oksigen sebanyak 115-165 ml/menit/meter persegi
dari luas permukaan tubuh, sedangkan penyediaan oksigen sebanyak 550-650
ml/menit/meter persegi permukaan rubuh. Sehingga masih tersedianya cadangan oksigen
sebanyak 435-485 ml di dalam darah, namun akan segera habis di gunakan untuk
metabolisme dalam waktu 3-4 menit apa bila pasien tidak bernapas atau tidak diberikan
oksigen. Penyediaan dan konsumsi oksigen di upayakan oleh tubuh agar tetap seimbang
melalui sistem respirasi dan sistem sirkulasi. Jika terjadi gangguan keseimbangan seperti
penurunan penyediaan oksigen atau peningkatan konsumsi oksigen akan terjadi “hutang”
oksigen. Indikasi klinis secara umum untuk pemberian terapi oksigen adalah jika terjadi
ketidak cukupan oksigenasi jaringan yang terjadi akibat:
a. Gagal napas akibat sumbatan jalan napas, depresi pusat napas, penyakit saraf otot,
trauma thorax atau penyakit pada paru seperti misalnya Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS).
b. Kegagalan transportusi oksegen akibat syok (kardiogenik, hipovolemik dan septik),
infark otot jantung, anemia atau keracunan karbon monoksida (CO).
c. Kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat keracunan sianida.
d. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada luka bakar, trauma
ganda, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam, dan sebagainya.
e. Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas gelak atau N2O.
E. Kontraindikasi
Kontraindikasi terapi oksigen adalah pemberian pada pasien yang tidak berisiko atau
mengalami hipoksemia atau hipoksia jaringan. Pemberian berlebihan dari oksigen
berpotensi menyebabkan harm pada pasien, yaitu menyebabkan toksisitas oksigen yang
dapat mengancam nyawa. Peringatan diperlukan dalam penggunaan terapi oksigen karena
oksigen merupakan bahan yang mudah terbakar, sehingga penyimpanan dan
penggunaannya harus menjamin keamanan pasien dan petugas kesehatan.
F. Alat Terapi Oksigen
1. Nasal Kanul dan nasal kateter
Nasal kanul dan nasal kateter. Nasal kanul dan nasal kateter merupakan alat terapi
oksigen (O2) dengan sistem arus rendah yang digunakan secara luas. Nasal kanul
terdiri dari sepasang tube dengan panjang + dua cm yang dipasangkan pada lubang
hidung pasien dan tube dihubungkan secara langsung menuju oxygen flow meter.
Alat ini dapat menjadi alternatif bila tidak terdapat sungkup muka, terutama bagi
pasien yang membutuhkan konsentrasi oksigen (O2) rendah oleh karena tergolong
sebagai alat yang sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya. Nasal kanul
arus rendah mengalirkan oksigen ke nasofaring dengan aliran 1-6 liter/ menit dengan
fraksi oksigen (O2) (Fi-O2) antara 24-44%. Aliran yang lebih tinggi tidak
meningkatkan fraksi oksigen (O2) (FiO2) secara bermakna diatas 44% dan dapat
mengakibatkan mukosa membran menjadi kering. Adapun keuntungan dari nasal
kanul yaitu pemberian oksigen (O2) yang stabil serta pemasangannya mudah dan
nyaman oleh karena pasien masih dapat makan, minum, bergerak dan berbicara.
Walaupun nasal kanul nyaman digunakan tetapi pemasangan nasal kanul dapat
menyebabkan terjadinya iritasi pada mukosa hidung, mudah lepas, tidak dapat
memberikan konsentrasi oksigen (O2) lebih dari 44% dan tidak dapat digunakan pada
pasien dengan obstruksi nasal.3,4,9 Nasal kateter mirip dengan nasal kanul di mana
sama-sama memi-liki sifat yang sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya
serta tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan usia dan jenis kelamin pasien.
Untuk pasien anak-anak digunakan kateter nomor 8-10 F, untuk wanita digunakan
kateter nomor 10-12 F dan untuk pria digunakan kateter nomor 12-14 F. Fraksi
oksigen (O2) (FiO2) yang dihasilkan sama dengan nasal kanul.
2. Simple mask
Masker wajah atau simple mask atau face mask adalah alat pemberian oksigen yang
ditempatkan menutupi hidung dan mulut klien. Jenis masker oksigen ini digunakan
dalam perawatan akut, klinik rawat jalan, atau dalam situasi gawat darurat saat pasien
dirawat dan diangkut ke rumah sakit. Aliran oksigen diatur pada 5 hingga 10 liter per
menit untuk memberikan terapi oksigen pada 40% hingga 60%.
3. Non Rebrithing mask
Nonrebreathing oxygen face mask (NRM) atau sungkup
oksigen nonrebreathing adalah alat untuk mengalirkan oksigen kecepatan rendah
pada pasien yang bisa bernapas spontan. NRM memiliki komponen reservoir oksigen
murni dan katup pernapasan satu arah arah yang memungkinkan pengiriman oksigen
konsentrasi tinggi kepada pasien (FiO2 sekitar 90%) denga saturasi 6-10 L/menit.

4. Rebrithing mask
Selama inspirasi, pasien menghirup udara dari masker, dari kantong udara, dan dari
lubang-lubang disisi masker. Saat ekspirasi, sepertiga awal udara yang dihembuskan
akan mengalir kembali ke dalam kantong penampung. Sebagian udara yang
dihembuskan berasal dari ruang rugi anatomi (anatomic dead space), karena itu udara
tersebut masih kaya dengan oksigen, masih lembab, masih hangat dan mengandung
sedikit CO2.Saturasi 85-90% diberikan rebreatihing mask 8-12 lpm,
G. Persiapan Alat
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer 2
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier 2
3. Selang kanula hidung
H. Cara Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Memastikan tabung masih berisi oksigen
3. Mengisi botol pelembab dengan aqua sesuai batas
4. Menyambungkan selang binasal O2 dengan humidifier
5. Mengatur posisi semi fowler
6. Membuka Flow meter demgan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan dan memastikan
ada aliran udara
7. Memasang kanula pada hidung pasien dengan hati-hati
8. Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien
9. Merapikan pasien
I. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan oksigenasi
1. Pasien dengan kadar O2arteri rendah dari hasil analisa gas darah
2. Pasien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan
hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja
otot-otot tambahan pernafasan
DAFTAR PUSTAKA
Basri, B., Utami, T. and Mulyadi, E. (2020). Konsep Dasar Dokumentasi Keperawatan.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Ginting, L. R., Sitepu, K. and Ginting, R. A. (2020). ‘Pengaruh Pemberian Oksigen Dan Elevasi
Kepala Terhadap Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang’, Jurnal
Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 2(2), pp. 102– 112. doi: 10.35451/jkf.v2i2.319.
Gustia, M. and Manurung, M. (2018).‘Hubungan ketepatan penilaian triase dengan tingkat
keberhasilan penanganan pasien cedera kepala di IGD RSU HKBP Balige
Kabupaten Toba Samosir’, Jurnal Jumantik, 3(2), pp. 98–114.
Hariono, R. and Putri Sari Utami, M. (2019). Keperawatan Medikal Bedah II. II. Edited by J.
Aksara. Yogyakarta: PUSAKA BARU PRESS.
Judha, M. (2011) Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan. Jogjakarta: Gosyen Publishing
2011
Kusnanto. (2016). MODUL PEMBELAJARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN.
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai