Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TINDAKAN OKSIGENASI PADA PASIEN Tn.S Di RUANG DRUPADI 2

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

SEMESTER GENAP

SMK BRAWIJAYA DURENAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DISUSUN OLEH : YURIKE ERWINDA PRESTIKA AYU

DIBIMBING OLEH : NURUL BARIROH,S.KEP.NERS

KLINIK WIJAYA KUSUMA MEDIKA

Jl.Gandusari-Kampak,Sukorejo Kec.Gandusari Kab.Trenggalek


LEMBAR PENGESAHAN
Makalah dengan Tindakan Oksigenasi pada Tn.S di Ruang
Drupadi 2 Klinik Wijaya Kusuma Medika Gandusari telah disahkan
pada tanggal 6 Juni 2016.

SISWA PEMBIMBING AKADEMIK

PEMBIMBING KLINIK/CI
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas “TINDAKAN OKSIGENASI”.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
orang-orang yang telah berperan penting sehingga dapat terselesaikan laporan ini,yaitu:

1. Tuhan YME yang telah memberikan anugerah kesehatan, kekuatn dan ilmu
pengetahuan kepada saya sebagai yang tidak ternilai harganya.
2. Kepala Sekolah SMK Brawijaya Durenan
Bapak Esa Ridha Herpadi, S.Pd
3. Nurul Bariroh, S.Kep.Ners selaku pembimbing praktek di klinik Wijaya Kusuma
Medika Gandusari, Trenggalek.
4. Pihak Klinik Wijaya Kusuma Medika dan pembimbing praktek di Klinik Wijaya
Kusuma Medika Gandusari, Trenggalek.
5. Orang tua serta rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan doa.

Saya menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu saya sangat
mengharap segala bentuk saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan tugas
makalah ini. Sebagai akhir saya berharap agar tugas makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadikan kajian bagi banyak pihak.

Trenggalek, 6 Juli 2016

Penyusun

Yurike Erwinda P.A


DAFTAR ISI
Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pemberian oksigen

2.2 Tujuan Pemberian oksigen

2.3 Indikasi Pemberian oksigen

2.4 Alat dan Bahan

2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen

2.7 Faktor yang mempengaruhi oksigenasi

2.8 Sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi

2.9 Proses Oksigenasi

2.10 Jenis-jenis pernafasan

2.11 Gangguan kebutuhan oksigenasi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen
maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien
akan meninggal.

Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Tidak
makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang
hingga sampai pada keadaan fatal akibatnya. Tidak hanya untuk bernafas dan
mempertahankan kehidupan. Oksigen juga bisa dijadikan sarana untuk mengatasi berbagai
macam penyakit.

Oksigen merupakan salah satu komponen gas yang unsure vital dalam proses
metabolisme tubuh, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali
bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi,
kardiovaskuler, dan keadaan hematologis.

Seringkali pada saat pasien mengeluh sesak nafas, maka secara otomatis yang terfikir
adalah pemberian oksigen. Tanpa memandang “sebetulnya” perlu atau tidaknya tindakan
tersebut dilakukan. Jikapun perlu metode apa yang diperlukan dan berapa banyak kadar yang
harus diberikan oksigen (O2).

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.Seringkali individu tidak
menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernafasan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari kebutuhan oksigenasi ?
2. Apa tujuan dari pemberian oksigen ?
3. Apa yang menjadi indikasi pemberian oksigen ?
4. Apa saja alat yang digunakan dalam oksigenasi ?
5. Bagaiman prosedur kerja pemberian oksigen ?
6. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen ?
7. Faktor-faktor apa saja yangmempengaruhi oksigenasi ?
8. Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam oksigenasi ?
9. Apa saja proses kebutuhan oksigen ?
10. Apa saja jenis-jenis pernapasan pada kebutuhan oksigenasi ?
11. Apa saja gangguan pada kebutuhan oksigenasi ?

1.3 TUJUAN
 Umum
Memberikan gambaran pada masyarakat tentang kebutuhan oksigen yang
sangat penting untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh untuk
mempertahankan hidup.
 Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian oksigen.
2. Agar kita mengerti tujuan dari pemberian oksigen.
3. Untuk mengetahui indikasi pemberian oksigenasi.
4. Agar kita mengerti prosedur pemberian oksigen.
5. Agar kita mengetahui apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen.
6. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi.
7. Untuk mengetahui jenis pernafasan dan pengukuran fungsi paru.
8. Untuk mengetahui proses keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen.

1.4 Manfaat
 Bagi Pasien
1. Dapat mencegah pada pasien yang mengalami hipoksia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pada pasien.
3. Membuat pasien mengerti pentingnya kebutuhan oksigen.
4. Dapat mengubah gaya hidup pasien yang kurang sehat.
5. Dapat mengerti udara yang bersih untuk di hirup.
 Bagi Perawat
1. Mengurangi pasien yang mengalami hipoksia.
2. Perawat akan lebih memahamipentingnya kebutuhan oksigenasi.
3. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat tidak bingung dan salah
dalam memberikan informasi.
4. Perawat bisa memberikan motivasi pada pasien yang gaya hidupnya kurang
sehat.
5. Selain pasien, perawat juga perlu mengubah gaya hidup yang tidak sehat
mengenai kebutuhan oksigenasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
1. Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas
oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan ke dalam paru-
paru yang melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
(Hidayat,A.Aziz Alimul,2005)
2. Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen ke dalamparu-paru melalui
saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.(Musrifatul
Uliyah,2005)
3. Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
(Standar Pelayanan Keperawatan,2005)
4. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfer lingkungan.Pada ketinggian air
laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21%.(Brunner dan
Suddarth,2001)

2.2 Tujuan Pemberian Oksigen


1) Memenuhi kekurangan oksigen.
2) Membantu kelancaran metabolisme tubuh.
3) Mencegah hipoksia(kekurangan oksigen).
4) Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.
5) Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
6) Menilai fungsi pertukaran gas.

2.3 Indikasi

a. Dengan pasien hipoksia(kekurangan oksigen).


b. Pada pasien yang mengalami kelumpuhan alat-alat pernafasan.
c. Pasien selama dan sesudah dilakukan narcose umum.
d. Pasien trauma paru.
e. Pasien syok, dispneu, cyanosis, apneu.
f. Pasien tidak sadar(koma).
2.4 Alat dan Bahan

1) Sumber oksigen :Tabung oksigen/ Oksigen sentral


2) Manometer : Untuk mengetahui isi oksigen pada tabung.
3) Humidifier : Untuk melembabkan oksigen yang masuk agar mukosa tidak kering.
4) Flow meter : Untuk mengatur oksigen yang akan diberikan kepada pasien.
5) Kassa.
6) Air Steril.
7) Kanul nasal, Katether nasal, Masker oksigen.

 Persiapan Pasien dan Lingkungan


1. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan (informed
consent).
2. Atur posisi pasien fowler atau semifowler.
3. Cek sambungan, sumber oksigen, dan humidifier.
4. Menutup sketsel atau sampiran.

2.5 Prosedur Kerja

A. Kanul Nasal
Pemasangan kanul nasal merupakan cara yang paling mudah, sederhana,
murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur. Pemakaian kanul
nasal menghasilkan 1-6 l/menit dan kosentrasi 24-44%.

1) Cuci tangan.
2) Identifikasi klien.
3) Sambungkan kanul nasal ke sumber oksigen.
4) Tes aliran dipunggung tangan.
5) Pasang kanul nasalpada hidung pasien.
6) Mengatur ikatan untuk memberikan kenyamanan pada pasien.
7) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6
l/menit.Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya
gelembung air.
8) Catat kecepatan aliran oksigen.
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
10) Periksa kanul nasal tiap 6-8 jam.
B. Kateter Nasal
Merupakan terapi oksigen denganaliran 1-6 l/menit untuk menghasilkan oksigen dan
kosentrasinya 24-44% tergantung pola aktivitas pasien.

1) Cuci tangan.
2) Identifikasi klien.
3) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 l/menit.
Kemudian observasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
4) Ukur kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan berikan
tanda.
5) Buka saluran udara dari tabung oksigen.
6) Berikan minyak pelumas(vaselin/jeli).
7) Masukkan ke dalam hidung sampai batas yang ditentukan.
8) Lakukan pengcekan kateter apakah sudah masuk apa belum, menekan lidah pasien
menggunakan spatel(akan terlihat posisinya dibelakang uvula).
9) Viksasi pada daerah hidung.
10) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
11) Periksa kateter nasal setiap 6-8 jam.

C. Masker Oksigen
Suatu terapi oksigen dengan kecepatan aliran 5-8 l/menit dan kosentrasi 40-60%. Ada
dua macam :

a. Sungkup muka (rebreathing)


Kecepatan aliran 8-12 l/menit untuk menghasilkan oksigen dan kosentrasinya 60-
80%.
b. Sungkup muka (non rebreathing)
Kecepatan aliran 8-12 l/menit untuk menghasilkan oksigen dan kosentrasi 90%. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena
mempunyai dua katup,1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup saat ekspirasi,
dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara masuk pada saat inspirasi dan akan
membuka pada saat ekspirasi.

1) Cuci tangan.
2) Identifikasi klien.
3) Sambungkan masker ke sumber oksigen.
4) Tes aliran di punggung tangan.
5) Pasangkan oksigen diatas mulut dan hidung pasien.
6) Atur ikatan dan berikan kassa diatas telinga untuk memberikan kenyamanan pada
pasien.
7) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan 6-10 l/menit. Kemudian
observasi humidifier pada tabung air dengan adanya gelembung.
8) Catat kecepatan aliran oksigen.
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
10) Periksa masker oksigen setiap 6-8 jam.

 Rata-rata oksigen dengan peralatan dengan pemberian oksigen yang berbeda :


1. Nasal kanul
 1 l/mnt 24%
 2 l/mnt 28%
 3 l/mnt 32%
 4 l/mnt 36%
 5 l/mnt 40%
 6 l/mnt 44%
2. Masker oksigen
 5-6 l/mnt 40%
 5-7 l/mnt 50%
 7-8 l/mnt 60%

2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Amati tanda-tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian oksigen.
b. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan, misalnya: api, yang dapat menimbulkan
kebakaran.
c. Air pelembab harus diganti setiap 24 jamdan isi sesuai batas yang ada pada botol.
d. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai.
e. Kanul nasal dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering.
f. Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis,
karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,
hypercerbia, diikuti penurunan kesadaran.
g. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1-2 l/menit, kemudian dinaikkan
pelan-pelan sesuai kebutuhan.

2.7 Faktor yang mempengaruhi


1. Lingkungan
Letak geografis suatu wilayah berpengaruh terhadap proses oksigenasi(suhu
lingkungan, ketinggian suatu tempat).
2. Fisiologis
Karena adanya fungsi tubuh yang mengalami gangguan atu kelainan(anemia).
3. Perkembangan
Kebutuhan oksigen dibedakan menurut umur.
4. Perilaku
Perilaku tertentu mempengaruhi kebutuhan oksigen seseorang(aktivitas).
5. Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga
kebutuhan oksigen meningkat.
6. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan
baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat.
Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit
pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen
tubuh.

2.8 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigen


 Saluran pernafasan bagian atas :
a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
b. Esophagus.
c. Laring, merupakan saluran pernafasan setelah faring.
d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat
proses menutup.
 Saluran pernafasan bagian bawah :
a. Trkhea, merupakan kelanjutan darilaring sampai kira-kira ketinggian vertebrae
torakalis kelima.
b. Bronkus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri.
c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.
e. Paru-paru(pulmo), paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernafasan.

2.9 Proses oksigenasi


A. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosferke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat maka tekanan udara semakin rendah, semakin rendah tempat tekanan
udara semakin tinggi.

B. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru
dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau
permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial(keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan).
C. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung(kardiak output), kondisi pembuluh
darah, latihan(exercise), perbandingan sel dengan darah secara
keseluruhan(hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.

2.10 Jenis Pernapasan


1. Pernapasan Eksternal

Merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut
sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakhea dan pipa
bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel
darah merah dipompa oleh arterike seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan
tekanan oksigen 100 mmHg.

2. Pernapasan Internal

Merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan
disekitarnya yang sering melibatkan proses. Semua hormon termasuk derivate catecholamine
dapat melebarkan saluran pernapasan.

2.11 Gangguan Kebutuhan Oksigenasi


1) Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen(O2) dalam
tubuh akibat difiensi oksigen(O2) atau peningkatan penggunaan oksigen(O2).
2) Perubahan pola nafas
a. Tachypnea : Frekuensi pernapasan kurang dari 24 kali per menit.
b. Bradypnea : Pola pernapasan lambat, kurang lebih 10x/menit.
c. Hiperventilasi : Merupakan cara tubuh dalam mengkompensasi peningkatan
jumlah oksigen dalam paru agar pernafasan lebih cepat.
d. Kusmaul : Pola pernafasan cepat dan dangkal.
e. Hipoventilasi : Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan
cukup yang dilakukan pada saat tidak tercukupinya penggunaan oksigen.
f. Dispnea : Perasaan sesak dan berat saat pernafasan.
g. Orthopnea : Kesulitan bernafas kecuali pada posisi duduk atau berdiri.
h. Chyene Stokes : Siklus pernafasan yang amplitudonya mulai naik kemudian
menurun dan berhenti.
i. Stridor : Merupakan pernapasan bising yang yang terjadi karena penyempitan
pada saluran pernafasan.
3) Obstruksi jalan nafas
Merupakan suatu kondisi individu mengalami ancaman pada kondisi pernafasannya
terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif.
4) Pertukaran Gas
Merupakan suatu kondisi individu mengalami penurunan gas baik CO2 dan O2
diantara alveoli paru dan sistem vaskuler.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen initidak terlepas pada kondisi sistem
pernapasan secara fungional. Bila ada gangguan pada salah organ sistem respirasi,
maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.
Pemberia terapi oksigen suatu tata cara pemberian oksigen pada penderita
yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen digunakan
pada pasien yang mengalami trauma paru, anoksia/hipoksia. Pemberian oksigen
bertujuan untuk memenuhi pasien yang kekurangan oksigen.

3.2 Saran
 Dari Pasien :
a. Seharusnya dalam memebrikan kebutuhan oksigen sesuai dengan
kenyamanan pasien.
b. Jika menggunakan masker oksigen harus diberikan kassa diatas telinga
pasien agar tidak sakit.
c. Harus saling melakukan pengecekan pada pasien yang diberikan terapi
oksigen.
d. Memberikan suasana maupun udara diruangan pasien dengan bau segar.
Kalau bisa setiap kamar diberikan kipas atau tumbuhan yang banyak
mengandung oksigen.
 Dari Perawat :
a. Pasien yang mengalami sesak nafas, sebaiknya jangan dikerumuni
banyak orang. Agar udara yang dihirup lebih banyak.
b. Seharusnya pasien yang mengalami hipoksia tidak memakai pakaian
yang terlalu ketat.
c. Hindari aktivitas yang dapat memicu denyut jantung.
d. Rutin membersihkan lingkungan dan perbanyak menanam pohon, agar
oksigen yang dihirup lebih banyak dan sehat.
e. Jangan biasakan sikap emosi atau marah karena dapat menyebabkan
hipoksia.

 Dari Rumah Sakit/ Klinik :


a. Mampu memberikan fasilitas yang berkualitas dan dapat memberikan
kenyamanan pada pasien.
b. Menambah tanaman disekitar taman, agar pasien bisa menikmati
suasana yang nyaman dan udara segar.
c. Rutin melakukan pengcekan pada pasien sekaligus memebrikan
penjelasan tentang penyakit yang dialami pasien.
d. Seharusnya memberika nasehat kepada pasien agar menghilangkan
gaya hidup yang kurang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi,2008,Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien,Jakarta:Salemba Medika.
2. Hidayat,A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
3. Hidayat,A.Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah.2005. Kebutuhan Dasar. Buku
kedokteran.
4. Allen ,Carolvestal,1998,memahami proses keperawatan dengan pendekatan lain.
5. Andarmoyo,Sulistyo.2012.Kebutuhan Dasar Manusia(oksigenasi).Euko Jambusari
No.7A:Yogyakarta.
6. Greven, Ruth,1999,fundamental of nursing:human health and
function,philadelphia:Lippincott.
7. Teguh,Subianto.2009.Prosedure pemberian oksigen.Jakarta:Buku kedokteran
8. Razi,Maulana.2008.Terapi oksigen.Jakarta:wordpress function.Buku kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai