SEMESTER GENAP
PEMBIMBING KLINIK/CI
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas “TINDAKAN OKSIGENASI”.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
orang-orang yang telah berperan penting sehingga dapat terselesaikan laporan ini,yaitu:
1. Tuhan YME yang telah memberikan anugerah kesehatan, kekuatn dan ilmu
pengetahuan kepada saya sebagai yang tidak ternilai harganya.
2. Kepala Sekolah SMK Brawijaya Durenan
Bapak Esa Ridha Herpadi, S.Pd
3. Nurul Bariroh, S.Kep.Ners selaku pembimbing praktek di klinik Wijaya Kusuma
Medika Gandusari, Trenggalek.
4. Pihak Klinik Wijaya Kusuma Medika dan pembimbing praktek di Klinik Wijaya
Kusuma Medika Gandusari, Trenggalek.
5. Orang tua serta rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan doa.
Saya menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu saya sangat
mengharap segala bentuk saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan tugas
makalah ini. Sebagai akhir saya berharap agar tugas makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadikan kajian bagi banyak pihak.
Penyusun
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Tidak
makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang
hingga sampai pada keadaan fatal akibatnya. Tidak hanya untuk bernafas dan
mempertahankan kehidupan. Oksigen juga bisa dijadikan sarana untuk mengatasi berbagai
macam penyakit.
Oksigen merupakan salah satu komponen gas yang unsure vital dalam proses
metabolisme tubuh, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali
bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi,
kardiovaskuler, dan keadaan hematologis.
Seringkali pada saat pasien mengeluh sesak nafas, maka secara otomatis yang terfikir
adalah pemberian oksigen. Tanpa memandang “sebetulnya” perlu atau tidaknya tindakan
tersebut dilakukan. Jikapun perlu metode apa yang diperlukan dan berapa banyak kadar yang
harus diberikan oksigen (O2).
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.Seringkali individu tidak
menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernafasan.
1.3 TUJUAN
Umum
Memberikan gambaran pada masyarakat tentang kebutuhan oksigen yang
sangat penting untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh untuk
mempertahankan hidup.
Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemberian oksigen.
2. Agar kita mengerti tujuan dari pemberian oksigen.
3. Untuk mengetahui indikasi pemberian oksigenasi.
4. Agar kita mengerti prosedur pemberian oksigen.
5. Agar kita mengetahui apa yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen.
6. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi.
7. Untuk mengetahui jenis pernafasan dan pengukuran fungsi paru.
8. Untuk mengetahui proses keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen.
1.4 Manfaat
Bagi Pasien
1. Dapat mencegah pada pasien yang mengalami hipoksia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pada pasien.
3. Membuat pasien mengerti pentingnya kebutuhan oksigen.
4. Dapat mengubah gaya hidup pasien yang kurang sehat.
5. Dapat mengerti udara yang bersih untuk di hirup.
Bagi Perawat
1. Mengurangi pasien yang mengalami hipoksia.
2. Perawat akan lebih memahamipentingnya kebutuhan oksigenasi.
3. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat tidak bingung dan salah
dalam memberikan informasi.
4. Perawat bisa memberikan motivasi pada pasien yang gaya hidupnya kurang
sehat.
5. Selain pasien, perawat juga perlu mengubah gaya hidup yang tidak sehat
mengenai kebutuhan oksigenasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
1. Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas
oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan ke dalam paru-
paru yang melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
(Hidayat,A.Aziz Alimul,2005)
2. Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen ke dalamparu-paru melalui
saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.(Musrifatul
Uliyah,2005)
3. Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.
(Standar Pelayanan Keperawatan,2005)
4. Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfer lingkungan.Pada ketinggian air
laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21%.(Brunner dan
Suddarth,2001)
2.3 Indikasi
A. Kanul Nasal
Pemasangan kanul nasal merupakan cara yang paling mudah, sederhana,
murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur. Pemakaian kanul
nasal menghasilkan 1-6 l/menit dan kosentrasi 24-44%.
1) Cuci tangan.
2) Identifikasi klien.
3) Sambungkan kanul nasal ke sumber oksigen.
4) Tes aliran dipunggung tangan.
5) Pasang kanul nasalpada hidung pasien.
6) Mengatur ikatan untuk memberikan kenyamanan pada pasien.
7) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6
l/menit.Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya
gelembung air.
8) Catat kecepatan aliran oksigen.
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
10) Periksa kanul nasal tiap 6-8 jam.
B. Kateter Nasal
Merupakan terapi oksigen denganaliran 1-6 l/menit untuk menghasilkan oksigen dan
kosentrasinya 24-44% tergantung pola aktivitas pasien.
1) Cuci tangan.
2) Identifikasi klien.
3) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 l/menit.
Kemudian observasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
4) Ukur kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan berikan
tanda.
5) Buka saluran udara dari tabung oksigen.
6) Berikan minyak pelumas(vaselin/jeli).
7) Masukkan ke dalam hidung sampai batas yang ditentukan.
8) Lakukan pengcekan kateter apakah sudah masuk apa belum, menekan lidah pasien
menggunakan spatel(akan terlihat posisinya dibelakang uvula).
9) Viksasi pada daerah hidung.
10) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
11) Periksa kateter nasal setiap 6-8 jam.
C. Masker Oksigen
Suatu terapi oksigen dengan kecepatan aliran 5-8 l/menit dan kosentrasi 40-60%. Ada
dua macam :
1) Cuci tangan.
2) Identifikasi klien.
3) Sambungkan masker ke sumber oksigen.
4) Tes aliran di punggung tangan.
5) Pasangkan oksigen diatas mulut dan hidung pasien.
6) Atur ikatan dan berikan kassa diatas telinga untuk memberikan kenyamanan pada
pasien.
7) Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan 6-10 l/menit. Kemudian
observasi humidifier pada tabung air dengan adanya gelembung.
8) Catat kecepatan aliran oksigen.
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
10) Periksa masker oksigen setiap 6-8 jam.
B. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru
dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau
permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial(keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan).
C. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung(kardiak output), kondisi pembuluh
darah, latihan(exercise), perbandingan sel dengan darah secara
keseluruhan(hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.
Merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut
sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui
hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakhea dan pipa
bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel
darah merah dipompa oleh arterike seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan
tekanan oksigen 100 mmHg.
2. Pernapasan Internal
Merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan
disekitarnya yang sering melibatkan proses. Semua hormon termasuk derivate catecholamine
dapat melebarkan saluran pernapasan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen initidak terlepas pada kondisi sistem
pernapasan secara fungional. Bila ada gangguan pada salah organ sistem respirasi,
maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.
Pemberia terapi oksigen suatu tata cara pemberian oksigen pada penderita
yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen digunakan
pada pasien yang mengalami trauma paru, anoksia/hipoksia. Pemberian oksigen
bertujuan untuk memenuhi pasien yang kekurangan oksigen.
3.2 Saran
Dari Pasien :
a. Seharusnya dalam memebrikan kebutuhan oksigen sesuai dengan
kenyamanan pasien.
b. Jika menggunakan masker oksigen harus diberikan kassa diatas telinga
pasien agar tidak sakit.
c. Harus saling melakukan pengecekan pada pasien yang diberikan terapi
oksigen.
d. Memberikan suasana maupun udara diruangan pasien dengan bau segar.
Kalau bisa setiap kamar diberikan kipas atau tumbuhan yang banyak
mengandung oksigen.
Dari Perawat :
a. Pasien yang mengalami sesak nafas, sebaiknya jangan dikerumuni
banyak orang. Agar udara yang dihirup lebih banyak.
b. Seharusnya pasien yang mengalami hipoksia tidak memakai pakaian
yang terlalu ketat.
c. Hindari aktivitas yang dapat memicu denyut jantung.
d. Rutin membersihkan lingkungan dan perbanyak menanam pohon, agar
oksigen yang dihirup lebih banyak dan sehat.
e. Jangan biasakan sikap emosi atau marah karena dapat menyebabkan
hipoksia.