Disusun Oleh :
1. Aprilia Ika Pratiwi (SN221015)
2. Dodi Rahmat Hidayat (SN221038)
3. Indah Muarifah (SN221072)
4. Nis Septri Kumalasari (SN221117)
5. Sara Avela Astia Purwa (SN221146)
6. Septiana Widyasari (SN221149)
b. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada
pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di RSUD Dr. R.
Soedjati Soemodiardjo.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
b. Melakukan diagnosa keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
c. Melakukan penyusunan keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
d. Melakukan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
e. Melakukan evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Wahit
iqbal Mubarak, 2018).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2017).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism
sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi
tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan
oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap
perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen
pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
2. Anatomi dan Fisiologi pernafasan
Stuktur Sistem Pernafasan
1. Sistem pernafasan atas
Sistem pernafasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring, dan
laring. Hidung, Pada hidung udara yang masuk akan mengalami
penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan Faring. Faring
merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan.
Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan
jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan dan
menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara.
Laring, Laring merupakan struktur yang merupai tulang rawan
yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara,
laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi
jalan nafas bawah dari air dan makanan yang masuk.
2. Sistem pernafasan bawah
Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang
dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler
paru dan pleura. Trakea. Trakea merupakan pipa membran yang
dikosongkan oleh cincin kartilago yang menghubungkan laring dan
bronkus utama kanan dan kiri Paru. Paru-paru ada dua buah teletak
di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas
beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan
dipasok oleh satu bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas
serangkain jalan nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus,
pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar
paru-paru dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura.
Pleura pariental membatasi toralk dan permukaan diafragma,
sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas guna mencegah gerakan friksi selama
bernafas.
Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua dua yaitu:
a. Pernafasan Eksternal
Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada
keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan
eksternal dan sel tubuh. Secara umum proses ini berlangsung dalam
tiga langakh, yakni:
1. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan
eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat
dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru
yang adekuat.
2. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk alveolar, proses proses pernapasan
berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah
pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area
berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau
bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan
membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta
perbedaan tekanan gas.
3. Transpor oksigen dan karbon dioksida
Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas
pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju
jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali
menuju paru.
b. Pernafasan Internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses
metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang
menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses
penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara
kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini
juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan
parsial
3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut Herdman (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulangdan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energi/
kelelahan,kerusakan neuromuskular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh,imaturitas neurologis, kelelahan
otot pernafasan, dan adanya perubahan membrane kapiler alveoli.
Menurut Asmadi (2012):
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi
saluran pernafasan bagian atas
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5) kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit
kronis seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1) Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen
berkurang.
2) Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3) Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
dan koroner.
4) Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi
pusat pernafasan.
5) kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Patofisiologi dan Pathway
a. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi difusi &
transportasi proses ventilasi. Apabila proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur degan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan napas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran
mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi difusi maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume, sekuncup, asfterload, preload,dan
kontraktilitas, miokard juga dapat mempengaruhipertukaran gas.
(williams, 2010).
b. Pathway
Faktor lingkungan (udara, bakteri, virus, jamur)
Masuk saluran saluran nafas atas
Pola
napa
s
abno
rmal
Takipnea
Sianosis
Hiperventilasi
Pola
Napas
tidak
efektif
Pernafasan sukar
Gangguan pertukaran gas
1. Manifestasi klinik
a. Gangguan pertukaran gas :
1)
Dispnea
2)
PCO2 meningkat atau menurun
3)
PO2 menurun
4)
Takikardi
5)
pH arteri meningkat/menurun
6)
Bunyi napas tambahan
b. Bersihan jalan napas tidak efektif
1)
Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk
2)
Sputum berlebih atau obstruksi di jalan napas atau mekonium jalan
napas(pada neonatus)
3)
Mengi, wheezing, dan atau ronkhi kering.
c. Pola nafas tidak efektif
1)
Dispnea
2)
Penggunaan otot bantu pernapasan
3)
Fase ekspirasi memanjang
4)
Pola napas abnormal (mis takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, chyene stokes)
(SDKI, 2016)Faktor Yang Mempengaruhi
a. Patologi
1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2. Infeksi, Fibrosis kritik, influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel
miastania gravis)
4. Depresi SSP/ Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
b. Maturasional
1)
Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok
2)
Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokoK
3)
Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas
stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-parU
4)
Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.
Situasional (Personal, Lingkungan)
5)
Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat: pembedahan atau
trauma nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan
6)
Berhubungan dengan kelembapan yang sangat tinggi atau kelembaban
rendah
c. Batasan Karakteristik
a.Mayor
1. Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya)
2. Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas)
3. Dispnea pada usahan napas
4. Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas
5. Peningkatan laju metabolik
6. Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa Definisi Penyebab Gejala & Tanda Mayor Gejala& Tanda Minor
Keperaw
atan
Ganggua Kelebihan 1.Ketidakseimb DS : DO DS DO
n atau angan ventilasi Dispnea 1. PCO2 1. 1. Sianosis
pertukara kekuranga perfusi meningkat/ Penglihat 2. Diaforesis
n gas n 2. Perubahan menurun an Kabur 3. Gelisah
b.d oksigenasi membran 2. PO2 2. Pusing 4. Napas
ketidakse dan atau alveolus menurun cuping
imba eliminasi kapiler 3. Takikardi hidung
ngan karbondio 4. pH arteri 5. Pola napas
ventilasi ksi meningkat/ abnormal
perfusi da pada menurun (cepat/lamba
membran 5. bunyi t,
alveolus napas regular,/ireg
kapiler tambahan ular,
dalam/dangk
al)
Bersihan Ketidakm Fisiologis Tidak 1. 1. Dipsnea 1. Gelisah
jalan ampuan 1. Spasme jalan tersedia 1. batuk tidak 2. Sulit 2. Sianosis
napas nembersih napas efektif atau bicara 3. Bunyi napas
tidak ka 2. Hipersekresi tidak mampu 3. Ortopnea menurun
efektif n sekret jalan napas batuk 4. Frekuensi
b.d atau 3. Disfungsi 2. Sputum napas berubah
Respon obstruksi neuromuskular berlebih/obstru 5. Pola napas
alergi jalan 4. Benda asing ksi di jalan berubah
napas dalam jalan napas/
untuk napas mekonium di
memperta 5. Adanya jalan jalan napas(
han napas buatan pada neonatus)
kan jalan 6. Sekresi yang 3. Mengi,
napas tertahan wheezing, dan
tetap 7. Hiperplasia atau ronkhi
paten dinding jalan kering
napas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10.Efek agen
farmakologis
Situasional
1. Merokok
aktif
2. Merokok
pasif
3. Terpajan
Polutan
Pola Inspirasi 1. Depresi pusat Dispnea 1.Penggunaan Ortopnea 1.Pernapasan
napas dan pernapasan otot bantu pursed-lip
tidak atau 2. Hambatan pernapasan 2. Pernapasan
efektif ekspirasi upaya napas 2.Fase cuping
b/d yang tidak 3. Deformitas ekspirasi hidung
Hambata memberik dinding dada 4. memanjang 3. Diameter
n upaya an Deformitas 3.Pola napas thoraks
napas ventilasi tulang dada abnormal anterior
adekuat 5. Gangguan (mis posterior
neuromuskular takipnea, meningkat
6. Gangguan bradipnea, 4. Ventilasi
neurologis hiperventilas semenit
7. Imaturitas i, kussmaul, menurun
neurologis cheyne 5. Kapasitas
8. Penurunan stokes) vital
energi menurun
9. Obesitas 6. Tekanan
10. Posisi tubuh ekspirasi
yang menurun
menghambat 7. Tekanan
ekspansi paru inspirasi
11. Sindrom menurun
hipoventilasi 8. Erkursi dada
12. Kerusakan berubah
inervasi
diafragma
13. Cedera pada
medula spinalis
14. Efek agen
farmakologis
15. Kecemasan
Intervensi Keperawatan
No. Dx Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1. bersihan Bersihan jalan napas Manajemmen jalan
jalan napas (L01001) napas (I.101011)
tidak efektif -batuk efektif -monitor pola napas
-produksi sputum -berikan minum hangat
-mengi -ajarkan batuk efektif
-wheezing -kolaborasikan dengan
Mekonium pemberian bronkodilator
2. gangguan Pertukaran gas Terapi oksigen
pertukaran (L.01003) (I.101026)
gas -dipsnea -monitor kecepatan
-bunyi napas aliran oksigen
tambahan -pertahankan kepatenan
-pola napas jaan napas
-takikardia -ajarkan keluarga dan
pasien menggunakan
oksigen di rumah
-kolaborasikan
pemberian dosis oksigen
3. pola napas Pola napas membaik Pemantauan respirasi
tidak efektif (L1004) (I.01014)
-kapasitas vital -monitor frekuensi irama
-dipsnea dan kedalaman napas
-penggunaan otot -berikan terapi non
bantu napas farmakologi
-frekuensi napas -auskultasi bunyi napas
-pernapasancuping -informasi hasil
hidung pernapasan
Evaluasi
a.Gangguan Pertukaran Gas
S : Pasien mengatakan sesak napas berkurang
O: Pasien tampak lebih lega, bunyi napas tambahan tidak terdengar,
pernapasan cuping hidung tidak terdengar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dalingan 4/4 tawangharjo
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Tani
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Klien : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Dalingan 4/4 tawangharjo
Hubungan dengan klien : Istri
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak napas
Genogram :
Tn.K
Keterangan:
vh : Laki laki : Tinggal 1 rumah
: Perempuan : Pasien
: Meninggal
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR HENDERSON
1. Oksigenasi
Sesak Nafas : Tidak ( )
Ya ( √ )
Frekuensi : Konstan / Intermitten RR: 3
0x/menit
Kapan Terjadi :malam hari
Kemungkinan faktor pencetus :cuaca
Faktor yang memperberat : posisi tidur terlentang
Faktor yang meringankan :minum air putih hangat
Batuk : Ya
Sputum : Tidak ada, warna : -
Nyeri Dada : Tidak ada
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : -
Riwayat : Asma ( - )
penyakit TB ( - )
Batuk Darah ( - )
Chest Surgery / Trauma Dada ( - )
Paparan dengan penderita TB ( - )
Riwayat merokok : Pasif
2. Nutrisi
Frekuensi Makan : 3x1 hari, porsi 1 piring habi
s
BB / TB :
Kurang ( - ), alasan :
Muntah ( √ )
Kesulitan menelan ( - )
Sariawan ( - )
Diit RS :
Habis ( - )
½ porsi ( - )
¾ porsi ( - )
4. Eliminasi bowel
Frekuensi : 1x sehari Penggunaan obat pencahar : tidak ada
Waktu : Pagi
Warna : Coklat kekuni Darah :tidak Konsistensi: lunak berben
ngan tuk
Gangguan eliminasi bowel : tidak ada gangguan Konstipasi (-)
eliminasi Diare (-)
Inkontinensia ( - )
bowel
Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel :mandiri
5. Emilinasi Bladder
Frekuensi : 5-7 x Penggunaan pencahar : tidak
Warna : kuning Darah : tidak
Gangguan eliminasi : Nyeri saat BAK ( - )
bowel
Burning sensation ( - )
Bladder terasa penuh stl BAK ( - )
Riwayat dahulu : Penyakit Ginjal ( - )
Batu ginjal (- )
Injuri / trauma ( - )
Penggunaan kateter : Tidak
Kebutuhan pemenuuhan ADL bladder : mandiri
10. Komunikasi
Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya :
Klien mengatakan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan tetang
ga sekitar rumah
a. Kepala
1) Mata
a) Kebersihan : bersih
c) Palpebra : baik
d) Konjungtiva : anemis
f) Pupil : isokor
3) Mulut
g) Dahak : ada
5) Telinga
c) Kebersihan : bersih
c. Leher
1) Bentuk : simetris
1) Paru – Paru
b) Palpasi : RR 30x/menit
c) Perkusi : redup
2) Jantung
e. Abdomen
h. Ekstermitas
1) Atas :
2) Bawah
a) Kekuatan Otot Kanan Dan Kiri : :5/5
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil Ket.Hasil
Hemoglobin 13.2 - 17 38 g/dL / 16.3 1 Normal
Lekosit 00 - 10600 15 uL /u 6990 3 Tinggi
Trombosit 0000 - 40000 L 43000 Normal
0 70 -14
Glukosa darah sewa 0 mg/dL 140 Normal
ktu
2. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal Pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
- -
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas ditandai dengan batuk tidak efektif, ronkhi, dispnea, frekuensi napas
berubah (D.0002)
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) ditandai dengan
suhu tubuh diatas nilai normal, kulit terasa hangat (D.0130)
D. RENCANA KEPERAWATAN / INTERVENSI
Nama : Tn. K No.CM : :0057234xxxx
Umur : 63 tahun Diagnosa Medis : :Bronchopneumonia
F. EVALUASI
Nama : Tn. K No.CM : 0057234xxx
Umur : 63 thn Diagnosa Medis : Broncopneumonia
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan
dengan kondisi pasien saat ini. Sehingga untuk intervensi ini difokuskan pada
kriteria hasil dari masing-masing diagnosa agar dapat dicapai dan diukur kondisi
pasien tersebut. Pada kedua diagnosa yang diambil sesuai kasus terdapat kriteria
waktu 3 x 24 jam untuk mencapai kondisi pasien yang lebih baik.
Hasil
Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas utama masalah yang disesuaikan
dengan kondisi klien pada saat ini, sehingga untuk intervensi ini difokuskan pada
kriteria hasil dari masing-masing diagnose agar dapat dicapai dan diukur kondisi
pasien tersebut.
Pembahasan
Menurut Amin & Hardhi (2016) dalam menentukan rencana pelaksanaan
adalah 3x24 jam dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien, dalam hal ini
kurang efektif seharusnya dalam menentukan rencana pelaksanaan berlangsung
dalam jangka pendek 1x3 jam karena hal ini bertujuan untuk mengetahui koreksi
yang sangat cepat dan membahayakan serta mengurangi berbagai macam komplikasi
pada gangguan oksigenasi.
Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan
kondisi pasien saat ini. Sehingga untuk intervensi ini difokuskan pada kriteria hasil
dari masing-masing diagnosa agar dapat dicapai dan diukur kondisi pasien tersebut.
Pada kedua diagnosa yang diambil sesuai kasus terdapat kriteria waktu 3 x 24 jam
untuk mencapai kondisi pasien yang lebih baik.
1. Diagnosis Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi ditandai dengan dispnea, pola napas cepat, takikardi (D.00003)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pertukaran
gas meningkat dengan kriteria hasil :
- Dispnea cukup meningkat (2) menjadi cukup menurun (4)
- Bunyi napas tambahan cukup meningkat (2) menjadi cukup menurun (4)
- Takikardia memburuk (1) menjadi sedang (3)
Terapi oksigen (I.01026)
1. Observasi
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup 2.Terapeutik
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
3. Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan pasien (Riyadi, 2010). Implementasi keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
7 november 2022
Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi :
dipsnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea,
peningkatan CVP)
Menyiapkan dan mengatur peralatan pemberian oksigen
Memonitor kecepatan aliran oksigen
Memonitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
Memposisikan pasien semi fowler atau fowler
Memonitor suhu tubuh pasien
Memberikan obat oral paracetamol
Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis : dehidrasi, terpapar lingkungan
panas, penggunaan incubator
8 november 2022
Memberikan cairan oral
Menganjurkan tirah baring
Memonitor kembali pola nafas pasien
Memonitor suhu tubuh pasien
9 november 2022
Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Menganjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
Memonitor pola nafas pasien
Memonitor kembali apakah ada penurunan curah jatung
Mengajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumahrkan
Memonitor kembali suhu tubuh pasien
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus
menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011). Untuk hasil evaluasi
setelah diberikan Tindakan kepearawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil :
NO HARI RESPON
DX TGL
1 7 S : Pasien mengatakan sesak nafas, pemberian nasal kanul 3 lt
November O : pasien tampak sesak, terpasang o2 nasal kanul 3lt
2022 A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi ( monitor pola nafas)
3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis.
Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan
paru-paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses
pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi,
difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur
tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat
mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan
batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi dada.
B. Saran
1. Tenaga Kesehatan
Dalam melakukan tindakan memberikan oksigenasi harus hati–hati dan
menjaga privasi klien serta lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan
pasien.
2. Pasien
Bekerja sama dalam melakukan tindakan agar lebih mudah dalam
melakukan tindakan
3. Mahasiswa
Dalam melakukan tindakan,diharapkan mahasiswa lebih mampu
mengutamakan keselamatan pasien dan memenuhi kebutuhan pemberian
oksigenasi secara mandiri.
C. Daftar Pustaka
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi
13.Jakarta : EGC
Estyorini, H., Sutarmi, & Nuryanti, E. (2021). Asuhan Keperawatan pada Anak
Pneumonia dengan Fokus Studi Pengelolaan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R Soetijono Blora. Citation:
Estyorini, Herina; Sutarmi; Nuryanti, Erni. 2021. Asuhan Keperawatan Pada
Anak Pneumonia Dengan Fokus Studi Page 3 of 4 Pengelolaan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R Soetijono
Blora. Jurnal Studi Keperawatan Vol.2, 2(1), 1–4. http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/J-SiKep