Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

DI RUANG LAVENDER RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Sulisetyawati, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Azilla Rayna Oktaviano (SN231027)


2. Adinda Kusumastuti (SN231190)
3. Dianita Dwi Astuti (SN231049)
4. Wangsit Ridho Ramadhan (SN231198)
5. Yani Siti Nurchasanah (SN231203)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM

PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI

A. KONSEP OKSIGENASI

1. Pengertian Oksigenasi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam
proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metaboisme
tubuh. Oksigenasi merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh (Andarmoyo,2019). Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan
02 dan mengeluarkan CO2. Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ
atau sel (Kusnanto, 2016).
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mmepertankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh,
secara normal elemen ini diperoleh dengan cara O2 setiap kali bernapas.
Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditemukan oleh system respirasi
kardiovaskuler dan keadaan hematologi. Oksigenasi mrupakan kebtuhan dasar
manusia yang paling mendasar. Keberadaan oksigen merupakan salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolism dan untuk
memperthankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh (Andarmoyo,
Sulistyo, 2019)
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organatau sel (Aziz Alimul, 2018). Oksigen merupakan
kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen
berperan penting dalam proses metabolisme sel, kekurangan oksigen akan
menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian.
Karenanya, berbagai upaya dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar
ini terpenuhi dengan baik.
2. Anatomi Pernafasan
1) Hidung (pada hidung udara masuk akan mengalami, proses
penyaringan, humudifikasi dan penghangatan).
2) Faring (merupakan saluran yang terbagi menjadi dua, untuk udara dan
makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan
jaringan limfoid yang berfungsi untuk menangkap dan menghancurkan
kuman patogenyang masuk bersama udara
3) Laring (merupakan struktur menyerupai tulang rawan yang bisa
disebut jakun).
4) Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang
dilewati udara dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh
epitel kolumnar bersilia sehingga dapat menjebak zat selain udara
yang masuk lalu akan didorong keatas melewati esofagus untuk
ditelan atau dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan bronkus juga
memiliki reseptor iritan yang menstimulasi batuk, memaksa partikel
besar yang masuk kembali keatas
5) Paru-paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat
tiga lobus di paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri.
Diantara kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang
merupakan tempat bagi jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh
dua membran pelindung tipis yang disebut parietal dan visceral pleura.
Parietal pleura membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura
membatasi paru itu sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan
tipis cairan pelumas. Cairan ini mengurangi gesekan antar kedua
pleura sehingga kedua lapisan dapat bersinggungan satu sama lain saat
bernafas. (Tortorraand Derrickson, 2018 )

3. Fisiologi Pernafasan
a. Pernapasan ekstrenal (pernapasan pulmoner) mengacu pada
keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara lingungan ekstrenal
dan sel tubuh. secara umum, proses ini berlangsung dalam
langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta
transpor oksigen dan karbondioksida.
b. Pernafasan Sistemik
Pernapasan internal merupakan proses pertukaran gas antara pembuluh
darah kapiler dan jaringan tubuh. Setelah oksigen berdifusi ke dalam
pembuluh darah, darah yang banyak mengandung oksigen akan diangkut
ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Di bagian ini terjadi
pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara kapiler sistemik ke sel
jaringan, sedangkan karbon dioksida berdifusi dari sel jaringan ke kapiler
sistemik (Saputra,2019). Pertukaran gas dan penggunaannya di jaringan
merupakan proses perfusi. Proses ini erat kaitannya dengan metabolisme
atau proses penggunaan oksigen di dalam paru (Atoilah & Kusnadi, 2018).
4. Etiologi (Penyebab gangguan pernafasan)

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan


oksigenasi menurut SDKI (2016) yaitu : hipersekresi jalan nafas, deformitas
dinding dada, kecemasan, penurunan energy/kelelahan, kerusakan
musculoskeletal, kerusakan kognitif/persepsi, gangguan metabolisme
imaturitas neurologis, Obesitas, kelelahan otot pernafasan dan adanya
perubahan merman kapiler-alveoli.
Faktor presipitasi atau pencetus adanya gangguan oksigenasi yaitu :
a. Penyakit Paru Obsrtuktif Kronis (PPOK)
b. Gagal jantung kongestif
c. Asma
d. Pneumonia
e. Tuberkulosis Paru
f. Penyakit membran hialin
g. Infeksi saluran nafas.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

Menurut Ambarwati (2014), terdapat beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi kebutuhan oksigen diantaranya adalah faktor fisiologis, status
kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.

a. Faktor fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan
oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya
diantaranya adalah :
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau
pada saat terpapar zat beracun
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Hipovolemia
4) Peningkatan laju metabolic
5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
kehamilan, obesitas dan penyakit kronis.
b. Status kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada
kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat sehingga
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti gangguan pada
sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit kronis.
c. Faktor perkembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang
memengaruhi sistem pernapasan individu.
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru
menurun.
d. Faktor perilaku
Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi pernapasan.
Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional dan
penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
e. Lingkungan Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan
oksigen. Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhinya adalah :
1) Suhu lingkungan
2) Ketinggian
3) Tempat kerja (polusi)
6. Batasan Karakteristik
a. Batuk tidak efektif.
b. Tidak mampu batuk.
c. Sputum berlebih.
d. Mengi,wheezing,atau ronkhi kering.
e. Sulit bicara
f. Dispnea
g. Bunyi nafas menurun
h. Frekuensi nafas berubah
i. Pola nafas berubah.

7. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gasb.d ketidakseimb angan ventilasi perfusi (D.0003)
b. Bersihan Jalan Napas tidak efektif b.d Hipersekresi jalan nafas (D.0001)
c. Pola napas tidak efektif b/d Hambatan upaya napas (D.0005)
d. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan (D.0056)

8. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
Gangguan
intervensi keperawatan (I.010014)
Pertukaran gas
selam 3x24 jam Observasi
berhubungan
diharapkan pertukaran - Monitor frekuensi
dengan
gas (L.01003)dapat irama, kedalaman dan
ketidakseimbanga
meningkat dengan upaya napas
n ventilasi dan
kriteria hasil : - Monitor pola napas
perfusi
1. Dyspnea - Monitor kemampuan
(D.0003) menurun batuk efektif
2. Bunyi napas - Monitor adayang
tambahan sumbatan jalan napas
menurun - Auskultasi bunyi
3. Pusing menurun napas
4. Penglihatan - Onitor saturasi oksigen
kabur menurun - Monitor AGD
5. Napas cuping
hidung menurun Terapeutik
6. PC02 membaik - Atur interval
7. PO2 membaik pemantauan respirasi
sesuai
8. Takikardia
kondisi pasien
membaik
- Dokumetasikan hasil
9. Ph arteri
pemantauan
membaik
Edukasi
10. Sianosis
membaik - Jelaskan tujuan dan
11. Pola napas prosedur
membaik
pemantauan
- Imformasikan hasil
pemantauan, jika perlu.
Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
efektif b/d
intervensi keperawatan (I.01011)
Hambatan upaya
napas (D.0005) selama 3x24 jam Observasi
diharapkan pola napas - Monitor pola napas
(L.01004)dapat membaik (frekuensi, kedalaman,
dengan kriteria hasil : usaha napas)
1. Dyspnea - Monitor jalan
menurun napas tambahan
2. Penggunaan otot - Monitor sputum
bantuu napas Terapeutik
menurun - Posisikan semi
3. Pemanjangan fowler atau fowler
fase ekspirasi - Lakukan fsioterapi
menurun dada jika perlu
4. Ortopnea - Lakukan penghisapaan
menurun lender kurang dari 15
5. Frekuensi napas detik
menurun - Berikan oksigen, jika
6. Kedalaman perlu
napas menurun Edukasi
7. Pernapasan - Ajarkan teknik
cuping batuk efektif
hidung Kolaborasi
menurun - Kolaborasikan
pemberian
bronkodilator,
ekpektoran,mukolitik,ji
ka perlu
Bersihan Jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan
Napas tidak efektif
intervensi Napas(I.01011)
b.d Hipersekresi
jalan nafas keperawatan selama Observasi :
(D.0001)
3 x 24jam - Monitor pola
diharapkan bersihan napas (frekuensi,
jalan napas tidak kedalaman,usaha
efektif meningkat napas)
dengan kriteria hasil - Monitor bunyi napas
: tambahan (mis
Bersihan jalan gurgling, mengi,
napas wheezing, ronkhi
(L.01001) kering)
1. Batuk efektif Terapeutik :
meningkat - Posisikan semi
2. Produksi sputum fowler/fowle
menurun
- Berikan oksigen jika
3. Mengi
perlu
menurun
4. Dipsnea - Lakukan
menurun fisioterapi dada jika
5. Frekuensi perlu
napas
- Lakukan
membaik
penghisapan lendir
6. Pola nafas
kurang dari
membaik
15detik

- Berikan
oksigenasi jika
perlu
Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika jika
tidak kontraindiki
- Ajarkan
teknikbatuk
efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkodilat
or,ekspektran mukolitik
jika perlu
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemem energi (I.
b/d kelemahan intervensi keperawatan
05178)
(D.0056) selama 24 jam
diharapkan toleransi Observasi :
aktivitas meningkat,
- Identifikasi
dengan kriteria hasil:
(L.05047) gangguan funsi
1. Frekuensi nadi tubu yang
meningkat
2. Saturasi meningkat mengakibatkan
3. Kemudahan dalam kelelahan
melakukan - Monitor kelelahan
aktivitas sehari-hari
meningkat fisik dan emosinal
4. Keluhan leleh Terapeutik :
menurun Dispnea
saat beraktivitas - Sediakan tempat
menurun yang nyaman dan
5. Perasaan lemah
rendah stimulus
menurun
6. Aritmia saat - Lakukan latihan
beraktivitas rentang gerak pasif
menurun
7. Aritmia setelah dan atau aktif
beraktivitas - Berikan aktivitas
menurun
duduk yang
menengangkan
Edukasi :

- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan.
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz.2019. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika Alimul,


Aziz.2018. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Andarmoyo, S., 2018. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta : Graha
Ilmu
Hidayat, A.A., 2018. Pengantar Kebutuhan Dasar Manuisa Aplikasi Konsep Dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Potter, Perry.2019. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
PPNI. ( 2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta:Dewan Pengurus
Pusat PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia .Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI
Tarwoto & Wartonah, 2019. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 5. Jakarta : Salemba

Anda mungkin juga menyukai