Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

OKSIGENASI

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. RIMA TRICES RAMADHONA 04021481619004

2. LUSY PERMATA INDAH 04021481619005

3. ZAHRA AULIA ASTRID HERERA 04021481619006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2016 2017


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,

dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh.

Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya

adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin

pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam

pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri,

oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan

oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan

pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan

kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah kebutuhan

dasar manusia dan memahami tentang oksigenasi.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O). Kebutuhan fisiologis

oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan

metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai

organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan

berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan

meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan

untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas

berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc

oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam

mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi

yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam

proses suplai O ke seluruh tubuh dan pembuangan CO (hasil pembakaran sel).

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan

oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang

adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada

miokardium.
2. FISIOLOGI OKSIGEN

Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:

a) Menghirup udara (inpirasi)

Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran

pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih

besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.

b) Menghembuskan udara (ekspirasi)

Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif

yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada

turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu

ventilasi, difusi dan transportasi.

a) Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari

alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:

1. Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka

tekanan udaranya semakin rendah.

2. Adanya kondisi jalan nafas yang baik.

3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut

dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO

atau kontraksinya paru-paru.

b) Difusi

Difusi gas merupakan pertukaran antara O dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO

dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Luasnya permukaan paru-paru.

2. Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan

interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses

penebalan.

3. Pebedaan tekanan dan konsentrasi O. Hal ini dapat terjadi sebagaimana O dari

alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O dalam rongga

alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O dalam darah vena vulmonalis.

4. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.

c) Transportasi gas

Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O kapiler ke jaringan tubuh dan CO

jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.

2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara

keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

Manfaat oksigenasi

Kebutuhan tubuh terhadap oksigenasi merupakan kebutuhan yang sangat

mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan

mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak masih mampu

menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan

oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara

permanen (kozierdan Erb,1998)

2.1 Fisiologi Respirasi


Pertukaran gas gas pernapasan terjadi antara lingkungan dan darah. Paru paru

memindahkan oksigen dari atmosfer ke alveoli, dimana oksigen di tukar menjadi

karbon dioksida. Alveoli memindahkan oksigen dan karbondioksida ke dan dari darah

melalui membran kapiler alveolar. Ada tiga langlah dalam proses oksigenasi yaitu ,

ventilasi , perfusi dan difusi.

2.2 Struktur dan Fungsi

Kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi paru dapat mengganggu

proses respirasi. Otot otot pernapasan, rongga pleura, paru paru, dan alveoli

berperan penting dalam ventilasi, perfusi serta pertukaran gas das pernapasan.

Gas gas tersebut berpindah ke dalam dan keluar dari paru paru melalui perubahan

tekanan. Tekanan intrapleural adalah negative, atau kurang dari tekanan atmosfer

yaitu 760mmHg di atas permukaan laut. Karena udara mengalir kedalam paru paru,

tekanan intrapleural menjadi bertambah negatif, mengatur gradien tekanan antara

atmosfer dan alveoli. Diafragma dan otot otot intercostalis eksternalberkontraksi

untuk menciptakan suatu tekana pleural negative dan meningkatkan bentuk toraks

sewaktu inspirasi. Relaksasi diafragma dan kontraksi otot otot intercostalis eksternal

memungkinkan udara untuk berpindah dari paru paru.

2.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi oksigenasi

Ada empat faktor yang mempengaruhi adekuatnya sirkulasi, ventilasi, perfusi, dan

transportasi gas respirasike jaringan antara lain:

1) Fisiologis

Berbagai kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonal secara langsung

mempengaruhi kemakpuan tubuh untuk memnuhi kebutuhan oksigen.

2) Perkembangan
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi

oksigenasi jaringan.

a) Bayi dan anak anak

Bayi dan anak anak terkena infeksi saluran napas atas karena sering

terpapar anak anak lain dan asap rokok.

b) Anak usia sekolah dan remaja

Terpapar infeksi pernapasan dan faktor faktor resiko pernapasan seperti

asap rokok dan merokok.

c) Dewasa Muda dan dewasa pertengahan.

Individu dewasa muda dan dewasa pertengahan terpapar faktor resiko

kardiopulmonal multiple, antara lain : diet yang tidak sehat, kurang olah

raga, stress, penggunaan obat bebas dan obat yang diresepkan yang tidak

sesuai.

d) Lansia

Sistem pernapasan dan jantung mengalami perubahan sepanjang proses

penuaan.

3) Gaya hidup

Modifikasi gaya hidup merupakan hal yang sulit bagi individu karena mereka

sering harus merubah kebiasaan yang menyenangkan, seperti merokok atau

makan makanan tertentu.

4) lingkungan

lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi. Insiden penyakit paru lebih tinggi

pada daerah berkabut dan daerah urban di bandingkan daerah rural. Selain itu,
tempat kerja klien terkadang meningkatkan resiko penyakit paru. Polutan

dilingkungan kerja meliputi asbes, bedak, debu, serta serat yang berterbangan.

2.4 Gangguan Oksigenasi

Permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya

gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologi dari

organ organ respirasi. Permasalahan ini dapat di sebabkan karena adanya gangguan

pada sistem tubuh yang lain, misalnya sistem kardiovaskuler.

Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan di antaranya oleh peradangan,

obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan lain-lain. Secara garis besar gangguan-

gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi

pernapasan, insufisiensi pernapasan, dan hipoksia.

1. Gangguan irama/frekuensi pernapan

gangguan irama pernapasan, antara lain :

1) Pernapasan cheyne-stokes yaitu siklus pernapasan yang amplitudo nya mula-

muladangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Lalu pernapasan

dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis pernapasan ini biasanya terjadi pada

klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat.

2) Pernapasan biot yaitu, pernapasan yang mirip dengan pernapasan cheyne-

stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai upnea. Keadaan pernapasan ini

kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.

3) Pernapasan kusmaul yaitu, pernapasan yang jumlah dan kedalamanya

meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat

ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.


Gangguan frekuensi pernapasan

1) Tarkipnea/hiperpnea, yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat

di atas frekuensi pernapasan normal.

2) Bradipnea, yaitu kebalikan dari tarkipnea dimana frekuensi pernapasan yang

jumlahnya menurun di bawah frekuensi pernapasan normal.

2. Insufisiensi pernapasan

Penyebab insufisiensi pernapasan dapat di bagi menjadi tiga kelompok utama

yaitu:

1. Kondisi menyebabkan hipoventilasi

a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada polimelitis transeksi

servikal

b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema,

TBC dan lain lain.

2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru

a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi berkurang, musalnya

kerusakan jaringan paru, TBC, Kanker, dll.

b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya

pada edema paru, pneumonia, dll.

c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal

dalam beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru.

3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan okigen dari paru

paru ke jaringan, yaitu :

a) Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia

untuk transpor oksigen.


b) Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin menjadi

tidak dapat mengangkut oksigen.

c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang di sebabkan oleh curah jantung

yang rendah.

3. Hipoksia

Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan. Hipoksia dapat di bagi

kedalam empat kelompok, yaitu :

a) Hipoksemia

Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi dua jenis

hipoksemia yaitu hipoksemia hipotonik ( anoksia anoksik) dan

hipoksemia isotonik ( anoksia anemik). Hal ini terdapat pada kondusi

anemia, keracunan karbondioksida.

b) Hipoksia hipokinetik (anoksia bendungan)

Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya bendungan

atau sumbatan. Hipoksia hipokenetik terbagi menjadi dua jenis yaitu,

hipoksia hipokinetik iscemic dan hipoksia hipokenetik kongestik.

c) Overventilasi hipoksia

Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena aktifitas yang

berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari

penggunaannya .

d) Hipoksia histotoksik

Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan

mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena

pengaruh racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali


dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak dari pada normal (

oksigen darah vena meningkat ) .

Anda mungkin juga menyukai