DIBUAT OLEH :
NAMA : CHRISTA WELLI GOO
NIM : 1810009
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga
alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
2. ETIOLOGI
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi
menurut NANDA (2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan
dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan
neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi,
obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya
perubahan membrane kapiler-alveoli.
4. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai
benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran
oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
(Brunner & Suddarth, 2002).
Ventilasi
Difusi
Transport aktif
5. MANIFESTASI KLINIS
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea
10. PENATALAKSANAAN
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
1 Setelah dilakukan
1. Auskultasi dada untuk karakter
1. Pernafasan rochi, wheezing
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret. menunjukkan tertahannya secret
selama … x 24 jam obstruksi jalan nafas
diharapkan bersihan
2. Berikan air minum hangat 2. Membantu mengencerkan secret
jalan napas efektif
sesuai dengan kriteria:
3. Memudahkan pasien untuk
1. Menunjukkan jalan
3. Beri posisi yang nyaman seperti
bernafas
nafas bersih
posisi semi fowler
2. Suara nafas normal
4. Pakaian yang ketat menyulitkan
tanpa suara tambahan 4. Sarankan keluarga agar tidak
pasien untuk bernafas
3. Tidak ada penggunaan memakaikan pakaian ketat kepada
otot bantu nafas pasien 5. Kelembapan mempermudah
4. Mampu melakukan
pengeluaran dan mencegah
perbaikan bersihan
5. Kolaborasi penggunaan nebulizer
pembentukan mucus tebal pada
jalan nafas
bronkus dan membantu
pernafasan
2 Setelah dilakukan
1. Kaji frekuensi pernafasan pasien. 1. Mengetahui frekuensi
tindakan keperawatan pernafasan paasien
selama….X24 jam
2. Tinggikan kepala dan bantu
diharapkan pola napas
efektif dengan mengubah posisi. 2. Duduk tinggi memungkinkan
kriteria : ekpansi paru dan memudahkan
1. Menunjukkkan pola pernafasan
3. Ajarkan teknik bernafas dan
nafas efektif dengan
relaksasi yang benar 3. HE dapat memberikan
frekuensi nafas 16-20
kali/menit dan irama pengetahuan pada pasien tentang
4. Kolaborasikan dalam pemberian
teratur teknik bernafas
obat
2. Mampu menunjukkan 4. Pengobatan mempercepat
3 Setelah dilakukan
1. Auskultasi dada untuk karakter
1. Weezing atau mengiindikasi
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret. akumulasi
selama ….X 24 jam sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran membersihkan jalan napas
gas dapat sehingga otot aksesori digunakan
dipertahankan dengan dan kerja pernapasan meningkat.
kriteria :
1. Menunjukkan 2. Memudahkan
2. Beri posisi yang nyaman seperti pasien untuk
oksigenasi jaringan
3. Mengurangi konsumsi oksigen
3. Anjurkan untuk bedrest, batasi dan
2. Tidak ada sianosis
bantu aktivitas sesuai kebutuhan pada periode respirasi.
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC