Di Susun Oleh :
ABDUL HAFIZ, S. Kep
193203079
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI DI RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Di Susun Oleh :
ABDUL HAFIZ, S. Kep
193203079
Hari :
Tanggal :
1. Definisi
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan
cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas
oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigen
merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel (Sulistyo,
2012).
Oksigenisasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem. Saat
bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian di angkut ke
seluruh tubuh melalui darah dan di lakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa
pembakaran berupa CO2 akan kembali di angkut oleh darah ke paru-paru
untuk di buang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas
udara dalam paru-paru adalah 4.500 – 5.000 ml. Udara yang diproses dalam
paru-paru hanya sekitar 10%, yakni yang di hirup (inspirasi) dan yang di
hembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan
pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada,
dan cara penghisapan lendir (suction). Tujuan Oksigenasi adalah untuk:
Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan, untuk
menurunkan kerja paru dan untuk menurukan beban kerja jantung.
2. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy atau
kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan
otot pernapasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
3. Anatomi Dan Fisiologi
a. Anatomi
1) Saluran Napas Atas
- Hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
2) Saluran Napas Bawah
- Bronkus
- Bronkiolus Terminali
- Bronkiolus
- Bronkiolus Respiratoris
- Duktus Alveolar dan sakus alveolar
- Alveoli
b. Fisiologi
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-
paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-
otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, diding abdomen , dan pusat
pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan
antara 12-15 kali per menit.
Tiga langkah proses oksigenasi atau pernapasan yaitu: Ventilasi,
Transpor, dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan
keparu-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan
keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat
inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari
pada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan
masuk ke alveoli. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ventilasi :
1) Tekanan Udara Atmosfer
2) Jalan napas yang bersih
3) Pengembangan paru yang adekuat
b. Transpor
Transpor adalah pengangkutan oksigen melalui darah
menuju sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida
dari jaringan tubuh ke kapiler oksigen perlu ditransportasikan
dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara
normal 97% oksigen akan berikatan dengan hemoglobin
didalam sel darah merah dan dibawa kejaringan sebagai
oksihemoglobin sisanya 3% ditransportasikan ke dalam cairan
plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
1) Curah jantung (Cardiac Output)
2) Jumlah Sel darah merah
3) Hematokrit darah
4) Latihan
c. Difusi
Difusi adalah Pertukaran gas-gas (oksigen dan
karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses
keluar masuknya udara dari darah yang
bertekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding
alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh
darah kapiler yang rapat. Membran ini kadang disebut
membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang
terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat
mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan
oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler
pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
1) Luas permukaan paru
2) Tebal membran respirasi
3) Jumlah darah
4) Keadaan atau jumlah kapiler darah
5) Afinitas
6) Waktu adanya udara di alveoli
c. Faktor yang mempengaruhi pernapasan
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transport O2 terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam,
ibu hamil, luka dan lain-lain.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal,
penyalit kronik seperti TBC paru.
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan
akut.
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
e. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga
daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah perifer dan koroner.
d. Substansi abuse (alkohol dan obat-obatan): menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan: menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut
Faktor
Pencetus
Alergi Idiopatik
Spasme otot
bronkiolus
Hambatan
pertukaran gas
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran
gas secara efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan napas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung
dan kontraksi paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
7. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan napas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan napas buatan
b. Pola Napas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernapas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
10. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Masalah pernapasan yang pernah dialami
1) Pernah menggalami perubahan pola pernapasan
2) Pernah menggalami batuk dengan sputum
3) Pernah menggalami nyeri dada
4) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadi gejala diatas
b. Riwayat peyakit pernapasan
1) Apakah sering menggalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
2) Bagaimana frekuensi setiap kejadian
c. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis(karena hipoksemia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis).
2) Kulit
a) Sianosis Perifer ( Vasokontriksi dan menurunya aliran darah
perifer)
b) Sianosis secara umum (hipoksemia)
c) Penurunan turgor ( dehidrasi)
d) Edema
3) Jari dan Kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger
4) Mulut dan Bibir
a) Membran mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
6) Vena Leher
Adanya distensi atau bendungan
7) Dada
a) Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan
aktifitas pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan
pernapasan )
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
c) Taktil fremits, thrills (getaran pada dada karena udara atau
suara melewati saluran atau rongga pernapasan )
d) Suara napas normal vesikuler, bronchovesikuler, bronchial
e) Suara napas tidak normal ( creckels, atau rales, ronki,
wheezing, friction, atau pleural friction)
f) Bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness)
8) Pola Pernapasan
a) Pernapasan normal (aupnea)
b) Pernapasan cepat ( takipneu)
c) Pernapasan lambat (bradipnea)
inspirasi/ekspirasi out of the lungs and exchange -Monitor respirasi dan status
- Penurunan pertukaran of carbon dioxide and axygen O2
udara per menit at the alveolar level)
- Posisikan pasien untuk
- Menggunakan otot 1. Mendemonstrasikan
memaksimalkan ventilasi
pernapasan tambahan batuk efektif dan suara napas
- Nasal flaring yang bersih, tidak ada - Lakukan fisioterapi dada
- Dyspnea sianosis dan dyspneu (mampu jika perlu