Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI


DI RSPAU dr. S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Febri Ngestiutama
203203097

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PADA KLIEN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
DI RUANG MERAK RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO

Disusun Oleh :
Febri Ngestiutama
203203097

Telah disetujui pada


Hari :
tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

(............................................ (............................................ (...........................................


) ) )
KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

A. DEFINISI
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
(O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh (Sulistyo, 2012).
Kapasitas udara dalam paru-paru adalah 4.500 – 5.000 ml. Udara yang
diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10%, yakni yang di hirup (inspirasi)
dan yang di hembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa (Tarwoto &
Wartonah, 2010).
Tujuan Oksigenasi adalah untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan, untuk menurunkan kerja paru dan untuk menurukan beban
kerja jantung
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Andarmoyo & Sulistyo (2012)
a) Anatomi
1) Saluran Napas Atas
- Hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
2) Saluran Napas Bawah
- Bronkus
- Bronkiolus Terminali
- Bronkiolus
- Bronkiolus Respiratoris
- Duktus Alveolar dan sakus alveolar
- Alveoli
b) FisiologI
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot
pernapasan, diafragma, isi abdomen, diding abdomen , dan pusat
pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan
antara 12-15 kali per menit (Potter & Perry, 2006)
Tiga langkah proses oksigenasi atau pernapasan yaitu: Ventilasi,
Transpor, dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan
keparu-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan
keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan
intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer
(760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Ventilasi :
(1) Tekanan Udara Atmosfer
(2) Jalan napas yang bersih
(3) Pengembangan paru yang adekuat
b. Transpor
Transpor adalah pengangkutan oksigen melalui darah
menuju sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari
jaringan tubuh ke kapiler oksigen perlu ditransportasikan dari
paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan
dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97% oksigen
akan berikatan dengan hemoglobin didalam sel darah merah dan
dibawa kejaringan sebagai oksihemoglobin sisanya 3%
ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
(1) Curah jantung (Cardiac Output)
(2) Jumlah Sel darah merah
(3) Hematokrit darah
(4) Latihan

c. Difusi
Difusi adalah Pertukaran gas-gas (oksigen dan
karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses
keluar masuknya udara dari darah yang bertekanan/konsentrasi
yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan
dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang rapat.
Membran ini kadang disebut membran respirasi.. Secara normal
gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki
kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg (Potter & Perry, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
(1) Luas permukaan paru
(2) Tebal membran respirasi
(3) Jumlah darah
(4) Keadaan atau jumlah kapiler darah
(5) Afinitas
(6) Waktu adanya udara di alveoli
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN
Brunner & Suddarth (2010).
a. Faktor Fisiologi
(1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
(2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas.
(3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
(4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka dan lain-lain.
(5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit
kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
(1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
(2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
(3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
(4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
(5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun.
c. Faktor Perilaku
(1) Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
(2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
(3) Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
(4) Substansi abuse (alkohol dan obat-obatan): menyebabkan intake
nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
(5) Kecemasan: menyebabkan metabolisme meningkat.
d. Faktor Lingkungan
(1) Tempat kerja
(2) Suhu lingkungan
(3) Ketinggian tempat dan permukaan laut
D. PATHWAY

Faktor pencetus

ideopati alergi
k

Edema dinding Spasme otot polos Sekresi mucus kental


bronkiolus bronkiolus didalam bronkiolus

Menekan sisi Diameter Bersihan jalan nasa


ekspirasi
luar bronkiolus tidakefektif
bronkiolus mengecil

Intoleransi aktifitas dispnea Pola nafas tidak efektif

Perfusi paru tidak


cukup mendapat
ventilasi

Gangguan
pertukaran gas
E. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan diagnostik  yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu: (Brunner & Suddarth, 2010).
1) Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui kemampuan paru dalam
melakukan pertukaran gas secara efisien.
2) Pemeriksaan gas darah arteri : untuk memberikan informasi tentang difusi
gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi
3) Oksimetri : untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4) Pemeriksaan sinar X dada : untuk pemeriksaan adanya cairan, massa,
fraktur, dan proses-proses abnormal.
5) Bronkoskopi : untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan napas.
6) Endoskopi : untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7) Fluoroskopi : untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja
jantung dan kontraksi paru.
8) CT-SCAN : untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
F. PENGKAJIAN
Herdman, (2013)
a. Riwayat Keperawatan
1) Masalah pernapasan yang pernah dialami
- Pernah menggalami perubahan pola pernapasan
- Pernah menggalami batuk dengan sputum
- Pernah menggalami nyeri dada
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadi gejala diatas
2) Riwayat peyakit pernapasan
- Apakah sering menggalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
- Bagaimana frekuensi setiap kejadian
b. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
- Konjungtiva pucat (karena anemia)
- Konjungtiva sianosis(karena hipoksemia)
- Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis).
2) Kulit
- Sianosis Perifer ( Vasokontriksi dan menurunya aliran darah
perifer)
- Sianosis secara umum (hipoksemia)
- Penurunan turgor ( dehidrasi)
- Edema
3) Jari dan Kuku
- Sianosis
- Clubbing finger
4) Mulut dan Bibir
- Membran mukosa sianosis
- Bernapas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
- Pernapasan dengan cuping hidung
6) Vena Leher
- Adanya distensi atau bendungan
7) Dada
- Retraksi otot bantu pernapasan (karena peningkatan aktifitas
pernapasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernapasan )
- Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
- Taktil fremits, thrills (getaran pada dada karena udara atau suara
melewati saluran atau rongga pernapasan )
- Suara napas normal vesikuler, bronchovesikuler, bronchial
- Suara napas tidak normal ( creckels, atau rales, ronki, wheezing,
friction, atau pleural friction)
- Bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness)
8) Pola Pernapasan
- Pernapasan normal (aupnea)
- Pernapasan cepat ( takipneu)
- Pernapasan lambat (bradipnea)
G. PROSEDUR PENGGUNAAN OKSIGENASI
Jenis Oksigen Bahaya
Kateter Nasal Aliran : 1 -6 liter /menit Iritasi lambung, pengeringan
menghasilkan oksoigen dengan mukosa hidung, kemungkinan
konsentrasi 24 – 44 % distensi lambung, epistaksis.
Kanula Nasal Aliran 1-6 liter/menit Iritasi hidung, pengeringan
menghasilkan oksigen dengan mukosa hidung, nyeri sinus
konsentrasi 24-44% tergantung dan epistaksis
pada pola ventilasi pasien
Sugkup muka Aliran 5-8 liter/menit, Aspirasi bila muntah,
sederhana menghasilkan konsentrasi 40- penumpukan CO2 pada aliran
60% O2 rendah, empisema,
subcutan kedalam jaringan
mata pada aliran O2 tinggi dan
nekrose, apabila sungkup
muka dipasang terlalu ketat.
Sungkup Aliran 8-12 liter/menit Aspirasi bila muntah,
muka”Rebreating “ menghasilkan konsentrasi 40- empisema, subcutan kedalam
dengan O2 60% jaringan mata pada aliran O2
tinggi dan nekrose, apabila
sungkup muka dipasang terlalu
ketat.
Sungkup muka Aliran 8-12 % liter/menit Aspirasi bila muntah,
“Non Rebreathing” menghasilkan konsentrasi 90 % empisema, subcutan kedalam
dengan kantong O2 jaringan mata pada aliran O2
tinggi dan nekrose, apabila
sungkup muka dipasang terlalu
ketat.
Sungkup muka Aliran 4-14 liter/mnt Terjadi aspirasi bila muntah
venture menghasilakan konsentrasi O2 dan nekrosis karena
30-55% pemasangan sungkup yang
terlalu ketat
Sungkup muka Aliran lebih dari 10 liter/mnt Penumpukan air pada aspirasi
aerosol menghasilkan konsentrasi O2 bila muntah serta nekrosis
100% karena pemasangan sungkup
muka yang terlalu ketat.
Sumber: Docterman dan Bullechek (2015)
H. MASALAH KEPERAWATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
OKSIGENASI
a. Bersihan Jalan Napas tidak Efektif berhungnan dengan mucus berlebihan,
terpajan asap, sekresi yang tertahan, perokok, asma, PPOK, eksudat dalam
alveoli (00031)
b. Pola Napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru, hiperventilasi, keletihan otot
pernapasan,sindrom hipoventilasi, deformitas dinding dada (00032)
c. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolar dan kapiler, keetidakseimbangan ventilasi dan perfusi (00030)

I. RENCANA KEPERAWATAN

No.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Dx
1 Bersihan Jalan Napas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway suction
Efektif keperawatan selama 3x24 (as removal of airway
Definisi : Ketidakmampuan jam masalah teratasi
secretions by inserting a
untuk membersihkan sekresi Dengan Kriteria Hasil :
suction catheter into the
atau obstruksi dari saluran Respiratory status :
pernapasan untuk Ventilation patient’s oral airway and or
mempertahankan kebersihan ( as movement of air in and trachea).
jalan napas. out of the lungs and
Batasan Karakteristik : exchange of carbon dioxide - Monitor status oksigen
- Dispneu, Penurunan and axygen at the alveolar pasien
suara napas level)
- Auskultasi suara napas
- Orthopneu 1. Mendemon
- Cyanosis strasikan batuk efektif dan sebelum dan sesudah
- Kelainan suara napas suara napas yang bersih, suctioning.
(rales, wheezing) tidak ada sianosis dan - Berikan O2 dengan
- Kesulitan berbicara dyspneu (mampu menggunakan nasal untuk
- Batuk, tidak efekotif mengeluarkan sputum, memfasilitasi suksion
atau tidak ada mampu bernapas dengan nasotrakeal
- Mata melebar mudah, tidak ada pursed
- Anjurkan pasien untuk
- Produksi sputum lips)
- Gelisah Respiratory status : istirahat dan napas dalam
- Perubahan frekuensi Airway patency setelah kateter dikeluarkan
dan irama napas (as open, clear dari nasotrakeal
Faktor-faktor yang tracheabronchial passages - Hentikan suksion dan
berhubungan: for air exchange)
berikan oksigen apabila
Lingkungan : merokok, 1. Menunjukkan jalan napas
pasien menunjukkan
menghirup asap rokok, yang paten (klien tidak
perokok pasif-POK, infeksi merasa tercekik, irama bradikardi, peningkatan
- Fisiologis : disfungsi napas, frekuensi pernapasan saturasi O2, dll.
neuromuskular, hiperplasia dalam rentang normal, tidak - Ajarkan tehnik batuk efektif
dinding bronkus, alergi jalan ada suara napas abnormal) untuk mengeluarkan dahak
napas, asma. Aspiration Control - Kolaborasi dengan medis
- Obstruksi jalan napas : (inhalation of some foreign
untuk pemberian
spasme jalan napas, sekresi material, aspiration of
Exspektorant
tertahan, banyaknya mukus, vomitus, blood, or mucus
adanya jalan napas buatan, may occur when a person is Airway management
sekresi bronkus, adanya unconscious or under the (basic airway management ar
eksudat di alveolus, adanya effects of a general a set of medical
benda asing di jalan napas. anesthetic, and can be proseduresperformed in
avoided by keeping the head order to prevent airway
urned the side and removing obstruction and thus ensuring
all such foreign material
an open pathway between a
from the air passages)
1.Mampu patient’s lungs and the
mengidentifikasikan dan outside world)
mencegah factor yang -Monitor respirasi dan status
dapat menghambat jalan O2
napas - Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
- Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
- Keluarkan sekret dengan
batuk efektif atau suction
- Auskultasi suara napas, catat
adanya suara tambahan
- Ajarkan cara batuk efektif
untuk mengeluarkan sekret
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian cairan dan
nutrisi mengoptimalkan
keseimbangan.
2 Pola Napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Airway Management
Definisi : Pertukaran udara keperawatan selama 3x24 (basic airway management ar a
inspirasi dan/atau ekspirasi jam masalah teratasi dengan set of medical
proseduresperformed in order to
tidak adekuat Kriteria Hasil :
prevent airway obstruction and
Batasan karakteristik : Respiratory status :
thus ensuring an open pathway
- Penurunan tekanan Ventilation
between a patient’s lungs and
inspirasi/ekspirasi ( as movement of air in and the outside world)
- Penurunan pertukaran out of the lungs and
udara per menit exchange of carbon dioxide -Monitor respirasi dan status O2
- Menggunakan otot and axygen at the alveolar
- Posisikan pasien untuk
pernapasan tambahan level) memaksimalkan ventilasi
- Nasal flaring 1. Mendemonstrasikan
- Dyspnea batuk efektif dan suara - Lakukan fisioterapi dada jika
- Orthopnea napas yang bersih, tidak ada perlu
- Perubahan sianosis dan dyspneu - Keluarkan sekret dengan batuk
penyimpangan dada (mampu mengeluarkan efektif atau suction
- Napas pendek sputum, mampu bernapas
- Assumption of 3-point dengan mudah, tidak ada - Auskultasi suara napas, catat
position pursed lips) adanya suara tambahan
- Pernapasan pursed-lip Respiratory status : - Ajarkan cara batuk efektif
- Tahap ekspirasi Airway patency untuk mengeluarkan sekret
berlangsung sangat lama (as open, clear
- Peningkatan diameter tracheabronchial passages - Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk pemberian cairan dan
anterior-posterior for air exchange)
nutrisi mengoptimalkan
- Pernapasan rata- 1. Menunjukkan jalan napas
keseimbangan.
rata/minimal yang paten (klien tidak
 Bayi : < merasa tercekik, irama Terapi Oksigen
25 atau > 60 napas, frekuensi pernapasan
(memberikan terapi O2 sesuai
 Usia 1-4 dalam rentang normal, tidak
kebutuhan)
: < 20 atau > 30 ada suara napas abnormal)
 Usia 5- Vital sign Status - Monitor aliran oksigen
14 : < 14 atau > 25 (vital signs (often shortened
- Monitor adanya kecemasan
 Usia > to just vitals) are a group of
pasien terhadap oksigenasi
14 : < 11 atau > 24 the 4 to 6 most important
- Kedalaman pernapasan signs that indicate the status - Observasi adanya tanda tanda
 Dewasa of the body’s vital (life- hipoventilasi
volume tidalnya 500 ml saat sustaining) functions).
- Bersihkan mulut, hidung dan
istirahat 1. Tanda Tanda vital dalam secret trakea
 Bayi rentang normal (tekanan
volume tidalnya 6-8 ml/Kg darah, nadi, pernapasan) - Pertahankan jalan napas yang
- Timing rasio paten
- Penurunan kapasitas
- Pertahankan posisi pasien
vital
Faktor yang berhubungan - Kolaborasi untuk pemberian
- Hiperventilasi terapi O2
- Deformitas tulang
Vital sign Monitoring
- Kelainan bentuk
dinding dada (memonitor atau mengukur
- Penurunan tanda-tanda vital)
energi/kelelahan
- Monitor TD, nadi, suhu, dan
- Perusakan/pelemahan RR
muskulo-skeletal
- Obesitas - Monitor kualitas dari nadi
- Posisi tubuh
- Monitor frekuensi dan irama
- Kelelahan otot pernapasan
pernapasan
- Hipoventilasi sindrom - Monitor suara paru
- Nyeri
- Monitor pola pernapasan
- Kecemasan abnormal
- Disfungsi
Neuromuskuler - Monitor suhu, warna, dan
- Kerusakan kelembaban kulit
persepsi/kognitif - Monitor sianosis perifer
- Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang belakang
- Imaturitas Neurologis
3 Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Airway Management
Definisi : Kelebihan atau keperawatan selama 3x24 (basic airway management ar a
kekurangan dalam oksigenasi jam masalah teratasi set of medical
proseduresperformed in order to
dan atau pengeluaran Dengan Kriteria Hasil :
prevent airway obstruction and
karbondioksida di dalam Respiratory Status : Gas
thus ensuring an open pathway
membran kapiler alveoli exchange
between a patient’s lungs and
Batasan karakteristik : (The primary function of the the outside world)
- Gangguan penglihatan lungs involving the transfer
- Penurunan CO2 of oxygen from inhaled air -Monitor respirasi dan status
- Takikardi into the blood and te O2
- Hiperkapnia transfer of carbon dioxide -Posisikan pasien untuk
- Keletihan from the blood into the memaksimalkan ventilasi
- somnolen exhaled air)
- Iritabilitas 1. Mendemonstrasikan -Lakukan fisioterapi dada jika
- Hypoxia peningkatan ventilasi dan perlu
- kebingungan oksigenasi yang adekuat
-Keluarkan sekret dengan batuk
- Dyspnoe 2. Memelihara kebersihan efektif atau suction
- nasal faring paru paru dan bebas dari
- AGD Normal tanda tanda distress -Auskultasi suara napas, catat
- sianosis pernapasan adanya suara tambahan
- warna kulit abnormal (pucat, Respiratory Status : -Ajarkan cara batuk efektif
kehitaman) ventilation untuk mengeluarkan sekret
- Hipoksemia ( as movement of air in and
- hiperkarbia out of the lungs and -Kolaborasi dengan ahli gizi
- sakit kepala ketika bangun exchange of carbon dioxide untuk pemberian cairan dan
nutrisi mengoptimalkan
- frekuensi dan kedalaman napas and axygen at the alveolar
keseimbangan.
abnormal level)
Faktor faktor yang 1. Mendemonstrasikan Respiratory Monitoring
berhubungan : batuk efektif dan suara (Monitoring plays an important
- ketidakseimbangan perfusi napas yang bersih, tidak ada role in the current management
ventilasi sianosis dan dyspneu of patients with acute
- perubahan membran kapiler- (mampu mengeluarkan respiratory failure but
sometimes lacks definition
alveolar sputum, mampu bernapas
regarding which signals and
dengan mudah, tidak ada
derived variabels should be
pursed lips) prioritized as well as specifcs
Vital Sign Status related to iming and modality)
(vital signs (often shortened
to just vitals) are a group of - Monitor rata – rata,
the 4 to 6 most important kedalaman, irama dan usaha
respirasi
signs that indicate the status
of the body’s vital (life- - Catat pergerakan dada,
sustaining) functions). amati kesimetrisan, penggunaan
1. Tanda tanda vital dalam otot tambahan, retraksi otot
rentang normal supraclavicular dan intercostal

- Monitor pola napas :


bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes,
biot

- Auskultasi suara napas,


catat area penurunan / tidak
adanya ventilasi dan suara
tambahan
- Tentukan kebutuhan
suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan
napas utama

Vital sign Monitoring

(memonitor atau mengukur


tanda-tanda vital)

-Monitor TD, nadi, suhu, dan


RR

-Monitor kualitas dari nadi

-Monitor frekuensi dan irama


pernapasan

-Monitor pola pernapasan


abnormal

-Monitor suhu, warna, dan


kelembaban kulit

-Monitor sianosis perifer

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi).
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nanda Internasional. (2015) Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-
Docterman dan Bullechek. 2015. Nursing Invention Classifications (NIC) Edition
4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Herdman, T. (2013). Nanda International Inc Diagnosis Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner &Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai