Oleh :
Eka Asriyani Said
NS0622010
CI Lahan CI Institusi
NIDN. NIDN.
1. Latihan Batuk Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Identifikasi kemampuan batuk
keperawatan 2x24 jam diharapkan - Monitor adanya retensi sputum
bersihan jalan nafas meningkat dengan - Monitor tanda dan gejala infeksi
kriteria hasil : saluran napas
- Batuk efektif meningkat - Monitor input dan output cairan
- Produksi sputum menurun (mis.jumlah dan karakteristik)
- Mengi menurun - Atur posisi semo fowler atau fowler
- Wheezing menurun - Pasang perlak dan bengkok di
- Dispnea menurun pangkuan pasien
- Ortopnea menurun - Buang sekret pada tempat sputum
- Sulit bicara menurun - Edukasi
- Sianosis menurun - Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
- Gelisah menurun efektif
- Frekuensi napas membaik - Anjurkan tarik napas dalam melalui
- Pola napas membaik hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
2. Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor frekuensi, irama,
keperawatan 2x24 jam diharapkan kedalaman dan upaya napas
pertukaran gas meningkat dengan kriteria - Monitor pola napas (seperti
hasil : bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
- Dispnea menurun kussmaul, cheyne-stokes, biot,
- Bunyi napas tambahan menurun ataksik)
- Takikardi menurun - Monitor kemampuan batuk efektif
- Pusing menurun - Monitor adanya produksi sputum
- Penglihatan kabur menurun - Monitor adanya sumbatan jalan
- Diaforesis menurun napas
- Gelisah menurun - Palpasi kesimetrisan eskpansi paru
- Napas cuping hidung menurun - Asukultasi bunyi napas
- PCO2 membaik - Auskultasi bunyi napas
- PO2 membaik - Monitor saturasi oksigen
- Pola napas membaik - Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu.
3. Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor pola napas (frekuensi,
keperawatan 2x24 jam diharapkan pola kedalaman, usaha napas)
nafas membaik dengan kriteria hasil : - Monitor bunyi napas tambahan
- Dispnea menurun (mis.gurgling, mengi, wheezing,
- Penggunaan otot bantu napas ronkhi kering)
menurun - Monitor sputum (jumlah, warna,
- Pemanjangan fase ekspirasi aroma)
menurun - Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pernapasan cuping hidung menurun dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
- Ortopnea menurun thrust jika curiga trauma servikal)
- Frekuensi napas membaik - Posisikan semi fowler atau fowler
- Kedalam napas membaik - Berikan minum hangat
- Tekanan ekspirasi membaik - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Tekanan inspirasi membaik - Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika perlu.
- Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
4. Resiko Aspirasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor tingkat kesadaran, batuk,
keperawatan 2x24 jam diharapkan tingkat muntah dan kemampuan menelan
aspirasi menurun dengan kriteria hasil : - Monitor status pernapasan
- Tingkat kesadaran meningkat - Monitor bunyi napas, terutama
- Kemampuan menelan meningkat setelah makan/minum
- Kebersihan mulut meningkat - Posisikan semi fowler (30-45
- Dispnea menurun derajat) 30 menit sebelum
- Akumulasi secret menurun memberi asupan oral
- Wheezing menurun - Pertahankan kepatenan jalan
- Batuk menurun napas (mis.teknik head tilt chin
- Sianosis menurun lift, jaw thrust, in line)
- Gelisah menurun - Lakukan penghisapan jalan napas,
- Frekuensi napas membaik jika produksi sekret meningkat
- Sediakan suction di ruangan
- Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal, jika residu
banyak
- Berikan makanan dengan ukuran
kecil atau lunak
- Berikan obat oral dalam bentuk
cair
- Anjurkan makan secara perlahan
- Ajarkan strategi mencegah
aspirasi
- Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu.
1.5 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncakan dalam rencana
perawat. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen)
dan tindakan kolaborasi. (Wartonah & Tarwoto, 2015)
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi. (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2011)
1.6 Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus
mempersiapkan untuk mengubah recana jika tidak berhasil. (Widianti
A. T. & Saryono, 2011)
Evaluasi merupakan evaluasi intervensi keperawatan dan terapi
dengan membandingkan kemajuan klien dengan tujuan dan hasil
yang diinginkan dan rencana asuhan keperawatan. (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2011)
Evaluasi di susun menggunakan SOAP dimana:
S (Subjek ) : Ungkapan perasaan atau keluhan yang
dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O (Objektif) : Keadaan objektif yang dapat didentifikasi oleh
perawat menggunakan pengamatan yang
objektif.
A (Assesment) : Analisis perawat setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif.
P (Planing) : Perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi
2 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku
2 Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses & Praktik Edisi 7 Volume 1. Jakarta: ECG.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Widianti, A. T., & Saryono. (2011). Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM). Yogyakarta: Nuha Medika.