Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan maternitas
Disusun oleh :
Restu Fuji Gustiani
402020047
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim
ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit ( Dep.kes RI, 2010).
Power pertama pada persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan kontraksi otot rahim
yang terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 faktor, yaitu :
1) His (kontraksi otot rahim pada persalinan).
2) Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun lebih kuat). Setelah
kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek pasien menutup glotisnya,
mengkontraksikan otot–otot perutnya dan menekan diafragma kebawah. Hal ini
berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
3. Penyebab
Selain itu penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum di ketahui secara pasti/jelas.
Namun terdapat beberapa teori antara lain :
a. Teori keregangan / distensia rahim .Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam
batas tertentu .Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat mulai
b. Teori penurunan progesteron .Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu
dimana terjadi penimbunan jaringn ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu .Produksi progesteron mengalami penurunn, sehingga otot rahim lebih sensitive
terhadapoxitocin .Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterontertentu
c. Teori oksitosin internal .Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypofise parst posterior
.Menurunnnya progesteron akibat tuannya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatnyaaktivitas sehingga persalinan dapat dimulai
d. Teori protaglandin .Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang
dikeluarkan olehdecidua .Pemberian prostaglandin saat hamil menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasilkonsepsi dikeluarkan
e. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis .Teori ini menunjukkan pada
kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak
terbetnuk hipotalamus, teori ini dikemukakan oleh Linggin(1979).
f. Induksi partus
Kala 1.
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri dari dua
fuse, yaitu :
- Fase laten pada kala satu persalinan
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
d. Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
- Fase aktif pada kala satu persalinan
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap(kontraksi
dianggap adekuat I memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.)
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap(10 cm),akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (primigravida), atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multigravida).
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Kala II
Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm),dan bemkhir dengan lahimya bayi.
Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Palo Primi : 1-2 jam, Pada Multi : 30
menit.
Kala III
a. Disebut juga Kala Uri atau kala pelepasan placenta.
b. Dimulai setelah lahimya bayi sampai lahimya plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2 - 3 menit.
Tiga Tanda lepasnya placenta :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus
b. Uterus berbentuk bulat penuh.,dan tinggi fundus uterus biasanya di bawah pusat.
c. Tali pusat memanjang
d. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
e. Semburan darah mendadak dan singkat.
f. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Perdarahan kurang lebih 250 cc.
Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam pertama post partum. Dimaksudkan
untuk observasi keadaan ibu utamanya HPP(Haemoragic Post partum).
5. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
Kaji pengeluaran cairan dan lendir,periksa pembukaan serviks melalui PD,kaji adanya
cairan ketuban(bau dan warnanya).Dan kaji mengenai kebersihan vulva.
l. Ekstremitas atas,bawah
Kaji mengenai tonus otot,terdapat edema atau tidak,terdapat varises atau tidak.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Rekaman kardiotografi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau doptone yaitu
sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin. Dilakukan pada kala 1
untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta kemajuan persalinan.
b. Partograf.
Partograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan membantu
petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan pasien. Partograf
berbentuk kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses persalinan. Partograf
dimulai pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
c. Ultrasonografi (USG).
7. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
a. Kala I
Diagnosis :
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi
terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Kala II
Diagnosis
c. Kala III
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan
bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia
luar
8. Terapi/Tindakan Penanganan
a. Kala I
Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
besar/.kecil.
o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara : gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
o Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
o Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
b. Kala II
Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum
c. Kala III
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat
pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
d. Kala IV
Penanganan
· Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi
otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I
dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
9. Komplikasi
Maternal
Ketuban pecah dini
Persalinan prematur
Distosia
Hamil posterm
Tidak ada kemajuan dalam persalinan
Emboli cairan ketuban
Perdarahan
Infant
Gawat janin
Distosia
Kelainan posisi janin
Janin > 1
Prolaps tali pusat
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
- Pengumpulan Data
a. Biodata meliputi :
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali klien antara yang satu dengan yang lain
agar tidak keliru. Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk resiko tinggi / tidak.
Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien. Penghasilan mengetahui
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien. Pada persalinan fisiologis biodata
didapatkan; Umur dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan keompok resiko
tinggi. (Depks RI, 1993: 65).
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his
yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air
kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit (Cristina’s Ibrahim, 1993,7).
c. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara (Cristina’s Ibrahim,
1993,3) disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur
lendir). Kadang ketuban pecah dengan sendirinya. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus Mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin,
pembedahan yang pernah dialami dapat memperberat persalinan. (Depkes RI, 1993:66).
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar pada klien,
TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien,
sehingga memperberat persalinannya. Depkes RI, 1993,66).
- Pemeriksaan fisik
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba / nigra, terdapat striae
gravidarum. ( Depkes RI, 1993: 70).
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur
pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung kanan , letak kepala,
sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin sering dan kuat.
(Cristina’s Ibrahim, 1993,: 7).
Auskultasi : ada / tidaknya DJJ, frekwensi antara 140 – 160 x / menit . (Depkes RI, 1993: 75).
d) Genetalia
a. Kala I
Diagnosis :
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi
terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Kala II
Diagnosis
c. Kala III
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan
bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia
luar
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Kala I
Fase laten
a) Nyeri berdasarkan intensitas kontraksi.
o Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengontrol dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
Intervensi:
o Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan
support yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran
Fase aktif
a) Defisit volume cairan berdasarkan intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit volume cairan adekuat
Intervensi
o Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
o Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan
makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk mencegah
dehidrasi
e. Kala II
o Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
o Lakukan masasse
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada
syaraf berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks
cerebra
o Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada
daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan menimbulkan
nyeri
o Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu
untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang
ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran tinja
o Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal balik
yang positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan
dari pergerakan bowelnya ke usaha mengedan
c) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berdasarkan penggunaan secara tetap maneuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi:
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi litotomi dengan bahu dan
pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan
rileks
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva saat
kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
- Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin
yang lain
o Injeksi oksitoksin
f. Kala III
o Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
o Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
o Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu tertentu
untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang
dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir
o Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama
proses persalinan
g. Kala IV
a) Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Intervensi
o Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus
uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
o Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini
menunjukan distansia blas
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri
o Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
o Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. D
No. Medrec
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : Diploma
Agama : Islam
Golongan darah :A
Nama : Tn. F
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Golongan darah :-
Hub dengan klien : Suami
1) Keluhan utama
Klien datang ke UGD dengan hamil cukup bulan anak ke 2, mengeluh mules
sejak jam 03.00. dari IGD pasien dipindahkan ke ruang VK. Dilakukan
pemeriksaan Leopold I teraba lunak, bulat dan tidak melenting, Leopold II
teraba punggung kanan (puka, Leopold III teraba bulat, keras, melenting dan
sudah masuk pintu atas panggul (PAP), Leopold IV kepala 1/5 masuk PAP,
BJA 140x/mnt, TFU 30 cm, pembukaan 3 cm, servikst tebal lunak, selaput
ketuban utuh. his pukul 14.30 dirasakan. 4x10’40”, DJJ 146 x/menit. Hasil
pemeriksaan dalam pembukaan 8 cm, serviks tipis dan lunak, sutura teraba,
selaput ketuban utuh.
Pada saat pengkajian pukul 14.30 WIB, klien mengeluh nyeri ketika mulas
muncul. Nyeri terasa melilit diperut bagian bawah, nyeri dirasakan bertambah
jika dibawa jalan dan berkurang jika istirahat. Skala nyeri 7 (0-10). Nyeri
dirasakan sejak malam pukul 03:00 WIB selaput ketuban utuh. Ibu terlihat
meringis, perut tegang (+).
3) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat obstetri
Gram
Klien pertama kali haid usia 14 tahun. Lamanya haid 5 hari dengan
perdarahan yang terbanyak pada hari ke dua sampai ketiga, dimana
dalam satu hari klien mengganti pembalutnya yang terisi penuh darah
dari depan sampai belakang sebanyak 3x. klien mengaku haid teratur
setiap bulan.
(2) Riwayat perkawinan
a. Keadaan umum
TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
S: 36,8oC
b. Sistem reproduksi
Leopold I teraba lunak, bulat dan tidak melenting, Leopold II teraba punggung
kanan, Leopold III teraba bulat, keras, melenting dan sudah masuk Pintu Atas
Panggul (PAP), Leopold IV kepala 1/5 masuk PAP, BJA 140x/mnt, TFU 30
cm, pembukaan 3 cm, servikst tebal lunak, selaput ketuban utuh.
c. Sistem perkemihan
Kandung kemih kosong
5. Pemeriksaan penunjang
sel/uL
HbsAg - - Negatif
Anti HIV - - Non Reaktif
6. Therapi
1. Analisa data
Nyeri melahirkan
2. Diagnosa keperawatan
keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri, Pemantauan nyeri,
melahirkan keperawatan selama 1x24 Edukasi manajemen nyeri,
jam diharapkan nyeri pada Observasi:
Observasi:
klien dapat menurun - Identifikasi lokasi, karakteristik,
- Untuk mengetahui lokasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas dan
kualitas, dan intensitas nyeri
- Bayi lahir intensitas nyeri
- Dilatasi serviks - Identifikasi skala nyeri klien
- Untuk mengetahui skala nyeri
berhenti
pasien
- Identifikasi respons nyeri - Untuk mengetahui faktor yang
nonverbal memperberat dan memperingan
- Identifikasi faktor yang nyeri
memperberat dan memperingan - Agar pasien dapat mengontrol dan
nyeri mengatasi ketika nyeri mulai
- Observasi pembukaan serviks, dirasakan
turunnya kepala janin - Untuk mengetahui tindkan yang
akan dilakukan selanjutnya
Terapeutik Terapeutik
- Ajarkan suami dan keluarga - Saat beristighfar akan merangsang
untuk membimbing pasien pengeluaran hormone endorphin
beristighfar
sehingga pasien menjadi lebih
tenang dan dapat mengontrol nyeri
yang dirasakannya .
- Massage daerah abdomen dan
bokong
- Untu mengalihkan rasa nyeri ibu
serta menjadikan efek distraksi
dapat juga meningkatkan
pembentukan endorphine system
control desenden dan membuat
pasien lebih nyaman karena
- anjurkan ibu untuk membuat relksasi pada otot
tarik nafas (Maslikhnah, 2011).
Edukasi
Kolaborasi:
-Membantu klien secara mandiri ketika
kontraksi muncul.
- Kolaborasi dengan dokter jika
-supaya klien tidak khawatir dan
terdapat penyulit dan pembukaan
mengetahui terhadap kontraksi
tidak bertambah atau kepala
yang dirasakannya.
janin tidak turun
Kolaborasi
5. Evaluasi
O:
P: intervensi dilanjutkan
1. Analisa data
- Klien mengeluh
kesakitan
- Klien mengatakan His cepat dan lebih kuat
ingin meneran
DO:
- penurunan kepala
di hodge 4, Hambatan aliran balik
- portio tidak teraba, vena
DJJ 144x/menit,
- pasien
CO2 menurun
ingin meneran,
- tekanan pada anus,
- perineum terlihat
Curah jantung
menonjol dan
meningkat
vulva membuka.
Merangkang seseptor
nyeri
Pelepasan mediator
nyeri
Prostaglandin,
histamine, serotonin,
bradikinin
merangsang nosiseptor
Impuls ke serabut
aferen
Traktus anterolateralis
Thalamus
Korteks matosensorik,
gyrus singularis
Nyeri Persalinan
2. Diagnosa keperawatan
keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan Terapi relaksasi Terapi relaksasi
melahirkan keperawatan selama 1x24 Pengaturan posisi Pengaturan posisi
jam diharapkan nyeri pada Latihan pernafasan Latihan pernafasan
klien dapat menurun dengan Observasi: Observasi:
kriteria hasil: - Identifikasi penurunan tingkat - Untuk mengetahui tingkat
energi, ketidakmampuan kekuatan ibu
berkonsentrasi atau gejala lain
yang mengganggu. - Untuk mengetahui ketegangan
- Periksa ketegangan otot, otot, frekuensi nadi, tekanan
frekuensi nadi, tekanan darah, darah, dan suhu
dan suhu
Terapeutik Terapeutik
mendampingi pasien
- Support dari suami akan
Edukasi
Edukasi
- Pimpin ibu untuk mengedan - Nafas panjang dan mengedan
dan mengambil nafas panjang dengan benar akan mempercepat
- Anjurkan ibu mengedan lahirnya janin
apabila merasakan kontraksi
4. Pelaksanaan/implementasi
5. Evaluasi
1. Analisa data
Resiko perdarahan
2. Diagnosa keperawatan
1) Risiko perdarahan
2) Perencanaan
keperawatan
1. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan Pencegahan Perdarahan
perdarahan tindakan keperawatan
Observasi Observasi
selama 1x 2 jam masalah
- Monitor tanda dan gejala - Untuk mengetahui apakah
teratasi dengan kriteria hasil
perdarahan pasien mengalami
1. Kontraksi uterus baik
perdarahan atau tidak
2. Tidak terjadiperdarahan >
Terapeutik Terapeutik
500 cc
- Lakukan manejemen aktif kala - Untuk mempercepat
III pelepasan plasenta dengan
- Berikan oksitosin 10 IU dalam meningkatkan kontraksi
rahim dan mencegah PPP
1 menit pertama setelah bayi
(JURNAL KEDOKTERAN
lahir
SYIAH KUALA Volume
- Lakukan penegangan tali pusat
12
terkendali
Nomor 3 Desember 2012)
- Lalukan massase uteri
- Tindakan profilaksis serta
Edukasi
pencegahan untuk
- Jelaskan tanda dan gejala
menurunkan risiko
perdarahan
perdarahan post partum
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian produk darah, - Untuk merangsang uterus
jika perlu agar berkontraksi baik dan
kuat, kontraksi yang tidak
kuat dapat menyebabkan
terjadinya atonia uteri.
3) Pelaksanaan/implementasi
O:
1. Analisa data
2. Diagnosa keperawatan
1) Keletihan
3. Perencanaan
keperawatan
1. Keletihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
berhubungan keperawatan selama 1x24 Dukungan tidur
dengan kondisi jam diharapkan keletihan Observasi
Observasi
fisiologis klien menurun dengan - Identifikasi gangguan
kriteria hasil: fungsi tubuh yang - Untuk mengetahui gangguan
- Tenaga meningkat mengakibatkan kelelahan fungsi tubuh yang
- Monitor kelelahan fisik mengakibatkan kelelahan
- Verbalisasi lelah
dan emosional - Untuk mengetahui apakah ada
menurun
perbaikan atau perburukan
-
Terapeutik kondisi pasien
Terapeutik
- Sediakan lingkungan
nyaman atau tidak bising - Supaya ibu nyaman dalam
- Pemberian air teh pada beristirahat
ibu - Memberikan hidrasi dan
membantu meningkatkan
energy ibu
Edukasi
Edukasi - Meminimalkan fungsi organ
sehingga keletihan menurun
- Anjurkan tirah baring
- Ajarkan relaksasi otot
4. Implementasi
P : intervensi dilanjutkan
Daftar Pustaka
Anonim. (2005). Pelatihan APN. Retrieved October 18, 2008, from Instalasi
KesehatanReproduksiPemalang:http://kesehatanreproduksi.tripod.com/apn.html (Diakses
tanggal 11 mei 2014) pukul 17.00 Wita.
Winkjosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.