Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

INTRANATAL

Disusun oleh :

Nama : Dana Kristianti


Kelas : II.A ( semester III )
NIM : PO.71.20.3.19.007
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Dosen : Ns. Indah Dewi Ridawati , S.Kep, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL

A. Definisi

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Rukiyah, dkk (2012).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Nurhati (2009).

Persalinan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Persalinan spontan adalah persalianan
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melaluai jalan lahir. Persalianan buatan adalah
persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan
dengan operasi cesar. Persalianan anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya,
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione. Rukiyah, dkk (2012).

B. Etiologi

Ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi yang
berperan dalam persalinan :

a. Factor Hormonal yang menyebabkan kontraksi uterus


 Rasio estrogen
 Pengaruh eksitosin
 Pengaruh hormonal fetus

b. Faktor mekanis
 Regangan otot-otot uterus
 Regangan atau iritasi serviks
C. Manifestasi Klinis

Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin lihat perubahan
tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi sekitar 2-4 minggu
sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada
diafragma berkurang seperti memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu untuk
bernapas lebih mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena
bayi lebih rendah dalam pelviknya.

1. Persalinan Palsu

a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :

-  Kontraksi Braxton hicks

-   Ketegangan dinding perut

-   Ketegangan ligamentum rotandum

-  Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :


-   Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang

-    Dibagian bawah terasa sesak

-   Terjadi kesulitan saat berjalan

-   Sering miksi ( beser kencing )

c. Terjadinya His permulaan


Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagi keluhan
karena dirasakan sakit dan mengganggu  terjadi karena perubahan keseimbangan
estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.

Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu.

Sifat his permulaan ( palsu )

-   Rasa nyeri ringan di bagian bawah


-   Datangnya tidak teratur

-   Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

-   Durasinya pendek

-   Tidak bertambah bila beraktifitas

2. Persalinan Sejati

Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :

a. Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan


b. Sifatnya teratur,interval makin  pendek, dan kekuatannya makin besar
c. Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
d. Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah 
e. Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
f. Pendataran dan pembukaan
g. Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
h. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan .
Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

D. Patofisiologi

Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-


perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesterone dan estrogen.
Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi
1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi
myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot–otot
uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta  berdegenerasi. Tekanan
pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik menyebabbkan uterus
berkontraksi. Wiknjosostro (2005).
a. Tanda–tanda permulaan persalinan Menurut Rukiyah, dkk (2012), tanda–tanda
permulaan peralinan :

1) Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun. 
3) Perasaan sering–sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
4) Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah di uterus,
kadang–kadag di sebut “ traise labor pains”.
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga bercampur
darah (bloody show).
b. Tanda–tanda inpartus, Menurut (Nugroho, 2011):

1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks’
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

E. Fase Persalinan

Pada persalinan normal, persalinan dibagi menjadi 4 kala :

 Kala I ; kala pembukaan serviks.


Proses pembukaan adalah sejak persalinan sampai pada pembukaan serviks lengkap pada
primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2 fase, yaitu :

a. Fase laten ; berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah, dengan
frekuensi his jarang.
b. Fase aktif ;
 Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.
 Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan lebih dari 9 cm sampai
pembukaan lengkap. His tipa 3-4 menit selama 45 detik. Pada multigravida proses ini
akan berlangsung lebih cepat.
 Fase deselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida fase laten, fase aktif
dan fase deselerasi lebih pendek.
 Kala II ; kala pengeluaran
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 2-3 menit,
lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi
sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, mempunyai ampitudo 40-60
mmHg, berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat
relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira sau
setengah jam dan pada multi gravida setengah jam. Tanda obyektif yang menunjukkan
tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :

a. Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir


b. Adanya muntah
c. Aliran darah ( show ) meningkat
d. Ekstremitas bergetar
e. Semakin gelisah
f. Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap. Pemantauan
yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan, respons fisiologis dan
respons emosi ibu serta respons janin terhadap stres.

 Kala III ; kala uri (kala pengeluaran plasenta)


Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan berlangsung
sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan penanganan kala III adalah pelepasan dan
pengeluaran plasenta yang aman.

 Kala IV ; pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir


Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya
kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam setelah uri lahir. Tanda kala
IV adalah banyaknya darah yang keluar.

F. Pathway
G. Komplikasi

 Perdarahan masa nifas


 Infeksi paska persalinan (post partum)
 Ruptur uteri
 Trauma perinium

H. Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).


 Pemeriksaan ultrasonografi.
 Pemantauan janin dengan kardiotokografi.
 Amniosentesis dan kariotiping.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1) Kaji benarnya inpartu


2) Kaji berapa jauh kemajuannya
3) Kaji keadaan ketuban
4) Kaji komplikasi atau resti
5) Kaji respon psikologis
6) Kaji kemajuan persalinan → partogram
 Pembukaan
 Penurunan persentasi
 Moulage
7) Kaji kontraksi

8) Kaji posisi ibu :

 Awal kala I ; jalan-jalan


 Pembukaan 6-7 cm ; tidur miring ke kiri setengah duduk
9) Kaji makan dan minum

 Akhir kala I dibatasi


 Dianjurkan Bak 2-3 jam sekali
10) Kaji lingkungan tenang dan nyaman

11) Kaji penjelasan sikap empati dan hangat

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d kontraksi uterus

2. Ansietas b.d krisis situasional

C. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan SIKI : Manajemen Nyeri Observasi
kontraksi uterus intervensi keperawatan 1. Untuk mengidentifikasi
selama 3x24 jam maka Observasi karakteristik nyeri
rasa nyeri berkurang, 1. Identifikasi 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil : lokasi,karakteristik,kualitas,i skala nyeri
ntensitas nyeri
1. Rasa nyeri berkurang 2. Identifikasi skala nyeri Terapeutik
3. Untuk menguragi rasa
2. Tidak ada kontraksi Terapeutik nyeri
pada uterus 1. Berikan teknik non
farmakologis (kompres Edukasi
hangat) 1. Agar klien dapat
meredakan rasa nyeri
Edukasi
1. Jelaskan strategi Kolaborasi
meredakan nyeri 1. Agar rasa nyeri
berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik

2. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan SIKI : Reduksi Ansietas Observasi


situasional intervensi keperawatan
selama 1x24 jam maka
tidak lagi merasakan Observasi 1. Untuk mengetahui
cemas dan tegang, dengan tingkat kecemasan atau
kriteria hasil : 1. Identifikasi saat tingkat ketegangan berubah kapan
ansietas berubah saja
1. Perilaku gelisah
menurun 2. Monitor tanda-tanda 2. Untuk mengetahui
ansietas tanda-tanda dari
2. Perilaku tegang kecemasan tersebut
menurun Terapeutik
Terapeutik
1. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika 1. Untuk mengurangi
memungkinkan kecemasan

2. Gunakan pendekatan yang 2. Agar pasien tidak


tenang dan meyakinkan terlalu merasakan
ketegangan
Edukasi
Edukasi
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang 1. Agar mengetahui
mungkin dialami bagaimana prosedur dari
ansietas
2. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi 2. Untuk mengurangi
ketegangan ketegangan

Kolaborasi Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk mengurangi rasa


obat antiansietas, jika perlu cemas dan tegang

Daftar Referensi

https://www.academia.edu/30466955/LAPORAN_PENDAHULUAN_INTRANATAL?
auto=download

https://www.academia.edu/33721437/
LAPORAN_PENDAHULUAN_ASUHAN_KEPERAWATAN_INTRANATAL_CARE_IN
C

https://www.academia.edu/18695347/LP_INTRA_NATAL
https://www.academia.edu/12974464/asuhan_keperawatan_pada_masa_intranatal

Anda mungkin juga menyukai