INTRANATAL
OLEH
NIM : 171602721
KELAS/SEMESTER: A/III
PRODI : S1 KEPERAWATAN
KUPANG
2023
A. KONSEP DASAR INTRANATAL
1. Definisi
Menurut Mayles (1996) persalinan adalah suatu proses dimana seorang
wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur
dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran
plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung
selama 12 sampai dengan 14 jam (Kemenkes, 2016).
2. Komplikasi
Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak
memperhatikan teknik aseptik
Retensi plasenta/retensi sisa plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1
jam setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah terdapat
sebagian lasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat
Ruptur uteri
Ruptur uteri atau robekan uterus merupakan kondisi yang sangat
berbahaya dalam persalinan karena ddapat menyebabkan pendarahan
hebat.
Emboli air ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbuk mendadak akibat
air ketuba masuk ke alam pperedaran tubuh ibu melalui sinus vena yang
teruka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh kapier
dalam paru-paru.
3. Bentuk Persalinan
Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui
jalan lahir.
Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban.
4. Penyebab Mulainaya Persalinan
a. Perubahan Kadar Hormon
Kadar progesterone menurun (relaksasi otot menghilang)
Kadar estrogen dan prostaglandin meninggi
Oksitosin pituitari dilepaskan (pada kebanyakan kehamilanproduksi
hormon ini akan disupresi)
b. Distensi Uterus, dapat menyebabkan hal berikut :
Serabut otot yang tegang sampai batas kemampuannya akan bereaksi
dengan mengadakan kontraksi
Produksi dan pelepasan prostaglandin
Sirkulasi plasenta mungkin mengganggu sehingga menimbulkan
perubahan hormonal
c. Tekanan Janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam batas
uterus ia akan menyebabkan
Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul
kontraksi.
5. Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin
lihat perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak
lama lagi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap
lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma berkurang seperti
memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu untuk bernapas lebih
mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks
karena bayi lebih rendah dalam pelviknya.
a. Persalinan Palsu
1. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan:
Ketegangan dinding perut
Ketegangan ligamentum rotandum
Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu
hamil:
Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
Dibagian bawah terasa sesak
Terjadi kesulitan saat berjalan
Sering miksi ( beser kencing )
b. Persalinan Sejati
1. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
2. Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan:
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada
kanalis servikalis lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
3. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
6. Tahap-Tahap Persalinan
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3
cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
7. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Kala I
A. Pengkajian
I. Keluhan
Anda kaji alasan klien datang ke rumah sakit. Alasannya dapat
berupa keluar darah bercampur lendir (bloody show), kelua r air–
air dari kemaluan (air ketuban), nyeri pada daerah pinggang
menjalar ke perut/kontraksi (mulas), nyeri makin sering dan
teratur.
II. Pengkajian riwayat obstertik
Kaji kembali HPHT
taksiran persalinan
usia kehamilan sekarang
Kaji riwayat kehamilan masa lalu
Jenis persalinan lalu
penolong persalinan lalu
kondisi bayi saat lahir
Kaji riwayat nifas lalu
masalah setelah melahirkan
pemberian ASI dan kontrasepsi.
2. Kala IV
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
c. Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor dengan
“menggigil”
d. Seksualitas
Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilikus
Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil
Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
Payudara lunak dengan puting tegang
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik
b. Resiko infeksi b.d luka perenium dan ibu takut BAK
c. Ansietas
d. Resiko perdarahan
e. Intoleransi aktifitas
3. SLKI SIKI
1. Nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat
nyeri menurun.
Kh :
Frekuensi nadi membaik
Pola nafas membaik
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Intervensi :
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
fasilitasi istirahat dan tidur
pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
kolaborasi pemberian analgetik
2. resiko infeksi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam derajat infeksi menurun
Kh : - Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Kadar sel darah putih membaik
Intervensi
Observasi
monitor tanda gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
batasi jumlah pengunjung
berikan perawatan kulit pada daerah edema
cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara memeriksa luka
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
3. Ansietas
Tujuan : stelah dilakukan tindakan keperawtan 3x24 jam diharapkan tingkat
ansietas menurun
Kh :
Perilaku gelisah menurun
verbalisasi kebingungan menurun
perilaku tegang menurun
Intervensi
Observasi
identifikasi saat tingkat ansietas berubah
identifikasi kemampuan mengambil keputusan
monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan
pahami situasi yang membuat ansietas
gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi
jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
latih teknik relaksasi
4. resiko perdarahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kehilangan darah baik
internal maupun eksternal menurun
Kh :
hemoglobin membaik
hematokrit membaik
tekanan darah membaik
suhu tubuh membaik
Perdarahan vagina menurun
Intervensi
Observasi
monitor tanda dan gejala perdarahan
monitor nilai hb/ht sebelum dan setelah kehilangan drah
monitor ttv
Monitor koagulasi
Terapeutik
Batasi tindakan invasive, jika perlu
Pertahankan bedrest selama perdarahan
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin k
Anjurkan segera melapor jika terjadi prdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan jika perlu
Anjurkan pemberian produk darah, jika perlu
5.intoleransi aktivitas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan toleransi
aktivitas meningkat
Kh :
Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
Keluhan lelah menurun
Dyspnea saat aktivitas menurun
Intervensi
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor pola dan jam tidur
monitor kelahan fisik dan emosional
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/ aktif
Fasilitasi duduk disisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2016) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2016) Standar Luaran Keperawatan: Defenisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Alasiry, Ema., Dwi Bahagia Febriani, Djauhariah A. Madjid. 2017. Manual
Keterampilan Klinik Resusitasi Neonatus. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi.
Jakarta: Trans Info Media
Stright, Barbara R. 2005. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC