Disusun Oleh :
2) Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun
lebih kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek
pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya dan
menekan diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah
lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
3. Penyebab
Penyebab terjadinya proses persalinan :
a) Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang.
b) Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
c) Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan
Selain itu penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti/jelas. Namun terdapat beberapa teori antara lain :
a. Teori keregangan / distensia rahim .Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu .Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat mulai
b. Teori penurunan progesteron .Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28
minggu dimana terjadi penimbunan jaringn ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu .Produksi progesteron mengalami penurunn, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadapoxitocin .Akibatnya otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterontertentu
c. Teori oksitosin internal .Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypofise parst
posterior .Menurunnnya progesteron akibat tuannya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatnyaaktivitas sehingga persalinan dapat dimulai
d. Teori protaglandin .Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu,
yang dikeluarkan olehdecidua .Pemberian prostaglandin saat hamil
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasilkonsepsi dikeluarkan
e. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis .Teori ini menunjukkan
pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena
tidak terbetnuk hipotalamus, teori ini dikemukakan oleh Linggin(1979).
f. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan lain :
- Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frenkenhauser.
- Amniotomi : pemecahan ketuban
- Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
4. Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Kala 1.
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri
dari dua fuse, yaitu :
- Fase laten pada kala satu persalinan
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
d. Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
- Fase aktif pada kala satu persalinan
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap(kontraksi dianggap adekuat I memadai jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.)
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap(10 cm),akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (primigravida), atau lebih dari 1
cm hingga 2 cm (multigravida).
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Kala II
Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm),dan bemkhir dengan
lahimya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Palo Primi : 1-2
jam, Pada Multi : 30 menit.
Gejala dan tanda kala dua persalinan
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan munculnya His.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva, vagina, serta anus membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
b. Tanda –tanda vital (Tensi,Denyut Nadi,Pernafasan dan Suhu)
c. Kepala :Warna rambut,kebersihan ,keluhan nyeri atau tidak,lesi ada atau
tidak,Odema ada atau tidak
d. Mata :Fungsi penglihatan,Tanda-tanda anemis ada atau tidak,warna
kornea,sklera ikterik atau tidak
e. Hidung :Fungsi penciuman,adanya nyeri tekan ada atau
tidak,kesimetrisan,kebersihan
f. Telinga :Kesimetrisan kedua daun telinga,Fungsi
pendengaran,Kebersihan,Keluhan nyeri,keluaran cairan,adanya nyeri tekan atau
tidak,kesimetrisa,kebersihan
g. Mulut :Fungsi pengecapan ,kondisi lidah kotor atau bersih,caries ada atau
tidak,mukosa bibir lembab atau tidak,fungsi mengunyah baik atau terganggu.
h. Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra ,pembesaran kelenjar
thyroid,fungsi menelan
i. Dada :periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak,kesimetrisan
payudara,pengeluaran ASI,palpasi adanya benjolan,periksa bunyi nafas dan
jantung klien
j. Abdomen:periksa munculnya rasa mules,pada uterus,hitung TFU,periksa letak
janin dengan pemeriksaan leopold 1-4.-Periksa DJJ secara teratur untuk
mengetahui kondisi janin.-kaji frekuensi dan interval mules yang
timbul.-kaji/auskultasi bising usus klien.
k. Genitalia
Kaji pengeluaran cairan dan lendir,periksa pembukaan serviks melalui PD,kaji
adanya cairan ketuban(bau dan warnanya).Dan kaji mengenai kebersihan vulva.
l. Ekstremitas atas,bawah
Kaji mengenai tonus otot,terdapat edema atau tidak,terdapat varises atau tidak.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Rekaman kardiotografi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau
doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin.
Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim
serta kemajuan persalinan.
b. Partograf.
Partograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan
membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan
pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses
persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
c. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan
7. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
a. Kala I
Diagnosis :
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
c. Kala III
Manajemen Aktif Kala III
· Pemberian oksitosin dengan segera
· Pengendalian tarikan tali pusat
· Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar
8. Terapi/Tindakan Penanganan
a. Kala I
Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
b. Kala II
Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar
merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum
c. Kala III
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
d. Kala IV
Penanganan
· Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
9. Komplikasi
Maternal
Ketuban pecah dini
Persalinan prematur
Distosia
Hamil posterm
Tidak ada kemajuan dalam persalinan
Emboli cairan ketuban
Perdarahan
Infant
Gawat janin
Distosia
Kelainan posisi janin
Janin > 1
Prolaps tali pusat
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
- Pengumpulan Data
a. Biodata meliputi :
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali klien antara yang satu
dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk
resiko tinggi / tidak. Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien.
Penghasilan mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien. Pada
persalinan fisiologis biodata didapatkan; Umur dalam kategori usia subur (15 – 49
tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih
dari 35 tahun) merupakan keompok resiko tinggi. (Depks RI, 1993: 65).
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu
ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit (Cristina’s
Ibrahim, 1993,7).
c. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara (Cristina’s
Ibrahim, 1993,3) disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada
daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat, adanya show
(pengeluaran darah campur lendir). Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus Mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit
kelamin, pembedahan yang pernah dialami dapat memperberat persalinan.
(Depkes RI, 1993:66).
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar
pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut
ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. Depkes RI, 1993,66).
- Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada
kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun
normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran
kelenjar. ( Depkes RI, 19993: 69).
b) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan
papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum. ( Depkes RI, 1993: 69).
c) Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba / nigra,
terdapat striae gravidarum. ( Depkes RI, 1993: 70).
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan
prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung
kanan , letak kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama
makin sering dan kuat. (Cristina’s Ibrahim, 1993,: 7).
Auskultasi : ada / tidaknya DJJ, frekwensi antara 140 – 160 x / menit . (Depkes
RI, 1993: 75).
d) Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan,
menandakan adannya kelainan letak anak. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:50).
Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan
servic, panggul serta keadaan jalan lahir.(Depkes RI, 1993: 76).
e) Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus,
karena pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung / ginjal. (Cristina’s
Ibrahim, 1993,:47). Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena adanya
penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen (Sharon J Reeder
Et all, 1987: 412).
Pemeriksaan penunjang
e. Kala II
c) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berdasarkan penggunaan secara tetap
maneuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi:
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi litotomi dengan bahu dan
pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva
saat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
- Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem
tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya
janin yang lain
o Injeksi oksitoksin
f. Kala III
o Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
o Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
o Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu
tertentu untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang
hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir
g. Kala IV
o Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus,
ini menunjukan distansia blas
Anonim. (2005). Pelatihan APN. Retrieved October 18, 2008, from Instalasi
KesehatanReproduksiPemalang:http://kesehatanreproduksi.tripod.com/apn.html
(Diakses tanggal 11 mei 2014) pukul 17.00 Wita.