Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN PERSALINAN

Disusun Oleh :

Nama : Sandi Desfina


NIM :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA 2022
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN PERSALINAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian/Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit ( Dep.kes RI, 2010).
Persalinan/intranatal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir / dengan jalan lain (Mochtar, 2011).
 Partus immaturus adalah partus kurang 28 minggu lebih 20 minggu dengan
berat janin antara 500-1000 gram
 Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup
tetapi belum aterm ( cukup bulan ) dengan berat antara 1000-2500 gram atau
tua kehamilan antara 28-36 minggu
 Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang ditentukan
 Partus biasa atau partus fisiologis adalah partus bayi lahir dengan presentasi
belakang kepala tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa serta tidak
melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
 Partus pathologis atau partus abnormal adalah bayi dilahirkan pervaginam
dengan cunam atau ekstraksi vacum,dekapitasi,embriotomi.
2. Tanda dan Gejala
1. Tanda–tanda permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum
persalinan adalah :
a. Lightening / settling / dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul. Pada primigravida terjadi saat 4–6 minggu terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida terjadi saat partus mulai.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria), karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang karena kontraksi lemah dari uterus.
e. Serviks menjadi lebih lembek dan mulai mendatar, sekresinyapun akan
bertambah bisa bercampur darah (Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).
2. Tanda–tanda pasti persalinan yang terjadi beberapa saat sebelum persalinan
adalah :
 Terjadinya his persalinan yang bersifat :
1.) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
2.) Sifatnya teratur, interval semakin pendek dan kekuatanya semakin besar.
3.) Semakin ibu beraktivitas kekuatan his akan semakin besar.
 Pengeluaran lendir dan darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks.
 Pengeluaran cairan yang terjadi pada beberapa kasus ketuban pecah, dan
dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24
jam kemudian.
 Pada pemeriksaan dalam serviks telah mendatar dan pembukaan telah ada
(Departemen Kesehatan Jawa Tengah, 2004).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan persalinan dan kelahiran
 Usia Ibu
 Berat badan ibu
 Jarak kelahiran
 Berat bayi dan usia gestasi
 Posisi fetus
 Kondisi selaput ketuban
 Tempat menempelnya plasenta dan Faktor psikologi
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan persalinan :
 Power (kekuatan yang mendorong janin keluar).
Power pertama pada persalinan adalah kekuatan yang dihasilkan kontraksi
otot rahim yang terjadi diluar kesadaran. Power terdiri dari 2 faktor, yaitu :
1) His (kontraksi otot rahim pada persalinan).

2) Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun
lebih kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek
pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya dan
menekan diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah
lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
3. Penyebab
Penyebab terjadinya proses persalinan :
a) Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak,
nutrisi janin dari plasenta berkurang.
b) Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
c) Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi
pencetus rangsangan untuk proses persalinan
Selain itu penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti/jelas. Namun terdapat beberapa teori antara lain :
a. Teori keregangan / distensia rahim .Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu .Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi
sehingga persalinan dapat mulai 
b. Teori penurunan progesteron .Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28
minggu dimana terjadi penimbunan jaringn ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu .Produksi progesteron mengalami penurunn, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadapoxitocin .Akibatnya otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterontertentu
c. Teori oksitosin internal .Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypofise parst
posterior .Menurunnnya progesteron akibat tuannya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatnyaaktivitas sehingga persalinan dapat dimulai
d. Teori protaglandin .Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu,
yang dikeluarkan olehdecidua .Pemberian prostaglandin saat hamil
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasilkonsepsi dikeluarkan
e. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis .Teori ini menunjukkan
pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena
tidak terbetnuk hipotalamus, teori ini dikemukakan oleh Linggin(1979).
f. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan lain :
- Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frenkenhauser.
- Amniotomi : pemecahan ketuban
- Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
4. Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Kala 1.
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri
dari dua fuse, yaitu :
- Fase laten pada kala satu persalinan
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
d. Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
- Fase aktif pada kala satu persalinan
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap(kontraksi dianggap adekuat I memadai jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.)
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap(10 cm),akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (primigravida), atau lebih dari 1
cm hingga 2 cm (multigravida).
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Kala II
Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm),dan bemkhir dengan
lahimya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Palo Primi : 1-2
jam, Pada Multi : 30 menit.
Gejala dan tanda kala dua persalinan
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan munculnya His.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva, vagina, serta anus membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

Tanda Pasti Kala II


•:• F embukaan serviks telah lengkap.
•:• Kepala janin terlihat di introitus vagina.
Kala III
a. Disebut juga Kala Uri atau kala pelepasan placenta.
b. Dimulai setelah lahimya bayi sampai lahimya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan
pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2 - 3 menit.
Tiga Tanda lepasnya placenta :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus
b. Uterus berbentuk bulat penuh.,dan tinggi fundus uterus biasanya di bawah
pusat.
c. Tali pusat memanjang
d. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
e. Semburan darah mendadak dan singkat.
f. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Perdarahan kurang lebih 250 cc.
Manajemen Aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama
a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
c. Masase fundus uteri.
Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam pertama post partum.
Dimaksudkan untuk observasi keadaan ibu utamanya HPP(Haemoragic Post partum).
Pengawasan dalam kala IV:
a. Mengawasi perdarahan post partum
b. Mengawasi robekan perineum
c. Memeriksa bayi.
d. Kontraksi rahim

5. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
b. Tanda –tanda vital (Tensi,Denyut Nadi,Pernafasan dan Suhu)
c. Kepala :Warna rambut,kebersihan ,keluhan nyeri atau tidak,lesi ada atau
tidak,Odema ada atau tidak
d. Mata :Fungsi penglihatan,Tanda-tanda anemis ada atau tidak,warna
kornea,sklera ikterik atau tidak
e. Hidung :Fungsi penciuman,adanya nyeri tekan ada atau
tidak,kesimetrisan,kebersihan
f. Telinga :Kesimetrisan kedua daun telinga,Fungsi
pendengaran,Kebersihan,Keluhan nyeri,keluaran cairan,adanya nyeri tekan atau
tidak,kesimetrisa,kebersihan
g. Mulut :Fungsi pengecapan ,kondisi lidah kotor atau bersih,caries ada atau
tidak,mukosa bibir lembab atau tidak,fungsi mengunyah baik atau terganggu.
h. Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra ,pembesaran kelenjar
thyroid,fungsi menelan
i. Dada :periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak,kesimetrisan
payudara,pengeluaran ASI,palpasi adanya benjolan,periksa bunyi nafas dan
jantung klien
j. Abdomen:periksa munculnya rasa mules,pada uterus,hitung TFU,periksa letak
janin dengan pemeriksaan leopold 1-4.-Periksa DJJ secara teratur untuk
mengetahui kondisi janin.-kaji frekuensi dan interval mules yang
timbul.-kaji/auskultasi bising usus klien.
k. Genitalia
Kaji pengeluaran cairan dan lendir,periksa pembukaan serviks melalui PD,kaji
adanya cairan ketuban(bau dan warnanya).Dan kaji mengenai kebersihan vulva.
l. Ekstremitas atas,bawah
Kaji mengenai tonus otot,terdapat edema atau tidak,terdapat varises atau tidak.

6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Rekaman kardiotografi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau
doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin.
Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim
serta kemajuan persalinan.
b. Partograf.
Partograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan
membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan
pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses
persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
c. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan

7. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
a. Kala I
Diagnosis :
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
c. Kala III
Manajemen Aktif Kala III
· Pemberian oksitosin dengan segera
· Pengendalian tarikan tali pusat
· Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar
8. Terapi/Tindakan Penanganan
a. Kala I
Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
o Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan

o Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah


buang air besar/.kecil.

o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.

o Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup


minum

o Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin

b. Kala II

 Penanganan
o   Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar
merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o   Menjaga kebersihan diri
o   Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o   Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o   Mengatur posisi ibu
o   Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum
c. Kala III

Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
 Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
 Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
d. Kala IV

   Penanganan
·         Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan .
 Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam I dan setiap 30 menit selama jam II
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
 Biarkan ibu beristirahat
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
 Bayi sangat siap segera setelah  kelahiran
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
 Ajari ibu atau keluarga tentang :
 Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

9. Komplikasi
Maternal
 Ketuban pecah dini
 Persalinan prematur
 Distosia
 Hamil posterm
 Tidak ada kemajuan dalam persalinan
 Emboli cairan ketuban
 Perdarahan
Infant
 Gawat janin
 Distosia
 Kelainan posisi janin
 Janin > 1
 Prolaps tali pusat
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
- Pengumpulan Data
a. Biodata meliputi :
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali klien antara yang satu
dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk
resiko tinggi / tidak. Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien.
Penghasilan mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien. Pada
persalinan fisiologis biodata didapatkan; Umur dalam kategori usia subur (15 – 49
tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih
dari 35 tahun) merupakan keompok resiko tinggi. (Depks RI, 1993: 65).
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu
ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit (Cristina’s
Ibrahim, 1993,7).
c. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara (Cristina’s
Ibrahim, 1993,3) disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada
daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat, adanya show
(pengeluaran darah campur lendir). Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus Mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit
kelamin, pembedahan yang pernah dialami dapat memperberat persalinan.
(Depkes RI, 1993:66).
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar
pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut
ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. Depkes RI, 1993,66).
- Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada
kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun
normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran
kelenjar. ( Depkes RI, 19993: 69).

b) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan
papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum. ( Depkes RI, 1993: 69).

c) Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba / nigra,
terdapat striae gravidarum. ( Depkes RI, 1993: 70).
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan
prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung
kanan , letak kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama
makin sering dan kuat. (Cristina’s Ibrahim, 1993,: 7).
Auskultasi : ada / tidaknya DJJ, frekwensi antara 140 – 160 x / menit . (Depkes
RI, 1993: 75).
d) Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan,
menandakan adannya kelainan letak anak. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:50).
Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan
servic, panggul serta keadaan jalan lahir.(Depkes RI, 1993: 76).
e) Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus,
karena pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung / ginjal. (Cristina’s
Ibrahim, 1993,:47). Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena adanya
penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen (Sharon J Reeder
Et all, 1987: 412).
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu


pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi
untuk sifilis. (Persis Mary Hamilton, 1995: 151)
2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Kala I
Diagnosis :
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
c. Kala III
Manajemen Aktif Kala III
· Pemberian oksitosin dengan segera
· Pengendalian tarikan tali pusat
· Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Kala I
Fase laten
a) Nyeri berdasarkan intensitas kontraksi.
 Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi
o Gunakan tehnik pernapasan (relaksasi)
Rasional : Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot abdomen
dengan demikian  menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga
mengurangi gesekan ( priksi ) antara uterus dan dinding abdomen
o Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap
nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengontrol dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
o Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres pinggang
bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan
b) Ketakutan berdasarkan persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi:
o Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada
klien dan support yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien
dalam menanti kelahiran
o Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat
secara verbal dan  non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran
perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
o Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui
dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehingga akan
mengurangi rasa takut.
Fase aktif
a) Defisit volume cairan berdasarkan intake cairan yang tidak adekuat
     Tujuan : klien akan menunjukkan defisit volume cairan adekuat
      Intervensi
o Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
o Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan
dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
o Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
       Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk
mencegah dehidrasi
b) Gangguan eliminasi BAK
      Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
      Intervensi
o Catat tentang jumlah dan waktu berkemih
   Rasional : Kandung kemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan
turunnya bayi ke pelvis
o Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
o Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga
penurunan kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
c) Cemas berdasarkan ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat
persalinan
     Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
     Intervensi
o Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
o Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih
memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan
mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang
d) Koping tidak efektif  berdasarkan kelemahan dan ketidaknyamanan dari
persalinan
      Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
      Intervensi
o Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian intervensi
o Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam
intervensi yang akan dilakukan
o Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan
dorongan. Suami adalah seorang yang sangat penting

e. Kala II

a) Gangguann rasa nyaman nyeri berdasarkan mengedan dan meregangnya


perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa
nyaman
Intervensi
o Anjurkan sebaiknya posisi miring kiri
Rasional : Menghindari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan
sirkulasi ke ibu maupun janin.
o Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian
terendah janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
o Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
o Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
o Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif
o Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
o Lakukan masasse
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada
syaraf berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke
korteks cerebra
o Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi
tekanan pada daerah  punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan
dan menimbulkan nyeri
b) Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
Tujuan :
         - Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
         - Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
         - Ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang
normal
Intervensi
o Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa
bagi ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha
yang ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan
pengeluaran tinja

o Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal


balik yang positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan
dari pergerakan bowelnya ke usaha mengedan

c) Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berdasarkan penggunaan secara tetap
maneuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi:
      - Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi litotomi dengan bahu dan 
         pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
      - Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
      - Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
      - Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks
      - Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva
saat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
      - Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
      - Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
            o   Melahirkan kepala
            o   Periksa lilitan tali pusat pada leher
            o   Melahirkan bahu depan dan belakang
            o   Melahirkan badan bayi
            o   Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem
tersebut
            o   Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
            o   Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya
janin yang lain
            o   Injeksi oksitoksin

f. Kala III

a) Koping individu tidak efektif berdasarkan: selesainya proses persalinan yang


berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga
persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi:

o Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama

o Pertahankan posisi ibu


Rasional : Untuk memudahkan lahirnya plasenta

o Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu  

b) Kelelahan berdasarkan pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran


Tujuan : energi ibu pulih kembali
Intervensi

o Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu
tertentu untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang
hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir

o Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya


Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c) Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama
proses persalinan

Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi


Intervensi:

o Monitor kehilangan cairan (darah urine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital,


inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi

o Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter


Rasional : Untuk menilai status dehidrasi

o Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta


Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan darah lebih lanjut

o Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .


Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus

g. Kala IV

a) Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah


melahirkan

Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang


Intervensi

o Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus


Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan
tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post

o Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus,
ini menunjukan distansia blas

o Kaji distansia kandung kemih


Rasional : Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan
menambah atonia uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus
untuk berkontraksi

 b) Nyeri berdasarkan terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan


     Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang
sampai hilang
     Intervensi:
o Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya
nyeri
o Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
o Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa
nyeri
o Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan
halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah
perianal
 c. Tidak efektifnya menyusui berdasarkan kurangnya pengalaman
      Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara menyusui yang baik
      Intervensi:
o Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui
bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui
yang baik
o Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang
pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
o Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks
let down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus
yang ada pada putting / areola
Daftar Pustaka

Anonim. (2005). Pelatihan APN. Retrieved October 18, 2008, from Instalasi
KesehatanReproduksiPemalang:http://kesehatanreproduksi.tripod.com/apn.html
(Diakses tanggal 11 mei 2014) pukul 17.00 Wita.

Bobak. 2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Cunningham, et. al. (2006). Obstetri Williams. Jakarta. Jakarta: EGC.

Doenges,Marilyn.2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2.Jakarta:EGC

Uni. 2013. KONSEP DASAR INTRANATAL (dalam


http://preciousfcious.blogspot.com/2013/10/konsep-dasar-intranatal.html) diakses
tanggal 11 Mei 2014 pukul 22.00 wita

Winkjosastro, H. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai