Anda di halaman 1dari 20

Komplikasi Dalam

Persalinan
Kala I Memanjang
(Prolonged Labor)
Kelompok 2
Putri Dwi Lestari 2115201110
Iik Komara 2115201066
Reni Rusniawati 2115201067
Citra Juwita Lahagu
2115201071
Latar Belakang
Partus lama atau persalinan tidak maju dapat membahayakan jiwa ibu karena pada partus
lama resiko terjadinya pendarahan postpartum akan meningkat dan bila penyebab partus
lama adalah akibat disproporsi panggul, maka resiko terjadinya ruptur uteri akan meningkat
dan hal ini akan mengakibatkan kematian ibu dan juga janin dalam waktu yang singkat.

Selain itu his yang tidak efisien atau adekuat akan mengakibatkan vasokontriksi plasenta,
dengan adanya gangguan fungsi plasenta akan mengakibatkan suplai O2 ke janin berkurang,
serta perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim mengalami kelainan, selanjutnya
dapat mengalami distress janin, maka kesejahteraan janin akan terganggu.

Perpanjangan pada kala I merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam proses
persalinan. Kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam, untuk kala I fase aktif normalnya
berjalan selama 6 jam pada primigravida, sedangkan lama kala I berlangsung pada
multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam.
Sub Materi Bahasan

01
Kala I Memanjang
(Prolonged Labor)
Referensi Bunga, Nurita Nilasari. 2018. Resiko Persalinan Kala I Fase Aktif
Memanjang Terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir Di Rumah Sakit Muhammadiyah Siti Khodijah
Bahan Diskusi Kabupaten Kediri. Jawa Timur: Jurnal Nusantara Medika.
Vol 2. No 2
Hindriati, Tititk, dkk. 2021. Efektifitas Posisi Miring Kiri dan
Setengah Duduk Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Satu
Fase Aktif Pada Ibu Primigravida di Ruang Bersalin RSUD
Raden Mattaher. Jambi: Riset Informasi Kesehatan. Vol 10.
No 1
Manuaba. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. 2
ed. Jakarta: EGC
Subiastutik, Eni, Syiska Atik Maryanti. 2022. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Persalinan. Jawa Tengah: PT. Nasya Expanding
Management (Penerbit NEM-Anggota IKAPI)
Syaifuddin. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Pengertian Kala I Memanjang
(Prolonged Labor)
Persalinan dengan kala 1 memanjang adalah
persalinan yang fase latennya berlangsung lebih
dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya
tidak adekuat atau bervariasi, kurang dari 1 cm
setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam
setelah kemajuan persalinan, kurang dari 1,2 cm
per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5 cm
per jam pada multipara, lebih dari 12 jam sejak
pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap
(rata-rata 0,5 cm per jam).
Penyebab Kala I
Memanjang
1. Kelainan letak janin (malpresentasi dan
malposisi)
2. Kelainan panggul
3. Kelainan his
4. Kerja uterus yang tidak efisien, termasuk
serviks yang kaku
5. Janin besar atau kelainan kongenital
6. Primitua
7. Ketuban pecah dini
Klasifikasi Kala I Memanjang

Fase laten memanjang Fase aktif memanjang


(prolonged latent phase) (prolonged active phase)
Adalah fase pembukaan serviks Adalah fase yang lebih panjang dari
yang tidak melewati 3 cm setelah 8 12 jam dengan pembukaan serviks
jam inpartu kurang dari 1,2 cm per jam pada
primigravida dan 6 jam rata-rata 2,5
jam dengan laju dilatasi serviks
kurang dari 1,5 cm per jam pada
multigravida
Patofisiologi
Partus Lama

Kelainan letak janin Kelainan panggul Kelainan his

Letak sungsang, letak CPD (cephalopelvic


Inersia uteri,
lintang, presentasi muka, disproportion), pelvis
incoordinate uteri action
dahi dan puncak kepala terlalu kecil

Serviks gagal membuka

Partus lama

Fase laten lebih dari Fase aktif lebih dari 6


8 jam jam (multi), lebih dari
12 jam (primi)
Komplikasi Pada Ibu Akibat Kala I
Memanjang
Ketuban Cedera Dasar
Pecah Dini Panggul

Sepsis
Puerperalis Dehidrasi

Rupture Pemeriksaan
Uterus Dalam
Komplikasi Pada Janin Akibat Kala I
Memanjang
Persalinan dengan kala I memanjang dapat menyebabkan detak
jantung janin mengalami gangguan, dapat terjadi takikardi
sampai bradikardi. Pada pemeriksaan dengan NST atau OCT
menunjukkan asfiksia intrauterine. Dan pada pemeriksaan
sampel darah kulit kepala menuju pada anaerobic metabolism
dan asidosis. Selain itu, persalinan lama juga dapat berakibat
adanya kaput suksidaneum yang besar (pembengkakan kulit
kepala) seringkali terbentuk pada bagian kepala yang paling
dependen dan molase (tumpeng tindih tulang-tulang cranium)
pada cranium janin mengakibatkan perubahan bentuk kepala.
Penanganan Umum Kala I Memanjang
1. Nilai kondisi umum, tanda-tanta vital dan tingkat hidrasinya.
2. Tentukan keadaan janin:
a. Periksa DJJ selama atau segera sesudah his, hitung frekuensinya
setidaknya satu kali dalam 30 menit selama fase aktif.
b. Jika tidak ada air ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban
pecah, pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air
ketuban yang dapat menyebabkan gawat janin.
c. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijauan atau bercampur
darah pikirkan kemungkinan gawat janin.
d. Jika terdapat gawat janin lakukan sectio caesarea.
3. Perbaiki keadaan umum dengan:
a. Beri dukungan semangat kepada pasien selama persalinan
b. Pemberian intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari melalui infus
larutan glukosa. Dehidrasi ditandai adanya aseton dalam urine harus
dicegah.
c. Pengosongan kandung kemih dan usus harus dilakukan.
d. Pemeriksaan vaginal harus dilakukan dengan frekuensi sekecil
mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan meningkatkan
resiko infeksi.
4. Lakukan penilaian frekuensi dan lamanya kontraksi berdasarkan
partograf.
5. Evaluasi ulang dengan pemeriksaan vaginal tiap 4 jam.
a. Apabila garus tindakan dilewati (memotong) lakukan sectio
caesarea.
b. Apabila ada kemajuan, evaluasi setiap 2 jam.
Penanganan Khusus Kala I Memanjang
1. Fase laten yang memanjang
a. Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan
persalinan, lakukan penilaian ulang terhadap serviks:
1) Jika ada kemajuan dan pendataran atau pembukaan serviks,
lakukan induksi persalinan dengan oksitosin drip, jika pasien
tidak memasuki fase aktif setelah pemberian obat oksitosin
selama 8 jam, maka akan dilakukan SC.
2) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina
berbau), maka harus segera dilakukan akselerasi persalinan
dengan oksitosin, berikan antibiotik kombinasi sampai dengan
persalinan.
2. Fase aktif yang memanjang
a. Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi
dan ketuban masih utuh, maka dilakukan amniotomi.
b. Nilai his, jika his tidak adekuat pertimbangkan adanya inersia uteri.
Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40
detik), pertimbangkan adanya diproporsi, obstruksi, malposisi atau
malpresentasi. Maka harus segera dilakukan perbaikan his dan
mempercepat kemajuan persalinan.
Jurnal Penelitian
Terkait
Nurita Nilasari Bunga / 2018
Resiko Persalinan Kala I Fase Aktif Memanjang
Terhadap Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di
Rumah Sakit Muhammadiyah Siti Khodijah
Kabupaten Kediri
Sebanyak 35 atau 62,5% bayi baru lahir dengan asfiksia berasal
dari ibu bersalin dengan persalinan kala I fase aktif memanjang.
Dan sebanyak 34 atau 60,71% bayi baru lahir tidak dengan
asfiksia berasal dari ibu bersalin dengan persalinan kala I fase
aktif memanjang. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
ibu bersalin dengan kala I fase aktif memanjang mempunyai
resiko 0,92 kali lebih besar untuk melahirkan bayi baru lahir
dengan asfiksia dibandingkan ibu bersalin yang persalinan kala
I fase aktif tidak memanjang.
Titik Hindriati, dkk / 2021
Efektifitas Posisi Miring Kiri dan Setengah Duduk
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Satu Fase Aktif
Pada Ibu Primigravida di Ruang Bersalin RSUD
Raden Mattaher

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa posisi miring kiri lebih efektif
dalam percepatan kemajuan persalinan kala I fase aktif jika dibandingkan
dengan posisi setengah duduk pada ibu primigravida. Responden yang diberi
posisi miring kiri merasa lebih nyaman, rileks dan sangat menerima anjuran
dari bidan untuk mencoba posisi miring kiri. Hal ini terbukti dari penelitian
ini, responden yang diberi posisi miring kiri lebih mengalami kemajuan kala
I dibandingkan dengan yang posisi setengah duduk, dengan perbedaan rata-
rata waktu 111,55 menit (1,85 jam).
Yussie Ater Merry, dkk / 2021
Pengaruh Massage Counter Pressure Terhadap Lama
Kala 1 Fase Aktif Persalinan Normal

Hasil penelitian didapatkan rerata lama kala 1 fase aktif kelompok perlakuan
141.25 menit, kontrol 195.94 menit. Sedangkan perbedaan rerata adalah
54.688 menit. Uji bivariat didapat p value = 0.039, terdapat pengaruh
massage counter pressure terhadap lama kala 1 fase aktif persalinan normal.
Kesimpulan penelitian bahwa massage counter pressure terbukti mampu
mempercepat kala 1 fase aktif persalinan normal. Diharapkan pemberian
massage ini menjadi intervensi alternatif mempercepat persalinan normal.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, and includes icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik
Kematian pada ibu disebabkan oleh komplikasi obstetri
yang sering tidak dapat diramalkan pada saat kehamilan
maupun persalinan dan kebanyakan komplikasi ini terjadi
pada saat atau sekitar persalinan, salah satunya yaitu kala I
memanjang yang akan menyebabkan persalinan menjadi
Kesimpulan lama. Peran bidan adalah mengenali secara tepat tanda
gejala partus lama/macet serta melakukan penanganan yang
memadai dan tepat waktu untuk merujuk untuk persalinan
yang aman. Serta menggunakan patograf secara seksama
untuk semua ibu dalam proses persalinan sebagai upaya
penurunan kematian/kesakitan ibu dan bayi akibat partus
lama/macet.

Anda mungkin juga menyukai