Anda di halaman 1dari 32

MENGANALISIS BIOMEDICAL ETHICS AND

THERE APPLICATION TO MIDWIFERY


PRACTICE
Nama Kelompok :

1. Ipih
2. Siti Nuraliyah
3. Uswatun Hasanah
VISI

“Menghasilkan Lulusan Bidan yang berkarakter islami, Inovatif serta Unggul dalam Upaya
Promotif dan Mampu Memberikan Asuhan Persalinan secara Gentle Birth pada Tahun
2025”

MISI

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan pada kurikulum perguruan tinggi


melalui strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan terkini kebidanan
berdasarkan Etik Keprofesian dan nilai-nilai Islam.
2. Memajukan Program Studi Profesi Bidan sebagai institusi akademik dan profesi yang
unggul di tingkat lokal, regional dan nasional.
3. Meningkatkan kompetensi lulusan dalam pengaplikasian inovasi pelayanan kebidanan,
upaya promotif dan asuhan persalinan secara gentle birth berlandaskan nilai-nilai islami.
4. Melakukan penelitian, pengkajian dan pengembangan keilmuan tentang metode gentle
birth yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di masyarakat.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan
hasil penelitian yang tepat guna dalam pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini membahas tentang
“MENGANALISIS BIOMEDICAL ETHICS AND THERE APPLICATION TO MIDWIFERY
PRACTICE”
Dengan disusunnya paper ini diharapkan menjadi bahan kajian dalam pembelajaran
mata kuliah Profesionalisme Kebidanan sehingga pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan
dinamis dan memudahkan mahasiswa dalam memahami topik pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan paper ini.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan paper ini, penulis
banyak mengucapkan banyak terimakasih. Semoga paper ini dapat bermanfaat.

Penulis

2
DAFTAR ISI

VISI – MISI...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
DAFTAR TABEL.....................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................5
B. Tujuan.............................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Etik Biomedis .................................................................................12
B. Tujuan Etik Biomedis ....................................................................................13
JURNAL TERKAIT...................................................................................................20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................21
B. Saran................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia. Begitu halnya dengan
profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut
tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi
kebidanan (Purwoastuti, E,2017)
Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar seolah tak
terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah satunya adalah
pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas inilah, masyarakat
semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama mengenai hak hak yang
wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka derita.
Seorang tenaga kesehatan yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya. Penerapan kaidah bioetik merupakan
sebuah keharusan bagi seorang tenaga kesehatan yang berkecimpung didalam dunia medis, karena
kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang bagaimana seorang tenaga
kesehatan harus bersikap atau bertindak terhadap suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh
pasiennya.
Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
langkahnya mengambil keputusan dalam merespons situasi yang muncul dalam usaha. Pemehaman
tenang etika dan moral menjadi bagian fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan
kebidanan, dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien (Purwoastuti, E,2017).
Kode etik adalah daftar kewajiban yang harus ditaati dan dbuat oleh profesi tertentu itu serta
mengikat semua anggotanya. Kode etik sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Sudah lama diusahakan
untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan
tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok. zaman kita diwarnai suasana
etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan dan dampak kode etik ini.

5
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar bio-etika dan
profesionalisme bidan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori ethic
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengambilan keputusan

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian etika, moral, hukum

A.1. Etika

Istilah etika yang kita gunakan sehari-hari pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan moral
yaitu “ mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu,
sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai. Dikatakan “kurun waktu tertentu” karena
etik moral akan berubah dengan lewatnya waktu.

Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai berikut:

1. Menurut bahasa Yunani yaitu ethos , yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”.
2. Menurut bahasa Inggris berasal dari Ethis, yaitu tingkah laku/perilaku manusia baik dimana
tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya (Heryani, R, 2013).

Menurut para ahli, Etik diartikan sebagai berikut:

1) Menurut Martin (1993),

Etika didefenisikan sebagai “the discipline which can as the performanceindex or reference
for our control system” yang artinya disiplin yang dapat bertindak sebagai acuan atau index
capaian untuk sistem kendali kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak dipersoalkan keadaan
manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak
(Purwoastuti,E,2017)

2) Menurut K. Bertens dirumuskan sebagai berikut:

a) Kata etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan

bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

b) Etika berarti kumpulan asas atau moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.

Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk

Jadi dapat disimpulkan bahwa etika diartikan “Sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidup menusia khususnya perbuatan manusia yang didorong kehendak
dengan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan”(Heryani, R, 2013).

7
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan
bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat.Karena itu, selain mempunyai pengetahuan
dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat, bidan juga harus memiliki etika yang baik
sebagai pedoman bersikap / bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan
kebidanan.

Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat. Berikut merupakan prinsip Etika Profesi :

1. Tanggung Jawab

2. Keadilan

3. Otonomi

Dalam pemberian layanan kebidanan, bidan haruslah berlandaskan pada fungsi dan
moralitas pelayanan kebidanan yang meliputi :

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien

2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang merugikan
atau

membahayakan orang lain

3. Menjaga privacy setiap individu

4. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya

5. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah

6. Menghasilkan tindakan yang benar

7. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya

8. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau

salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya

9. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak

10. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik

11. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik

12. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata caradi dalam

organisasi profesi

13. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasadisebut

kode etik profesi.

8
Dengan demikian etika dapat disimpulkan bahwa :

a. Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan
itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil
barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan
suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan
kanan atau tangan kiri

b. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan

mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam
selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.

c. Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip

etika yang tidak bisa ditawar-tawar.

d. Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,

sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

A.2.Etiket

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :

a. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang)
yang

bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.

b. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam

pergaulan agar hubungan selalu baik.

a. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika

saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan
menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya
dianggap melanggar etiket.

b. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar
kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak
berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di
atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan
sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makandengan
cara demikian.
9
c. Etiket bersifat relatif. Yangdianggap tidak sopan dalam satukebudayaan, bisa saja dianggap

sopan dalam kebudayaan lain.Misal : makan dengan tangan ataubersendawa waktu makan.

Etiket memandang manusia darisegi lahiriah saja. Orang yangberpegang pada etiket bisa
jugabersifat munafik. Misal : Bisa sajaorang tampi sebagai “manusiaberbulu ayam”, dari luar
sangansopan dan halus, tapi di dalampenuh kebusukan.

Dengan demikian etiket dapat disimpulkan bahwa :

a. Menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia

b. Hanya berlaku dalam pergaulan

c. Bersifat relatif

d. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja, sedang etika menyangkut manusia dari

segi dalam

A.3 Moral

Istilah moral berasal dari bahasa Latin (mos- bentuk tunggal, mores- bentuk jamak) yang berarti
kebiasaan atau adat. Kata mores dipakai oleh banyak bahasa masih dalam arti yang sama,
termasuk bahasa Indonesia.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “moral”dijelaskan dengan membedakan tiga arti:

1) “Ajaran tertentu” baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban

dan akhlak, budi pekerti, susila dsb.

2) Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah dan disiplin

dsb : isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana teruangkap dalam perbuatan.

3) Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Teori moral mencoba memformulasikan

suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik (Heryani, R,2016).

Dalam hal ini Isu Moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan
salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan
kehidupanorang sehari - hari menyangkut kasus abortus euthansia, keputusan untuk terminasi
kehamilan.

Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif
pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah.
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:

a. Kasus abortus

b. Euthanansia

c. Keputusan untuk terminasi kehamilan

10
A.4 Hukum

Secara umum, hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi hak dan kewajiban yang timbal
balik dan mengatur yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Beberapa defenisi hukum
yang dikemukakan oleh para pakar hukum adalah:

1) H.J. Hamker

Hukum merupakan seperangkat aturan yang menunjuk kebiasaan orang dalam pergaulannya
dengan pihak lain di dalam masyarakat

2) Kantorowich

Hukum adalah keseluruhan aturan-aturan kemasyarakatan yang mewajibkan tindakan lahir


yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan

3) Holmes

Hukum adalah apa yang diramalkan akan diputuskan oleh pengadilan

4) Jihn Locke

Sesuatu yang ditentukan oleh warga masyarakat pada umumnya tentang tindakan- tindakan
mereka untuk menilai/mengadili mana yang merupakan perbuatan yang jujur dan mana yang
merupakan perbuatan yang curang.

5) Emmanuel Kant

Hukum adalah keseluruhan kondisi-kondisi dimana terjadi kombinasi antara keinginan-


keinginan pribadi orang lain sesuai dengan hukum umum tentang kemerdekaan (Asmawati,
2011)

Dapat disimpulkan bahwa sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri
dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan
secara erat.untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu kerja sma antara bagian-bagian
atau unsur-unsur tersebut menurut rencana dan pola tertentu.Pembagian

Hukum itu sendiri di golongkan dalam beberapa jenis :

1. Berdasarkan Wujudnya

a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan

dalam berbagai peraturan negara,Sifatnya kaku, tegas Lebih menjamin kepastian hukum
Sangsi

pasti karena jelas tertulisContoh : UUD, UU, Perda

b. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
11
masyarakat

tertentu (hukum adat). Alam praktik ketatanegaraan hukum tidak tertulis disebut konvensi
(Contoh: pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus)

2. Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya

a. Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja (hukum adat
Manggarai-

Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa Minangkabau, dan sebagainya.

b. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia, Malaysia,

Mesir dan sebagainya).

c.Hukum internasional, yaiu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih

(hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya).

3. Berdasarkan Waktu yang Diaturnya

a. Hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum); disebut juga hukum positif

b. Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang (ius constituendum). Dan

c. Hukum asasi (hukum alam).

4. Menurut sifatnya, hukum dapat dibagi dalam:

a. Hukum yang memaksa

b. Hukum yang mengatur (hukum pelengkap)

5. Menurut isinya maka hukum dapat digolongkan dalam 2 hal:

a. Hukum Publik :

Yaitu aturan yang: mengatur hubungan antara Negara dengan warga Negara danhubungan

antar warga Negara yang menyangkut kepentingan umum.Hukum public mencakup :

1. Hukum Tata NegaraMengatur tentang Negara dan perlengkapannya (struktur

ketatanegaraan)

2. Hukum Tata Usaha NegaraMengatur cara kerja dari alat- alat Negara dalam menjalankan

tugasnya

3. Hukum PidanaAturan hukum yang mengatur perbuatan apa yang boleh dan tidak boleh

besartasangsi/hukuman bagi pelanggar. Buku yang mengatur hukum pidana disebut


KUHP(kitab undang-undang hukum pidana). Isinya berupa aturan dan sangsi bagi
pelanggarnya. Oleh sebab itu disebut juga hukum material

12
4. Hukum Acaraaturan yang berisi tatacara penyelesaian pelanggaran hukum pidana di
pengadilan ataupun tata cara penangkapan. Bukunya disebut dengan KUHAP(kitab
undang-undang hukum acara pidana).Hukum ini menjadi pedoman bagi polisi, jaksa dan
hakim dalam menjalankan tugasnya. Disebut juga dengan hukum formal.

b. Hukum Privat :

Adalah keseluruhan hukum yang mengatur hubungan antar warga Negara yang menyangkut
kepentingan pribadi atau perseorangan. Jadi kepentingan yang diatur adalah masalah pribadi,
Meliputi :

1. Hukum Perdata : Mengatur hubungan perseorangan yang bersifat pribadi, mis : perceraian

2. Hukum dagang : Mengatur hubungan yang terkait dengan perdagangan

3. Hukum adat : Mengatur hubungan hukum yang menyangkut persoalan adat istiadat

Hukum dibuat oleh penguasa (DPR dengan Pemerintah).Kapan hukum mulai berlaku?

1. Sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan dalam UU tersebut

2. Jika tidak disebut tanggalnya, maka UU mulai berlaku 30 hari sesudah

diundangkannya untuk wilayah Jawa dan Madura dan 100 hari untuk wilayah lain
diIndonesia.Setelah batas waktu terlewati, maka kepada setiap warga Negara dianggap sudah
mengetahui dan akan diberi sangsi apabila melanggarnya

B.Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan

Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.

1) Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang

merugikan/membahayakan orang lain.

2) Menjaga privacy setiap individu.

3) Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.

4) Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya.

5) Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisi suatu masalah.

6) Menghasilkan tindakan yang benar

7) Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya

8) Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau

salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.

9) Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak.

10) Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.


13
11) Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.

12) Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam

organisasi profesi.

13) Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
disebut

kode etik profesi (Suseno, T,2010)

C. Sistematika Etika :

1. Etika Umum :

Etika Umum yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk
bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral

Etika adalah :

a. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
masyarakat.

b. Etika mempunyai arti sebagai : ilmu pengetahuan tentang asas- asas akhlak (moral)”.

Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti:

1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);

2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Secara umum etika dilandasi oleh beberapa factor antara lain :

1. Nilai :

Menurut Filsuf Jerman Hang Jonas “nilai” adalah the address of a yes, sesuatu yang ditujukan
dengan “ya” Nilai mempunyai konotasi yang positif. Nilai mempunyai tiga ciri :

a. Berkaitan dengan subyek

b. Tampil dalam suatu nilai yang praktis, dimana subjek ingin membuat sesuatu

c. Nilai menyangkut pada sifat tambah oleh subyek pada sifat – sifat yang dimiliki oleh obyek.

2. Norma

Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu.

Norma juga dapat di katagorikan menjadi :

a. Norma Moral
14
Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun
buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila.

b. Norma Hukum

Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu
tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.Dengan demikian, Pancasila pada
hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun
praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.

3. Etika Sosial / profesi :

Kode etik bidan perlu dipahami dan dimengerti oleh bidan.Kode etik bidan menunjukkan
hubungan bidan dengan klien, praktik kebidanan, tanggung jawab profesi, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bidan.

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup kegiatan bidan
sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan
keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat, bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai
pedoman bersikap / bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan

a. Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Pekerjaan tidak sama dengan
profesi. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional, sedangkan
professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang menyandang
suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai
dengn profesinya.

b. Profesional

Perilaku profesional yang diharapkan masyarakat diantaranya :

1. Bertindak sesuai dengan keahlian dan didukung oleh pengetahuan serta pengalaman dan

keterampilan yang tinggi

2. Bermoral tinggi

3. Berlaku jujur, baik pada orang lain maupun diri sendiri

4. Tidak melakukan tindakan yang coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan profesinya

5. Tidak memberikan janji yang berlebihan

6. Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan komersial

7. Memegang teguh etika profesi

15
8. Mengenal batas-batas pengetahuan

9. Menyadari dan mengenal ketentuan hukum yang membatasi gerak-gerik

Kewenangannya Bidan sebagai tenaga profesional haruslah memiliki komitmen yang tinggi untuk :

a. Memberikan asuhan berkualitas sesuai dengan standar etis (etika profesi)

b. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan, berlanjut diskusi formal dan

informal dengan sejawat

c. Pada puncaknya mampu mengambil keputusan yang etis untuk memecahkan masalah etika

d. Menggunakan 2 pendekatan dalam pengambilan keputusan etis yaitu berdasarkan prinsip dan

berdasarkan asuhan kebidanan (Beauchamp Childress, 1994)

Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan haruslah profesional, dikatakan profesional bila
memiliki ciri-ciri berikut ini ;

1. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan

peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidang tadi.

2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan.

3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi


perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.

4. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik
bagi diri dan perkembangan pribadinya

Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat.

Berikut merupakan prinsip Etika Profesi :

1. Tanggung Jawab

2. Keadilan

3. Otonomi

16
A. Konsep Dasar Biomedical Etik
B.1. Pengertian Etik Biomedis
Secara harafiah, istilah bioetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios (hidup) dan
ethike (apa yang seharusnya dilakukan manusia). Istialah itu sendiri diartikan sebagai kajian
etika mengenai isu sosial dan moral yang muncul akibat aplikasi bioteknologi dan medis.

Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik hukum dan theology.

Pada artian yang lebih sempit, bioetika merupakan evaluasi etik pada moralitas
treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
Sedangkan menurut artian yang lebih luas, bioetika mengevaluasi pada semua tindakan moral
yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap
perasaan takut dan nyeri yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan
pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain peningkatan mutu genetik, etika
lingkunganan pemberian pelayanan kesehatan.

Bioetika muncul sebagai respon atas semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
hayati terutama di bidang medis yang berhubungan erat dan menjadikan manusia sebagai
objeknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bioetika lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, serta aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap
masalah-masalah pelayanan kesehatan ( Heryani, R, 2013).

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang


ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya
masalah pada masa yang akan datang.

Etika biomedis dalam arti ini dedifinisikan oleh International Association of


Bioethics adalah studi tentang isu-isu etis, sosial, hukum, dan isu-isu lain yang timbul dalam
pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.

Pengertian etika biomedis juga masih perlu dipilah lagi dalam isu-isu etika medis
tradisional yang sudah dikenal sejak ribuan tahun dan lebih banyak menyakut hubungan
individual dalam interaksi terapeutik antara dokter dan pasien. Kemungkinan adanya masalah
etika medis, demikianlah yang dalam pelayanan di rumah sakit sekarang cepat oleh
masyarakat (media massa) dituding sebagai malpraktek.

17
B.2 Tujuan Etik Biomedis

Dalam 15 tahun terakhir bioetika cenderung mengarah pada isu-isu tentang nilai-
nilai dan etika yg timbul karena ilmu dan teknologi serta biomedis. Misal dalam bidang
medis bioetika mengarah pada hal-hal yang boleh dilakukan atau tidak, seperti:
Transplantasi organ tubuh, Kloning, Aborsi, Bayi tabung, Euthanasia, Kontrasepsi,
penelitian biomedis, dll. Tujuan dari bioetika ini sendiri adalah:

a. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi modern.

b. Pembelajaran bioetika diarahkan untuk mencegah dampak negatif yang muncul dari
teknologi.

c. Pembelajaran bioetika menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuwan yang


memiliki tanggung jawab sosial.

d. Pembelajaran bioetika dibutuhkan karena menekankan pada pengembangan berpikir


kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi modern
dan teknologi yang terkait dengan kehidupan.

e. Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuwan biologi yang


dapat mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan sebagaimana
pengembangan pola berpikir yang dikemukakan Rasulullah SAW yaitu pola berpikir
menggunakan akal.

C. Hak-Hak Serta Kewajiban Pasien dan Bidan

1. Hak Pasien

a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.

b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.

c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.

d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.

e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.

f. Pasien berhak mendapatkan informasi

g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan


berlangsung.

h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya.

18
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis
dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.

j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tsb

k. Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.

l. Pasien berhak mendapat informasi

m. Pasien berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.

n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.

o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.

p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.

q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di RS.

r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.

s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal praktek.

t. Hak untuk menentukan diri sendiri.

u. Pasien berhak melihat rekam medik.

2. Kewajiban Pasien

a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
RS.

b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat yang


merawatnya.,

c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan RS.

d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu


disepakati.

3. Hak Bidan

a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya.

b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat/jenjang pelayanan kesehatan

c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan


dengan paraturan perundangan dan kode etik profesi

d. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baik dicemarkan baik
oleh pasien, keluarga maupun profesi lain
19
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.

f. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan
yang sesuai.

g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

4. Kewajiban Bidan

a. Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.

b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghorati hak pasien.

c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.

d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh


suami/keluarga.

e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.

f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.

g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.

h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.

i. Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

j. Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta


menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.

k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan kebidanan.

D.Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan


teramasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan dalam pelayanan dimulai dari:
pemenuhan kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan kebidanan untuk meningkatkan
pelayanan kebidanan dan keterjangkauan tempat pelayanan. Pelayanan kebidanan meliputi
aspek biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien memerlukan bidan yang mempunyai
karakter semangat melayani, simpati,empati,ikhlas,memberi kepuasan.

Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :


20
1. Kepuasan mengacu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan

Pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan, mencakup salah satunya:

1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi

Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hak klien dan suami untuk merencanakan
pengaturan kelahiran mereka

 Tujuan konseling kontrasepsi adalah:

a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan keluarga

b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan menggunakan


KB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi

 Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian yakni:

a. Minat untuk menolong orang lain

b. Mampu untuk empati

c. Menjadi pendengar yang aktif dan baik

d. Mempunyai pengamatan yang tajam

e. Terbuka terhadap pendapat orang lain

f. Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan budaya

 Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :

a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya

b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor

c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi

Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan menyiapkan


informed consent secara tertulis.

2. Etika dalam penelitian kebidanan

Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan
dan dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian yang bertujuan memajukan
ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap untukmengadakan penelitian dan siap
untuk memberikan pelayanan berdasarkan hasil penelitian.

Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk :

a. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.

b. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri

Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus
21
memenuhi ketentuan :

a. Bermanfaat bagi umat manusia

b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup
dari dukungan kepustakaan ilmiah.

c. Tidak membahayakan objek

d. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu

e. Harus selalu dibandingkan rasio untung , rugi resiko.

F. Masalah Yang Timbul Dalam Bioetika Termasuk Pada Praktik Kebidanan

Kaidah kaidah bioetik merupakan sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter atau
tenaga kesehatan lain. Seorang tenaga kesehatan wajib mengamalkan prinsip prinsip yang
ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip
menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain.
Kondisi seperti ini disebut Prima Facie.

Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat,


menetapkan bahwa, praktik kedokteran dan medis lain di Indonesia mengacu kepada kepada
4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etik biomedis, yaitu:
Beneficence, Non - Maleficence, Justice dan Autonomi.

1. Beneficence

Dalam arti bahwa seorang tenaga kesehatan berbuat baik, menghormati martabat
manusia, tenaga kesehatan tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam
kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini.
Kaidah beneficence menegaskan peran tenaga kesehatan untuk menyediakan kemudahan
dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat
baik daripada hal yang buruk.

Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;

a. Mengutamakan Alturisme

b. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

c. Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan

seorang tenaga kesehatan

d. Tidak ada pembatasan “goal based”

e. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu

keburukannya

f. Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

g. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia


22
h. Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

i. Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain

inginkan

j. Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

k. Mengembangkan profesi secara terus menerus

i. Minimalisasi akibat buruk

2. Non-maleficent

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang tenaga kesehatan tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kunoFist, do no harm,
tetap berlaku dan harus diikuti.

Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

a. Menolong pasien emergensi

b. Mengobati pasien yang luka

c. Tidak membunuh pasien

d. Tidak memandang pasien sebagai objek

e. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

f. Melindungi pasien dari serangan

g. Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian tenaga kesehatan

h. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

i. Menghindari misrepresentasi

j. Memberikan semangat hidup

k. Tidak melakukan white collar crime

3. Autonomi

Dalam kaidah ini, seorang tenaga kesehatan wajib menghormati martabat dan hak
manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak
menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan
membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui,
membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri. Kaidah Autonomi
mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri

a. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

b. Berterus terang menghargai privasi

23
c. Menjaga rahasia pasien

d. Menghargai rasionalitas pasien

e. Melaksanakan Informed Consent

f. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

g. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

h. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk


keluarga

pasien sendiri

i. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

j. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien

k. Mejaga hubungan atau kontrak

4. Justice

Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang tenaga kesehatan wajib
memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien
tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan
kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan
pelayanan tenaga kesehatan terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

a. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

b. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

c. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

d. Menghargai hak sehat pasien

e. Menghargai hak hukum pasien

f. Menghargai hak orang lain

g. Menjaga kelompok rentan

h. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan

sebagainya

i. Tidak melakukan penyalahgunaan

j. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

k. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

l. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

m. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

n. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat

24
o. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan

p. Bijak dalam makroalokasi

Selain 4 kaidah dasar etik biomedis diatas, terdapat juga kaidah atau prinsip utama Bioetika
antara lain:

a. Respek terhadap hidup dan kehidupan (bioetika sangat menghargai kehidupan yg

menganggap bahwa kehidupan bukan sekedar reaksikimia fisika biasa)

b. Perlunya keseimbangan antara risiko dan manfaat (keputusan yg diambil hrs

mempertimbangkan keuntungan/manfaat dan segi kerugian/resikonya)

c. Adanya suatu kesepakatan bahwa etika tidak sesederhana alamiah (Problem etika tidak

mudah utk mendapat penyelesaian, krn keputusan etika yg diambil dipengaruhi antara
lain: ideologi, kepentingan, polapikir dan tujuan)

Issu Etik Dalam Pelayanan Kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang di
masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.

Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:

a. Persetujuan dalam proses melahirkan.

b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.

c. Kegagalan dalam proses persalinan.

d. Pelaksanan USG dalam kehamilan.

e. Konsep normal pelayanan kebidanan

f. Bidan dan pendidikan seks.

g. Agama / kepercayaan.

h. Hubungan dengan pasien.

i. Hubungan dokter dengan bidan.

j. Kebenaran.

k. Pengambilan keputusan.

l. Pengambilan data.

m. Kematian.

n. Kerahasiaan.

o. Aborsi.

p. AIDS.

25
q. In Vitro fertilization

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:

1. Perawatan intensif pada bayi.

2. Skreening bayi.

3. Transplantasi organ.

4. Teknik reproduksi dan kebidanan

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:

1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.

2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.

3. Etik dalam penelitian kebidanan.

4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif

Contoh Masalah Bioetika pada Kontrasepsi:


Kontrasepsi adalah : sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma.

Ny. S datang ke BPM Mutiara menggunakan mobil mewah, dia ingin menggunakan alat kontrasepsi
jangka panjang. Tanpa menjelaskan terlebih dahulu, bidan T langsung menyarankan Ny. S untuk
menggunakan AKDR dengan merk tertentu (yg mahal).
Apakah bidan tersebut menggunakan prinsip Bioetika?

 Aspek Etika Metode Kontrasepsi:


1. Cara alamiah
Misalnya sanggama terputus : sebagian pemuka cara ini menjadi alternatif yang secara
moral dapat diterima, namun bagi pasutri nampak sebagai pembatasan yang menyulitkan,
sehingga tingkat keberhasilannya rendah, karena jarang orang mau mengorbankan
kesenangan seksualnya untuk lebih berfikir rasional mengenai kesejahteraan keluarga.
2. Alat-alat Kontrasepsi (Kondom, Pil, Suntik, Implan, IUD, MOW/MOP )
Alat kontrasepsi ini selalu dianggap sebagai juru selamat bagi mereka yang tidak
menginginkan kehamilan dan mengurangi risiko aborsi jika terjadi kehamilan diluar
rencana.
Dampak yang kurang menyenangkan alat kontrasepsi: Menyumbang terjadinya
penyimpangan moral seperti seks bebas, seks diluar nikah, perselingkuhan. Apalagi bisa
akses memperoleh alat kontrasepsi dipermudah misalnya ATM kondom, Pil KB dijual
tanpa resep dll.
26
Kontrasepsi juga berdampak kekerasan dan diskriminasi gender, mengingat karena peserta
KB sebagian besar wanita (Alat kontrasepsi pria terbatas hanya kondom dan vasektomi)

Vasektomi berdampak pada faktor budaya yang merendahkan pria karena dipersamakan
dengan kebirian, sedagkan kondom dirasa membuat pria kurang nyaman. Sehingga ada
justifikasi yang wajib menggunakan kontrasepsi adalah wanita, padahal dalam hak azasi
manusia wanita, pria mempunyai hak yang sama.
Pembatasan kelahiran jika bukan karena pertimbangan kesehatan adalah yang secara etika
tidaklah benar. Pengaturan kelahiran memang penting tetapi tidak perlu secara ekstrem
menjadi program yang dipaksakan. Pengaturan harus karena pertimbangan kesehatan,
bukan karena kesejahteraan yang bersifat ekonomi, sehingga program KB dilakukan atas
kesadaran.

 Aspek Hukum Keluarga Berencana


Dari sudut pandang hak-hak pasien segala cara kontrasepsi yang ditawarkan harus mendapat
persetujuan dari pasangan suami istri setelah memperoleh penjelasan (informed consent).
Dalam UU No 52 Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan pembangunan
Keluarga, terdapat butir-butir tentang penyelenggaraan Keluarga Berencana dari segi hak
pasangan suami istri dan etik.
Pasal 24
Ayat 1 : Penyelenggaraan kontrasepsi diselenggarakan dengan cara yang berdaya guna dan
berhasil guna serta diterima dan dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh
pasangan suami isteri sesuai dengan pilihan dan pempertimbangkan kondisi
kesehatan suami istri
Ayat 2 : Pelayanan kontrasepsi secara paksa kepada siapapun dan dalam bentuk apapun
bertentangan dengan hak asasi manusia dan pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tenaga kesehatan yang melaksanakan kewenangannya harus berlandaskan standar profesi


kesehatan yang berlaku, sehingga tenaga kesehatan tersebut memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan kewenangannya tersebu

27
28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik adalah daftar kewajiban yang harus ditaati dan dibuat oleh profesi tertentu itu
serta mengikat semua anggotanya. Secara harafiah, istilah bioetika berasal dari bahasa Yunani,
yaitu bios (hidup) dan ethike (apa yang seharusnya dilakukan manusia). Istialah itu sendiri
diartikan sebagai kajian etika mengenai isu sosial dan moral yang muncul akibat aplikasi
bioteknologi dan medis.

Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan
etik yang mencul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik
hukum dan theology.

Pada artian yang lebih sempit, bioetika merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment
atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Sedangkan menurut
artian yang lebih luas, bioetika mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin
membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri
yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam
bioetik antara lain peningkatan mutu genetik, etika lingkunganan pemberian pelayanan kesehatan.

Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam menghadapi pasien, sehingga
terciptanya situasi yang,baik bagi hubungan pasien dan bidan dalam pelayanan kesehatan demi
kesembuhan pasien. Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai
berikut:

a. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan

b. Standar Pelayanan Kebidanan

c. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

d. PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

e. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja Depkes

f. UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah

g. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

h. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

Disiplin hukum terdiri atas :

a. Ilmu hukum
29
b. Falsafah hukum

c. Politik hukum

B. Saran
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus berpedoman pada kaidah-kaidah etik
biomedis serta memperhatikan hak-hak pasien juga. Agar terciptanya pelayanan yang
berkualitas dan terhindar dari isu-isu yang tidak benar.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Bertens,K. (1990). Prospek Perkembangan Bioetika di Indonesia.


Jakarta:Makalah Kongres Persi.
2. Jones, S. 2000. Ethics ang Midwifery. New York : Molbes..
3. Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra
Cendikia Press. Jogjakarta.
4. Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
5. https://fendygoo.blogspot.com/2015/01/makalah-bioetika-atau-
biomedis.html?m=1
6. http://yasintaevi.blogspot.com/2014/06/permasalahan-etika-dalam-
praktik.html?m=1
7. Modul Program RPL dari Kementrian Kesehatan tahun 2017

31

Anda mungkin juga menyukai