KELOMPOK 1
Jl. Kerkof No.243, Leuwigajah, Kec. Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat 40532
BAB I
PENDAHULUAN
Biokimia berasal dari kata Bios yang artinya kehidupan dan Chemist yang artinya Kimia.
Biokimia dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang daur kimia kehidupan. Makhluk
hidup tersusun atas sel atau dengan kata lain sel merupakan unit struktural makhluk hidup.
Biokimia juga sering dikatakan sebagai The Chemistry of living thing. Hal ini menyangkut
dengan pengertian tentang makhluk hidup, baik yang bersel satu maupun lebih yang di
sekitarnya terdapat sekumpulan zat yang tidak hidup. Zat – zat tersebut berbaur dan bereaksi
sesamanya secara rumit namun tetap beraturan.
Biokimia pada dasarnya bertujuan mempelajari proses transformasi serta fungsi – fungsi
senyawa yang diproduksi di dalam sistem biologis sesuai dengan aktifitas kehidupan. Sehingga
Ilmu Biokimia menjadi sangat penting untuk mendasari pengembangan pengetahuan dalam hal
ini Ilmu Kedokteran. Pada saat ini Ilmu Biokimia telah berkembang sedemikian pesatnya
bersama dengan ilmu – ilmu dasar lainnya sehingga mempunyai arti penting dalam bioteknologi
seperti dalam mensintesis, mengisolasi serta memurnikan zat – zat yang digunakan sebagai
obat atau zat pencegah penyakit tertentu yang sulit disembuhkan sehingga dapat menunjukkan
pengobatan yang rasional serta efektif, mengungkap penyebab fundamental dan mekanisme
terjadinya penyakit, dalam pembuatan senyawa – senyawa diagnostik untuk mempelajari
berbagai penyakit sehingga dapat membantu menegakkan diagnostik penyakit yang spesifik,
memantau perjalanan penyakit dan menilai respon penyakit terhadap terapi.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Senyawa Kimia dalam Jasad Kehidupan
Ilmu Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam reaksi
kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Jangkauan ilmu Biokimia sangat luas
sesuai dengan kehidupan itu sendiri. Tidak hanya mempelajari proses yang berlangsung dalam
tubuh manusia, ilmu Biokimia juga mempelajari berbagai proses pada organisme mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
Murray dkk. (2003) mendefinisikan biokimia sebagai “ilmu pengetahuan yang mempelajari
dasar kimia kehidupan”. Dalam hal ini, menurut Bahasa Yunani, bios berarti kehidupan.
Sebagai pusat perhatian dalam biokimia Mengingat sel merupakan unit struktural kehidupan,
maka biokimia memiliki definisi fungsional yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari unsur-
unsur kimia pembentuk sel hidup dan dengan reaksi serta proses yang dijalaninya. Sebagai
contoh, dinding sel yang tersusun atas molekul-molekul fosfolipid, protein serta karbohidrat.
Contoh lainnya adalah di dalam sitoplasma sel terjadi pemecahan molekul glukosa menjadi
piruvat untuk menghasilkan energi. Yang lebih khusus lagi, di dalam mitokondria terjadi reaksi-
reaksi metabolik di antaranya siklus Krebs, oksidasi asam lemak, oksidasi piruvat, metabolism
asam-asam amino serta masih banyak lagi. Pendeknya, berbagai peristiwa biokimiawi
berhubungan dengan sel. Oleh karena itu cakupan biokimia sangat luas meliputi biologi sel,
biologi molekuler serta genetika molekuler.
Unsur-unsur utama penyusun tubuh adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen
(N). Selain itu masih terdapat beberapa unsur lain yaitu: kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K),
sulfur (S), natrium (Na), klor (Cl), magnesium (Mg), besi (Fe), mangan (Mn) dan iodium (I).
( Tabel I)
No Unsur Persentase
1. Karbon 50
2. Oksigen 20
3. Hidrogen 10
4. Nitrogen 8.5
5. Kalsium 4
6. Fosfor 2.5
7. Kalium 1
8. Sulfur 0.8
9. Natrium 0.4
(Tabel II )
Komponen utama penyusun tubuh . Komposisi tubuh manusia bersifat dinamis, artinya yang
lama selalu diganti dengan yang baru. Sebagian besar berat badan manusia berasal dari air dan
selebihnya berupa senyawa organik dan anorganik.
No Komponen Persentase
Berat
1. Air 55
2. Senyawa Organik
- Protein 15
- Lipid 15
- Karbohidrat 5
( Tabel IV)
Komposisi Kimiawi Normal (Pria dengan Berat Badan 65 kg)
1. Air 40 61.6
2. Protein 11 17.0
3. Lemak 9 13.8
4. Mineral 4 6.1
5. Karbohidrat 1 1.5
1. Air
Air merupakan produk akhir utama dari metabolisme oksidatif makanan. Dalam reaksi-reaksi
metabolik, air berfungsi sebagai reaktan tetapi juga sebagai produk. Air juga menjadi pelarut
biologis yang ideal. Air sangat mempengaruhi semua interaksi molekuler dalam sistem biologi.
Air mempunyai 2 sifat penting secara biologis yaitu sifat polar dan sifat kohesif.
Secara tiga dimensi, air merupakan molekul tetrahedron tak beraturan dengan oksigen pada
bagian pusatnya. Dua buah ikatan dengan hidrogen diarahkan ke dua sudut tetrahedron,
sementara elektron-elektron yang tidak dipakai bersama pada kedua orbital terhibridasi sp3
menempati 2 sudut sisanya. Molekul air membentuk molekul bipolar (dua kutub). Sisi oksigen
yang berlawanan dengan dua atom hidrogen cenderung bermuatan negatif karena
mengandung lebih banyak elektron. Sedangkan disisi hidrogen cenderung bermuatan negatif.
Molekul-molekul air yang berdekatan memiliki afinitas yang tinggi satu sama lainnya. Daerah
bermuatan positif dan satu molekul air cenderung akan mengarahkan diri kepada daerah
bermuatan negatif pada salah satu molekul didekatnya. Air beku mempunyai struktur kristal
yang sangat teratur di mana seluruh ikatan hidrogen potensial memang terbentuk. Air cair
mempunyai struktur yang setengah teratur dengan kelompok-kelompok molekul berikatan
hidrogen yang secara terus menerus terbentuk dan terpecah.
Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi molekul-molekul polar. Air sangat memperlemah
iakatan ionik dan ikatan hidrogen antara molekul-molekul polar dengan cara bersaing daya
tarik. Perhatikan contoh pada Gambar 1.3. Atom-atom hidrogen air mengantikan atom
hidrogen amida (-NH) sebagai donor ikatan hidrogen, dan atom oksigen air menggantikan atom
oksigen karbonil (-CO) sebagai akseptor. Maka ikatan hidrogen yang kuat antara –NH dan –CO
terjadi jika tidak ada air.
2. Senyawa Organik
Senyawa Organik dibedakan atas senyawa organik struktural yaitu protein, fosfolipid,
glikoprotein, glikolipid, kolesterol dan lain –lain dan senyawa organik nonstruktural yaitu
senyawa cadangan dalam tubuh seperti glikogen yang merupakan cadangan hidrat arang
terutama di sel hati dan otot, triasilgliserol adalah senyawa cadangan lemak di jaringan adiposa,
senyawa intermediete di jalur – jalur metabolisme dan senyawa metabolit yang akan diekskresi
tubuh seperti ginjal, paru – paru dan saluran pencernaan.
3. Senyawa Anorganik
Senyawa Anorganik atau mineral dijumpai dalam bentuk Kation dan Anion. Kation misalnya
natrium,kalium,kalsium,magnesium dan fero , sedang kation lain hanya dalam jumlah sedikit.
Anion misalnya ion – ion bikarbonat, bihidrofosfat, asam fosfat dan sulfat
Proses Sintesis dan Degradasi selalu terjadi dalam kehidupan. Sintesis adalah proses
pembentukan suatu molekul yang lebih besar dari molekul yang lebih kecil, misalnya protein
merupakan molekul yang sangat besar yang disintesa dari asam amino – asam amino yang lebih
kecil dengan mekanisme yang sangat rumit.
Sedang Degradasi adalah pemecahan atau pembongkaran molekul – molekul yang besar
menjadi lebih kecil, misalnya pada degradasi asam amino. Asam amino yang berlebihan tidak
dapat disimpan dan diekskresikan digunakan sebagai bahan bakar.Gugus amino dibebaskan
menjadi urea sebagai rangka karbon diubah menjadi zat antara metabolisme. Asam amino
Arginin mengalami degradasi menjadi Urea dan Ornitin, urea diekskresikan melalui ginjal.
C. Ikatan kimia
Molekul di dalam tubuh baik yang sederhana sampai dengan yang kompleks dapat terbentuk
karena adanya ikatan kimia. Ikatan kimia digolongkan menjadi 2 yaitu ikatan kovalen dan ikatan
non kovalen. Selanjutnya ikatan non kovalen terdiri atas ikatan ionik, ikatan hidrogen dan
ikatan Van Der Waals.
1. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk oleh valensi dari masing-masing atom. Anda dapat
mempelajari lagi tentang valensi dengan membaca buku-buku kimia umum, atau pelajaran
kimia di SMA. Contoh dari ikatan kovalen adalah CO2. Dalam hal ini valensi C adalah 4 dan
valensi O adalah 2. Ikatan kovalen antara sebuah atom C yang bervalensi 4 dan empat buah
atom H yang masing-masing bervalensi 1 membentuk CH4 (metana)
2. Ikatan ionik
Ikatan ionik adalah ikatan antara dua gugus dengan muatan berlawanan. Contohnya adalah
ikatan antara substrat dan enzim. Jarak optimal ikatan ini adalah 28 Angstrom.
3. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah pengikatan satu atom hidrogen oleh dua atom lain yang berbeda. Ikatan
ini dapat dibentuk di antara molekul-molekul tidak bermuatan maupun molekul-molekul
bermuatan. Atom yang mengikat hidrogen lebih kuat disebut donor hidrogen sedang lainnya
dinamakan akseptor hidrogen. Ikatan hidrogen antar molekul-molekul air (H2O). Perhatikan
atom oksigen pada kutub negatif berikatan dengan atom hidrogen pada kutub posif air.
Iakatan Van Der Waals adalah daya tarik non spesifik, yang berperan pada saat dua atom
berjarak 3-4 Angstrom.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biokimia berasal dari kata Bios yang artinya kehidupan dan Chemist yang artinya Kimia.
Biokimia dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang daur kimia kehidupan. Makhluk
hidup tersusun atas sel atau dengan kata lain sel merupakan unit struktural makhluk hidup.
Unsur-unsur utama penyusun tubuh adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen
(N). Selain itu masih terdapat beberapa unsur lain yaitu: kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K),
sulfur (S), natrium (Na), klor (Cl), magnesium (Mg), besi (Fe), mangan (Mn) dan iodium (I)
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah
dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa
menambah pengetahuan pembaca. Di samping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca sehingga saya bisa berorientasi lebih baik pada makalah saya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah
Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia
FKUI), Jakarta: EGC