Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Pembimbing Rumah Sakit: Dedi Suhaedi, S.Kep., Ners
Disusun Oleh:
Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Stase Keperawatan Jiwa Tingkat II
Semester IV Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Budi Luhur Cimahi dengan
judul:
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG RAJAWALI KAMAR 4
RUMAH SAKIT JIWA PROV JAWA BARAT
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Meyetujui, Menyetujui,
Mengetahui, Mengetahui,
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan laporan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
TN.A DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI
RUANG RAJAWALI KAMAR 4 RUMAH SAKIT JIWA PROV JAWA BARAT” dengan
tepat waktu. Adapun pembuatan laporan ini dilakukan sebagai pemenuhan tugas prakerin dan
nilai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Mudah – mudahan laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Dalam penyusunan laporan PKL ini masih jauh dari kata sempurna, baik bentuk
maupun Teknik penulisannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan,
pengalaman, serta kemampuan penulis dalam menelaah suatu masalah.
Dalam proses penyelesaian laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan
dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus- tulusnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran selama praktek dan penyusunan
laporan.
2. Kedua Orang Tua kami yang telah mendoakan dan memberikan semangat selama
berlangsungnya praktek.
3. …. selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melaksanakan praktek di Rumah Sakit Jiwa Prov
Jawa Barat
4. Sri Wahyuni., S.Pd., M.Kes., Ph.D., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Budi Luhur Cimahi
5. …. selaku Kepala Instalasi Pendidikan dan penelitian Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa
Barat
6. Reini Astuti, S.Kp., M.Kep. selaku Kaprodi Diploma 3 keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi
7. Bagja Angga Sukmana, S.Kep., Ners., MAN selaku Koordinator Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa
ii
8. Aan Somana, S.Kp., M.Pd, M.N.S selaku Pembimbing Akademik Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa
9. Dedi Suhaedi, S.Kep., Ners selaku pembimbing di Ruangan Rajawali Rumah Sakit
Jiwa Prov Jawa Barat
10. Kepala ruangan dan staff ruangan Rajawali yang telah membimbing kami selama
praktek di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat
11. Teman seperjuangan yang telah bekerjasama dalam menjalankan tugas dan saling
mendukung satu sama lain.
12. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di
masa yang akan datang. Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan
memberi mamfaat bagi pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
2.1 Definisi..........................................................................................................................4
3.4 Fisik.............................................................................................................................13
3.5 Psikososial...................................................................................................................14
iv
3.7 Kebutuhan Persiapan Pulang......................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................30
BAB V PENUTUP..................................................................................................................31
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................31
5.2 Saran............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO, 2018) Angka kejadian gangguan mental
kronis dan parah yang menyerang lebih dari 221 jiwa dan secara umum terdapat lebih
dari 23 juta orang jiwa di seluruh dunia. Lebih dari 50% orang dengan skizofrenia yang
tidak diobati tinggal dinegara berpenghasilan rendah dan menengah. Berdasarkan data
kemenkes prevalensi gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 1,7/mil dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 7/mil. (Kemenkes).
Kesehatan jiwa di Indonesia masih menjadi tantangan yang sangat berat karena
memiliki perspektif yang berbeda beda terutama dalam konteks kesehatan. Gangguan
kejiwaan atau gangguan mental masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas Kemenkes),
pada tahun 2018 sebanyak 282,654 anggota rumah tangga atau 0,67% masyarakat di
Indonesia mengalami Skizofrenia/Psikologis. Riskesdas Kemenkes juga menuturkan
prevalensi (GME) atau Gangguan Mental Emosional pada gangguan jiwa halusinasi
sebesar 9,8% dari total penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Prevalensi ini menunjukan
peningkatan sebesar 6% pada tahun 2013. Provinsi Riau menduduki peringkat ke 24 dari
34 Provinsi di Indonesia dengan masalah gangguan jiwa berat dengan prevalensi
6,2/1000 penduduk untuk masalah gangguan mental emosional Provinsi Riau dengan
jumlah prevalensi sebesar 10/1000 penduduk (Riskesdas,2018).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.A Dengan Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran Di Ruang Rajawali Kamar 4 Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa
Barat”
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada klien dengan gangguan persepsi
sensori: haluasinasi pendengaran
2. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan dengan gangguan persepsi sensori;
halusinasi pendengaran
3. Mampu mendeskripsikan rencana asuhan keperawatan dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
4. Mampu mendeskripsikan tindakan asuhan keperawatan dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada klien dengan dengan gangguan persepsi
sensori:
Halusinasi pendengaran
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat membantu wawasan penulisan tentang asuhan keperawatan jiwa mengenai
masalah dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah serta pengalaman nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran
2. Bagi rumah sakit
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat kebijakan dalam
upaya meningkatkan kualitas pelayanan kualitas asuhan keperawatan jiwa pada klien
dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
3. Bagi institusi
Menambah masukan dan sumber bacaan diperpustakaan khususnya mengenai asuhan
keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati
& Hartono, 2012).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada (Damaiyanti, 2012). Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien
gangguan jiwa mengalami perubahan
dalam hal orientasi realitas (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).
1. Factor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu
maka individu mengalami stress dan kecemasan.
2. Factor sosiokultural
Berbagai factor dimasyarakat dapat meyebabkan seseorang merasa diasingkan,
sehingga merasa kesepian di lingkungan
4
3. Faktor biokimia
Jika mengalami stress berlebihan maka didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat
yang bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethyfranferase
4. Factor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis serta danya peran ganda bertentangan yang sering
diterima oleh seseorang akan mengakibatkab stress dan kecemasan yang tinggi dan
berakhir pada gangguan orientasi realitas.
1. Bicara sendiri
2. Senyum sendiri
3. Ketawa sendiri.
4. Menggerakkan bibir tanpa suara.
5. Penggerakan mata yang cepat.
6. Respon verbal yang lambat.
7. Menarik diri dari orang lain.
8. Berusaha untuk menghindari orang lain.
9. Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
10. Terjadi peningkata denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.
11. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
12. Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
13. Sulit berhubungan dengan orang lain.
14. Ekspresi muka tegang
15. Mudah tersinggung jengkel dan marah.
16. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat
5
17. Tampak tremor dan berkeringat.
18. Perilaku panik.
19. Agitasi dan kataton.
20. Curiga dan bemusuhan.
21. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan
22. Ketakutan.
23. Tidak dapat mengurus diri.
24. Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang (Damaiyanti. 2012)
6
2.7 Pohon Masalah Kasus
Isolasi sosial
7
Setelah… SP.2 (Tgl..........................................)
pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan yang
mampu : lalu (SP.1)
1. Menyebutkan 2. Latih berbicara/ bercakap dengan
kegiatan yang orang lain saat halusinasi muncul
sudah 3. Masukan dalam jadwal kegiatan
dilakukan pasien
2. Memperagaka
n cara
bercakap-
cakap dengan
orang lain
Setelah……… SP.3 (Tgl........................................)
pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan yang lalu
mampu : (SP.1 & 2)
1. Menyebutkan 2. Latih kegiatan agar halusinasi
kegiatan yang tidak muncul
sudah Tahapannya :
dilakukan, dan - Jelaskan pentingnya aktivitas
2. Membuat yang teratur untuk mengatasi
jadwal halusinasi
kegiatan - Diskusikan aktivitas yang
sehari-hari & biasa dilakukan oleh pasien
mampu - Latih pasien melakukan
memperagaka aktivitas
nnya - Susun jadwal aktivitas sehari-
hari sesuai dengan aktivitas
yang telah dilatih (dari
bangun pagi sampai tidur
malam)
3. Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku pasien yang (+)
8
Setelah … SP.4 (Tgl..........................................)
pertemuan, pasien 1. Evaluasi kegiatan yang lalu
mampu : (SP.1, 2 & 3)
1. Menyebutkan 2. Tanyakan program pengobatan
kegiatan yang 3. Jelaskan pentingnya
sudah penggunaan obat pada gangguan
dilakukan jiwa
2. Menyebutkan 4. Jelaskan akibat bila tidak
manfaat dari digunakan sesuai
program program
pengobatan 5. Jelaskan akibat bila putus obat
6. Jelaskan cara mendapatkan obat/
berobat
7. Jelaskan pengobatan (5B)
8. Latih pasien minum obat
9. Masukan dalam jadwal harian
pasien
Keluarga Setelah……… SP.1 (Tgl.......................................)
mampu : pertemuan, 1. Identifikasi masalah
Merawat keluarga mampu keluarga dalam merawat
pasien dirumah menjelaskan pasien
dan menjadi tentang halusinasi 2. Jelaskan tentang halusinasi
system - Pengertian halusinasi
pendukung - Jenis halusinasi yang dialami
yang efektif pasien
untuk pasien - Tanda & gejala halusinasi
- Cara merawat pasien
halusinasi (cara
berkomunikasi pemberian
obat & pemberian aktivitas
kepada pasien)
3. Sumber-sumber pelayanan
kesehatan yang bisa
dijangkau
4. Bermain peran cara merawat
9
1
5. Rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal keluarga untuk merawat
pasien
Setelah……… SP.2 (Tgl.......................................)
pertemuan, 1. Evaluasi kemampuan
keluarga mampu: keluarga (SP.1)
1. Menyelesaika 2. Latih keluarga merawat pasien
n kegiatan 3. RTL keluarga/ jadwal
yang sudah keluarga untuk merawat
dilakukan pasien
2. Memperagaka
n cara
merawat
pasien
Setelah……… SP.3 (Tgl........................................)
pertemuan, 1. Evaluasi kemampuan
keluarga mampu : keluarga (SP.2)
1. Menyebutka 2. Latih keluarga merawat pasien
n kegiatan 3. RTL keluarga/ jadwal
yang sudah keluarga untuk merawat
dilakukan pasien
2. Memperagak
an cara
merawat
pasien serta
mampu
membuat
RTL
Setelah……… SP.4 (Tgl.........................................)
pertemuan, 1. Evaluasi kemampuan keluarga
keluarga mampu 2. Evaluasi kemampuan pasien
1. Menyebutka 3. RTL keluarga :
n kegiatan - Follow Up
1
yang sudah - Rujukan
dilakukan
2. Melaksanaka
n Follow Up
rujukan
1
BAB III
TINJAUAN
KASUS
1
3.3 Faktor Predisposisi
Pasien mengalami gangguan jiwa dimasa lalu saat 8 tahun yang lalu sesak usia 17
tahun. Dengan pengobatan yang tidak berhasil. Ranap 3 kali di rumah sakit jiwa, pulang
ranap 18 Juli 2022. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual,
kekerasan dalam keluarga dan tindak criminal baik sebagai pelaku, korban, ataupun
saksi. Pasien mengalami penolakan dari seoarang perempuan dan keluarga perempuan
sehingga membuat pasien depresi.
Masalah keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
Pasien mengatakan pernah mendapatkan penolakan dari seorang perempuan dan
keluarga dari perempuan.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
3.4 Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/82 mmHg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,1 C
Respirasi : 20x/menit
2. Ukur
TB : 155 cm
BB : 51.2 kg
3. Keluhan Fisik
Klien tidak ada keluhan fisik
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
1
3.5 Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
Klien anak ketiga dari tiga bersaudara, klien tinggal bersama ibu dan kedua saudaranya,
ibu dan ayah klien sudah bercerai.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya
b. Identitas
Klien mengatakan belum pernah menikah, klien anak ketiga dari tiga bersaudara
c. Peran
Peran klien dalam keluarga adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Klien membantu
orangtua mencari nafkah namun saat dirawat di RSJ klien tidak mempedulikan
perannya.
1
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan ingin cepat pulang karena
klien ingin bekerja kembali
e. Harga diri
Klien mengatakan percaya diri dan dan mudah bersosialisasi dengan psien ataupun
perawat
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien tampak antusias dalam berbagai kegiatan saat di ranap
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam dan percaya terhadap kesembuhannya karena Allah SWT
b. Kegiatan ibadah
Pasien sering bertanya mengenai waktu sholat dan sering melaksanakan sholat dan
berwudhu
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
3.6 Status
Mental
1. Penampilan
Penggunakan pakaian sesuai dan rapih, pasien meminta untuk mandi dan bercukur,
kuku klien pendek dan bersih
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Klien berbicara cepat dan jelas namun saat berv=biacar sering berpindah topic
pembicaraab dan tidak ada kaitannya atau inkoheren
Masalah keperawatan: Halusinasi
3. Aktivitas motoric
Klien menunjukan sikap gelisah/agitasi dan mengulangi kegiatan mencuci
tangan/konpulsif.
1
Masalah keperawatan: Halusinasi
4. Alam perasaan
Klien tampak bergembira secara
berlebihan Masalah keperawatan:
Halusinasi
5. Afek
Pasien menunjukan emosi yang cepat berubah ubah atau
labih Masalah keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Klien saat interaksi menunjukan sikap sesuai dan kooperatif saat diajak berbicara oleh
perawat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
7. Persepsi
Klien sering berbicara sendiri, sering melantur dan sering mendengar suara perintah
untuk sholat diwaktu yang tidak seharusnya
Masalah keperawatan: Halusinasi
8. Proses pikir
Saat dilakukan wawancara pasien bicara berbelit tetapi sampai pada topic yang
dibicaran.
Masalah keperawatan: Halusinasi
9. Isi pikir
Adanya waham karena klien mengatakan memiliki tidak memiliki batas limit wudhu
yang berlaku seumur hidup dank lien ketakutan tentang kondisi ibunya dirumah
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Klien sadar secara penuh dan saat ditanya waktu klien menjawab pukul 09.10 WIB,
saat ditanya dimana klien menjawab sedang dirumah sakit jiwa dan saat ditanya
perawat yang sedang mengkaji klien dapat mengingat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
11. Memori
Klien mampu mengingat ingatan jangka panjang, seperti saat ditanya tahun kelahiran
klien menjawab 1995. Klien mampu menjawab kegiatan selama di RSJ. Saar ditanya
makan pagi klien menjawab “nasi, sayur dan daging”
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
1
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dikaji konsentrasi klien mudah beralih ke topic pembicaraan yang lain.
Masalah keperawatan: Halusinasi
13. Kemampuan penilaian
Saat ditanyakan mandie atau makan dulu klien menjawab mandi dulu karena setealh
mandi baru makan
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya sedang sakit dan menyadari halusinasi terdapat dirinya.
Masalah keperawatan: Halusinasi
3.7 Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari pada pagi, siang dan sore, klien makan dengan benar
menggunakan sendok dan tangan kanan, klien mampu makan secara mandiri.
2. BAB/BAK
Klien mampu ke kamar mandi dan mampu membersihan kamar mandi setelah dipakai,
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x/hari pagi dan sore, klien mampu mandi secara mandiri
4. Berpakaian/berhiasan
Klien mampu memakai baju dengan baik dan benar, cukup rapih dan bias secara
mandiri
5. Istirahat dan tidur
Klien dapat tidur dengan baik dan cukup nyenyak namun terkadang sering terbangun
di malam hari karena ada bisikan.
6. Penggunan obat
Klien saat diberikan obat harus diarahkan dan dibantu.
7. Pemeliharaan kesehatan
Setelah pulang klien mau berobat rutin ke rumah sakit
8. Kegaiatan didalam rumah
Klien mampu mempersiapkan makanan, menjaga kerapihan rumah, mencuci pakaian
dan pengaturan keuangan.
9. Kegiatan diluar rumah
Klien mampu belanja, transportasi secara mandiri
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
1
3.8 Mekanisme Koping
Saat dilakukan wawancara klien menunjukan sikap:
1. Adaftif:
a. Mengikuti olahraga senam
b. Klien mampu berbicara tanpa harus dimulai oleh perawat dan hanya ingin ditemani
3.9 Masalah Psikososial dan lingkungan
Klien tidak mempunyai masalah dengan lingkungan kelompok, lingkungan
pendidikan, pendidikan kesehatan, tetapi pasien memiliki maslah dengan seorang
permpuan yang telah menolaknya serta mempunyai masalah ekonomi.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasa
3.10 Pengentahuan kurang tentang
Klien kurang paham mengenai factor pencetus presipitasi dan predisposisi.
Masalah keperawatan: Defisit Pengetahuan
3.11 Aspek Medik
Diagnosa Medis : Skizoafektif type manik
Terapi Medik : Divalproex sodium 250 (PO), THD 2 mg (PO), Clozapine 25
mg (PO), Haloperidol 5mg (PO)
3.12 Daftar Masalah Keperawatan
1. Halusinasi
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Defisit Pengetahuan
3.13 Daftar Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran d.d Pasien mengatakan sering
mendengarkan suara bisikan berupa perintah, Klien Tampak gelisah, berbicara sendiri,
mondar mandir.
2. Resiko Perilaku Kekerasan d.d Klien mengatakan ditolak oleh seorang perempuan
dan keluarganya, klien mudah tersinggung
3.14 Analisa Data
1
DO:
- Klien Tampak gelisah, berbicara sendiri,
mondar mandir.
2. DS: Resiko Perilaku Kekerasan
- Klien mengatakan ditolak oleh seorang
perempuan dan keluarganya
DO:
- Klien mudah tersinggung
2
- Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 2
(Tanggal 04 Agustus 2022 Jam
11.00 WIB) diruangan Rajawali
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP.1)
2. Latih berbicara/ bercakap
dengan orang lain saat
halusinasi muncul
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 3
(Tanggal 05 Agustus 2022 Jam
11.00 WIB) diruangan Rajawali
1. Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP.1 & 2)
2. Latih kegiatan agar
halusinasi tidak muncul
Tahapannya :
- Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
- Diskusikan aktivitas yang
biasa dilakukan oleh
pasien
2
- Latih pasien melakukan
aktivitas
- Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
(dari bangun pagi sampai
tidur malam)
3. Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku pasien
yang (+)
SP 4
(Tanggal 06 Agustus 2022 Jam
11.00 WIB) diruangan Rajawali
2
2. Resiko Pasien mampu: Setelah 2 x SP 1
Perilaku 1. Mengidenti pertemuan, (Tanggal 02 Agustus Jam 11.00
Kekerasan fikasi pasien mampu: WIB) Diruang Rajawali
d.d Klien penyebab 1. Menyebutk 1. Identifikasi penyebab, tanda
mengataka dan tanda an dan gejala serta akibat
n ditolak perilaku penyebab, perilaku kekerasan
oleh kekerasan tanda, 2. Latih cara fisik 1
seorang 2. Menyebutka gejala, dan 3. Tarik napas dalam
perempua n jenis akibat 4. Masukan dalam jadwal
n dan perilaku perilaku harian pasien
keluargan kekerasan kekerasan
ya, klien yang pernah 2. Memperaga SP 2
mudah dilakukan kan cara (Tanggal 03 Agustus Jam 11.00
tersinggun 3. Menyebutka fisik 1 WIB) Diruang Rajawali
g n akibat dari untuk 1. Evaluasi kegiatan yang
perilaku mengontrol lalu (SP.1)
kekerasan perilaku 2. Latik cara fisik 2
yang kekerasan 3. Pukul kasur/ bantal
dilakukan 4. Masukan dalam jadwal
4. Menyebutka harian pasien
n cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
5. Mengontrol
perilaku
kekerasannya
secara :
- Fisik
- Social/
Verbal
- Spiritual
2
- Terapi
Psikofarm
aka (patah
obat)
2
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Resiko Perilaku SP 1 02 Agustus 2022
Kekerasan d.d 1. Mengidentifikasi Pukul 11.30 WIB
Klien penyebab, tanda dan
mengatakan gejala serta akibat S: Klien merasa dirinya ditolak
ditolak oleh perilaku kekerasan oleh seorang perempuan dan
seorang 2. Melatih cara fisik 1 keluarga perempuannya
perempuan dan 3. Melakukan Tarik napas O: Klien mudah tersinggung, arah
keluarganya, dalam marah, berbicara nada tinggi
klien mudah 4. Memasukan dalam A: Resiko perilaku kekerasan
tersinggung jadwal harian pasien belum teratasi karena emosi
klien belum stabil
P: Klien : Mampu melakukan Sp
1 tarik napas dalam
Perawat : Klien mampu
melakukan Sp 1, lanjutkan ke
Sp 2
2
gelisah, berbicara 2. Melatih mengontrol teratasi karena pasien tenang,
sendiri, mondar halusinasi dengan cara merasa dirinya baik-baik saja,
mandir. menghardik : berbicara sendiri, mondar
Tahapan tindakannya mandir.
meliputi : P: Klien : Mampu melakukan Sp
- Menjelaskan cara 1 menghardik suara
menghardik Perawat : Klien mampu
halusinasi melakukan Sp 1, lanjutkan ke
- Memperagakan cara Sp 2
menghardik
- Meminta pasien
memperagakan ulang
- Memantau penerapan
cara ini, beri
penguatan perilaku
pasien
3. Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Resiko Perilaku SP 2 03 Agustus 2022
Kekerasan d.d 1. Mengidentifikasi Pukul 11.30 WIB
Klien mengatakan penyebab, tanda dan
ditolak oleh gejala serta akibat S : Klien mengatakan mudah
seorang perilaku kekerasan marah ketika membahas
perempuan dan 2. Melatih cara fisik 2 pacarnya
keluarganya, klien 3. Melakukan pukul kasur O : Klien tampak tenang dan
mudah atau bantal mampu melakukan latihan
tersinggung 4. Memasukan dalam fisik (memukul bantal) seperti
jadwal harian pasien yang sudah dijelaskan
A: Perilaku kekerasan tidak
tampak. Sp 1 pasien tercapai,
pasien mampu mengontrol
perilaku kekerasan dengan
cara latihan fisik.
2
P : Klien : Mampu melakukan Sp
2 latih fisik dengan cara
memukul bantal atau kasur
Perawat : klien mampu
menguasai Sp 2 memukul
bantal atau kasur, lanjutkan ke
Sp 3
2
Resiko Perilaku Sp 3 04 Agustus 2022
Kekerasan d.d 1. Evaluasi kegiatan Pukul 11.30 WIB
Klien mengatakan yang lalu (SP.1 & 2) S : Klien mengatakan antusias dan
ditolak oleh 2. Latih secara social/ bersemangat dalam menjawab
seorang verbal pertanyaan yang diajukan oleh
perempuan dan 3. Menolak dengan baik perawat dan mampu
keluarganya, klien 4. Meminta dengan baik mengulangi tindakan yang
mudah 5. Mengungkapkan dengan telah diajarkan
tersinggung baik O: Klien mampu menolak,
6. Masukan dalam jadwal meminta dan mengungkapkan
harian pasien perasaan dengan benar.
A : Latihan SP 3 optimal
P : Klien : Mampu melakukan SP
3 menolak, meminta dan
mengungkapkan perasaan
dengan baik
Perawat : Klien mampu
melakukan SP 3, lanjutkan SP
4
2
Klien Tampak - Diskusikan aktivitas A: Klien dapat mengontrol
gelisah, berbicara yang biasa dilakukan dengan melakukan kegiatan
sendiri, mondar oleh pasien ruangan.
mandir. - Latih pasien P : Klien : Mampu melakukan SP
melakukan aktivitas 3 aktivitas harian
- Susun jadwal Perawat : Klien mampu
aktivitas sehari-hari melakukan SP 3 lanjutkan SP 4
sesuai dengan
aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun
pagi sampai tidur
malam)
3. Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yang (+)
2
beraktivitas dan secara spiritual
dengan berdoa dan solat
Perawat: Kliem mampu
melakukan SP 1 sampai dengn
SP 3 secara mandiri dan sudah
mampu mengontrol emosi. SP
dihentikan.
3
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.A di
Ruang Rajawali Kamar 4 Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat. Disini penulis akan membahas
diagnosa keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi yang diaplikasikan dengan
komunikasi terapeutik. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Resiko Perilaku Kekerasan
Masalah: Klien mendengar suara bisikan berupa peritah untuk sholat dan mencuci
tangan, klien sering berbicara sendiri, mondar mandir, kebingungan, mudah tersinggung,
marah marah dan terkadang berbicara dengan nada lebih tinggi.
Intervensi tersebut sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di bab 2 sebelumnya.
Setelah melakukam komunikasi teraputik selama 5 x pertemuan untuk diagnose Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan diagnose Resiko Perilaku Kekerasan
3
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat
selama 13 hari yang dimulai pada tanggal 01 Agustus 2022 sampai 13 Agustus 2022.
Kami melakukan pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat pada Tn. A dengan
diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan resiko
perilaku kekerasan di ruang Rajawali Rumah Sakit Jiwa Prov Jawa Barat.
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapat dari Tn.A yaitu klien mendengar suara bisikan berupa
peritah untuk sholat dan mencuci tangan, klien sering berbicara sendiri, mondar
mandir, kebingungan, mudah tersinggung, marah marah dan terkadang berbicara
dengan nada lebih tinggi.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian penulis menegakan dua diagnose yakni Gangguan Persepsi
Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Resiko Perilaku Kekerasan sesusai dengan data
yang didapat setelah melakukan wawancara dengan komunikasi terapeutik.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk diagnosa keperawatan Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran yaitu dengan SP 1 sampai 4. Untuk
diagnose kedua Resiko Perilaku Kekerasan yaitu dengan SP 1 dan 2.
3
4. Implementasi Keperawatan
Dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan diagnosa
keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran dan Resiko
Perilaku Kekerasan yang dilakukan selama 5 kali pertemuan dengan intervensi
keperawatan yang telah ditentukan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5 kali pertemuan maka masalah
keperawatan jiwa dapat teratasi dengan hasil klien kebingungan berkurang, berbicara
sendiri berkurang, emosi dapat dikontrol.
5.2 Saran
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis terhadap asuhan
keperawatan jiwa pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran dan resiko perilaku kekerasan
b. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa
bagi klien khususnya yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran dengan penerapan strategi penatalaksanaan 1 sampai 4 dan resiko
perilaku kekerasan dengan pemerapan strategi penatalaksanaan 1 sampai 4
c. Bagi institasi pendidikan
Manfaat praktis bagi instasi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan jiwa pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi
pendengaran dan resiko perilaku kekerasan.
3
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Keliat. B.A.dkk. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC
Kusumawati, Farad, Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Yusuf, & Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
3
3