M EFUSI PLEURA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KENYAMANAN
DI RUANG TERATAI RSUD KOTA KENDARI
A. IDENTITAS
1. Nama : Febry Agrini Bahar
2. Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 14 Februari 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki, Indonesia
6. Alamat : Desa lameuru, kec. Ranomeeto barat, kab konawe
selatan
B. JENJANG PENDIDIKAN
1. TK Handayani Opaasi, Tamat Tahun 2007
2. SD Negeri 2 Lameuru, Tamat Tahun 2013
3. SMP Negeri 29 Konawe Selatan, Tamat Tahun 2016
4. SMA Negeri 14 Konawe Selatan, Tamat Tahun 2019
5. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan D3 Keperawatan Periode 2019 Sampai
Sekarang
v
MOTTO
“Bukan hanya kecerdasan yang membawa kesuksesan, tetapi hasrat untuk sukses,
Keluarga tersayang
vi
ABSTRAK
FEBRY AGRINI BAHAR, NIM : P003200190115 “Asuhan Keperawatan Pada
Klien Ny. M Efusi Pleura Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan Di
Ruang Teratai RSUD Kota Kendari” Rusna Tahir, S. Kep., Ns., M. Kep dan
Nurfantri, S. Kep., Ns., M. Sc. Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang
merasa sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik maupun social. Gangguan rasa
nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang lega,
dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta sosial
pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor. Tujuan : Untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada klien dalam pemenuhan kebutuhan
kenyamanan di Rumah Sakit Daerah Kota Kendari. Metode : Penelitian dilakukan
menggunakan metode studi kasus yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif
dengan pendekatan asuhan keperawatan, Penelitian ini di lakukan pada bulan juni
2022 Subjek studi kasus ini adalah klien dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan
di Rumah Sakit Daerah Kota Kendari. Hasil : Ny. M mengatakan nyeri tertusuk-
tusuk pada dada sebelah kiri sejak 2 hari lalu, Klien mengatakan nyeri dan yang
dirasakan hilang timbul, nyeri, P: Efusi pleura, Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R:
Dada sebelah kiri, S: Skala nyeri 6, T: Hilang timbul, saat melakukan pemeriksaan di
dapatkan data objektif Klien nampak meringis sambil memegangi daerah nyeri, Klien
tampak gelisah, Tanda-tanda vital : TD: 130/90 mmHg , N: 80x/m, P : 26x/m, SB :
36.5oC. Diagnosa keperawatan yang di tegakkan adalah Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis dengan intervensi manajeman nyeri. Implementasi
di lakukan selama 3 x 24 jam. Masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi setelah
Ny. M diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 Jam. Saran : dalam melakukan
asuhan keperawatan sebaiknya pengkajian dan pengisian data dilakukan secara
komperhensif dan menyeluruh.
vii
ABSTRACT
FEBRY AGRINI BAHAR, NIM : P003200190115 “Nursing Care for Clients Ny.
M with pleural effusions with impaired compfort needs in the lotus room RSUD
Kendari city” Rusna Tahir, S. Kep., Ns., M. Kep and Nurfantri, S. Kep ., Ns., M.
Sc. Comfort is a state of a person feeling prosperous or comfortable both mentally,
physically and socially. Disturbance of comfort is a disorder in which feelings of
displeasure, relief, and imperfection in the physical, psychospiritual, environmental
and social dimensions of self usually have minor symptoms and signs. Objective : To
find out nursing care for clients in fulfilling comfort needs at the Kendari City
Regional Hospital. Methods: The research was conducted using a case study method
used in this research is descriptive with a nursing care approach. This research was
conducted in juni 2022. The subject of this case study is a client in meeting comfort
needs at the Kendari City Regional Hospital. Result : Mrs. M said stabbing pain in
the left chest since 2 days ago, the client said the pain seemed to come and go, the
pain was mild when relaxed and in a semi-sitting position and if lying on the right
side, P: Pleural effusion, Q: Pain like being stabbed, R: Left chest, S: Pain scale 6, T:
Disappearing, when performing an examination, objective data is obtained. /90
mmHg, N: 80x/m, P: 26x/m, SB: 36.5 oC. Nursing diagnoses that are enforced are
acute pain related to biological injury agents with pain management interventions,
implementation is carried out for 3 x 24 hours. Nursing problems of acute pain can be
resolved after Mrs. M was given nursing care for 3 x 24 hours. Suggestion : in
carryng out nursing care,assessment and data entry should be carried out
comprehensively and thoroughly.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan
Pada Klien Ny. M Efusi Pleura Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan
Ruang Teratai RSUD Kota Kendari sebagai salah satu syarat yang untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan.
Pada penyusunan Karya tulis ilmiah penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, terutama kepada pembimbing ibu Rusna Tahir, S. Kep., Ns.,M. Kep
sebagai pembimbing I dan Ibu Nurfantri, S.Kep., Ns., M.Sc sebagai pembimbing II
atas waktu dan kesempatannya untuk memberikan bimbingan dan arahan selama
proses penyusunan karya tulis ilmiah. Terima kasih yang mendalam juga tidak lupa
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Teguh Fathurahman, SKM, MPPM, selaku direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
2. Bapak dr. Sukirman, M. Kes., MARS., Sp.PA selaku direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Abd.Syukur Bau, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
4. Ibu Dewi Sartiya Rini S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. KMB, ibu Siti Muhsinah S. Kep.,
Ns., M. Kep., Sp. KMB dan ibu Hj. Dali, SKM., M. Kes sebagai penguji karya
tulis ilmiah.
5. Kepala ruangan dan staf ruang perawatan teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari atas kerja sama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari yang
telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti
pendidikan.
viii
7. Teristimewa untuk orang tua ayahanda Bahar SE dan Ibunda Weuli S.Pd yang
telah memberikan dukungan dan doa hingga ucapan terima kasih saja tidak akan
pernah cukup untuk menggambarkan penghargaan saya.
8. Kepada Teman D3 Keperawatan angkatan 2019 khususnya temanku Novi Arista
Pratama,Elisa,Farhan Yuda,Geri Tri Linecer Aediman,Ardin Ucok,Mega Putri
Sinumo,Winaraja,Ultri,Ulya OktaviaNanda,Yuni Adriani,Muh Ishaq Andeleu,Muh
Zulfikar,Nurlian yang telah saling berbagi dan memberi masukkan dalam proses
penyelesaian karya tulis ilmiah.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini
baik langsung maupun tidak langsung yang penulis tidak bisa sebutkan satu
persatu
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah masih banyak
kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca. Untuk
kesempurnaan penulisan. Akhir kata penulis berharap semoga membawa manfaat
bagi pembaca.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ix
H. Metode Studi Kasus .................................................................................. 38
I. Analisa Dan Penyajian Data ..................................................................... 40
J. Etika Studi Kasus...................................................................................... 40
BAB IV. HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus...................................................................................... 42
B. Pembahasan .............................................................................................. 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 71
B. Saran ......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik secara mental, kenyamanan dapat
dibagi menjadi tiga yaitu kenyamanan fisik merupakan rasa sejahtera atau
social merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman dengan situasi
manusia, bahwa kebutuhan dasar manusia tersusun dalam bentuk hirarki atau
tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan
1
sebagainya, sedangkan perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas
ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang
dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa terancam
Kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk memiliki dan
sebagainya, kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang
meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga
memerlukan pengakuan dari orang lain, dan yang terakhir ke lima kebutuhan
Setengah dari penderita kanker mengalami kasus yang paling sering dijumpai,
pada pria paling sering berasal dari paru sedangkan pada wanita terutama
berasal dari ovarium. Efusi pleura dapat berupa cairan jernih yang merupakan
transudat dan berupa pus atau darah. Efusi pleura bukan merupakan suatu
penyakit akan tetapi merupakan tanda adanya penyakit. Penyakit yang dapat
2
Menurut World Health Organization (WHO) 2017, mengemukakan di
dunia sebanyak 320 kasus per 100.000 penduduk di negara industri mengalami
pleura. Angka kejadian efusi pleura di Amerika Serikat sekitar 1,5 juta kasus
bakteri, dan emboli paru. Menurut World Health Organization (WHO) efusi
pleura merupakan suatu gejala penyakit yang dapat mengancam jiwa. Secara
Serikat, setiap tahunnya terjadi 1,5 juta kasus efusi pleura. Sementara pada
orang terdiagnosis efusi pleura. Di negara – negara barat, efusi pleura terutama
jenis kelamin laki-laki sekitar 57,42% dan untuk jenis kelamin wanita sekitar
42,75%. Pemicu terjadinya efusi pleura 0,4% dari tubercolosis (TBC), 2,7%
dari pneumonia, 0,13% dari penyakit tidak menular seperti gagal jantung dan
3
berdasarkan data pada tahun 2019 prevalensi rawat inap dengan diagnosa TB
Paru sebanyak 96 pasien, Pada tahun 2020 sebanyak 109 pasien, pada tahun
2021 meningkat menjadi 174 pasien., Dan pada tahun 2022 dari bulan januari
diagnosa Efusi Pleura pada tahun 2021 sebanyak 66 pasien dan pada tahun
2022 dari bulan Januari sampai Maret sebanyak 8 pasien. Berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan oleh perawat pelaksana di ruang teratai RSUD Kota
Kendari diketahui bahwa rata – rata kebutuhan dasar yang terganggu pada
penyakit Efusi Pleura diketahui rata – rata kebutuhan yang terganggu yaitu
tanda adanya penyakit. Penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura adalah
geografis penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dan menjadi masalah utama di
efusi pleura atau bahkan kematian. Dalam kehidupan ini, manusia tidak dapat
4
satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kenyamanan. Gangguan rasa
serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor
(Herdiana, 2017).
kenyamanan seperti gangguan rasa nyaman nyeri akut, dan nyeri kronis.
nyamanan yang dapat disebabkan oleh efek dari penyakit – penyakit tertentu
atau akibat cedera. Pasien dalam merespon terhadap nyeri yang dialaminya
sebagainya, nyeri terbagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan,
5
pemeliharaan suhu tubuh normal, pernafasan yang optimal, bebas dari cidera,
dengan nyaman, pada kondisi ini perawat sebagai tenaga professional yang
manajemen nyeri yang tepat. Manajemen nyeri yang tidak adekuat dapat
(Fahmi, 2019).
berbeda–beda, ada dua faktor yang menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan
kenyamanan yakni faktor internal seperti nyeri dan mual, serta faktor eksternal
yang meliputi aspek lingkungan seperti bising, suhu udara terlalu panas,
6
B. Rumusan Masalah
Kendari ?
1. Tujuan Umum
Kota Kendari.
2. Tujuan Khusus
Kota Kendari.
Kendari.
7
D. Manfaat Studi Kasus
1. Masyarakat
kenyamanan.
3. Penulis
kenyamanan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
atau nyaman baik secara mental, fisik maupun social (Herdiana, 2017).
9
lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat
bantuan.
( Aisyah S,2017).
b. Tahap Perkembangan
nyeri yang mereka rasakan dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini
prevalensi nyeri pada individu lansia lebih tinggi karena penyaki akut
10
nyeri tidak berubah karena penuaan, efek analgesic yang diberikan
memperberat nyeri. Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat
yang tidak jelas asalnya dan ketidak mampuan mengontrol nyeri atau
11
individu yang percaya bahwa mereka mampu mengontrol nyeri yang
f. Jenis kelamin
menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh
yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara
g. Makna Nyeri
h. Perhatian
S,2017).
i. Keletihan
12
j. Gaya koping
dan hasil akhir suatu peristiwa nyeri. Sebaliknya, individu yang memiliki
B. Efusi Pleura
1. Definisi
penyakit lain. Efusi pleura adalah kondisi paru bila terdapat kehadiran dan
peningkatan cairan yang luar biasa di antara ruang pleura. Pleura adalah
selaput tipis yang melapisi permukaan paru-paru dan bagian dalam dinding
lapisan pleura. Biasanya, jumlah cairan yang tidak terdeteksi hadir dalam
13
ruang pleura yang memungkinkan paru-paru untuk bergerak dengan lancar
2. Etiologi
superior.
(Weripang, 2019)
3. Patofisiologi
cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura viseralis dan
parietalis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena adanya
tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis.Sebagian cairan ini
diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil
lainnya (10- 20%) mengalir kedalam pembuluh limfe sehingga posisi cairan
efusi pleura, ini terjadi bila keseimbangan antar produksi dan abrsorbsi
14
kejadiannya efusi di bedakan menjadi transudat dan eksudat
keganasan atau infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya
akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak
sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah sekali atau
penyebabnya adalah :
a. Batuk
b. Sesak napas
c. Nyeri pleuritis
g. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
15
2) Atelektaksis kompresif (kolaps paru parsial ) dapat menyebabkan
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
damoiseu).
5. Manifestasi Klinik
pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan
c. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi, jika terjadi
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
e. Didapati segitiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timphani
16
daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada
a. Dipsnea
b. Nyeri pleuritik 10
e. Egofoni
1. Pengkajian
mendapatkan data utama tentang kesehatan pasien baik itu fisik, psikologis,
maupun emosional.
a. Identitas
1) Biodata
a) Nama :
c) Jenis Kelamin :
d) Alamat :
e) Suku / Bangsa :
17
f) Status Perkawinan :
g) Agama / Kepercayaan :
h) Pekerjaan :
i) Diagnostik Medik :
k) Tanggal Masuk :
l) Tanggal Pengkajian :
2) Penanggung Jawab
a) Nama :
b) Usia :
c) Jenis Kelamin :
d) Pekerjaan :
b. Keluhan utama
dengan sebelumnya?
18
1) Penyakit pada saat anak – anak dan penyakit infeksi yang pernah di
alami?
2) Imunisasi ?
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran
a) Suhu tubuh
b) Tekanan darah
c) Nadi
d) Pernapasan
e) Skala nyeri
f) Tinggi badan
g) Berat badan
19
3) Pemeriksaan head to toe
penglihatan)
Auskultasi jantung)
Kekuatan otot)
g. Penyebab nyeri
1) Benda tajam :
2) Benda tumpul :
3) Trauma :
4) Dll :
h. Regional (daerah)
1) Bagian dalam :
3) Bagian permukaan :
i. Intensitas nyeri
20
1) Ringan :
2) Parah :
3) Sangat parah :
j. Kualitas nyeri
1) Sakit :
2) Terbakar :
3) Tertusuk :
k. Waktu
nyeri : Ya / Tidak
3) Lamanya berlangsung :
4) Interval nyeri :
Tidak
a) Nonton :
b) Nyanyi :
c) Cerita :
d) Dll :
21
m. Pengaruh nyeri terhadap aktivitas
1) Tidur :
2) Makan :
3) Bekerja/kegiatan :
4) Interaksi social :
1) Mual :
2) Muntah :
3) Pusing :
4) Konstipasi :
6) Menggigil : Ya/Tidak
7) Dll :
o. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium :
Foto Rontgen :
EKG :
22
2. Diagnosa Keperawatan
(SDKI, 2017) :
a. Nyeri akut
nyeri)
3. Gelisah
5. Sulit tidur
23
5. Menarik diri
7. Diaforesis
b. Nyeri Kronis
2. Gelisah
2. Waspada
4. Anoreksia
5. Fokus menyempit
Objektif : 1. Gelisah
24
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
2. Tampak merintih/menangis
5. Iritabilitas
25
2. Intervensi Keperawatan
26
membulat 10. Berikan teknik
14. Ketegangan nonfarmakologis umtuk
otot mengurangi rasa nyeri
15. Pupil dilatasi (mis. TENS, hipnosis,
16. Muntah akupresur, terapy music,
17. Mual biofeedback, terapi pijat,
18. Frekuensi aromaterapi, teknik
nadi imajinasi terbimbing,
19. Pola napas kompres air
20. Tekanan hangat/dingin, terapy
darah bermain)
21. Proses 11. Kontrol lingkungan yang
berfikir memperberat rasa nyeri
22. Fokus (mis. Suhu ruangan,
23. Fungsi pencahayaan,
berkemih kebisingan)
24. Perilaku 12. Fasilitasi istirahat dan
25. Napsu tidur
makan 13. Pertimbangkan jenis dan
26. Pola tidur sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
14. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
15. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
27
18. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
2 Nyeri Kronis Kontrol Nyeri Manajeman Nyeri
Dengan kriteria Observasi
hasil : 1.Indentifikasi lokasi,
1. Melaporkan karakteristik, durasi,
nyeri frekuensi, kualitas,
terkontrol intensitas nyeri
2. Kemampuan 2.Identifikasi skala nyeri
mengenali 3.Identifikasi respon nyeri
onset nyeri non verbal
3. Kemampuan 4.Identifikasi faktor yang
mengenali memperberat atau
penyebab memperingan nyeri
nyeri 5.Identifikasi pengetahuan
4. Kemampuan dan keyakinan tentang nyeri
menggunakan 6.Identifikasi pengaruh
teknik non – budaya terhadap respon
farmakologis nyeri
5. Dukungan 7.Identifikasi pengaruh nyeri
orang terdekat pada kualitas hidup
6. Keluhan nyeri 8.Monitor keberhasilan terapi
7. Penggunaan komplementer yang sudah
analgesik di berikan
9.Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
10. Berikan teknik
28
nonfarmakologis umtuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapy music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres air hangat/dingin,
terapy bermain)
11. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
12. Fasilitasi istirahat dan
tidur
13. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
14. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
15. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
18. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
29
19. Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
3. Gangguan Status Pengaturan Posisi
rasa nyaman Kenyamanan Observasi
Dengan kriteria 1. Monitor status oksigenasi
hasil : sebelum dan sesudah
1. Kesejahtraan mengubah posisi
fisik 2. Monitor alat traksi agar
2. Kesejahtraan selalu tepat
psikologi Terapeutik
3. Dukungan 3. Tempatkan pada
sosial dari matras/tempat tidur
keluarga terapeutik yang tepat
4. Dukungan 4. Tempatkan pada posisi
social dari terapeutik
teman 5. Tempatkan objek yang
5. Perawatan sering digunakan dalam
sesuai jangkauan
keyakinan 6. Tempatkan bel atau lampu
budaya panggilan dalam jangkauan
6. Perawatan 7. Sediakan matras yang
sesuai kokoh/padat
kebutuhan 8. Atur posisi tidur yang
7. Kebebasan disukai, jika tidak
melakukan kontraindikasi
ibadah 9. Atur posisi untuk
8. Rileks mengurangi nyeri (mis.
9. Keluhan tidak Semi – fowler)
nyaman 10. Atur posisi yang
10. Gelisah meningkatkan drainage
11. Kebisingan 11. Posisikan pada
12. Keluhan sulit kesejajaran tubuh yang
30
tidur tepat
13. Keluhan 12. Imobilisasi dan topang
kedinginan bagian tubuh yang cedera
14. Keluhan dengan tepat
kepanasan 13. Tinggikan bagian tubuh
15. Gatal yang sakit dengan tepat
16. Mual 14. Tinggikan anggota gerak
17. Lelah 20o atau lebih diatas level
18. Merintih jantung
19. Menangis 15. Tinggikan bagian tempat
20. Iritabilitas tidur bagian kepala
21. Menyalahkan 16. Berikan bantal yang tepat
diri sendiri pada leher
22. Konfusi 17. Berikan topangan pada
23. Konsumsu area ederma (mis, bantal
alcohol dibawah lengan dan
24. Penggunaan skrotum)
zat 18. Posisikan untuk
25. Percobaan mempermudah
bunuh diri ventilasi/perfusi (mis,
26. Memori tengkurap/good lung
masalalu down)
27. Suhu 19. Motivasi untuk melakukan
ruangan ROM aktif atau pasif
28. Pola 20. Motivasi terlibat dalam
eliminasi perubahan posisi, sesuai
29. Postur tubuh kebutuhan
30. Kewaspadaa 21. Hindari menempatkan
n pada posisi yang dapat
31. Pola hidup meningkatkan nyeri
32. Pola tidur 22. Hindari menempatkan
stump amputasi pada
31
posisi fleksi
23. Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
24. Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah
posisi
25. Ubah posisi tiap 2 jam
26. Ubah posisi dengan teknik
log roll
27. Pertahankan posisi dan
integritas traksi
28. Jadwalkan secara tertulis
untuk perubahan posisi
Edukasi
29. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan
posisi
30. Ajarkan cara
menggunakan postur yang
baik dan mekanika tubuh
yang baik selama
melakukan perubahan
posisi
Kolaborasi
31. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
perlu
32
3. Implementasi
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
4. Evaluasi
33
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
(Notoatmodjo, 2018).
1. Kriteria inklusi
Kota Kendari
2. Kriteria Eksklusi
34
C. Fokus Studi
Fokus studi pada ini adalah asuhan keperawatan pada klien dengan Efusi
D. Definisi Operasional
ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses
gejala dan tanda minor. Berupa nyeri akut, nyeri kronis dan gangguan rasa
nyaman.
dilakukan pada subjek penelitian yang terdiri dari pengkajian fisik dan
35
tegakkan pada kasus gangguan kebutuhan kenyamanan menurut standar
berikut :
Manajemen Nyeri
pengaturan posisi
36
D. Lokasi Dan Waktu
Penelitian.
4. Peneliti membawa surat ijin penelitian kepada bagian Diklat Rumah Sakit
5. Setelah surat ijin dikeluarkan oleh bagian Diklat Rumah Sakit Umum
Rekam Medik.
37
7. Melakukan pemilihan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
oleh perawat untuk memperoleh data fokusterkait kondisi klinis klien yang
tangan atau cap jempol yang di berikan kepada klien sebagai bentuk
38
tenaga pengumpulan data (jika perlu), memperhatikan prinsip – prinsip
dan meliputi Tanya jawab antar perawat dengan klien yang berhubungan
tersebut. Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu
2. Observasi
Observasi yang akan dilakukan pada studi kasus ini yaitu dengan
39
H. Analisa Dan Penyajian Data
Data yang akan digunakan pada studi kasus ini yakni secara tekstural
atau narasi, disertai dengan penelitian studi kasus dan respon dari subyek studi
dipilih untuk studi kasus, data disajikan secara tekstular/narasi dan disertai
dengan cuplikan ungkapan verbal dan subyek studi kasus yang merupakan data
pendukungnya. Penyajian data juga dapat dilakukan dengan tabel (grafik, flip,
Etika berasal dari bahasan Yunani ethos, yang memiliki arti kebiasaan
peneliti untuk melihat secara kritis moralitas dari sisi subjek penelitian. Peneliti
bagian ini dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, yang
terdiri dari :
40
Setelah diberikan penjelasan dan subjek penelitian memahami penjelasan
tanda tangan atau cap jempol dari subjek sebagai bukti persetujuan.
responden pada lembar pengumupulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan.
3. Confidentially (kerahasiaan)
41
BAB IV
1. Pengkajian
mendapatkan data utama tentang kesehatan pasien baik itu fisik, psikologis,
maupun emosional.
a. Identitas
1) Biodata
a) Nama : Ny. M
h) Pekerjaan : IRT
2) Penanggung Jawab
a) Nama : Nn. P
42
b) Usia : 23 Tahun
d) Pekerjaan : Mahasiswa
b. Keluhan utama
hari lalu
sebelah kanan.
3) Skala nyeri 6
sebelah kanan.
4) Kondisi saat dikaji (PQRST) :P: Efusi pleura akibat tumor paru, Q:
Hilang timbul.
43
4) Pengobatan dini (Konsumsi obat – obatan bebas) : Tidak
Tidak ada
Ny.M
Keterangan :
Laki – Laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Klien :
Garis Perkawinan :
Garis Keturunan :
Garis Serumah :
f. Pemeriksaan fisik
44
1) Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
c) Nadi : 80x/menit
d) Pernapasan : 26x/m
e) Skala nyeri :6
g) Berat badan : 55 kg
5) Mata
45
Ukuran pupil : Isokor
6) Hidung
KetajamanPendengaran : Normal
8) Mulut
46
Fungsi bicara : Suara serak dan lebih pelan
9) Leher
10) Dada/paru
47
Bentuk dada : simetris
Dispnea : Ya
11) Jantung
12) Payudara
13) Abdomen
Peristaltik : 7 kali/Menit
48
Nyeri Tekan : Tidak Ada
14) Genitalia
5 5
g. Penyebab nyeri
49
1) Benda tajam : Tidak ada
h. Regional (daerah)
i. Intensitas nyeri
1) Ringan : Iya
2) Parah : Tidak
j. Kualitas nyeri
1) Sakit : Tidak
2) Terbakar : Tidak
3) Tertusuk : Iya
k. Waktu
nyeri : Tidak
3) Lamanya berlangsung :-
4) Interval nyeri :-
50
1) Apakah pernah membeli obat untuk menghilangkan rasa nyeri : Tidak
a) Nonton : Tidak
b) Nyanyi : Tidak
c) Cerita : Tidak
d) Dll : Berbaring
1) Tidur : Terganggu
3) Bekerja/kegiatan : Terganggu
1) Mual : Tidak
2) Muntah : Tidak
3) Pusing :Tidak
4) Konstipasi :Tidak
6) Menggigil : Tidak
7) Dll :-
o. Pemeriksaan diagnostik
51
Laboratorium :
EKG :Normal
p. Therapy :
IVFD RL 16 Tpm
52
2. DATA FOKUS
Klien : Ny. M
53
kiri pernafasan
S: Skala nyeri 6
T: Hilang Nyeri dada
timbul
Do : Nyeri Akut
a. Klien nampak
meringis sambil
memegangi
daerah nyeri
b. Klien tampak
gelisah
c. Tanda-tanda
vital :
TD: 130/90
mmHg
N: 80x/m
P : 26x/m
SB : 36.5 oC
4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data – data yang diperoleh, maka peneliti menegakkan
diagnosa keperawatan : nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis
54
5. Intervensi Keperawatan
4.4 Intervensi Keperawatan Kebutuhan Kenyamanan
RENCANA KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Diagnosa
No. (Standar Luaran (Standar Intervensi
Keperawatan
Keperawatan Keperawatan
Indonesia) Indonesia)
1. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan agen tindakan asuhan 1. Identifikasi nyeri
cedera fisiologis keperawatan selama 3 x yang
Ditandai dengan: 24 jam, maka tingkat komprehensif
Ds : nyeri menurun dengan (P,Q,R,S,T)
1. Klien kriteria hasil: Terapeutik
mengatakan - Keluhan nyeri dari 2. Ajarkan teknik
nyeri pada meningkat menjadi non farmakologis
dada sebelah menurun untuk mengurangi
kiri sejak 2 - Meringis dari rasa nyeri
hari lalu meningkat menjadi 3. Kontrol
2. P: Efusi menurun lingkungan yang
pleura - Gelisah dari memperberat rasa
Q: Nyeri meningkat menjadi nyeri( Mis. Suhu
seperti menurun ruangan,
ditusuk-tusuk pencahayaan,
R: Dada kebisingan)
sebelah kiri Edukasi
S: Skala 4. Anjurkan
nyeri 6 memonitor nyeri
T: Hilang secara mandiri
timbul Kolaborasi
Do : 5. Kolaborasi
1. Klien pemberian
55
nampak analgetik
meringis
sambil
memegangi
memegangi
daerah nyeri
2. Klien tampak
gelisah
3. Tanda-tanda
vital :
TD: 130/90
mmHg
N: 80x/m
P : 26x/m
SB : 36.5 oC
56
dada tusuk O:
sebelah kiri R : Di - Klien
sejak 2 hari bagian dada nampak
lalu sebelah kiri meringis
2. P: Efusi S : Skala - Klien
pleura nyeri 6 nampak
Q: Nyeri T : Hilang- melakuk
seperti timbul an
ditusuk- interval 30 teknik
tusuk menit relaksasi
R: Dada 15.15 2. mengajarkan nafas
sebelah kiri teknik non dalam
S: Skala farmakologi - Obs.TT
nyeri 6 s untuk V:
T: Hilang mengurangi N:68x/m
timbul rasa nyeri enit
Do : Hasil : S:
1. Klien Klien di 36,7oC
nampak ajarkan P:
meringis teknik 20X/me
sambil relaksasi nit
memegangi nafas dalam
memegangi 15.30 3. mengontrolli A:Masala
daerah ngkungan belum
nyeri yang teratasi
2. Klien memperbera
tampak t rasa nyeri( P:Interven
gelisah Mis. Suhu si di
3. Tanda- ruangan, lanjutkan
tanda vital : pencahayaan
TD: 130/90 , kebisingan)
mmHg Hasil :
57
N: 80x/m Pencahayaan
P : 26x/m ruangan di
SB : 36.5oC atur, suhu
ruangan
diatur
berdasarkan
kenyamanan
klien,
jumlah
pembesuk di
batasi
15.45 4. menganjurka
n memonitor
nyeri secara
mandiri
Hasil :
klien di
ajarkan dan
di arahkan
untuk
memonitor
nyeri nya
seperti
waktu
timbul,
frekuensi,
dan quality
nyeri nya
16.00 5. mengkolabo
rasi
pemberian
analgetik
58
Hasil :
Asam
Mefenamat
500mg/8
Jam/Oral
Hari ke dua
No. Diagnosa Hari /
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal
1. Nyeri akut Jum’at, 08.00 1. mengidentifikas S:
berhubungan 24 Juni i nyeri yang - Klien
dengan agen 2022 komprehensif mengat
cedera (P,Q,R,S,T) akan
fisiologis Hasil : nyeriny
Ditandai P : Efusi Pleura a
dengan: Q : Nyeri berkura
Ds : tusuk-tusuk ng
1. Klien R : Di bagian - Skala
mengatakan dada sebelah nyeri 4
nyeri kiri O:
berkurang S : Skala nyeri - klien
2. P : Efusi 4 tidak
Pleura T : Sewaktu – lagi
Q : Nyeri waktu mering
tertusuk- 08.15 2. mengajarkan is
tusuk teknik non - Obs.TT
R : Di farmakologis V:
bagian dada untuk TD :
sebelah kiri mengurangi 120/90
S : Skala rasa nyeri mmHg
nyeri 4 Hasil : N:72x/
T : Sewaktu Klien mengerti menit
59
– waktu dan memahami P:20x/
Do : teknik relaksasi menit
1. Klien tidak nafas dalam S:36,5o
lagi pada saat nyeri C
meringis timbul A:Masal
kesakitan 08.30 3. mengontrolling ah
2. Tanda- kungan yang belum
tanda vital : memperberat teratasi
TD : rasa nyeri (
120/80mm Mis. Suhu P:Interve
Hg ruangan, nsi di
N:72x/meni pencahayaan, lanjutkan
t kebisingan)
P:20x/meni Hasil :
t Pengaturan
S:36,5oC cahaya, suhu
ruangan tetap
dipertahankan,
dan jumlah
pengunjung
tetap dibatasi
08.45 4. menganjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
Hasil :
Klien mengerti
dan memahami
tentang monitor
nyeri nya
09.00 5. mengkolaborasi
pemberian
60
analgetik
Hasil :
Asam
Mefenamat
500mg/8
Jam/Oral
dipertahankan
Hari ke tiga
No. Diagnosa Hari /
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal
1. Nyeri akut Sabtu, 08.00 1. Mengidentifik S:
berhubungan 25 Juni asi nyeri yang - Klien
dengan agen 2022 komprehensif( tidak
cedera P,Q,R,S,T) lagi
fisiologis Hasil : mengel
Ditandai P : Efusi uh
dengan: Pleura nyeri
Ds : Q:- - Skala
1. Klien R : Di bagian nyeri 0
mengatakan dada sebelah O:
sudah tidak kiri - Klien
merasakan S : Skala nyeri nampa
nyeri pada 0 k
dada T:- bersem
2. P : Efusi 08.15 2. Mengajarkan angat
Pleura teknik non - Obs.TT
Q:- farmakologis V:
R : Di untuk TD :
bagian dada mengurangi 120/80
sebelah kiri rasa nyeri mmHg
S : Skala Hasil : N
61
nyeri 0 Klien mampu :68x/m
T:- melakukan enit
Do : teknik S:36,5o
1. Klien relaksasi nafas C
nampak dalam secara P:20x/
bersemanga mandiri ketika menit
t nyeri timbul
2. Tanda- 08.30 3. Mengontrol A:Masal
tanda vital : lingkungan ah
TD : yang teratasi
120/80mm memperberat
Hg rasa nyeri ( P:Interve
N:68x/meni Mis. Suhu nsi di
t ruangan, hentikan
P:20x/meni pencahayaan,
t kebisingan)
S:36,5oC Hasil :
Pengaturan
cahaya dan
suhu ruangan
di atur
berdasarkan
mood klien
sedangkan
pembatasan
jumlah
pengunjung
tetap
dilakukan
guna
memaksimalk
an istirahat
62
klien
08.45 4. Menganjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
Hasil :
klien mampu
melaporkan
kepada
perawat
tentang hasil
monitoring
nyeri nya
secara mandiri
09.00 5. Melakukan
kolaborasi
pemberian
analgetik
Hasil :
Asam
Mefenamat
500mg/8
Jam/Oraldihen
tikan
63
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Efusi pleura adalah kondisi paru bila terdapat kehadiran dan peningkatan cairan
didapatkan data subjektif Ny. M mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri sejak
dapatkan data objektif Klien nampak meringis sambil memegangi daerah nyeri,
Keluhan yang disampaikan tersebut sesuai dengan tanda dan gejala Efusi
pleura namun tidak semua gejalah muncul dalam kasus Ny. M adalah tanda dan
gejalah efusi pleura. Dimana tanda gejala efusi pleura yaitu nyeri dada karena
adaya inflamasi pleura di dalam area; tidak selalu ada, Kesulitan bernafas
pernafasan pada auskultasi diarea karena adanya cairan yang berlebih, Tumpul
saat diketuk diarea terkena karena adanya cairan, Demam karena infeksi,
64
Denyut jantung dan respirasi berubah; tekanan darah turun karena kehilangan
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yang dapat mungkin muncul pada kasus efusi pleura menurut
Black and Hawks, adalah : 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
hipoventilasi, nyeri dan penurunan energi. 3. Bersihan jalan nafas yang tidak
diseksi otot, posisi yang terbatas, dan selang dada atau selang WSD. 5.
karena nyeri dan penurunan volume paru (Rozak et al., 2022). Sesuai
dengan efusi pleura adalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan (SDKI, 2017). Diagnosa keperawatan ini diangkat oleh penulis
mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri sejak 2 hari lalu, P: Efusi pleura,
65
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R: Dada sebelah kiri, S: Skala nyeri 6, T:
daerah nyeri, Klien tampak gelisah, Tanda-tanda vital : TD: 130/90 mmHg,
(2017), menyatakan bahwa gejala dan tanda mayor dan minor untuk
mengangkat masalah keperawatan nyeri akut yaitu terdapat salah satu tanda
3. Intervensi Keperawatan
literatur pada pada klien efusi pleura peneliti mengangkat diagnosa pola
66
perawatan diri.
pemberian analgetik.
4. Implementasi Keperawatan
67
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri dengan hasil Klien di ajarkan
dengan hasil klien di ajarkan dan di arahkan untuk memonitor nyeri nya
relaksasi nafas dalam pada saat nyeri timbul, Kontrol lingkungan yang
dengan hasil Klien mengerti dan memahami tentang monitor nyeri nya,
Jam/Oral dipertahankan.
68
Efusi Pleura, Q : - , R : Di bagian dada sebelah kiri, S : Skala nyeri 0, T : -,
Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri dengan hasil
Klien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam secara mandiri ketika
nyeri timbul, Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri( Mis. Suhu
kepada perawat tentang dengan hasil monitoring nyeri nya secara mandiri,
Jam/Oral dihentikan.
5. Evaluasi Keperawatan
adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. (Dinarti & Mulyanti,
2017). Evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah
evaluasi.
69
efusi pleura diagnosa keperawatan semuanya dapat teratasi.
Dalam diagnosa nyeri akut terhadap penyakit efusi pleura pada Ny. M
didapatkan evaluasi :
mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri, pada hasil pemeriksaan Ny.
pertahankan.
70
BAB V
A. Kesimpulan
kasus Ny. M dengan kasus Efusi Pleura di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
1. Hasil pengkajian kesamaan data dari kasus yang diangkat dengan teori yang
ada, dimana didapatkan data subjektif Ny. M mengatakan nyeri pada dada
sebelah kiri sejak 2 hari lalu, P: Efusi pleura, Q: Nyeri seperti tertusuk-
analgetik.
71
B. Saran
lakukan pada Ny. M di ruangan teratai RSUD Kota Kendari dan kesimpulan
yang telah di tulis oleh penulis diatas, maka dengan itu penulis memberikan
Pada saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan efusi pleura
dengan masalah yang dialami pasien dan tindakan kolaborasi yang tepat
2. Bagi penulis
3. Bagi pasien
mengetahui lebih lanjut penyakit yang di alami dan secara rutin memeriksa
kesehatannya.
4. Bagi institusi
72
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, A. L. Y., Kurniawati, & Zuliani. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Efusi Pleura. Jurnal EDUNursing, 4(2), 103–109.
file:///C:/Users/ADMIN/Downloads/2333-6869-1-SM.pdf
Rozak, F., Keperawatan, D., Bedah, M., Keperawatan, A., & Rebo, P. (2022). Studi
Kasus : Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Efusi Pleura. 6(1), 87–101
Safira, F. N. (2020). Angka Kejadian Dan Karakteristik Efusi Pleura Pada Foto
Toraks Kasus Kanker Paru Di Rsup Dr. Mohammad Hoesin.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI