S DENGANHARGA DIRI
RENDAH KRONIKDALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI DIRUANG RAWAT MELATI
DI RUMAH SAKIT JIWA PROVENSI
SULAWESI TENGGARA
OLEH :
AFRIYANTI
NIM. POO320019001
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Afriyanti
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Wonua Morini/19 April 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki
6. Alamat : Desa wonua morini, Kec. Morosi
Kab.Konawe
7. No. Telp/ Hp : 085255162096
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Besu Tamat Tahun 2013
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bondoala Tamat Tahun 2016
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sampara Tamat Tahun 2019
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2019-2022
v
MOTO
“ Tidak masalah jika kamu berjalan dengan lambat asalkan kamu tidak pernah
berhenti untuk berusaha yakin dan percaya Allah SWT telah merencanakan
yang terbaik untukmu”
vi
KATA PENGANTAR
Penulis
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
Afriyanti (P00320019001) Nursing Care for Mr. S With Chronic Low Self-
Esteem in Fulfilling Self-Actualization Needs in the Jasmine Treatment
Room at the Southeast Sulawesi Provincial Mental Hospital. Supervisor I
(Abd. Syukur Bau, S.Kep., Ns., MM) Supervisor II (Hj. Nurjannah S. Pd., M.
Kes). Background: Chronic low self-esteem is a feeling of worthlessness,
meaninglessness and prolonged low self-esteem due to a negative evaluation of
oneself and self-efficacy. Based on data obtained from the medical records of the
Mental Hospital of Southeast Sulawesi Province, it shows that sufferers of
Chronic Low Self-Esteem at the Southeast Sulawesi Provincial Mental Hospital in
2019 were 34 cases of low self-esteem in the Jasmine treatment room and in 2020
there were 62 and in 2020. 2021 as many as 167 cases of low self-esteem.
Problem Formulation: The formulation of the problem in this study is the
Nursing Care of Mr. S With Chronic Low Self-Esteem in Fulfilling Self-
Actualization Needs in the Jasmine Treatment Room at the Southeast Sulawesi
Provincial Mental Hospital. Purpose: Nursing Care for Mr. S With Chronic Low
Self-Esteem in Fulfilling Self-Actualization Needs in the Jasmine Treatment
Room at the Southeast Sulawesi Provincial Mental Hospital. Method: The
approach used in this paper is a descriptive approach with a case study design.
Results: Family and individual nursing problems found in Mr. patient. S is the
risk of chronic low self-esteem with socialization promotion intervention carried
out for 3 days. Conclusion: There is an increase in knowledge about chronic low
self-esteem and being able to carry out self-actualization needs in Mr. S.
Suggestions: Suggestions are shown to hospitals, to educational institutions and
to researchers
x
xi
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
2. Surat Pengambilan Data Awal Dari Rumah Sakit Jiwa Sulawesi Tenggara
3. Halaman Persetujuan
6. Surat Izin Penelitian Dari Rumah Sakit Jiwa Provensi Sulawesi Tenggara
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisa data ........................................................................................... 41
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pangkat ataupun jabatan, tetapi juga dalam semua aspek manusia secara
melaksanakan pernana sosial. Jumalah penderita gangguan jiwa pada saat ini
meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015.Depresi merupakan
penyebab terbesar kecacatan diseluruh dunia, lebih dari 80% penyakit ini
1
menengah.Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan
kepribadian diri yang aneh dan khayalan.Factor lingkungan dan sosial juga
Harga diri rendah kronis adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjagan akibat evaluasi negative terhadap diri
sendiri dan kemapuan diri. Harga diri rendah kronis adalahsuatu kondisi
dimana individu menilai dirinya tau kemapuan dirinya negative atau suatu
2
Penyebab harga diri rendah kronis adalah kehilangan rasa kasih
harga diri rendah yaitu fokus pada kemampuan dan kesempatan yang
dimiliki klien dan mendapat perhatian dari pengakuan dari orang lain.
(Tanti, 2019).
jiwa dan yang mendapatkan pengobatan hanya sebanyak 737 jiwa.(Dewi &
Kunci, 2022)
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Jiwa
Tahun 2019 yaitu sebanyak 34 kasus harga diri rendah diruang perawatan
melati dan pada tahun 2020 yaitu sebanyak 62 dan pada tahun 2021 yaitu
3
Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, sehingga penulis tertarik
Tenggara.”
B. Rumusan Masalah
:Harga Diri Rendah Kronis Ruang Rawat Melati Di Rumah Sakit Jiwa
1. Tujuan Umum
Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan Khusus
tenggara.
4
b. Mampu merumuskan diagnosa keperwatan Pada Tn. S dengan harga
2. Bagi Klien/Masyarakat
5
3. Bagi Pengembang Ilmu dan Teknologi Keperawatan
4. Bagi Peneliti
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
ada pada dirinya meliputi citra dirinnya. Ideal dirinya, harga dirinya
penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan
yang rendah sampai yang tertinggi, kebutuhan paling dan rendah dan
7
2. Aspek Aktualisasi Diri
orang yang beraktulisasi diri. Sifat kreatif nyaris memiliki arti yang
turunan dari sikap yang lebih mendasar yaitu relatif kurangnya rasa
sendiri dan alam diri sendiri tanpa kekecewaan atau keluhan dalam
hal ini bahkan tanpa berpikir tentang hal ini sangat banyak. Individu
8
perbedaan dari citra ideal tanpa merasa kekhawatiran dalam
hangat dan menikmati diri sendiri tanpa penyesalan, rasa malu atau
permintaan maaf.
sebagai relatif spontan pada perilaku dan jauh lebih spontan dari
9
bekerja dan bukan berkerja untuk hidup. Pekerjaan manusia bersifat
sifat rendah hati. Dalam hal ini manusia bersifat alami serta mampu
mengetahui.
khayalak ramal.
10
Faktor kedua dalam aktualisasi diri adalah tentang kebutuhan-
c) Penerimaan positif dari diri sendiri (self regard) penerimaan diri ini
11
berlangsung dalam waktu yang lama.Harga diri yang tinggi dikaitkan
2020)
dalam silitonga at al, 2022 ). Harga diri rendah kronik adalah evaluasi
yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak
12
2. Etiologi Harga diri Rendah Kronis
1. Faktor predisposisi
menurun. Secara umum gangguan konsep diri, harga diri rendah ini
sakit biasa menyebabkan harag diri rendah karena penyakit fisik atau
13
yang objektif dan dapat diamati serta perasaan yang subjektif dan
masyarakt.
14
6. Mencederai diri sendiri dan orang lain akibat harga diri rendah
(Syafitri, 2021)
Harga Diri Rendah terjadi akibat harga diri rendah situasional yang
peran dan fungsinya. Evaluasi diri yang negatif karena merasa gagal
harga diri rendah kronis akibat tidak adanya respon positif dari
15
optimal.Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengalami harga diri rendah, maka akan berdampak pada orang tersebut.
menarik diri. Harga diri rendah dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu
1. Pengakajian keperawatan
16
didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan secara langsung oleh
perawat.(Yuniarti, 2018)
a. Identitas Klien
b. Factor predisposisi
2) Pengobatan sebelumnya
3) Riwayat penganiyaan
c. Pemeriksaan fisik
1) Tanda vital
TD:
Nadi:
Suhu:
2) Ukur TB
3) Keluhan fisik
17
2. Diangnosa keperawatan
1) Definisi
Pola persepsi diri yang cukup unutk merasa sejahtera dan dapat di
tingkatkan.
Subjektif:
18
3) Gejala dan tanda minor
Subjektif
Objektif
ekspresikan
1. Definisi
2. Faktor resiko
a. Gangguan psikiatrik
b. Kegagalan berulang
c. Ketidaksesuaian budaya
d. Ketdaksesuaian spiritual
19
3. Perencanaan keperawatan
20
tantangan atau
hal baru
3. diskusikan
kepercayaan
terhadap
penilaian diri
4. Diskusi alasan
mengkritik diri
atau rasa bersalah
Edukasi
1. Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang
dimilki
2. Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang
lain
3. Latih cara
berfikir dan
perilaku positif
4. Latih
meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan
dalam menangani
situasi
2. Harga diri rendah Setelah dilakukan Promosi
21
kronik tindakan keperawatan sosialisasi
maka, harga diri Observasi
meningkat dengan 1. Identifikasi
kriteria hasil: kemampuan
1. Penilaian diri melakukan
positifdari menurun interaksi dengan
menjadi cukup orang lain
meningkat 2. Identifikasi
2. Perasaan memiliki hambatan
kelebihan atau melakukan
kemampuan positif dari interaksi dengan
menurun menjadi cukup orang lain
meningkat Terapeutik
3. penerimaan penilaian 1. Motivasi
positif terhadap diri dari meningkatkan
menurun menjadi cukup keterlibatan
meningkat dalam suatu
4. minat mencoba hal hubungan
baru dari menurun 2. Motivasi
menjadi cukup berpastisipasi
meningkat dalam aktivitas
5. Berjalan baru dan kegiatan
Menampakkan wajah kelompok
dari menurun menjadi 3. Diskusikan
cukup meningkat kekuatan dan
6. postur tubuh keterbatasan
menampakkan wajah dalam
dari menurun menjadi berkomunikasi
cukup meningkat dengan orang
7. perasaan malu dari lain
22
meningkat menjadi 4. Berikan umpan
cukup menurun balik positif
8. perasaan bersalah dari dalam perawatan
meningkat menjadi diri
cukup menurun 5. Berikan umpan
9. perasaan tidak balik positif pada
mampu melakukan setiap
apapun dari meningkat peningkatan
menjadi cukup menuru kemampuan
Edukasi
1. Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
2. Anjurkan
berbagi
pengalaman
dengan orang
lain.
3. Latih bermain
peran untuk
meningkatkan
keterampilan
komunikasi
4. Implementasi keperawatan
23
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan perencanaan ini
5. Evaluasi
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini adalah studi kasus tentang Asuhan Keperawatan Dalam
Subjek studi kasus dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami
Kriteria Inklusi :
Sulawesi Tenggara
25
Kriteria Eksklusi :
1. Tempat
2. Waktu
D. Fokus Studi
diri pada klien harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa Provensi Sulawesi
tenggara.
E. Definisi Operasional
dimiliki klien.
26
3. Asuhan Keperawatan
evaluasi
a. Pengkajian
yang dibinanya.
b. Diagnosis Keperawatan
c. Perencanaan keperawatan
d. Implementasi
27
e. Evaluasi
akan dilatih dan melatih kemampuan yang telah dipilih, melatih klien
F. Instrumen
pengobatan
28
3. Format Diagnosa Keperawatan
keperawatan, tanggal.
evaluasi keperawatan.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
4. Studi Dokumentasi
29
5. Metode Diskusi
Sulawesi tenggara.
dilakukan Analisa data dari hasil observasi, wawancara pemeriksaan fisik dan
penyajian data dalam penelitian ini yaitu disajikan dalam bentuk narasi atau
tekstural.
izin kepada institusi tempat penelitian. Dalam hal ini pertimbangan etika
2016)
30
dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti hanya kelompok data
3. Beneficience
ketidaknyamanan fisik
4. Full Disclosure
keputusan secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan
selengkap-lengkapnya.
31
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
diagnose medis Harga diri rendah kronis diruang rawat melati di rumah sakit
jiwa provensi Sulawesi tenggara dari tanggal 12 juli 2022 sampai 14 juli
2022. Adapun hasil pengkajian pada kasus ini diperoleh peneliti melalui
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama : Tn. S
2) Umur : 15 Tahun
4) Agama : Islam
Tenggara
6) Suku/Bangsa :Buton
7) Pendidikan : SMP
32
11) Diagnosa Medis: Harga diri rendah kronis
b. Alasan masuk
menyendiri.
Klien selalu menarik diri dari keluarga teman dan orang lain,
pada dirinya.
c. FaktorPredisposisi
33
3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenngkan :
d. Pemeriksaan Fisik
20x/m
e. Genogram
55 52 57 54 48
Ket :
: Garis Keturunan
34
f. Psikososial
1) Konsep diri
percaya diri.
2) Hubungan Sosial
3) Spiritual
g. Status mental
1) Penampilan
seperti biasanya.
2) Pembicaraan
35
3) Akrivitas Motorik
4) Alam Perasaan
5) Afek
7) Persepsi
dibandingkan dirinya.
8) Proses pikir
36
9) Isi fikir
10) Waham
12) Memori
37
h. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
38
8. Kegiatan di dalam rumah
kamarnya.
disekitarnya dirumahnya.
a) Koping adaptif
orang lain.
b) Koping maladaptif
rumah.
memarahinya.
3) Masalah pendidikan
39
4) Masalah dengan perumahan
5) Masalah ekonomi
1) Penegtahuan
2) Aspek medic
b) Terapi medik:
k. Daftar Masalah
1) Halusinasi penglihatan
40
2. Diagnosa keperawatan (perioritas)
a. Analisa Data
DATA MASALAH
Data subjektif: Harga diri rendah kronis
- Klien mengatakan masih
malu dan takut untuk
berkenalan
- Klien mengatakan masih
tidak percaya diri
Data objektif:
-Klien masih nampak sering
menyendiri
-Klien nampakmasih lebih
banyak diam
-Kontak mata (-)
41
b. Diagnosa Keperawatan
Diangnosa yang diangkat dari hasil analisa data diatas yaitu Harga
malu dan takut untuk berinteraksi sama orang lain dan merasa dirinya
c. Intervensi Keperawatan
42
-Berjalan menampakkan dalam kegiatan sosial
meningkat
menurun
43
d. Implementasi & Evaluasi keperawatan
Terapeutik -Klien
44
sosial berinteraksi
-Melatih keterampilan
kegiatan
45
Terapeutik -Klien
sosial temannya
perawat
46
sosial, sesuai kebutuhan belum teratasi
kegiatan
Terapeutik bersama-sama
meyakinkan ketakuatan
47
diberikan perawat ragu-ragu
-Menganjurkan mmHg
mampu mengungkapkan
-Melatih keterampilan
bersosialisasi bersama
kegiatan
48
B. Pembahasan studi kasus
Hasil penelitan terhadap asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan utama aktualisasi diri harga diri rendah kronis
yang dilakukan selama 3 hari dari tanggal 29 juni-2 juli 2022.Pada suatu klien
dengan diagnosa harga diri rendah kronis di ruang melati rumah sakit jiwa
1. Pengkajian
subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh pasien atau
berkenalan, takut, menarik diri, menyendiri, tidak percaya diri dan merasa
pengobatan sebelumnya.
pasien telah dirawat selama 2 minggu 2 hari, diruang melati dengan alasan
masukKlien selalu menarik diri dari keluarga teman dan orang lain, Klien
49
malu berinteraksi dengan orang lain atau orang terdekat , Klien takut untuk
melakukan interaksi , Klien sering merasa tidak percaya diri, Sulit tidur
mendapatkan data pengkajian harga diri seperti pasien harga diri rendah
berkenalan, tidak percaya diri, tidak ada yang mau berteman, sering
mengatakan ia tidak disayang oleh kedua orang tuanya, tidak peduli, tidak
teoritis tentang tanda dan gejala pasien harga diri rendah ditandai dengan
Merasa tidak berarti atau tidak berharga dan Merasa malu, biasanya pasien
malun untuk melakukan interaksi dan mulai pembicaraan dan pasien juga
tanggal 17 juni-2 juli 2022, klien telah mendapatkan terapi obat dan terapi
50
melakukan aktivitas terjadwal seperti: membersihkan tempat tidur dan
diajak berinteraksi dan malu untuk berinteraksi dan tidak adanya keluarga
2. Diagnosa keperawatan
keperawatan pada pasien Tn. S yaitu Harga diri rendah kronis. Diagnosa
menemukan factor penghambat, kerja sama yang baik antara perawat dan
51
pasien merupakan fakor pendukung bagi penyusun meningkatkan
3. Rencana keperawatan
harga diri rendah yang dialami pasien baik respond dan tindakn yang
52
serta tersedianya literature yang memudahkan penyusun dalam perumusan
4. Implementasi
sebelumnya.
harga diri rendah saja tetapi juga kebutuhan pasien yang terganggu seperti
5. Evaluasi
53
ditegakkan adalah harga diri rendah kronis, halusinasi penglihatan dan
pada hari ke 1 klien malu dan tidak mau berinteraksi, kontak mata kurang,
tidak percaya diri, menarik diri dan juga sering menyendiri, sedangkan
pada hari ke 2 pasien mulai sedikit demi sedikit melakukan interaksi pada
perawat mulai melakukan kontak mata tetapi pasien masih tidak percaya
diri masih menarik diri dan menyendiri. Hari ke 3 pasien mulai melakukan
berakhir dalam satu periode, melainkan butuh waktu yang cukup lebih
54
intervensi untuk keluarga belum bisa dilaksanakan. Maka perlu adanya
tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun dapat tercapai serta kerja sama
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
pada Tn. S. Berdasarkan keteragan pasien, Klien selalu menarik diri dari
keluarga teman dan orang lain, Klien malu berinteraksi dengan orang
lain atau orang terdekat , Klien takut untuk melakukan interaksi , Klien
sering merasa tidak percaya diri, Sulit tidur saat sering melihat bayagan
bulan terakhir.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
harga diri dengan tujuan harga diri pasien meningkat dengan kriteria
hasil: kontak mata dari menurun menjadi cukup meningkat, percaya diri
56
berbicara dari menurun mnejadi cukup meningkat, perasaan malu dari
4. Implementasi
5. Evaluasi
meningkat.
B. Saran
57
kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang meruapakan
tentang harga diri rendah kronis, untuk memudahkan bagi penulis dan
menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk
rendah dengan kebutuhan aktulisasi diri dan mencari jurnal yang lebih
penulisan yang lebih optimal yang dapat memberi informasi yang lebih
keperawatan.
58
DAFTAR PUSTAKA
agusthia, M., Noer, R. M., Sari, R., & Muchtar, U. (2020). Bernas : Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Deteksi Dini Masalah Gangguan Jiwa
Bersama Kader Sekupang Batam. 1(2), 132–137.
Astuti, S. I., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2015). Patofisiologi, kaplan dan sadock,
2014. Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di
RSUD Kota Semarang, 3, 103–111.
Dewi, b. P., & kunci, k. (2022). Studi literatur : penerapan upaya peningkatan
harga diri rendah dengan terapi aktifitas kelompok ( stimulasi presepsi ).
12(23), 124–136.
Keperawatan, J., Kemenkes, P., Utara, P., & Pekalongan, K. (2018). Program
Studi DIII Keperawatan Pekalongan Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Semarang Jl. Perintis Kemerdekaan Pekalongan, Pekalongan
Utara, Kota Pekalongan.
Sihombing, r. I., harefa, a. R., samosir, e. F., monica, s., hutagalung, s. N. S., &
romayanti, y. (2020). Penerapan asuhan keperawatan jiwa pada ny . L
dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah. Jurnal keperawatan jiwa,
1(2), 1–31.
Silitonga, j. S., simanjuntak, j., tanjung, k., & pardede, j. A. (2020). Penerapan
terapi generalis sp 1-4 dengan masalah harga diri rendah kronis pada
penderita skizofrenia.
Syah, A., Pujiyanti, D., & Widyantoro, T. (2019). Manajemen Peningkatan Harga
Diri pada Pasien Harga Diri rendasyah, A., Pujiyanti, D., & Widyantoro, T.
(2019). Manajemen Peningkatan Harga Diri pada Pasien Harga Diri Renda.
4–11. 4–11.