H PADA TAHAP
KABUPATEN KONAWE
Oleh :
NIM : P00320018038
JURUSAN KEPERAWATAN
T. A 2021
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P00320018038
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini adalah
benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
ciplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
2021
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Asuhan keperawatan pada keluarga Ny.H pada tahap keluarga dewasa
Konawe’’
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. terkhusus dosen pembimbing I dan
selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. pada kesempatan ini saya ingin
melakukan penelitian.
Ilmiah ini.
vii
5. Asminarsih ZP, M.Kep., Sp. Kep.Kom selaku pembimbing I yang telah
Ilmiah ini.
6. Muhaimin Saranani, S.Kep., Ns., M.Sc., Abd. Syukur, S.Kep, Ns, MM.,
8. Kepada orang tua saya tercinta, Alm. Surya darma tonro dan Hasniwati
podada. Kakak saya tercinta , Ciwank Tonro, S. Sos., Cici Triani Tonro, dan
Surya Rahmat Tonro dan segenap keluarga yang telah memberikan doa,
dukungan dan motivasi. Sekali lagi terimakasih kepada keluarga besar saya
yang telah memberi perhatian yang lebih selama saya menempuh kuliah saya,
9. Terima kasih kepada diri sendiri yang telah kuat berjuang demi terwujudnya
10. Tak lupa juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada sahabat, teman
keperawatan angkatan 2018. semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
Penulis
viii
ABSTRAK
Latar Belakang : Asma merupakan salah satu penyakit kronis (jangka panjang)
yang paling umum dan menyerang antara 100 sampai 150 juta orang di seluruh
dunia, lebih dari 5,2 juta orang di inggris menderita asma (Bull, 2007). Sekitar 5
persen orang dewaa dan 8 persen anak-anak di Amerika Serikat menderita asm
(Brashers, 2008). Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah
penderita asma didunia pada tahun 2007 mencapai 300 juta orang. Angka ini
diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2025.
Penyakit asma termasuk lima besar penyebab kematian didunia da diperkirakan
250.000 orang mengalami kematian setiap tahunnya dikarenakan asma.
Sedangkan di Indonesia, diperkirakan sekitar 10 persen penduduk menderita
asma. Prevelensi asma di Indonesia berkisar antara 5-7%. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi asma di Indonesia 4,5%, teringgi
pada kelompok umur 25-34 tahun dan 35-44 tahun (5,7% dan 5,6%), dan teringgi
pada kelompok petani/nelayan/buruh 4,9%, tetapi tidak berbeda antara perkotaan
dan perdesaan. Metode : penelitian yang dipakai pada laporan tugas akhir ini
adalah untuk mengekplorasi masalah Asuhan keperawatan pada keluarga Ny.H
pada tahap keluarga dewasa dengan masalah kesehatan penyakit asma di
Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe. Hasil : Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan mengenai latihan batuk efektif terhadap bersihan jalan napas pada
klien dengan Asma didapatkan hasil sesak yang dirasakan klien menurun, pada
implementasi hari kedua sesak yang dirasakan klien menurun dan pada
implementasi hari ketiga kliien sudah tidak merasa sesak. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil sebelum dan sesudah
diberikan intervensi latihan batuk efektif, hal ini membuktikan bahwa Latihan
batuk efektif menurunkan sesak pada klien Asma.Beberapa penelitian terdahulu
juga membuktikan bahwa latihan batuk efektif dapat menurunkan sesak pada
klien dengan Asma. Sedangkan pada ,masalah kesehatan keluarga tidak efektif
yaitu dengan melakukan edukasi kesehatan mengenai asma kepada seluruh
anggota keluargaKesimpulan : setelah melakukan intervensi selama 5 hari maka
masalah keperawatan yang muncuk pada anggota keluarga Tn. H teratasi
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C.Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
D.Manfaat Penulisan ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga ......................................................................................... 8
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ...................................................... 14
C. Konsep Asma .............................................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Desain Penelitian ......................................................................................... 36
B. Subyek Studi Kasus ..................................................................................... 36
C. Fokus Studi ................................................................................................. 37
D. Definisi Operasional ................................................................................... 37
E. Konsep Latihan Batuk Efektif Terhadap Bersihan Jalan Napas .................. 41
F. Penelitian Terkait ......................................................................................... 44
G. Instrumen Studi kasus ................................................................................. 45
H. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 45
x
I. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ................................................................... 46
J. Analisa Data Dan Penyajian Data ............................................................... 47
K. Etika Studi Khasus ..................................................................................... 47
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 50
B.Pembahasan .................................................................................................. 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 98
Saran................................................................................................................. 100
Sap Asma ........................................................................................................ 102
Leafleat Asma ................................................................................................. 107
Sop Latihan Batuk Efektif ............................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Klafikasi Data ....................................................................................... 73
Tabel 4.3 Analisa Data ..................................................................................... 78
Tabel 4.4. Intervensi Keperawatan................................................................... 80
Tabel 4.5 Implementasi dan Evaluasi ..............................................................
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat
yang paling tinggi. Batasan sehat yaitu keadaan sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO
terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal
pernafasan yang di sebabkan oleh alergi bulu, debu atau tekanan psikologis
dan asma bersifat menurun. Pada penderita asma yang cukup berat dengan
lebih berat bila fungsi paru-paru tidak pernah kembali normal di antara erangan-
serangan. Asma biasanya dikenal sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan
wheezing (mengi) intermitten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap
suatu zat iritan dan atau allergen. Asma juga berhubungan faktor genetik, jika ada
orang tua penderita asma , maka dapat dipastikan akan melahirkan anak-anak
1
yang asma.akan tetapi, tidak menutup kemungkinan kedua orang tua yang
Asma merupakan salah satu penyakit kronis (jangka panjang) yang paling
umum dan menyerang antara 100 sampai 150 juta orang di seluruh dunia, lebih
dari 5,2 juta orang di inggris menderita asma (Bull, 2007). Sekitar 5 persen orang
asma didunia pada tahun 2007 mencapai 300 juta orang. Angka ini diperkirakan
akan terus meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2025. Penyakit asma
Presentasi sebesar pada tahun 2018 sebanyak 27, pada tahun 2019 sebanyak 37,
Indonesia 4,5%, teringgi pada kelompok umur 25-34 tahun dan 35-44 tahun (5,7%
dan 5,6%), dan teringgi pada kelompok petani/nelayan/buruh 4,9%, tetapi tidak
2
tempat tinggal, status gizi, kesehatan lingkungan rumah tangga. Untuk
melengkapi data penyakit asma dan faktor yang terkait dikalangan pekerja usia
produktif di Indonesia maka perlu dilakukan analisis lanjut. Analisis lanjut ini
akan menganalisis dari aspek berbeda, yaitu asma pada populasi khusus dengan
status bekerja dan rentang umur produktif di Indonesia. Analisis lanjut ini
produktif di Indonesia.
klasifikasi/pembagian asma yang didasari pada titik pandang yang berbeda atau
tergantung dari segi mana asma ditinjau. Berbagai faktor yang dapat menimbulkan
suhu, pajanan iritan asap rokok, dan lain-lain. Selain itu terdapat faktor lain yang
terjadinya serangan asma,derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma
(Rahajoe,et. Al, 2018). Masalah keperawatan pada asma yang mungkin muncul
antara lain, gannggguan pertukaran gas, pola napas tidak efektif, bersihan jalan
secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit dan keluarga juga
3
keluarga yang sakit. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat
preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarganya yang sakit dan
Dengan 5 tugas keluarga yaitu : Merawat anggota keluarga dengan salah satu
waktu serangan merupakan tujuan utama. Namun mencega serangan asma tetap
merupakan dasar dari pengobatan. Karena itu setiap penderita asma harrus di
penyebab dapat diketahui . selain itu anamnesa yang baik dapat membantu
menemukan faktor-faktor penukung lain. Hal ini penting karhhh ena pengelolaan
asma akut, membutuhkan obat-obat yang khas dan adekuat bahkan tindakan yang
perlu dilakukan untuk pasien asma yaitu melakukan Auskultasi bunyi napas.
(Muttaqin, 2008).
4
pengertian, tanda dan gejala, serta mencegah seara mandiri maupun secara
keluarga tidak efektif. Tujuan dari asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu
proses yang dinamis terdiri dari rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap
B. RUMUSAN MASALAH
ini adalah “Asuhan keperawatan pada keluarga Ny.H pada tahap keluarga dewasa
Konawe?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Kabupaten Konawe
2. Tujuan Khusus
5
a. Mampu melakukan Pengkajian Keluarga Tn.H pada tahap keluarga dewasa
Kabupaten Konawe
bersihan jalan napas batuk efektif pada keluarga Tn.H pada tahap keluarga
Kabupaten Konawe
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Pendidikan
6
kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan
2. Bagi penulis
4. Bagi keluarga
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep keluarga
1. Pengertian keluarga
diikat yang memiliki hubungan darah, perkawinan atau adopsi,dan setiap anggota
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
masyarakat, ang terdiri dari suami,istri atau suami dan anak,atau ayah ibu dan
anak. Dan beberapa Pengertian, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
b) Hubungan (Darah/Adopsi/kesepakatan)
2008)
8
2. Ciri-ciri keluarga di Indonesia
3. Tipe keluarga
4. Peran Keluarga
5. Tahap Perkembangan
dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap berikutnya. Tahap
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6
d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
sekolah
10
e. Tahap , keluarga dengan ank remaja (anak tertua umur 13-20 tahun) Tugas
f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
tua dan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggalkan anak.
g. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun). Tugas
penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan,
anak.
h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pension dan lansia Tugas perkembangan
11
memuaskan, menyusuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak
pertama berusia dua setengah tahun,dan berakhir ketika anak berusia lima
tahun
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama
telah berusia enam taahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir
Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal
atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau
20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda, ditandai oleh
singgkat atau agak panjang tergantung pada beberapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini ditandai tahun-
tahun puncak persiapan dari dan oleh anak anak untuk kehidupan dewasa
yang mandiri
g. Tahap VII : orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan
h. Tahap VIII : keluarga daalam masa pensiun dan lansia dimulai dengn salah
meninggal.
13
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
yang ditujukan pada keluarga sebagai unit atau salah satu kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran (Friedman,
2010).
b. Diagnosa
menjadi data subjektif (DS) dan data objektif (DO), Pernyataan langsung dari
keluarga termasuk dalam DS, sedangkan data yang diambil dengan observasi ,
data sekunder, atau data selain pernyataan langsung dari keluarga termasuk dalam
DO. Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada keluarga dengan
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah asma adalah antara lain defisit
manajemen kesehatan.
14
Table 2.1 Intevensi Keperawatan
1 Manajemen
Setelah dilakukan tindakan Edukasi proses
Kesehatan Keluarga
keperawatan selama 3 x 24 penyakit :
tidak efektif
jam maka manajemen
berhubungan Tindakan
kesehatan keluarga
dengan
Meningkat dengan kriteria Observasi
Kompleksitas
hasil :
sistem pelayanan
1. Identifikasi
kesehatan. 1. Aktivitas keluarga kesiapan
mengatasi masalah dan
kesehatan tepat dari kemampuan
cukup menurun menerima
menjadi meningkat informasi
2. Tindakan untuk
Terapeutik :
mengurangi faktor
resiko dari cukup 1. Sediakan
menurun menjadi materi dan
meningkat media
pendidikan
kesehatan
2. Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab
15
dan factor
resiko
penyakit
2. Jelaskan
tanda dan
gejala yang
di
timbulkan
penyakit
3. Ajarkan
cara
meredakan
atau
mengatasi
gejala yang
dirasakan
2 Defisit pengetahuan
Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
berhubungan
keperawatan selama 3 x 24
dengan defisit Tindakan
jam maka Tingkat
pengetahuan
pengetahuan Meningkat Observasi
tentang gaya hidup
dengan kriteria hasil :
sehat
1. Identifikasi
3. Perilaku sesuai anjuran kesiapan dan
dari menurun menjadi kemampuan
meningkat menerima
informasi
4. Verbalisasi minat
dalam belajar dari 2. Identifikasi
menurun menjadi faktor-faktor
16
meningkat yang dapat
meningkatkan
5. Kemampuan
dan
menjelaskan
menurunkan
pengetahuan tentang
motivasi
suatu topic dari
perilaku hidup
menurun menjadi
bersih dan
meningkat
sehat
Terapeutik
1. Sediakan
materi dan
media
pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
Edukasi
1. Jelaskan faktor
risiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan
perilaku hidup
dan sehat
17
3. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
3 Pemeliharaan
Setelah dilakukan tindakan Promosi perilaku
kesehatan tidak
keperawatan selama 3 x 24 upaya kesehatan
efektif berhubungan
jam maka Pemeliharaan Tindakan
dengan Hambatan
kesehatan meningkat
kognitif Observasi
dengan kriteria hasil :
1. Identifikasi
-Menunjukkan perilaku perilaku upaya
adaptif kesehatan yang
dapat di
- Menunjukkan tingkatkan
2. Orientasi
pelayanan
kesehatan yang
dapat di
manfaatkan
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
18
air bersih
2. Anjurkan
mencuci tangan
dengan air
bersih dan
sabun
3. Anjurkan
menggunakan
jamban yang
sehat
4. Anjurkan
makan buah
dan sayur tiap
hari
5. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik
setiap hari
6. Anjurkan tidak
merokok di
dalam rumah
19
C. Konsep Asma
a. pengertian
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa batuk, sesak
napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang pada
b. Klasifikasi
1. Asma bronkial
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab aiergi.
bisa datang. Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang
2. Asma kardiak
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini
20
disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang
tidur (Nuraif,2015).
c. Etiologi
dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma
yaitu inflamasi dan respon saluran napas yang berlebihan ditandai dengan adanya
kalor (panss karena vasodilatasi,tumor (eksudasi plasma dan edema), dolor (rasa
harus disertai dengan infiltrasi sel-sel radang. (sudoyo Aru dkk) sebagai pemicu
timbulnya serangan padat berupa infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan
mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk, tungau, sisa-sisa serangga
mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu
sapi, kacang tanah, coklat, biji bijian, tomat), obat (aspirin), kegiatan fisik
d. Patofisiologi
selama asma seringkali diawali dengan faktor pemicu, seperti allergen, ketika hal
tersebut terjadi maka tubuh akan merespon dengan suatu reaksi peradangan yang
kuat untuk melawan sel-sel tersebut seperti eosinofil, sel mast, getah bening,
jaringan yang melapisi paru. Lama kelamaan serangan asma seringan sekalipun
21
terbukti mampu menjadi penyebab atau menjadi rentan terhadap rangsangan.
Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang melapisi jalan pernapasan jadi
bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat, produksi muksus meningkat
untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan menutup jalan napas, dan
menyebabkan sulit bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari asma, yaitu mengi,
napas pendek, batuk, berdahak, dan dada terasa sesak (Firshein, 2006)
22
Pencetus serangan (alergen,
emosi/stress,obat-obatan,dan
-Edema mukosa
Dari
Ketidakefektifan
pembersihan jalan napas
Hipoksemia
23
e. Manifestasi klinis
klinis, tapi pada saat serangaan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,
gelisah, duduk dengan menyangga kedepan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan
bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak napas,
mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasakan nyeri
pada dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan
asma yang lebih berat, gejala-gejala yang timbul semakin banyak antara lain:
pernafasan cepat dangkal. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.
(Nurarif, 2015)
f. Pemeriksaan penunjang
Pada skin prick, kulit lengan bawah bagian dalam ditandai dengan kode-
24
e. Rontgen dada yaitu patologis paru/komplikasi asma
f. Analisa Gas Darah: Terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi
membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak kosolidasi yang terbesar.
(Nurarif, 2015)
g. Penatalaksanaan
1) Pengobatan farmakologik:
a) Memberikan penyuluhan
c) Fisiotherapy
2) Pengobatan farmakologik :
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam dua golongan
(bricasma).
dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga
25
berbentuk bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma
yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus)
b) Santin (teofilin)
Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara
kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat itu dikombinasikan efeknya saling
memperkuat.
c) Kromalin
d) Ketolifen
diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari keuntungan obat ini adalah dapat
26
A. Konsep Asuhan Kepererawatan Pasien Asma Bronkhiale
1) Pengkajian keperawatan
a) Anamesis
klien dengan Asma Bronkhiale. Dalam buku (Somantri, 2009), Asma Bronkhiale
dapat menyerang segala usia tetapi lebih sering dijumpai pada usia dini. Separuh
kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum
implikasi bahwa sangat mungkin terdapat kasus atopik. Serangan pada usia
diketahui pula faktor yang mungkin menjadi pencetus serangan Asma Bronkhiale,
pekerjaan serta suku bangsa juga perlu dikaji untuk mengetahui adanya
27
b) Keluhan Utama
Keluhan utama meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada, dan
adanya keluhan sulit untuk bernapas saat serangan Asma Bronkhiale kambuh
terutama dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti
tiga stadium. Stadium pertama ditandai dengan batuk-batuk berkala dan kering.
Batuk ini terjado karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadium
ini terjadi edema dan pembengkakan bronkus. Stadium kedua ditandai dengan
batuk disertai mokus yang jernih dan berbusa. Klien merasa sesak napas, berusaha
Klien lebih suka duduk dengan tangan diletakkan pada pinggir tempat
ditandai dengan hampir tidak terdengarnya suara napas karena aliran udara kecil,
tidak ada batuk , pernapasan menjadi dangkal dan tidak teratur, irama pernafasan
memeriksa kembali setiap jenis obat apakah masih releven untuk digunakan
kembali.
28
d) Riwayat Penyakit Dahulu
infeksi saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan polip
penyakit Asma Bronkhiale atau penyakit alergi yang lain pada anggota
f) Pengkajian Psiko-sosio-kultural
awal klien termasuk kapasitas fisik dan intelektual saat ini, karena keduanya juga
Pada klien Asma Bronkhiale, salah satu faktor pencetus serangan Asma
dalammnya perasaan cemas. Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga
frekuensi kekambuhan menjadi lebih sering dan keadaan klien menjadi lebih
29
buruk. Kondisi ini merupakan suatu rantai yang sulit yan sulit ditentukan, mana
g) Pemeriksaan Fisik
h) Diagnosis
perfusi
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Hambatan upaya napas (mis, nyeri
- Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan.
30
i) Intervensi
perfusi frekuensi,irama,kedalaman
7. Tingkat kesadaran dan upaya napas
dari menurun jadi
meningkat 2. Monitor pola napas
(seperti
8. Dispnea dari bradipnea,takipnea,hiperve
meningkat ntilasi,kussmaul,cheyne-
menjadi menurun Stokes,biot,ataksik)
6. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
31
Terapeutik
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
2. informasikan hasil
pemantauan,jika perlu
32
menjadi membaik jalan napas
5. Palpasi kesimetrisan
ekspensi paru
Terapeutik
7. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
33
3. Mengi dari jalan napas dengan head-
menurun menjadi tilt dan chin-lift (jaw-
meningkat thrust jika curiga trauma
servikal)
2. Posisikan semi-fowler
atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisiotrapi dada,
jika perlu
5. lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
6. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum pegisapan
endotrokheal
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
34
i) Implementasi keperawatan
pada tahap ini menghadapi kenyataan dimana keluarga mencoba segala daya
cipta dalam mengadakan perubahan versus frustasi sehingga tidak dapat berbuat
j) Evaluasi
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Metode penelitian yang dipakai pada laporan tugas akhir ini adalah untuk
Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk peneliti atau subjek
pada studi kasus ini adalah orang yang terdiagnosa menderita suatu penyakit
dengan asma bronkial di kecamatan wawotobi. Pada studi kasus ini, subjek
penelitian yang akan diteliti sebanyak 1 subjek dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
36
2. Kriteria ekslusi
berikut :
b. Pengkajian
klien dengan Asma Bronkhiale. Dalam buku (Somantri, 2009), Asma Bronkhiale
dapat menyerang segala usia tetapi lebih sering dijumpai pada usia dini. Separuh
kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum
implikasi bahwa sangat mungkin terdapat kasus atopik. Serangan pada usia
diketahui pula faktor yang mungkin menjadi pencetus serangan Asma Bronkhiale,
pekerjaan serta suku bangsa juga perlu dikaji untuk mengetahui adanya
b. Diagnosis
saat pengumpulan data. Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan terdiri dari:
Diagnosis individu penderita asma yaitu : bersihkan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan sekresi yang tertahan , pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan Hambatan upaya napas (mis, nyeri saat bernapas, kelemahan otot
ventilasi-perfusi
c. Intervensi
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan yang di
harapakan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi jalan napas
Intervensi utama yang dapat diangkat untuk diagnosa bersihan jalan napas
tidak efektif berhubungan dengan sekresi jalan napas adalah latihan batuk
yang dipilih adalah manajemen jalan napas dengan alasan intervensi tersebut
38
mencakup seluruh tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, karena pasien
tidak hanya sulit untuk mengeluarkan secret, namun juga merasakan sesak
untuk diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi
jalan napas adalah manajemen jalan napas. Tindakan yang dilakukan dalam
2. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis,
nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan), Intervensi utama yang dapat
diangkat untuk diagnosa pola nafas tidak efektif hambatan upaya napas (mis,
respirasi
pertukaran gas ialah monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas),
39
d. Implementasi
efektif
e. Evaluasi
40
bentuk catatan perkembangan yang terdiri dari : subyektif yaitu keluhan yang di
rasakan oleh pasien, objektif yaitu keluhan yang dirasakan oleh pasien, objektif
yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung, assessment dan planning
adalah tindak lanjut yang akan dilakukan bila masalah belum teratasi.
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Sekresi yang tertahan.
Evaluasi dilakukan selama 2 minggu S :Klien mengatakan sesak nafasnya
berkuang, klien mengatakan batuknya sudah berkurang O: Klien tampak
tidak sesak, tampak batuknya berkurang,
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis,
nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan). Evaluasi dilakukan selama
2 minggu S : Klien mengatakan sudah tidak batuk berdahak lagi dan sesak
napsnya berkurang O: Klien tampak tidak sesak, tampak batuknya
berkurang, A: masalah teratasi P: Intervensi dihentikan
untuk melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan
tujuan untuk membersihakan laring, trakea, dan bronchioles dari secret atau benda
dengan batuk yang benar, akan dapat mengeluarkan benda asing, seperti secret
41
akumulasi secret, maka sangat dianjurkan untuk melakukan latihan batuk efektif.
Menurut Andarmoyo, (2012) latihan batuk efektif merupakan cara untuk melatih
pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk
membersihkan laring, trachea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan
nafas
batuk efektif adalah meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah risiko tinggi
jalan nafas tidak efektif dan masalah risiko tinggi infeksi saluran pernafasan
bagian bawah yang berhubungan dengan akumulasi secret pada jalan nafas yang
(2012) Batuk yang efektif sangat penting karena dapat meningkatkan mekanisme
nafas. Batuk memungkinkan pasien mengeluarkan secret dari jalan nafas bagian
atas dan jalan nafas bagian bawah. Rangkian normal peristiwa dalam mekanisme
batuk adalah inhalasi dalam, penutupan glottis, kontraksi aktif otot – otot
ekspirasi, dan pembukaan glottis. Inhalasi dalam meningkatkan volume paru dan
42
diameter jalan nafas memungkinkan udara melewati sebagian plak lendir yang
mengobstruksi atau melewati benda asing lain. Kontraksi otot – otot ekspirasi
tinggi. Aliran udara yang besar keluar dengan kecepatan tinggi saat glotis terbuka,
memberikan secret kesempatan untuk bergerak ke jalan nafas bagian atas, tempat
secret dapat di keluarkan(Potter & Perry, 2010). Menurut PPU RS Panti Rapih
(2015) batuk efektif ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dalam sehari.
Menurut (Rosyidi & Wulansari, 2013) indikasi klien yang dilakukan batuk efektif
adalah :
3) Klien imobilisasi.
fungsi otak.
miocard.
Menurut Rosyidi & Wulansari, (2013) kontraindikasi pada batuk efektif adalah :
43
1) Meletakkan kedua tangan di atas abdomen bagian atas (dibawah mamae)
dan mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri di atas
processus xyphoideus.
2) Menarik nafas dalam melalui hidung sebanyak 3-4 kali, lalu hembuskan
3) Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih 2-3
detik.
kebutuhan pasien.
bersihan jalan nafas belum teratasi yang didukung data pasien masih sesak nafas
nyeri dada sudah mulai berkurang, cemas berkurang , tekanan darah 120/65
posisi pasien semi fowler, teknik relaksasi nafas dalam, berikan nebulizer, lakukan
44
Hasil penelitian yang dilakukan HENDI SETIAWAN (2018) batuk efektif
pasien dapat mengeluarkan dahak secara maksimal dengan teknik yang benar.
1. Wawancara
asma dengan keluhan riwayat sesak napas (kesulitan untuk bernapas ), dada terasa
sesak dan menimbulkan suara napas mengi serta kegagalan dalam melaksanakan
program perawatan asma baik dalam hal pengurangan resiko maupun pelaksanaan
45
2.Observasi
terhadap aktifitas responden atau partisipan yang terencana dilakukan aktif dan
data yang dilakukan dengan mengamati pasien untuk memperoleh data tentang
data yang menyeluruh dariujung rambut sampai ujung kaki atau dikenal heat to
toe. Pemeriksaan fisik saat berguna untuk mendukung pengkajian anamesis. Dari
anggota keluarganya mengalami asma dimulai bulan april 2021 sampai mei 2021.
46
J. Analisa Data Dan Penyajian Data
Analisa data pada pendekatan kualitatif merupakan analisis yang bersifat subjektif
karna peneliti adalah instrumen utama untuk pengambilan data dan analisis data
enyajian data, dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, ataupun teksnaratif.
Pada studi kasus ini, peneliti menekankan masalah etika penelitian yang meliputi:
47
2. Anonymity (tanpa nama)
sebagai identitas.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dirahasiakan.
6. Resiko
Subyek penelitian tidak boleh dipaksa untuk menjadi responden tanpa ada
48
mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi
berakibatpada kesembuhannya.
setelah keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apa bila
49
BAB IV
keluarga pada tahap keluarga dewasa dengan masalah kesehatan penyakit asma
dimulai pada tanggal 23 april 2021 sampai dengan 28 april 2021 Dalam
proses keperawatan
A. Pengkajian Keluarga
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. H
2. Pekerjaan KK : Wiraswasta
3. Pendidikan KK : Sma
4. Agama KK : Islam
5. Alamat : wawotobi.,kec.wawotobi,kab,konawe
Keluhan
50
3 Nn. R P 20thn MAHASISWA Tidak ada
7. Genogram :
51
Keterangan:
:Laki-Laki
:Perempuan
:Klien
8. Tipe Keluarga
51
Keluarga Tn. H merupakan keluarga inti dimana keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya
9. Suku Bangsa
Suku Ayah : Tn. H berasal dari suku bugis, bahasa yang digunakan
Suku Ibu : Ny. H berasal dari suku Tolaki, bahasa yang digunakan untuk
10. Agama
kegiatan beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu sholat dan
berdoa.
Tn.H bekerja sebagai petani sedangkan Ny.H bekerja sebagai ibu rumah
52
Tahap perkembangan keluarga Tn.H saat ini, berada pada tahap
keluarga melepas anak dewasa dimana anak pertama dan kedua telah
Ny. H memiliki penyakit Asma sejak 2 tahun yang lalu, Tn. H An. R
Ny. H mengatakan dirinya sering merasakan sesak napas dan nyeri pada
dada
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Perumahan
luas < 10% luas lantai, cahaya matahari dapat masuk ke rumah pada
pagi,siang dan sore hari ( walaupun sedikit karena jarak antar rumah
53
2. Denah Rumah
s
ss D E
T B
Ket:
a. Teras depan
b. Ruang tamu dan ruang keluarga
c. Kamar 1
d. Kamar 2
e. Dapur
f. WC/Toilet
g. // Pintu
54
4. Mobilitas Geografis Keluarga
2003
tetangga yang lagi sakit, apa bila ada tetangga yang pesta maka
yang dimiliki baik dan ramah dan jika ada yang sakit tetangga biasa
menjenguk
dengan orang lain yang ada dilingkungannya karena orang yang ada
di lingkungannya semua baik dan ramah sehingga tidak ada hal untuk
Klien mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit
I. STRUKTUR KELUARGA
ada anggota keluarga sedang berbicara. Bila ada anggota keluarga yang
55
masalah dapat diselesaikan (dengan cara menglah) keluarga melibatkan
3. Struktur Peran
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. H adalah budaya
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
56
3. Fungsi Reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
mendesak maka, uang dari hasil tabungannya yang dia miliki tidak
begitu banyak karena dia hanya menyisihkan jika ada uang lebih
uang oleh anaknya yang maka dia akan menabung uang yang di
berikan oleh anaknya yang maka dia akan menabung uang yang di
57
Kurang baik, keluarga tidak begitu memahami masalah Asma, apa
tepat
oleh ibunya
pencegahan asma
sakit
58
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat
59
1. Ny. H mengatakan tidak ada kecacatan yang terjadi pada
anggota keluarga
keluarga
digunakan
V. HARAPAN KELUARGA
60
VI. PEMERIKSAAN FISIK
S : 35 oC S : 36 oC S : 36,7 oC S : 36 ,8oC
tidak ada nyeri, tidak ada nyeri, nyeri, distribusi tidak ada nyeri,
kel. Tiroid dan kel. Tiroid dan Tiroid dan kelenjar kel. Tiroid dan
61
normal, tidak pemeriksaan tidak ada tanda normal, tidak ada
diperkusi suara
auskultasi
terdengar suara
tambahan
(Whezing)
Keluhan yang
dirasakan Ny.H
adalah sering
baruk berdahak
dikeluarkan dan
sering merasa
sesak nafas
Abdomen tidak ada tidak ada tidak ada distensi tidak ada distensi
peristaltic usus peristaltic usus ada nyeri tekan normal, tidak ada
62
ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada lesi, tidak ada lesi, Tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada luka, tidak ada luka, ada luka, kekuatan ada luka,
kekuatan otot kekuatan otot otot dan sendi kekuatan otot dan
Ekstremitas Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
tidak ada luka, tidak ada luka, ada luka, kekuatan ada luka,
kekuatan otot kekuatan otot otot dan sendi kekuatan otot dan
KB
fasyankes
63
diberikan imunisasi lengkap
5. Pemantauan pertumbuhan √ 1
Balita
berobat teratur
yang merokok
anggota JKN
bersih
keluarga
64
Indikator Keluarga sehat : Jumlah Ya x 100 %
(Jumlah Y + T)
: 10 x100%
12
: 83 % ( Kategori Sehat )
Kategori :
65
1. Pengkajian penderita asma
a. Biodata
1) Identitas Klien
Umur : 51 thn
Agama : Islam
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : IRT
A. Riwayat Kesehatan
dikeluarkan, Klien
sesak napas
2) Riwayat Keluhan :
66
a) Penyebab\Faktor Pencetus : Klien mengatakan pernah
menderita
lalu
yang
tiba
menerus
memperingan
beraktifitas
2) Bila pernah dirawat di RS, sakit apa : Klien mengatakan tidak pernah
67
3) Pernah mengalami pembedahan : Ya/tidak
Asma
hipertensi.
A. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 140/70 mmHg
2. Pernapasan : 27x/menit
3. Nadi : 98x/menit
4. Suhu badan : 36
a. Kepala : Bentuk kepala normal, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri,
distribusi rambut baik.
b. Leher : Mobilitas leher normal, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe.
c. Aksila : Suhu : 36 C
d. Dada : Inspeksi dada, simetris tidak ada luka, dari pemeriksaan
palpasi didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, suara
saat diperkusi suara paru redup dan auskultasi terdengar suara
tambahan (wheezing dan ronkhi), keluhan yang dirasakan Ny. H
68
adalah sering batuk berdahak dan dahak sulit di keluarkan dan
sering merasa sesak napas.
e. Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, tidak ada ostomy,
peristaltic usus normal, tidak ada nyeri tekan
f. Ekstremitas Atas : Tidak ada lesi, tidak ada pigmentasi, tidak ada
luka,kekuatan otot, dan sendi normal, turgor kulit normal
g. Eksremitas Bawah : Tidak ada lesi, tidak ada pigmentasi, tidak ada
luka, kekuatan otot dan sendi normal, turgor kulit normal.
C. Pengkajian Kebutuhan Dasar
1) Kebutuhan Oksigenasi
sehari, waktu makan klien pagi, siang dan malam, porsi makan
alat bantu makan, dan tidak ada makanan yang pantang untuk
69
3). Kebutuhan cairan dan elektrolit
saat
tidak sering BAK,klien mengatakan tidak ada masalah saat akan BAK
Frekuensi BAB klien mengatakan BAB nya 1-2 kali sehari, tidak
defekasi.
pada jam 21:00 malam sampai 06:00 pagi (8-9 jam), klien
70
dengan baik, Klien mampu berjalan normal dan tanpa bantuan,
a).. Mandi
b). Berpkaian
ikenakkan
derita
71
Tabel 4.1 Analisa data
KEPERAWATAN
TTV : menurun
• TD : 140/70
S : 36 Oc
72
DS : Kompleksitas sistem Manajemen Kesehatan
pelayanan kesehatan
1. Ny. H mengatakan Keluarga tidak efektif
pencegahan asma
Ketidak cukupan
dan Ny. H tidak petunjuk untuk
menjaga bertindak
kesehatannya
cara pencegahan
ibunya
3. Nn. R mengatakan
sulit dalam
menjalankan
perawatan yang
ditetapkan,
walaupun
perawatan sudah
73
dilakukan dengan
baik.
4. Nn. R mengatakan
keluarga gagal
melakukan
tindakan
pencegahan
masalah kesehatan
terkait penyakit
Asma yang di
mengungkapkan
keinginan untuk
meningkatkan
meningkatkan
pengelolaan
masalah kesehatan
dan pencegahan
meningkatkan
pengelolaan
masalah kesehatan
dan pencegahan
DO :
74
1. Ny. H
menunjukkan
perilaku yang
kurang
pemahaman
terhadap perilaku
yang sehat.
2. Nampak keluarga
gagal melakukan
tindakan untuk
mengurangi resiko
3. Nampak keluarga
untuk mengatasi
masalah kesehatan
tidak tepat, karena
keluarga tidak mau
mengecek
kesehatan secara
rutin jika sakit
baru dibawa ke
puskesmas
4. Gejala penyakit
Ny. H semakin
berat karena
semakin sering
kambuh asmanya
setiap hari
75
Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
76
Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan Individu
Keperawatan
1.
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen jalan Napas
tidak efektif tindakan Observasi
berhubungan keperawatan 1. Monitor pola
77
menjadi Kolaborasi :
cukup
menurun
2
Manajemen
Setelah dilakukan Edukasi proses penyakit :
Kesehatan Keluarga
tindakan
tidak efektif Tindakan
keperawatan
berhubungan dengan
selama 3 x 24 jam Observasi : Identifikasi
kompleksitas
maka manajemen kesiapan dan
program
kesehatan keluarga kemampuan menerima
pengobatan/perawata
Meningkat dengan informasi
n
kriteria hasil :
Terapeutik :
a) Aktivitas
keluarga a. Sediakan
masalah media
kesehatan pendidika
tepat dari n
cukup kesehatan
menurun
b. Berikan
menjadi
kesempata
meningkat
n untuk
b) Tindakan
78
untuk bertanya
mengurangi
Edukasi :
faktor
resiko dari 1. .Jelaskan penyebab
cukup dan factor resiko
menurun penyakit
menjadi
2. Jelaskan tanda dan
meningkat gejala yang di timbulkan
penyakit
c. Ajarkan
cara
meredaka
n atau
mengatasi
gejala
yang
dirasakan
79
Tabel 4.3 Implementasi Keperawatan
GL/’JAM KEPERAWATAN
81
2 SELASA Bersihan jalan nafas 1. Memonitor pola S :
tidak efektif napas (frekuensi,
20 1. Klien
berhubungan dengan kedalaman, usaha
APRIL mengatakan
Sekresi yang tertahan napas)
2021 masih terasa
Hasil : frekuensi
sesak, RR
09:00 napas 24x/menit,
25x/menit
tidak terdapatkan alat
bantu napas 2. klien
mengatakan
batuknya
2. Memonitor bunyi susah keluar
napas tambahan (mis.
3. Klien
Gurgling, mengi,
mengatakan
wheezing, ronkhi
rutin minum
kering)
air hangat
Hasil :Terdapat
suara napas O:
tambahan ronkhi
1. Klien tampak
sesak,pasien
3. Memposisikan semi-
tampak
fowler atu fowler
batuk, RR
Hasil : klien
25x.
mengatakan
nyaman 2. batuk klien
tampak
4. Memberikan minum berdahak
air hangat
3. Terdapat
Hasil : sputum
bunyi napas
klien berkurang
tambahan :
ronkhi
5. Mengajarkan batuk
efektif TTV :
Hasil : klien
TD : 120/70
mampu
mmHg
menerapkan
batuk efektif N : 80x/menit
setelah dilakukan
RR :
3kali
25x/menit
S : 36
A:masalah
82
belum teratasi
P: Intervensi
dilnjutkan
83
3 RABU Bersihan jalan nafas 1. Memonitor pola S :
tidak efektif napas (frekuensi,
21 1. Klien
berhubungan dengan kedalaman, usaha
APRIL mengatakan
Sekresi yang tertahan napas)
2021 sesak
Hasil : frekuensi
nafasnya
09:00 napas 23x/menit,
sudah
tidak terdapatkan alat
berkurang
bantu napas
RR
24x/menit,
2. Memonitor bunyi
napas tambahan 2. klien
(mis. Gurgling, mengatakan
mengi, wheezing, batuknya
ronkhi kering) berkurang
Hasil :suara napas
3. Klien
tambahan
mengatakan
berkurang
rutin minum
air hangat
3. Memposisikan
semi-fowler atu O:
fowler
1. Klien tampak
Hasil : sesak
sudah tidak
napas kliean
merasa sesak
berkurang
2. Klien sudah
4. Memberikan bisa
minum air hangat mengeluarka
Hasil : sputum n dahak
klien berkurang
TTV :
5. Mengajarkan
batuk efektif TD : 120/70
Hasil : klien mmHg
mampu
N : 80x/menit
menerapkan
batuk efektif RR :
setelah dilakukan 24x/menit
3kali
A:masalah
teratasi
P: Intervensi
dilnjutkan
84
1 SENIN Manajemen Kesehatan 1. Mengidentifikasi S:
Keluarga tidak efektif kesiapan dan
26 1. Klien
berhubungan dengan kemampuan
APRIL mengatakan
Kompleksitas program menerima informasi
2021 mampu
pengobatan/perawatan. Hasil : ( ny.h dan nn.R
menerima
10:00 . mampu menerima materi
informasi
dengan baik)
dengan baik
2. Menyediakan materi
O:
dan media
pendidikan kesehatan 1. Nampak Ny,
H menerima
Hasil : (Menggunakan
informasi
SAP dan Leaflet)
yang
3. Menjelaskan diberikan
penyebab dan factor dengan baik
risiko penyakit
A: Masalah
Hasil : klien paham dan belum teratasi
mampu menjelaskan P: Intervensi
penyebab dan faktor dilanjutkan
resiko penyakit
4. Jelaskan tanda dan
gejala yang
ditimbulkan penyakit
Hasil : ( ny.h dan
keluarga Nampak
komperatif, keluarga
mengatakan paham)
5. cara meredakan atau
mengatasi gejala
yang dirasakan
Hasil :
Klien mengatakan
mampu mengatasi gejala
yang di rasakan
86
2. Menyediakan materi
dan media
O:
pendidikan kesehatan
1. Nampak Ny,
Hasil : (Menggunakan
H menerima
SAP dan Leaflet)
informasi
3. Menjelaskan yang
penyebab dan factor diberikan
risiko penyakit dengan baik
87
1. Analisis Intervensi Keperawatan : Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan SOP latihan
batuk efektif
Hari pertama latihan batuk efektif belum bisa dilakukan secara mandiri
oleh Ny. H, Pelaksanaan batuk efektif masih dibantu oleh perawat. Selanjutnya
3x/hari. Hasil evaluasi didapatkan bahwa Ny. H melakukan latihan batuk efektif,
Pada hari pertama perawatan dirumah, efktifitas latihan batuk efektif yang
dilakukan sudah Nampak terlihat dengan terjadinya penurunan sesak. Hari kedua
perawatan dirumah latihan batuk efektif yang dilakukan sudah Nampak terlihat
dengan terjadi penurunan sesak. Pada hari ke tiga perawatan dirumah latihan
batuk efektif sudah Nampak terlihat dengan terjadinya penurunan sesak dan
batuknya berkurang.
B. PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas persamaan dan kesenjangan yang
ada pada ” Asuhan keperawatan pada keluarga Ny.h pada tahap keluarga dewasa
Berdsarkan pengkajian yang penulis lakukan pada pada Ny.H selama 3 hari mulai
pengkajian dasar pada tanggal 19 april 2021. Pada kasus ini, akan membahas
88
penulis membaginya dalam 5 (lima) aspek dari proses keperawatan yaitu
1. Pengkajian
dan strategi koping yang digunakan keluarga, serta tugas perkembangan keluarga,
Dari hasil pengkajian data yang di peroleh yaitu data yang berhubungan
dengan keluarga yang salah satu anggota keluarga mengalami Asma Ny. H
mengatakan sering batuk berdahak dan dahak sulit dikeluarkan dan Ny. H
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit kurang baik, keluarga tidak mau
yang di derita oleh ibunya. Klien dan keluarga mengungkapkan keinginan untuk
89
meningkatkan meningkatkan pengelolaan masalah kesehatan dan pencegahan,
selaku anak yang masih tinggal bersama orang tuanya ketika di tanya tentang
masalah kesehatan yang di derita ny.h dan nn.R mampu menjawab apa itu asma
namun ny.h tidak menjawab pertanyaan lain seperti apakah ny.h dan nn.r tahu
cara pengobatan dan perawatan yang dilakukan pada penderita asma. Oleh karena
itu terkait masalah ini intervensi yang di lakukan oleh penulis yaitu dengan
2. Diagnosa keperawatan
analisis data. Diagnose keperawatan yang di tetapkan dalam studi kasus ini adalah
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
bersihan jalan nafas. Batasan karakteristik bersihan jalan nafas tidak efektif
pernafasan, gelisah. Sesuai dengan tandadan gejala yang terjadi pada klien
90
yang memenuhi batasan karakteristik bersihan jalan nafas tidak efektif, maka
(Nanda, 2009). Dalam tahap pengambilan data pada Ny. H klien mengatakan
sering batuk berdahak dan dahak sulit dikeluarkan, klien mengatakan sering
merasa sesak napas. Data Objektif Nampak klien bantuk dan mengeluarkan
dahak, Suara vasikuler menurun pada dada kanan, terdengar bunyi napas
36
anggota keluarga. Dalam tahap pengambilan data pada Ny. H klien mengatakan
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit kurang baik, keluarga
tidak mau mengecek kesehatan secara rutin jika sakit baru dibawa ke puskesmas ,
yang di derita oleh ibunya, Klien dan keluarga mengungkapkan keinginan untuk
91
keluarga tidak mau mengecek kesehatan secara rutin jika sakit baru dibawa ke
3. Intervensi
dengan sekresi jalan napas Intervensi utama yang dapat diangkat untuk diagnosa
bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi jalan napas adalah
latihan batuk efektif, pemantauan respirasi dan manajemen jalan napas. Namun
intervensi yang dipilih adalah manajemen jalan napas dengan alasan intervensi
tersebut mencakup seluruh tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, karena
pasien tidak hanya sulit untuk mengeluarkan secret, namun juga merasakan sesak
napas. Hal tersebut yang kemudian menjadi dasar ditentukannya intervensi untuk
diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi jalan
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas), Monitor bunyi napas
fowler atu fowler, Memberikan minum air hangat, Mengajarkan batuk efektif.
terkait masalah kesehatan Asma sesuai dengan yang di derita oleh Ny.H
92
4. Implementsi
keperawatan selama 6 hari sesuai dengan intervensi yang telah dibuat dengan
memperhatikan aspek tujuan dan criteria hasil dalam rentang yang telah
Implementasi yang dilakukan untuk diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif,
sesuai dengan intervensi yang ditentukan adalah : Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas), Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
dan factor resiko penyakit, Jelaskan tanda dan gejala yang di timbulkan penyakit,
5. Evaluasi
klien (jenis yang diamati) dengan tujuan dan kiteria hasil yang dibuat pada tahap
93
dengan tujuan dan criteria hasil yang diharapkan.Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan sekresi jalan napas. Adapun kriteria dan tujuan jangka
panjang atau tujuan umum yang telah penulis tetapka adalah setelah dilakukan 3
kali kunjungan rumah diharapkan bersihan jalan nafas pada Ny. H efektif ditandai
kecepatan respirasi usia 14 tahun atau lebih, respirasinya adalah lebih dari 11
sampai 24 kali per menit, dahak dapat keluar, mengetahui cara batuk efektif yang
hasil studi kasus maka dapat di ambil kesimpukan bahwa penerapan edukasi
Asma. Sehingga dengan keluarga mengetahui tentang seputar masalah Asma maka
asma.
Dari hasil penelitian yang dilakukan NURHAYA TI, S. Kep (2015) bahwa
bersihan jalan nafas belum teratasi yang didukung data pasien masih sesak nafas,
nyeri dada sudah mulai berkurang, cemas berkurang, tekanan darah 120/65
94
posisikan pasien semi fowler, teknik relaksasi nafas dalam, berikan
pasien dapat mengeluarkan dahak secara maksimal dengan teknik yang benar.
dan perbedaan. Untuk jurnal pertama dan ketiga memiliki persamaan yaitu
bertujuan untuk mengetahui bersihan jalan nafas dengan latihan batuk efektif.
Sedangkan artikel ketiga bertujuan untuk pengelolaan bersihan jalan nafas pada
Pundund dan Salakan baru dan ketiga dilakukan penelitian di RSUD Ungaran.
efektif selama 5 hari intervensi bersihan jalan nafas dengan batuk efektif pada
mengetahui perbedaan pengaruh latihan batuk efektif dan Postural drainage pada
bronchial.
95
asma bronkial di RSUD Ungaran Artikel keempat bertujuan untuk mendapatkan
gambaran penerapan latihan batuk efektif sebagai manajemen bersihan jalan nafas
efektif terhadap bersihan jalan napas pada klien dengan Asma didapatkan hasil
sesak yang dirasakan klien menurun, pada implementasi hari kedua sesak yang
dirasakan klien menurun dan pada implementasi hari ketiga kliien sudah tidak
perbedaan hasil sebelum dan sesudah diberikan intervensi latihan batuk efektif,
hal ini membuktikan bahwa Latihan batuk efektif menurunkan sesak pada klien
96
BAB V
A. Kesimpulan
Ny.h pada tahap keluarga dewasa dengan masalah kesehatan penyakit asma di
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian data yang di peroleh yaitu data yang berhubungan
dengan keluarga yang salah satu anggota keluarga mengalami Asma Ny. H
mengatakan sering batuk berdahak dan dahak sulit dikeluarkan dan Ny. H
mengatakan sering merasa sesak napas.Nn.R mengatakan sedikit paham, akan
masalah kesehatan yang dimiliki ibunya, Nn.R tidak tahu tentang apa itu asma, ,
Nn.R mengatakan juga paham akan tanda dan gejalanya seperti yang sering di
alami oleh ibunya. Nn.R mengatakan belum paham akan perawatan bagaimana
yang tepat untuk penyakit yang di alami Ibunya
2. Diagnosa
Dari hasil pengkajian penulis menegakkan dua diagnosa yang memenuhi 80%
dari data standar diagnosa keperawatan Indonesia (SDKI), yaitu :Bersihan jalan
napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan, dan manajemen
pengobatan/perawatan
97
3. Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), adalah Bersihan jalan napas tidak efektif, Manajemen kesehatan
4. Implementasi
Kegiatan terapeutik yang dilakukan perawat kepada pasien berupa melatih batuk
efektif untuk membantu klien mengelurkan sekret yang tidak mampu dikeluarkan
keluarga.
5. Evaluasi
selama 3 hri masalah teratasi S :Klien mengatakan sesak nafasnya berkuang, klien
batuknya berkurang.
98
Sehingga dengan keluarga mengetahui tentang seputar masalah Asma maka
Asma.
Intervensi latihan batuk efektif dapat meningkatkan bersihan jalan napas pada Ny.
berkurang, klien mengatakan rutin minum air hangat, klien Nampak sudah tidak
merasa sesak, klien sudah bisa mengeluarkan dahak TTV : TD: 120/70 mmHg,
B. Saran
1. Keluarga
Mencari informasi dari sumber yang lain dan dapat merawat anggota keluarga
2. Profesi Keperawatan
3. Masyarakat
kesehatan yang dihadapi dan berperan aktif dalam membantu keluarga yang
99
anggota keluarganya menderita penyakit Asma untuk mencegah komplikasi yang
4. Intstitusi kesehatan
sama dan sistem rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.
100
DAFTAR PUSTKA
UU:
Undang Undang No. 52 Tahun 2009
Hidayat, Rahmat (2018). The Contribution of Hedonic and Utilitarian Value in Creating
Customers Satisfaction. Science Letters 24(4), 2288-2291.
Agi Syarif Hidayat. 2018. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Dan
Turnover Intention. Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa, Vol. 11, No. 1: 51-
66
Achard, Graham dan Bull, Eleanor.2007. Simple Guide Nyeri Punggung. Jakarta :
Erlangga.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta. EGC.
Arif, Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Heru Sundaru. 2008. Alat peak flow meter pada Asma . Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ali, M. (2010). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Friedman, MM, Bowden, O & Jones, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : riset,
teori, & praktik ; alih bahasa, Achir Yani S. Hamid...[et al.]; editor edisi bahasa
Indonesia, Estu Tiar, Ed. 5. Jakarta : EGC
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan Praktek.
Jakarta : EGC
Amin huda nurarif, & Hardhi kusuma, (2015). aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda nic noc (jilid 3). penerbit mediaction jogja.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC Edisi 7. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
102
Rohmah, Nikmatur, Walid & Saiful. (2012). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Afiyanti, Yati & Rachmawati, Imami Nur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam
Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Press.
Alie, Y., & Rodiyah. (2013). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Pada
Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang. Jurnal
Metabolisme, 2(3), 15–21. https://doi.org/10.1111/jce.12992.This
Ermawati Dalami dan Rochimah, dkk. 2011, Dokumentasi Keperawatan, Jakarta: CV.
Trans Info Media
Ambarwati, Nasution. 2015. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Yogyakarta: Dua Satria
Offset
103
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
3. SASARAN
Keluarga klien yaitu Kepala Keluarga
4. MATERI
a. Pengertian, asma bronkial
b. Tanda dan gejala asma bronkial
c. Faktor pencetus asma bronkial
d. Perawatan asma bronkial di rumah
e. Cara pencegahan kekambuhan asma bronkial
f. Cara pernafasan yang benar
5. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
6. MEDIA
Leaflet asma bronkial
104
7. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
PENYULUH
5 menit Pembukaan :
· Membuka kegiatan Menjawab salam
dengan
mengucapkan
salam. Mendengarkan
· Memperkenalkan Memperhatikan
diri
Memperhatikan
· Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
· Menyebutkan
materi yang akan
diberikan
20 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan Memperhatikan penjelasan
pengertian asma
bronkial
- Menjelaskan tanda
dan gejala asma
bronkial
- Menjelaskan
faktor pencetus
asma Memperhatikan dan memberikan
pertanyaan
- Menjelaskan
tentang perawatan
asma di rumah
- Menjelaskan
pencegahan asma
bronkial
- Memberi
kesempatan
kepada klien dan
keluarga untuk
bertanya
105
- Menjawab
pertanyaan yang
belum dimengerti
oleh klien dan
keluarga
15 menit Evaluasi :
· Menanyakan Menjawab pertanyaan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
diberikan, dan
reinforcement
kepada ibu yang
dapat menjawab
pertanyaan.
5 menit Terminasi :
Menyimpulkan Mendengarkan
materi yang telah
disampaikan
Menjawab salam
· Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta peserta.
· Mengucapkan
salam penutup
106
MATERI PENYULUHAN ASMA BRONKIAL
1. Pengertian
Asma bronkial adalah penyakit kronik saluran nafas yang ditandai oleh
rangsangan. yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang
2. Penyebab/Faktor Pencetus
1. Debu rumah
2. Bulu-bulu binatang
6. Obat-obatan
8. Udara dingin
bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan maupun dengan
c. Batuk produktif
107
d. Nafas pendek tersengal-sengal
Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa. Yang
d. Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
4. Perawatan dirumah
3. Melatih pernafasan
4. Batasi aktifitas
4. Mengenal gejala awal serangan Asma bronkial dan selalu tersedia obat.
108
EVALUASI
Materi penilaian/test :
109
SOP BATUK EFEKTIF
2. Perlak pengalas
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap orientasi
C. Tahap kerja
2. Mempersiapkan pasien
110
6. Minta pasien menahan nafas 3 hitungan
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kalil, yang ketiga
inspirasi, tahan nafas, dan batukkan dengan kuat
D. Tahap terminasi
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
111
112
113
114
115
116
117
118
119