Anda di halaman 1dari 92

STUDI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV AIDS

DI SMP NEGERI 10 KENDARI KEC. ANDUONOHU


KOTA KENDARI TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH

RIZKI WAHYUNI
NIM. P00324013016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D III KEBIDANAN
2016
RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri
1. Nama : Rizki Wahyuni
2. Tempat /Tanggal Lahir : Amoito Jaya, 01 Desember 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
6. Alamat :Desa Amoito Jaya Kecamatan Wolasi
Kabupaten Konawe Selatan

II. Jenjang Pendidikan


1. SD Negeri 2 Wolasi, tamat Tahun 2007
2. SMP Negeri 24 Konawe Selatan, tamat Tahun 2010
3. SMA Negeri 13 Konsel, tamat Tahun 20113
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Politeknik Keseh atan Kemenkes
Kendari Tahun 2013 sampai sekarang.

iv
ABSTRAK

STUDI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV AIDS


DI SMP NEGERI 10 KENDARI KEC. ANDUONOHU
KOTA KENDARI TAHUN 2016

Rizki Wahyuni¹, Halijah², Feryani²

Latar Belakang : Human Immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu infeksi virus
yang secara progresif menghancurkan sel -sel darah putih dan menyebabkan
Acquirred Immunodeficency Syndrome (AIDS). Secara global HIV/AIDS telah
menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ke -20. Provinsi Sulawesi
Tenggara menempati urutan ke 26 dari 33 provinsi di Indonesia berdasarkan jumlah
kumulatif kasus HIV/AIDS ,jumlah kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara yang
terdeteksi Dinkes Sultra periode Januari-Oktober 2014 sebanyak 330 kasus HIV dan
266 kasus AIDS.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di
SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari Tahun 2016
Metode Penelitian : Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah
deskriptif. Pengambilan sampel dalam pene litian ini dengan teknik stratified random
sampling.
Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukan sebagian besar siswa memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 26 siswa (40,00 %), dan frekuensi terendah
berpengetahuan baik sebanyak 16 siswi (24,62%). Berdasarkan usia pengetahuan
kurang paling banyak terdapat pada usia 13 tahun sebanyak 10 orang (43,48%) dan
terendah usia 15 tahun sebanyak 2 orang (8,70%). Sumber informasi yang diperoleh
tentang HIV/AIDS frekuensi tertinggi siswa yang memperoleh pengetahuan baik
mendapatkan sumber informasi dari orang tua sebanyak 6 orang (37,50%) dan
paling terendah mendapatkan informasi dari Bill Board sebanyak 1 orang (6,25%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, HIV/AIDS


Daftar Pustaka : 17 (2007-2014)

1. Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kendari


2. Dosen Pembimbing Kebidanan Poltekkes Kendari

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya TulisI lmiah ini dengan judul Studi Pengetahuan Remaja Tentang

HIV/AIDS di SMP Negeri 10 Kendari Kec. Anduonohu Kota Kendari Tahun

2016. Selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini , dari penyusunan proposal,

pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian berbagai

kesulitan dan hambatan yang penulis rasakan namun berkat bantuan dari

ibu Halijah, SKM, M. Kes dan ibu Feryani, S.Si.T,M.PH selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini hingga selesai. Sehingga pada akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan.

Terkhusus ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada kedua

orang tuaku tercinta Bapak Tehona dan Ibu Rania, sebagai pelita hidupku,

atas segenap pengorbanan, bimbingan, Do’a dan kasih sayangnya yang

selalu menyertai setiap langkah hidupku, tanpa doa dan dukungan dari

kalian, penulis tidak akan mampu menyelesaikan karya tulis ini.

Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Petrus,SKM,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

vi
2. Ir.Sukanto Tobing, MSP.MA selaku Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Halijah,SKM,M.Kes selaku ketua jurusan kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari

4. Widodo,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kendari yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

5. Askrening,SKM, M.Kes selaku penguji I , Ibu Sitti Rahmi

Misbah,S.Kp,M.Kes selaku penguji II dan Ibu Hasmia Naningsih, SST,

M.Keb

6. Para Dosen Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan

membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah

dan seluruh staf tata usaha yang t elah banyak membantu sehingga

proposal ini dapat selesai.

7. Teristimewa untuk adikku Cahaya AnnisaAz -zahra, saudara, keluarga

serta kak Yus yang senantiasa memberikan motivasi, doa, dukungan

moral dan materi kepada penulis

8. Untuk sahabatku Nurace dan seluruh rekan seperjuangan mahasiswa

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari angkatan 2013 yang

senantiasa memberi semangat selama menempuh pendidikan

9. Semua Pihak yang ikut membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pros es penulisan Proposal ini

masih jauh dari kesempurnaan untuk itu arahan, bantuan dan dukungan

serta saran atau masukan dari pihak lain yang sifatnya membangun,

sangat di harapkan oleh penulis demi melengkapi dalam penulisan Karya

TulisI lmiah selanjutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segalah bantuan

yang diberikan semoga mendapat pahala dari Allah SWT dan Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

kedepannya semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan mudah

dipahami

Kendari, Juli 2016

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.. ................................ ................................ ........ i


LEMBAR PERSETUJUAN. ................................ ............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN. ................................ .............................. iii
RIWAYAT HIDUP. ................................ ................................ ........... iv
ABSTRAK. ................................ ................................ ...................... v
KATA PENGANTAR. ................................ ................................ ...... vi
DAFTAR ISI.................................. ................................ ................... ix
DAFTAR TABEL. ................................ ................................ ............ xi
DAFTAR LAMPIRAN. ................................ ................................ ..... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................ ................................ . 1
B. Rumusan Masalah ................................ ........................... 4
C. Tujuan Penelitian............................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................ ........................... 5
E. KeaslianPenelitian ................................ ........................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. TelahPustaka ................................ ................................ ... 7
B. LandasanTeori ................................ ................................ . 41
C. Kerangka Konsep ................................ ............................ 43

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian................................ ................................ 44
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................ .......... 44
C. Populasi dan Sampel ................................ ....................... 44
D. Definisi Operasional................................ ......................... 45
E. Insrumen penelitian................................ .......................... 46

ix
F. Data Penelitian ................................ ................................ 46
G. Pengolahan Data ................................ ............................. 47
H. Analisa Data ................................ ................................ .... 47
I. Penyajian Data ................................ ................................ 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Kendari ...................... 49
B. Hasil Penelitian ................................ ............................... 51
C. Pembahasan ................................ ................................ ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................ ................................ ...... 59
B. Saran ................................ ................................ ............... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

4.1. Distribusi Ruang Belajar di SMP Negeri 10 Kendari 49

4.2. Distribusi Tenaga Pendidik di SMP Negeri 10 Kendari 50

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari 50

4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari 51

4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas dan Usia 51

Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari

4.6. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Tentang HIV/AIDS 52

Di SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari

4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS 52

Di SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari

4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Berdasarkan Usia 53

Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari

4.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Berdasarkan 54

Sumber Informasi Di SMPN 10 Kendari Kecamatan

Anduonohu Kota Kendari

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permintaan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Koesioner

Lampiran 4 : Tabulasi data

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Pengambilan Data Awal

Lampiran 7 : Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

Lampiran 8 : Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Izin Dari badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah


Propinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 10 : Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 11 : Surat Pernyataan Keaslian Penelitian

Lampiran 12 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu infeksi virus

yang secara progresif menghancurkan sel -sel darah putih dan

menyebabkan Acquirred Immunodeficency Syndrome (AIDS) Penyakit

ini ditandai dengan timbulnya berbagai penyakit infeksi, bakteri, jamur,

parasit dan virus tertentu yang bersifat oportunistik atau keganasan

seperti sarcoma berpori dan limfoma yang hanya menyerang otak.

Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh terutama sel yang

mempunyai antigen CD4 , yang terutama terdapat pada sel limfosit T

yang berperan penting sebagai “tentara” dalam menjaga sitem

imunitas tubuh. Jumlah sel CD4 dalam darah menunjukan kuat

lemahnya sitem imun seseorang.Seseorang didiagnosa AIDS jika

terdapat buk ti-bukti melemahnya kekebalan tubuh serta didapatkan

jumlah sel CD4 dalam darah dlam level tertentu (Marmi, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Whorld Health Organisasion

WHO) mencatat sejak AIDS ditemukan hingga akhir 2014 terdapat 34

juta orang meninggal dan di tahun 2014 tercatat sebesar 1,2 juta orang

meninggal karena virus tersebut (UNAIDS, 2014).

Indonesia merupakan salah satu Negara yang menggalami

peningkatan kasus yang cukup tinggi. Menurut data Kemenkes, sejak

tahun 2005 sampai Sept ember 2015, terdapat kasus HIV sebanyak

1
2

184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV .

Kasus HIV Juli -September 2015 sejumlah 6.779 kasus. Faktor risiko

penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada

heteroseksual (46,2 %) penggunaan jarum suntik tidak steril pada

Penasun (3,4 %), dan Lelaki sesam a Lelaki (24,4 %).

Sementara, kasus AIDS sampai Septe mber 2015 sejumlah 68.917

kasus (Kemenkes RI,2015).

Provinsi Sulawesi Tenggara menempati urutan ke 26 dari 33

provinsi di Indonesi a berdasarkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS

menurut Provinsi dalam laporan Dirjen PP dan PL kemenkes RI. Yang

terhitung dari 1 April 1987 hingga 30 september 2014, jumlah kasus

HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara adalah 330 kasus HIV dan 266 kasus

AIDS. Ibu kota Sulawesi Tenggara yakni kota kendari menempati

urutan pertama i sebanyak 55 kasus (34,81%)( Dinkes Provinsi Sultra

2015).

Usia remaja di Indonesia yang mengidap penyakit HIV/AIDS

tertinggi p ada usia 20 -29 tahun (32,0%), 30 -39 tahun (29,4 %), 40 -49

tahun (11,8%), 50-59 tahun (3,9%) kemudian 15-19 tahun (3%). Setiap

hari di Indonesia diperkirakan terjadi infeksi HIV b aru p ada 7 anak

berusia 0-18 tahun dan setiap 1 jam berusia 15 -24 tahun terinfeksi HIV

(UNICEF, 2008). Koordinator kampanye Yayasan meny ebutkan bahwa

remaja populasi yang beresiko terkena HIV/AIDS karena remaja


3

menjadi sasaran empuk untuk menjadi konsumen pelangga n narkotika

dan industry seks (Kemenkes RI,2015).

Remaja merupakan kelompok yang rentan akan infeksi menular

seksual (IMS), per ubahan fisik dan mulai berfungsinya organ

reproduksi pada usia remaja terkadang menimbulkan permasalahan

terutama apabila remaja kurang memiliki pengetahuan yang cukup

tentang kesehatan reproduksi. Rendahnya pemahama n remaja

tentang pengetahuan reproduksi yang benar, serta seksul yang masih

dinggap t abu memunculk an penyimp angan reproduksi seperti seks

pranikah, aborsi dan HIV/AIDS (Imron, 2012).

Apabila permasalahan yang dihadapi remaja tersebut tidak segera

ditanggani, maka akan berdampak pada makin tingginya HIV/AIDS dan

hilangnya masa produktif penderita sehinggaakhirnya berdampak pada

kehilangan usi a produktif di indonesi a. Oleh k arena itu pengk ajian

pengetahuan HIV/AIDS perlu dilakukan sejak remaja.

Upaya untuk menurunkan kejadian HIV/AIDS diantara remaja

membutuhkan penanganan yang terintegrasi dan menyeluruh.

Beberapa kegiatan untuk mengurangi HIV/AIDS diantaranya dengan

pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada remaja dapat

dilakukan dengan m emasukkan materi kesehatan ke dalam kurikulum

pembelajaran. Sekolah sebagai institusi pendidikan mempunyai

kesempatan yang luas sebagai tempat penyebaran informasi sehingga


4

dapat meningkatkan pengetahuan para remaja berkaitan dengan

pencegahan dan penularan HIV/AIDS (Rahayuwati, 2008).

SMP Negeri 10 Kendari merupakan SM P Negeri yang terdapat di

Kec. Andonohu Kota Kendari Prov. Sulawesi Tenggara dengan jumlah

siswa 433 kelas VIII berjumlah 2 34 siswa, kelas IX berjumlah 199

siswa.Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa

didapatkan data bahwa mereka sudah sedikit mengetahui tentang

HIV/AIDS lewat media masa seperti internet. Namun sebagian dari

siswa mengatakan sudah mengetahui tentang hubungan seks melalui

video porno dari media elektronik. Survey tersebut mengungkapkan

bahwa rendahnya pemahaman remaja tentang HIV/AIDS karena

mereka tidak peduli terhadap pengetahuan mengenai HIV/AIDS atau

mereka tidak memperoleh informasi yang cukup dan benar mengenai

HIV/AIDS.Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik

untuk mengangkat judul Studi Pengetahuan Remaja Tentang

HIV/AIDS di SM P Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota

Kendari Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka di rumuskan masalah p enelitian

.Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di

SMPNegeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari Tahun

2016?
5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SM P

Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari Tahun

2016.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SM P

Negeri 10 Kendari Kecamatan AnduonohuKota Kendari

Berdasarkan Usia

b. Mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SM P

Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari

berdasarkan Sumber Informasi

D. Manfaat Penilitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi dan masukan

yang bermanfaat bagi SM P Negeri 10 Kendari khususnya siswa -

siswi SMP Negeri 10 Kendari.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman

penulis, merupakan syarat dalam menyelesaikan pendidikan

diploma III kebidanan.


6

3. Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang

HIV/AIDS pada remaja.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian W ahyu Andrianto 2010 “ Studi Penget ahun d an Sik ap

Remaja Tentang HIV/AIDS di SM A Negeri 6 Pajo Kec amatan Dompu”

varibel yang diteliti pengetahuan dan sikap tehnik penggambilan

sampel stratified random sampling dengan jumlah sampel 105 siswa.

Perbedaan deng an peneliti an y ang penulis l akukan adalah t ahun

penelitian, temp at peneliti an, v aribel y ang diteliti d an juml ah s ampel

penelitian. Y ang penulis teliti studi pengetahuan rem aja tentang

HIV/AIDS di SMPN 10 Kend ari variabel penelitian umur dan sumber

informasi tehnik penggambilan sampel stratified random s ampling

dengan jumlah sampel 65 siswa.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi

setalah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra

menusia yakni pengel ihatan, pendengaran,penciuman,rasa dan raba

sendiri.Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sang at di pengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).

Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

di harapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu

di tek ankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak di per oleh dari pendidikan

formal saja, akan tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non

formal. Pen getahuan seseorang tentang suatu objek mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

7
8

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,

semakin banyak aspek positif dan objek yang di ketahui, maka akan

menimbulkan sikap makin positif terha dap objek tertentu. Menurut

teori WHO (World Health Organization) yang di kutip oleh

(Notoatmodjo,2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang di peroleh dari pengalaman

sendiri.

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognit if merupakan dominan yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).

Dari pengalaman dan penelitian tenyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak di

dasari oleh pengetahuan. Pen getahuan yang cukup didalam

dominan kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu :

a) Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yan g telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (reccal) terhadap suatu yang spesifik

dan seluruh bahan yang di pelajari atau r angsangan yang telah di

terima.Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rencah.kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari yaitu


9

menyebutkan,menguraikan,mengidentifaikasi,menyatakandanseb

againya.

b) Memahami (Comperhention)

Memahami arti sebagai suatu kemempuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek ya ng di ketahui dan di mana dapat

menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap

suatu objek yang di pelajari.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah di pelajari pada situasi apapun kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat di artikan aplikasi atau

penggunaah hukum -hukum, rumus, metode, prinsio dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemempuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek ke dalam komponen -komponen tetapi masih di dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ad kaitannya satu sama

lain.

e) Sintesis (syntesisa)

Sntesis yang di maksut menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian -bagian di


10

dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi dari

formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan unt uk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriyeria yang di

tentukan sendiri atau menggunakan kriteria -kriteria yang telah

ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang di kutip dari Notoatmodjo,

2003)adalah sebagai berikut:

a) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah di pakai sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebslum peradaban.Cara coba salah i ni dilakukan dengan

mengunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka di coba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat di

pecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat bur upa pemimpin -

,pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli


11

agama, pemegang peperintah, berbagai prinsip orang lain

yang menerima mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat di gunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah di peroleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini di sebut metode penelitian ilmiah atau leb ih populer

atau di sebut metodol ogi penelitian. Cara ini mula -mula di

kembangkan oleh Francis Bbacon (1561 -1626), kemudian di

kembangkan olaeh Deobold Van Daven. Akhirnya lahi r suatu

cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

dengan penelitian ilmiah.

d. Proses “Tahu”

menurut Rogers (1974) yang di kutip oleh Notoatmodjo (2007 ),

perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

dapat di amati langsung maupun tidak dapat di amati oleh pihak luar.

Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku beru, di dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:


12

a) Awerens (kesadaran) di mana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh

perhatian dan tertarik pada stimulus.

c) Evaluation (menimbang-nimbang)

individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan

terhadap stimulu s tersebut bagi dirinya, hal ini bera rti sikap

responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

e) Adaption, adalh sikap individu terhadap stimulus

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo,2010), berikut ini adalah beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu:

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai -nilai

yang baru diperkenalkan.


13

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memper oleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

c) Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan

fisik secara garis besar dapat dikategorikan men jadi empat, yaitu:

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri -ciri lama,

dan timbulnya cirri -ciri baru. Hal ini terjadi akibat pematangan

fungsi organ.Pada aspek psikologis atau mental tarap berpikir

seseorang semakin matang dan dewasa.

d) Minat

Minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

e) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik akan berusaha

untuk dilupakan oleh seseorang. Namun, jika pengalaman

terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis


14

akan timbul kesan ya ng sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

f) Kebudayaan lingkungan seseorang

Mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap

kita.Apabila dalam suatu wilayah mempunyai bud aya untuk

menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin

masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh

dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

g) Informasi

Media informasi hakikatnya adalah alat bantu pendidikan

termasuk pendidikan kesehatan. Berdasarkan fungsinya sebagai

penyalur pesan kesehatan, media di bagi menjadi tiga

(Notoatmodjo,2007), yaitu:

1) Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk meyampaikan informasi dan

pesan-pesan yang sangat bervariasi antara lain:

a. Booklet

ialah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.


15

b. Leaflet

ialah bentuk penyampaian informa si atau pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi informasinya dapat dalam

bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

c. Flyer(selebaran)

ialah seperti leaflettetapi tidak dalam bentuk lipatan.

d. Flip chart (lembar balik)

ialah media penyampaian pe san atau informasi -informasi

kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam

bentuk buku, dimana setiap lembar (halaman) beisi gambar

peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau

informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

e. Rubrik atau tul isan-tulisan pada surat kabar atau majalah

mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal -hal

yang berkaitan dengan kesehatan.

f. Poster

ialah bentuk media cetak berisi pesan -pesan informasi

kesehatan yang biasanya ditempel di tempat -tempat umum,

di tembok atau di kendaraan umum.

g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.


16

2) Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana un tuk menyampaikan pesan -

pesan atau informasi -informasi kesehatan dan jenisnya

berbeda-beda, antara lain:

a. Televisi, media penyampaian pesan atau informasi -informasi

kesehatan melalui media televis i dapat dalam bentuk

sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar

masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV, sport, kuis atau

cerdas cermat, dan sebagainya.

b. Radio, penyampaian informasi atau pesan -pesan kesehatan

melalui radio juga dapat berbentuk macam -macam antara

lain: obrolan (tanya jawab), sandiwa ra radio, ceramah, radio

spot, dan sebagainya.

c. Video, penyampaian informasi atau pesan -pesan kesehatan

dapat melalui video.

d. Slide,slidedapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi-informasi kesehatan.

e. Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan.

3) Bill Board(Media Papan)

Bill Boardyang dipasang di tempat -tempat umum dapat dipakai

dan diisi dengan pesan -pesan atau informasi -informasi

kesehatan.Media papan disini dapat mencakup pesan -pesan


17

yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).

f. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut (Notoadmojo,2006) pengetahuan seseorang dapat di

ketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu:

a) Baik : hasil presentase ≥ 75%-100%

b) Cukup : hasil presentase 55- 74%

c) Kurang : hasil presentase <55%

2. Tinjauan Tentang Remaja

a. Pengertian

Remaja berasal dari bahasa latin adolesence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai

arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

emosional sosial dan fisik (Hurlock,2008).

Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya

seseorang dalam masa transisi dari anak -anak ke masa dewasa,

yang meliputi semua perkembanganyang dialami sebagai persiapan

memasuki masa dewasa (Hurlock, 2008)

Masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi

perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan


18

fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah terutama fung si seksual

(Kartini Kartono,2007).

Word Health Organisation (WHO) mendefinisikan remaja dalam

(Sarwono,2006) adalah suatu masa ketika:

a) Individu berkembang saat pertama kali ia menunjukan tanda -

tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan.

b) Individu memahami perkembangan psikologi dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c) Terjadi peraliha dari sosial ekonomi yang penuhkepada ke adaan

yang relatif lebih mandiri.

b. Batasan usia remaja

Terdapat batasan usia pada remaja yang difokuskan pada

upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak -kanakan untuk

mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewas a. Menutut

(Kartono,2007) dibagi menjadi :

a) Remaja awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat

pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif,

sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada

masa ini remaja tidak mau dianggap kanak -kanak lagi namu n

belum bisa meninggalkan pola kekanak -kanakannya. Selain itu

pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu -ragu, tidak stabil,

tidak puas dan merasa kecewa.


19

b) Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kelanak -kanakan tetapi

pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesad aran akan

kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai

menentukan nilai -nilai tertentu dan melakukan perenungan

terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang

penuh keragu an pada masa remaja awal ini rentan akan timbul

pemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja

menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan

penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu

pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya.

c) Remaja Akhir (18-21 Tahun)

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah

mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola yang digariskan

sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah

hidupnya. Remaja sudah m empunyai pendirian tertentu

berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

c. Tahap Terke mbangan Temaja Menurut (Hurlock,2003) adalah

sebagai berikut:

a) Masa Peralihan

Yaitu terjadi peralihandari tahap perkembangan ke tahap

berikutnya. Bila anak beral ih dari masa kanak -kanak kemasa

dewasa, anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat


20

kekanak-kanakan dan juga harus mempelajari perilaku yang baru

untuk menggantikan periaku dan sikap yang sudah ditinggakan.

b) Masa Periode Perubahan

Ada perubahan yang hampir sama hampir bersifat universal, yaitu:

1) Meninggalkan emosi yang intensitasnya tergantung pada

tingkat perubahan fisik dan dan psikologi yang terjadi.

2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh

kelompok sosial yang menimbulkan masalah baru.

3) Perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai -nilai juga

berubah.

c) Usia Bermasalah

Masalah remaja sering sulit diatasi karena pada masa anak -anak

sebagian diselesiakan oleh orang tua sehingga sebagian remaja

tidak berpengalaman mengatasi masalah. Namu n disisi lain

remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi

masalahnya sendiri dan menolak bantuan dari orang lain.

d) Masa Mencari Indetitas

Penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih

penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas, seperti

cara berpakaian, berbicara dan berprilaku inginsama seperti

teman gengnya dan setiap penyimpangan dari standar kelompok

dapat mengancam keanggotaan dalam kelompok.


21

Pada tahun -tahun awal ramaja, penyesuaian diri dengan remaja

kelompok masih tetap penting bagi anak laki -laki dan perempuan.

Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak

puas dengan menjadi sama dengan teman -teman dalam segala

hal.

e) Masa Usia Yang Menimbulkan Ketakutan

Menurut Majeres cit Hurlock (200 7) “Banyak anggapan populer

tentang remaja yang mempunyai arti menilai dan sayangnya

banyak diantaranya yang bersifat negatif”. Anggapan stereotipe

bahwa budaya remaja adalah anak -anak yang tidak menjadi rapi,

yang tidak dapat dipercaya dan berperilaku merusa k,

menyebabkan orang harus membimbing dan menguasai

kehidupan remaja muda, takut bertanggung jawab dan bersikap

tidak simpatik terhadap perilaku remaja normal.

f) Masa Yang Tidak Realistik

Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang

ia inginkan dan seb agaimana adanya, terlebih dala m hal cita-cita.

Cita-cita yang tidak realistik ini menyebabkan meningginya emosi

yang merupakan ciri-ciri dari masa remaja.

g) Ambang Masa Remaja

Remaja sering mendekati usia kematangan menjadi gelisah untuk

meningalkan stereotif belasan tahun dan untuk memberikan kesan

merekan menjadi dewasa, berpakaian bertindak seperti orang


22

dewasa belumlah cukup, karena itu remaja memulai memusatkan

diri pada perilaku yang berhubungan dengan status dewasa, yaitu

merokok, minum -minuman keras, mamakai napza dan terlibat

dalam perbuatan seks. Mereka menganggap perikau ini akan

memberikan citra yang mereka inginkan (Hurlock,2007).

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja

a) Media

Remaja merupakan kelompok target utama bagi media karena

mereka adalah kelompok pembeli yang amat besar. Remaja

menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli kaset, menonton film,

menyewa kaset, menghadiri konser, membeli pakaian, aksesoris

dan lain -lainnya. Mayoritas iklan yang berorientasi pada remaja

bisa ditemukan pada media audio, visual dan aud iovisual (Herron

dan Potter 2006).

b) Lingkungan

dalam pembentukan kepribadian seseorang sangat berpengaruh,

seperi: lingkungan pondok pe santren dimana seseorang dibentik

oleh ajaran agama yang sangat islami, maka oarang tersebut

menjunjung tinggi nilai -nilai agama. Dan suatu lingkungan dimana

pemuda tersebut minim-minuman keras maka kemungkinan besar

remaja tersebut dapat terpengaruh melak ukan hal tersebut,

contohnya minum -minuman keras, alkohol (Wiknjasastro, 2003).


23

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perilaku terutama

dalam lingkungan antara lain:

1). Keluarga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat dan

dalam keluarga keprib adian seseorang untuk pertamakalinya

dibentuk, sehingga peran keluarga besar sekali dalam hal ini

(Wiknjosastro, 2003).

2). Teman yang pada masa remaja teman merupakan seseorang

yang paling mengerti tentang keadaan dirinya dan teman

merupakan orang terdek at pada masa ini. Teman juga

merupakan seseorang yang dapat di identifikasikan dan ditiru

tingkah lakunya. Masa remaja dimana masa pembentukan

ego atau menonjolkan diri, remaja cenderung mementingkan

kelompoknya atau geng, sehingga apapun akan dikorbankan

untuk mendapatkan pengakuan diri dari kelompoknya atau

gengnya (Hurloock, 2003).

3. Tinjauan Tentang HIV/AIDS

a. Pengertian HIV/AIDS

Human Immunodeviciency Virus (HIV) adalah jenis virus

yang tergolong familia retrovirus, sel -sel darah putih yang diserang

oleh HIV pada penderita yang terinfeksi adalah sel -sel limfosit T

(CD4) yang berfungsi dalam sistem imun (kekebalan) tubuh. HIV

memperbanyak diri dalam sel limfosit yang diinfeksinya dan merusak


24

sel-sel tersebut, sehingga mengakibatkan sistem inum terganggu

dan daya tahan tubuh berangsur-angsur menurun (Daili,F.S.,2009).

HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan AIDS

dengan cara m enyerang sel darah putih yang bernama sel CD4

sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang

pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit

walaupun yang sangat ringan sekalipun(Haruddin, dkk, 2007).

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno

DeficiencySyndrome merupakan dampak atau efek dari

perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh mahluk hidup, dimana

virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan AIDS yang

mematikan dan sangat berbahaya (Haruddin, dkk, 2007).

Acquired Immuno Deviciency Syndrome (AIDS) adalah suatu

kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan

penyakit bawaan tetapi dibuat dari hasil penularan.penyakit ini

disebabkan oleh Human Immunodeviciency Syndrome (HIV).

Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu

yang realtif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin

melanda banyak negara. Saat ini belum ditemukan vaksin atau obat

yang efektif untuk pencegahan HIV/AIDS sehingga menimbulkan

kerusakan di dunia (Widoyono, 2005).


25

b. Epidemologi HIV/AIDS

a) HIV/AIDS Global

Sejarah tentang HIV/AIDS dimulai ketika tahun 1979 di Amerika

Serikat ditemukan seorang gay muda dengan Pneumocystis

Carinii dan dua orang gay muda dengan Sarcoma Kaposi . Pada

tahun 1981 ditemukan seorang gay muda dengan kerusakan

sistem kekebalan tubuh. Di Amerika Utara dan Inggris, epidemik

pertama terjadi pada kelompok laki -laki homoseksual, selanjutnya

pada saat ini epidemik terjadi juga pada pengguna obat suntikan

dan pada populasi heteroseksual. Seks tan pa kondom adalah

modus utama penularan HIV di Karibia. Survey menunjukkan

persentase prevalensi HIV pada beberapa kelompok yaitu : 80 -

90% PSK, 30% kelompok laki -laki konsumennya, 30% pada

kelompok mereka yang datang berobat di klinik penyakit menular

seksual, 10% pada pendonor darah dan 10% pada kelompok

wanita yang diperiksa di klinik perawatan antenatal. Sampai

dengan tahun 2010 jumlah penderita HIV di seluruh dunia

sebanyak 34 juta orang (UNAIDS, 2011).

Men Sex Men (MSM) Report World Bank (2011)melaporkan di

seluruh dunia diperkirakan bahwa seks antar laki -laki termasuk

kelompok penyumbang kejadian infeksi HIV, situasinya bervariasi

antar negara, tahun 2008 di Mexico (25,60%), Jamaica (31,80%),

pada tahun 2005 di Thailand tepatnya di Bangkok (28,3%).


26

Penelitian yang lain di Indonesia (4%), Bangladest (7,5%),

Srilanka (7,5%), Nepal (7,5%) (Adam et al (2009), dalam World

Bank (2011).

b) HIV/AIDS di Indonesia

Di Indonesia, HIV pertama kali dilaporkan di Bali pada bulan April

1987, terjdi pada orang berkeban gsaan Belanda. Sejak pertama

kali ditemukan sampai dengan tahun 2011, kasus HIV/AIDS

tersebar di 368 (73,9%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33)

provinsi di Indonesia. Secara signifikan kasus HIV/AIDS terus

meningkat, berikut disajikan data kasus HIV/A IDS di Indonesia

berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2011.

Kasus HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun terutama

dari tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi peningkatan yang cukup

tajam hal ini disebabkan sudah semakin baiknya teknologi

informasi sehingga pencatatan dan pelaporan kasus HIV/AIDS

yang terjadi di masyarakat sudah semakin baik, serta kerjasama

yang baik dari pemerintah dan masyarakat sehingga populasi

komunitas yang beresiko dapat dijangkau dan diketahui.

Kemudian di tahun 2011 terjadi sedikit penurunan kasus HIV/AIDS

hal ini dapat disebabkan penderita yang sudah meninggal dunia

dan efek dari diperkenalkan dan dijalankannya program CUP

(Condom Use 100 Persen).


27

Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan

tahun 2011 sebanyak 76.879 kasus HIV dan 29.879 kasus AIDS.

Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (19.899 kasus),

diikuti Jawa Timur (9.950 kasus), Papua (7.085 kasus), Jawa

Barat (5.741 kasus) dan Sumatera Utara (5.027 kasus). Jumlah

kasus AIDS tertinggi yaitu DKI Jakarta (5.177 kasus), diikuti Jawa

Timur (4.598 kasus), Papua (4.449 kasus), Jawa Barat (3.939

kasus) dan Bali (2.428 kasus).Persentase kasus AIDS pada laki -

laki sebanyak 70,8% dan perempuan 28,2%. Angka kematian

(CFR) menur un dari 40% pada tahun 1987 menjadi 2,4% pada

tahun 2011.

c. Patofisiologi HIV/AIDS

HIV tergolong ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai

retrovirus yang menunjukkan bahwa virus terse but membawa materi

genetiknya dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam

deoksiribonukleat (DNA). Virion HIV ( partikel virus yang lengkap dan

dibungkus oleh selubung pelindung) mengandung RNA dalam inti

berbentuk peluru terpancung dimana p24 merupakan komponen

struktural yang utama. Tombol yang menonjol lewat dinding virus

terdiri atas protein gp120 yang terkait pada protein gp41. Bagian

yang secara selektif berikatan dengan sel -sel CD4 -posisitf (CD4+)

adalah gp120 dari HIV.


28

Sel-sel CD4 -positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan

limfosit T4 helper (yang dinamakan sel-sel CD4+ kalau dikaitkan

dengan infeksi HIV); limfosit T4 helper ini merupakan sel yang paling

banyak di antara ketiga sel di atas. Sesudah terikat dengan

membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang

RNA yang identik ke dalam sel T4 h elper. Dengan menggunakan

enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan

melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang

terinfeksi untuk membuat double -stranded DNA (DNA utas -ganda).

DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 s ebagai sebuah

provirus da n kemudian terjadi infeksi yangpermanen . Menurut

Smeltzer siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sam pai sel

yang terinfeksi diaktifkan. Aktivasi sel yang terinfeksi dapat

dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF a lfa atau interleukin

l) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV;

cytomegalovirus), virus Epstein -Barr, herpes simpleks dan hepatitis.

Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan,

replikasi serta pembentukan tunas HIV akan ter jadi dan sel T4 akan

dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam

plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya.

Infeksi HIV pada monosit dan makrofag tampaknya berlangsung

secara persisten dan tidak mengakibatkan kematian sel yan g

bermakna, tetapi sel -sel itu menjadi reservoir bagi HIV sehingga
29

virus tersebut dapat tersembunyi dari sistem imun dan terangkut ke

seluruh tubuh lewat sistem itu untuk menginfeksi berbagai jaringan

tubuh. Sebagian besar jaringan itu dapat mengandung mol ekul

CD4+ atau memiliki kemampuan untuk memproduksinya.

Sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa sesudah infeksi

inisial, kurang -lebih 25% dari sel -sel kelenjar limfe akan terin feksi

oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang

perjalanan infeksi HIV; tempat primernya adalah jaringan limfoid.

Ketika sistem imun terstimulasi. replikasi virus akan terjadi dan virus

tersebut menyebar ke dalam plasma darah yang mengakibatkan

infeksi berikutnya pada sel-sel CD4+ yang lain. Penelitian yang lebih

mutakhir menunjukkan bahwa sistem imun pada infeksi HIV lebih

aktif daripada yang diperkirakan sebe lumnya sebagaimana

dibuktikan oleh produksi sebanyak dua milyar limfosit CD4+ per hari.

Keseluruhan populasi sel -sel CD4+ perifer akan mengalami

"pergantian (turn over)" setiap 15 hari sekali.

Kecepatan produksi HIV diperkirakan berkaitan de ngan status

kesehatan orang yang terjangkit infeksi terse but. Jika orang tersebut

tidak sedang berperang melawan infeksi yang lain; reproduksi HIV

berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan

dipercepat kalau penderitanya sedang menghadapi infeksi lain atau

kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat menjelaskan

periode laten yang diperlihatkan oleh seba gian penderita sesudah


30

terinfeksi H IV. Sebagai contoh, seorang pasien mungkin bebas dari

gejala selama berpu luh tahun; kendati demikian, sebagian besar

orang yang terinfeksi HIV (sampai 65%) tetap menderita penyakit

HIV atau AIDS yang simtomatik dalam waktu 10 tahun sesudah

orang tersebut terinfeksi. Dalam respons imun, limfosit T4

memainkan bebe rapa peranan yang penting, yaitu: mengenali

antigen yang asing, mengaktifkan Limfosit B yang memproduksi

antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksik, memproduk si limfokin

dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi

limfosit T4 terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak

menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi

dan menyebabkan sakit yang serius. Infeksi dan malignansi yang

timbul sebagai akibat dari gangg uan sistem imun dinamakan infeksi

oportunistik.

d. Etiologi HIV/AIDS

AIDS disebabkan oleh Virus yang di sebut HIV, Virus ini

ditemukan oleh Montagnier, seorang ilmuan Perancis (Institute

Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita

dengan gejala Limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan

Lymhadenopathy Associated Virus (LAV) . Gallo (National Institute of

health, USA 1984) menemukan virus HTL-III (Human T Lymphotropic

Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanj ut

dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil


31

pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986)

WHO memberikan nama resmi HIV (Widoyono, 2005).

Daili, F.S. (2009) menyatakan bahwa virus masuk ke dalam

tubuh manusia ter utama melalui perantara darah, semen dan sekret

Vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan

seksual. HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik

RNA. Bilamana virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes),

maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse

transcriptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro -virus tersebut

kemudian diintregasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya

diprogramkan untuk membentuk gen virus.

HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel -sel yang

mempunyai antigen permukaan CD4, terutama sekali limfosit T4

yang memegang peranan penting dalam mengatur dan

mempertahankan system kekebalan tubuh. Selain limfosit T4, virus

juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel Langerhans

pada kuli t, sel dendrite folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada

alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel -sel microglia otak.

Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan

sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosi t

itu sendiri.

HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur

replikasi maupun pertumbuhan virus yang baru. Salah satu gen


32

tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian

hebatnya sehingga terjadi penghancurkan limfosit T4 yang akhirnya

menyebabkan system kekebalan tubuh menjadi lumpuh.

Kelumpuhan system kekebalan tubuh ini mengakibatkan timbulnnya

infeksi oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala AIDS.

e. Cara penularan HIV/AIDS

Cara penularan HIV/AIDS pada umumnya melalui:

a) Lewat cairan darah

Melalui transfusi darah / produk darah yang sudah tercemar

HIV, lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV yang

dipakai bergantian tanpa disterilkan : misalnya pemakaian jarum

suntik dikalangan pengguuna narkoba. Melalui pemakaian jarum

suntik yang berurang kali dalam kegiatan lain, misalnya :

penyuntikan obat, immunisasi, pemakaian alat tusuk yang

menembus kulit, seperti alat tindik dan tato.

b) Lewat cairan sperma dan cairan vagina

Melalui hubungan seks penetratif (penis ma suk dalam

vagina/anus) tanpa menggunakan kondom, sehingga

memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan

vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) atau tercampurnya

cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam

hubungan seks lewat anus.


33

c) Lewat Air Susu Ibu

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang

mengidap HIV positif, jangka waktu antara saat pecah ketuban

dan bayi lahir juga merupakan salah satu faktor untuk penularan,

kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan

dari ibu ke bayinya ( Mother-to-Child) ini berkisar hingga 30%,

artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan

ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif (Anonim, 2007).

Virus HIV tidak dapat ditularkan dengan cara berikut :

1). Berpelukan, berjabatangan

2). Pemakaian WC, wastafel atau kamar mandi bersama

3). Berenang dikolam berenang

4). Gigitan nyamuk atau serangga lain

5). Membuang ingus, batuk atau meludah

6). Pemakaian piring, alat makan atau makan bersama -sama

(Haruddin, dkk, 2007).

f. Tanda dan Gejala Klinis HIV/AIDS

Seorang yang terinfeksi HIV, memiliki beberapa fase yaitu

fase akut, kemudian fase laten dan akhirnya masuk ke tahap AIDS.

Pada fase akut/primer dapat timbul gejala berupa demam, nyeri otot,

nteri sendi, rasa ;emah yang berlangsung selama 2 sampai 6 mingg u

settelah infeksi. Gejala tersebut dapat ringan sampai berat. Tidak


34

semua penderita mengalami gejala tersebut. Gejala infeksi primer

ditemukan pada > 50% orang yang terinfeksi HIV.

Pada fase laten pasien tampak sehat dan tidak ada tanda -

tanda khusus ter infeksi HIV. Tahap ini berlangsung beberapa bulan

sampai 5 tahun bahkan bisa sampai 10 tahun sampai memasuki ke

tahap AIDS. Pada kejadian ini diperlukan pemeriksaan HIV. Pada

umumnya pemeriksaan HIV adaah dengan memeriksa ada atau

tidak adanya antibodi HIV dalam tubuh. Bila terdapat antibodi artinya

telah terinfeksi HIV atau disebut antibodi HIV positif. Pada tahap aids

terjadi penurunan sistem imun yang berat sehingga dapat terjadi

infeksi opotunistik (infeksi oleh firus, jamur atau bakteri yang

sebenarnya tidak berbahaya bila kondisi sistem imun normal

Ada beberapa gejala dan tanda mayor (menurut WHO)

antara lain :kehilangan berat badan (BB) > 10%, Diare Kronik > 1

bulan, Demam > 1 bulan. Sedangkan tanda minornya adalah : Batuk

menetap > 1 bulan, Dermat itis pruritis (gatal), Herpes Zoster

berulang, Kandidiasis orofaring, Herpes simpleks yang meluas dan

berat, Limfadenopati yang meluas. Tanda lainnya adalah : Sarkoma

Kaposi yang meluas, Meningitis kriptok Adapun yang termasuk gejala

mayor yaitu:

a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

b. Diare kronik berlangsung lebih dari 1 bulan

c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan


35

d. Penurunan kesadaran dan gangguan Neorologis

e. Demensia atau HIV ensepalopati

Gejala minor :

a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan

b. Dermatitis generalisata yang gatal

c. Adanya Herpes Zoster Multisegmental dan atau berulang

d. Kandidiasis orofariengeas

e. Herpes Simpleks kronik progresif

f. Limfadenopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening)

g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin.

(Syamsuridjal, 2001)

g. Patofisilogi HIV/AIDS

Transmisi virus HIV terutama melalui kontak seksual. Kontak

seksual utama yang menyebabkan kasus HIV yaitu pada populasi

heteroseksual dan homoseksual. Transmisi HIV utama lainnya terjadi

di antara pengguna narkoba suntik. Pada anak -anak, penularan HIV

terutama melalui placcuta (Jeff, 2007). Pada pengguna Narkoba

Suntik yang penularannya langsung secara sistemik setelah HIV

masuk ke dalam tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan berada

pada sel dendritik selam beberapa hari. Kemudian terjadi syndrome

retrovival acut seperti flu (serupa infeksi mononucleosis). Pada tubuh

timbul respon immune humoral maupun seluler. Pasien kemudian

akan memasuki tahapan tanpa gejala. Dalam tahap ini terjadi


36

penurunan dalam jumlah CD4+ (Jumlah Normal 800 -1000/ mm3)

yang terjadi setelah replikasi persisten HIV dengan kadar RNA Virus

relative Constan CD4+ merupakan reseptor pada limfosit T4 yang

menjadi target sel utama HIV. Pada awalnya penurunan jumlah

CD4+ yaitu 30 -60/ mm3/ tahun. Namun pada dua tahun kemudian

terjadi penuruna n jumlah menjadi lebih cepatsekitar 50 -100/ mm3/

tahun, dimana jumlah CD4+ akan mencapai kurang dari 200/mm3

(Mansjour et.al, 2001).

Pada masa infeksi primer akut ini terjadi suatu periode yang

disebut periode jendela (window period), yaitu jangka waktu d i masa

hasil uji masih negatif padahal sebetulnya infeksi sudah terjadi.

Periode tersebut virus sudah ada dalam tubuh tetapi tubuh kita

belum memberikan reaksi, sehingga tidak dijumpai antibodi. Setelah

seorang penderita terinfeksi oleh HIV, maka tubuh aka n

mengeluarkan antibody spesifik. Diperlukan waktu sampai 12 minggu

sebelum virus mencapai kadar cukup banyak sehingga dapat

dideteksi oleh uji antibody HIV. Sebelum kadar virus mencapai kadar

yang dapat dideteksi, uji HIV akan terus memberikan hasil negat if.

Dengan kata lain, seseorang yang baru saja terinfeksi HIV akan

memiliki hasil pengujian negatif padahal ia sebetulnya bisa

menularkan virus itu ke orang lain. Pada periode ini sangat infeksius

dan tidak terdeteksi.


37

Jarak dari masuknya virus ke tubuh sa mpai terjadinya AIDS

sangat lama yakni 5 tahun atau lebih. Infeksi oleh virus HIV

menyebabkan fungsi sistem kekebalan tubuh rusak yang

mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang atau bahkan hilang,

akibatnya mudah terkena penyakit -penyakit lain seperti penya kit

infeksi yang disebabkan oleh bakteri, protozoa dan jamur dan juga

mudah terkena penyakit kanker seperti sarcoma Kaposi.

h. Cara Pencegahan

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat

menyembuhkan AIDS, belum ada faksin yang dapat mencegah

terjadinya A IDS dan belum ada metode yang terbukti dapat

menghilangkan infeksi karier HIV. Karena alasan ini, segala usaha

harus dilakukan untuk mencegah AIDS dengan cara:

a) Hindarkan hubungan seksual diluar nikah dan usakan

berhubungan dengan satu pasangan seksual.

b) Pengguanaankondom, terutama bagi kelompok perilaku resiko

tinggi.

c) Seorang ibu darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV

sebaiknya mempertimbangkan untuk jangan hamil dulu, karena

bisa memindahkan virusnya kepada janin yang dikandungnya,

karena menjadi HIV positif tidak mengurangi hak tersebut namun

jelas tanggung jawab kita juga lebih besar. Cara terbaik untuk
38

meyakinkan bahwa anak tidak terinfeksi HIV dan kita tetap sehat

adalah dengan memakai terapi antiretroviral.

d) Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku resiko

tinggi hendaknya tidak menjadi donor darah.

e) Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti;

akupuntur, jarum tato, jarum tindik, dan lain -lain hendaknya

terjamin strerilisasinya.

f) Tidak kontak darah atau cairan tubuh lainnya dengan penderita

HIV/AIDS (RS Saroso, 2007).

4. Faktor Yang Berperan Dalam Pengetahuan Remaja Tentang

HIV/AIDS

a. Usia

Menurut Singgih (dalam sari 2010) m engemukakan bahwa makin

tua usia seseorang maka proses -proses perkembangan mentalnya

bertambah baik.Selain itu menurut Ahmadi (dalam sari 2010) juga

mengemukakan bah wa memang daya ingat seseorang itu sal ah

satunya dipengaruhi oleh usia.

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan

fisik secara garis besar dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri -ciri lama, dan

timbulnya cirri -ciri baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi
39

organ.Pada aspek psikologis atau mental tarap berpikir sese orang

semakin matang dan dewasa (Notoadmojo 2010)

Dengan demikian usia berperan terhadap pengetahuan tentang

HIV/AIDS. Semakin bertambah usia akan bertambah pula daya

ingatnya dan dengan bertambanhya usia dan dengan diiringi dengan

berbagai pengalaman hidup yang dapat berupa juga pengetahuan

tentang HIV/AIDS mak a pengetuan tentang HIV/AIDS pada re maja

akan bertambah. Sedang usia yang masih muda tidak dibarengi

pengalaman hidup yang cenderung memiliki pengetahuan yang

masih kurang tentang HIV/AIDS.

b. Sumber Informasi

Menurut Notoadmojo 2010 Kemudahan untuk memperole h suatu

informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk

memperoleh pengetahuan baru. Menurut Hary (dalam Sari 2010)

informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik pengetahuanya akan meningkat

juga. Sumber informasi tentang HIV/AIDS dapat diperoleh dari media

masa, media elektronik dan bill board (media papan).

HIV merupakan salah satu komponen kesehatan reproduksi remaja

minimnya pengetahu an tentang kesehatan reproduksi karena akses

remaja untuk mendapatkan informasi sangat terbatas orang tua yang

seharusnya yang menjadi agen sosialisasi yang utama dan pertama


40

(primer) kerap justru engan membicarakan persoalan -persoalan

yang berkaitan denga n kesehatan reproduksi atau bahkan orang

tuatidak banyak yang mengetahui atau memahami secara baik

perilah informasi kesehatan reproduksi (Imron, 2012).

Selain itu faktor kuat yang menyebabkan pendidikan kesehatan

reproduksi sulit di inplementasikan secara formal melalui jalur

kurikulum dalam institusi pendidikan sekolah karena persoalan

budaya dan agama. Kondisi seperti ini yang kemudian menjadikan

remaja mencari informasi pada sumber lain yang justru tidak jarang

memberikan pengetahuan yang salah ( Imron, 2012).

Menurut Ajik ( dalam Imron 2012) remaja ternyata lebih senang,

nyaman dan terbuka apabila mendiskusikan permasalahan yang

berhubungan dengan kesehatan reproduksi dengan teman

sebayanya dari pada orang tua. Didalam kelompok sebaya juga

kental dengan budaya kesetiakawanan sosial, yaitu permasalahan

seorang teman juga merupakan permasalahan teman yang lain.

Apabila salah seorang dari mereka memiliki informasi tertentu, ada

keinginan agar teman sebayanya yang lain juga menge tahuinya

termaksud peri lah peribadi. Segala informasi yang mereka peroleh

baik dari media cetak maupun media elektronik, pengalaman

peribadi ataupun dari bisik -bisik teman akan cenderung

dikomunikasikan kepada teman sebayanya.


41

Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar HIV/AIDS

sehingga remaja mengetahui hal -hal yang seharunya dihindari.

Remaja mempunyai untuk mendapatkan informasi yang benar dan

terpercaya karena dalam mengetahui tentang HIV/AIDS secara

benar maka remaja dap at terhindar dari hal -hal negative (Marni,

2014).

B. Landasan Teori
HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan

melalui seks bebas, penggunaan jarum suntik dan melalui kontak darah

dengan penderita HIV/AIDS. Penularan penyakit ini sudah b anyak

terjadi pada kalangan usia remaja (usia SMA).

Remaja merupakan masa dimana persiapan fisik dan mental untuk

menuju arus globalisasi pada saat ini. Pentingnya pengetahuan remaja

SMA tentang HIV/AIDS sangat dibutuhkan karena pengetahuan tentang

HIV/AIDS akan mempengarruhi sikap remaja dalam pembentukan

sikap terhadap HIV/AIDS.

Umur mempunyai peran dalam pengetahuan remaja tentang

HIV/AIDS. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula

daya ingatnya dan dengan bertambanhya umur dan dengan diiringi

dengan berbagai pengalaman hidup yang dapat berupa juga

pengetahuan tentang HIV/AIDS maka pengetuan tentang HIV/AIDS

pada remaja akan bertambah.

Sumber informasi juga mempunyai peran khusus dalam

meningkatkan pengetahuan remaja tentanh HIV/AIDS.Sumber


42

informasi sehari -hari remaja bisa didapatkan lewat orang tua, teman

sebaya, guru dan media cetak serta media elektronik.Orang tua

merupakan agen sosialisasi yang utama dan pertama (primer) bagi

remaja, sementara itu guru adalah pemberi informasi yang diibaratk an

sebagai orang tua kedua remaja d alam institusi pendidikan sekolah

(Imron, 2012).
43

C. Kerangka Konsep

Usia

Pengetahuan remaja
tentang HIV/AIDS
Sumber Informasi

Keterangan :

Variabel terikat : Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

Variabel Bebas : Usia, Sumber informasi


44

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif

yang bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran atau informasi

secara objektif mengenai pengetahuan tentang HIV/AIDS di SM P

Negeri 10 Kendari.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10

Kendari kecamatan Andonohu Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah pelajar SMP Negeri 10 Kendari kelas VIII

dan IX yang berjumlah 433 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian diambil 15% dari populasi (Arikunto, 2006).

Jumlah sampel yaitu

Kelas VIII : 15% X 234 siswa = 35,1 dibulatkan = 30

Kelas IX : 15% X 199 siswa = 29,85 dibulatkan = 35

= 65 siswa

44
45

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik stratified

random sampling. Yaitu dengan cara memasukan nomor urut absen

populasi sampel (kerangka sampel), kemudian dilot nomor yang

keluar dari kocokan tersebut adalah unit sampel.

3. Kriteria Inklusi

a. Siswa kelas VIII dan IX SMP Negeri 10 Kendari.

b. Siswa remaja SMP Negeri 10 Kendari yang berusia 12-15 tahun.

c. Bersedia menjadi menjadi responden.

4. Kriteria Eksklusi

a. Siswa remaja yang sakit atau cuti kelas VIII dan IX SMP Negeri 10

Kendari.

D. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden

mengenai HIV/AIDS. Dalam penelitian ini terdapat 20 pertanyaan,

jika menjawab benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.

Menurut Notoadmojo (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

Kriteria Obyektif

1) Baik :responden menjawab benar ≥75%-100% pertanyaan

2) Cukup : responden menjawab benar 55-74% pertanyaan.

3) Kurang : responden menjawab benar <55% pertanyaan.

2. Umur remaja adalah lamanya remaja hidup yang dihitung

berdasarkan ulang tahun terakhir


46

Kriteria Obyektif

a. 12 Tahun

b. 13 Tahun

c. 14 Tahun

d. 15 Tahun

3. Sumber inormasi adalah segala hal yang dapat digunakan oleh

seseorang sehingga mengetahui tentang hal yang baru

Kriteria obyektif

a. Orang Tua

b. Media masa

c. Media Elektronik

d. Bill Board (media papan)

(Notoadmodjo 2010)

E. Instrument Penelitian

Instrument atau alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa

lembar kuesioner ya ng berisi pertanyaan tentang pe ngetahuan tentang

HIV/AIDS. Dan alat bantu penelitian ini berupa alat tulis.

F. Data Penelitian

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara

langsung kepada re sponden dengan menggukan lembar kuesioner

yang berisi daftar pertanyaan yang berisi tentang studi pengetahuan

dan sikap remaja tentang HIV/AIDS.


47

2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tentang siswa yang s edang

menempuh pendidikan di SM P Negeri 10 Kendari, khususnya siswa

kelas VIII dan IX yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini.

Data tersebut diperoleh me lalui penelusuran Buku Induk Siswa SM P

Negeri 10 Kendari.

G. Pengolahan Data

1. Edit (Editing)

Meneliti data -data dari responden yang telah diperoleh melalui

kuesioner, dengan maksud untuk diperoleh lebih lanjut.

2. Koding (Coding)

Mengklasifikasi jawaban dari responden sesuai dengan jenisnya

dengan membutuhkan kode atau tanda tertentu pada jawaban yang

ada.

3. Skoring (Skoring)

Perhitungan pada jawaban responden yang telah diisi pada

penjelasan kuesioner dari berbagai variabel yang diteliti.

4. Tabulasi (Tabulating)

Menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi setelah

dilakukan perhitungan data secara manual.

H. Analisa Data

Sesuai penelian in i yaitu kuantitasif dengan pendekatan

deskriptif, maka rumus yang digunakan dalam menganalisis data guna


48

mengetahui presentase setiap variabel yang diteliti adalah sebagai

berikut :

Rumus analisis univariat

f
= ×

Keterangan :

x : Presentasi hasil yang dicapai

f : Frekuensi yang diperoleh

n : Total score

k : konstanta (100%)

Berdasarkan jawaban responden selanjutnya akan diperoleh suatu

kecenderungan atas jawaban responden tersebut. Kuesioner yang

akan dibagikan khusunya kuesioner tentang sikap dihitung berdasarkan

perhitungan interpretasi menurut Ridwan (2009).

I. Penyajian Data

Data dari hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang disertai dengan narasi untuk memberikan gambaran

tentang pengetahuan tentang HIV/AIDS di SMP Negeri 10 Kendari.


49

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Kendari

1. Keadaan Geografi

SMP Negeri 10 Kendari terletak di Jalan Prof. DR.Abdurrauf Tarimana

No. G. 96 KelurahanKambu, Kecamatan Andounohu, Kota Kendari ,

Sulawesi Tenggara. Tanah sekolah sepenuhnya milik negara. Luas

areal seluruhnya 20.000 m 2. Luas bangunan 6.000 m 2 . Sekitar sekolah

dikelilingi oleh pagar sepanjang 300 m.

2. Ruang Belajar

Table 4.1 Distribusi Ruang Belajar Di SMPN 10 Kendari Kecamatan


Anduonohu Kota Kendari
No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran (m2 )
1 Ruang kelas 21 -
2 Perpustakaan 1 12 x 9
3 Lab IPA 1 16 x10
4 Lab Komputer 1 12 x10
5 Lab Bahasa - -
6 Ruang UKS 1 5x4
7 Kesenian 1 12 x 9
8 Keterampilan - -
9 Serbaguna - -
10 Ruang Ibadah 1 6x6
11 Ruang Kantin 4
50

Total 31
Sumber : Data Primer

3. Tenaga Pendidik
Table 4.2 Distribusi Tenaga Pendidik Di SMPN 10 Kendari
Kecamatan Anduonohu Kota Kendari
No Tenaga Jumlah
1 Guru tetap (PNS) 49 orang
2 Guru tidak tetap 3 orang
3 Guru PNS dipekerjakan 2 orang
4 Staf Tata usaha 6 orang
Total 60 orang
Sumber : Data Primer

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Juli 2016 di SMP

Negeri 10 Kendari pada 65 remaja di peroleh hasil sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu
Kota Kendari
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-laki 34 52,3
2 Perempuan 31 47,7
Total 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat responden laki -laki berjumlah 34

orang (52,3%) dan responden perempuan berjumlah 31 orang (47,7%).


51

Tabel 4 .4 Distribusi Frek uensi Responden Berdasarkan Usia Di


SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari
No Usia f %
1 12 11 16,9
2 13 25 38,5
3 14 24 36,9
4 15 5 7,7
Total 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat frekuensi tertinggi memiliki u sia 13

tahun berjumlah 25 orang ( 38,5%), 1 4 tahun berjumlah 24 orang

(36,9%), 12 tahun berjumlah 11 orang (16,9%), dan frekuensi terendah

usia 15 tahun berjumlah 5 orang (7,7%).

Tabel 4 .5 Distribusi Frek uensi Responden Berdasarkan Kelas dan


Usia Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota
Kendari
Umur
Jumlah
No Kelas 12 13 14 15
n % n % n % n % N %
1 VIII 11 100 16 64,0 3 12,5 0 0 30 46,15
2 IX 0 0 9 36,0 21 87,5 5 100 35 53,85
Total 11 16,9 25 38,5 24 56,9 5 7,7 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat kelas VIII frekuensi tertinggi memiliki

usia 13 tahun berjumlah 16 orang (64,0%) dan frekuensi terendah Usia

15 tahun (0,00%), kelas IX frekuensi tertinggi usia 14 tahun berjumlah

21 orang (87,5%) dan frekuensi terendah usia 12 tahun (0,00%).


52

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Tentang HIV/AIDS


Di SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota
Kendari
No Sumber f %
1 Orang Tua 18 27,69
2 Media Elektronik 26 40,00
3 Media Cetak 13 20,00
4 Bill Board 8 12,31
Jumlah 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4.6 di atas Sumber informasi yang diperoleh tentang

HIV/AIDS frekuensi tertinggi melihat media elektronik sebanyak 26

orang (40,00 %) orang tua sebanyak 1 8 orang (27,69%) media cetak

sebanyak 13 orang (20,00%) dan frekuensi terendah Bill board

sebanyak 8 orang (12,31%) dari jumlah sampel 65 orang.

2. Variabel Penelitian

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang


HIV/AIDS Di SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan
Anduonohu Kota Kendari
No. Kriteria Pengetahuan f %
1. Baik 16 24,62
2. Cukup 26 40,00
3. Kurang 23 35,38
Jumlah 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4. 7 di atas dapat dilihat pengetahuan siswa tentang

HIV/AIDS frekuensi tertinggi berpengetahuan cukup sebanyak 26 siswa

(40,00 %), berpengetahuan kurang sebanyak 23 orang (35,38%) dan


53

frekuensi terendah berpengetahuan baik sebanyak 16 siswi (24,62%)

dari jumlah sampel 65 orang.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan R emaja Berdasarkan


Usia Di SMPN 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota
Kendari
Pengetahuan
Jumlah
No Usia Baik Cukup Kurang
n % n % n % N %
1 12 tahun 1 6,25 7 26,92 3 13,04 11 16,92
2 13 tahun 7 43,75 8 30,77 10 43,48 25 38,46
3 14 tahun 7 43,73 9 34,62 8 34,78 24 36,92
4 15 tahun 1 6,25 2 7,69 2 8,70 5 7,69
Jumlah 16 24,62 26 40,00 23 35,38 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa siswa yang mempunyai

pengetahuan kurang paling banyak terdapat pada usia 1 3 tahun

sebanyak 10 orang (43,48 %), usia 14 tahun sebanyak 8 orang

(34,78%), usia 1 2 tahun sebanyak 3 orang (13,04% ) dan usia 15 tahun

sebanyak 2 orang (8,70%).


54

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Penget ahuan Remaja Berdasarkan


Sumber Informasi Di SMPN 10 Kendari Kecamatan
Anduonohu Kota Kendari
Pengetahuan
Sumber Jumlah
No Baik Cukup Kurang
Informasi
n % n % n % N %
1 Orang Tua 6 37,50 9 34,62 3 13,04 18 27,69
2 Media Elektronik 5 31,25 8 30,77 13 56,52 26 40,00
3 Media Cetak 4 25,00 7 26,92 2 8,70 13 20,00
4 Bill Board 1 6,25 2 7,69 5 21,74 8 12,31
Jumlah 16 24,62 26 40,00 23 35,38 65 100
Sumber Data Primer

Pada tabel 4.9 di atas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi siswa yang

memperoleh pengetahuan baik mendapatkan sumber informasi dari

orang tua sebanyak 6 orang (37,50%) Media Elektronik sebanyak 5

orang (31,25%) Media cetak sebanyak 4 orang (25,00%) dan Bill Board

sebanyak 1 orang (6,25%).

C. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan frekuensi tertinggi

pengetahuan cukup sebanyak 26 siswa (40,00 %), berpengetahuan

kurang sebanyak 23 orang (35,38%) dan frekuensi terendah

berpengetahuan baik sebanyak 16 siswi (24,62%) dari jumlah sampel

65 orang.
55

Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui

atau hasil pekerjaan tahu.pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari

kenal , sadar, insaf, mengerti dan pandai .Pen getahuan itu adalah

semua milik atau isi pikiran .Dengan demikian merupakan hasil proses

dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar,2014)

Sesuai dengan penelitian ini dapat disimpulkan sebagian besar

remaja belum memahami tentang HIV/AIDS. Responden yang

pengetahuanya cukup atau kurang disebabkan oleh berbagai faktor

salah satunya usia.

Dengan demikian usia berperan terhadap pengetahuan tentang

HIV/AIDS. Semakin bertambah usia akan bertambah pula daya ingatnya

dan dengan bertambanhya usia dan dengan diiringi dengan berbagai

pengalaman hidup yang dapat berupa juga pengetahuan tentang

HIV/AIDS maka pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja akan

bertambah. Sedang usia yang masih muda tidak dibarengi pengalaman

hidup yang cenderung memiliki pengetahuan yang masih kurang

tentang HIV/AIDS.

2. Usia

Berdasarkan hasil penelitian usia respondent di SMP Negeri 10

Kendari siswa yang mempunyai pengetahuan kurang paling banyak

terdapat pada usia 13 tahun sebanyak 10 orang (43,48%), usia 14


56

tahun sebanyak 8 orang (34,78%), usia 12 tahun sebanyak 3 orang

(13,04%) dan usia 15 tahun sebanyak 2 orang (8,70%).

Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Notoadmodjo (2003),

bahwa faktor -faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya

adalah usia.

Dengan demikian usia berperan terhadap pengetahuan tentang

HIV/AIDS. Semakin bertambah usia akan bertambah pula daya ingatnya

dan dengan bertambanhya usia dan dengan diiringi dengan berbagai

pengalaman hidup yang dapat berupa juga pengetahuan tentang

HIV/AIDS maka penget ahuan tentang HIV/AIDS pada re maja akan

bertambah. Sedang usia yang masih muda tidak dibarengi pengalaman

hidup yang cenderung memiliki pengetahuan yang masih kurang

tentang HIV/AIDS.

Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, di harapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu di tekankan,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak di per oleh dari pendidikan formal saja, akan

tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non formal.


57

3. Sumber Informasi

Berdasarkan hasil penelitian Sumber informasi yang diperoleh

tentang HIV/AIDS frekuensi tertinggi siswa yang memperoleh

pengetahuan baik mendapatkan sumber informasi dari orang tua

sebanyak 6 orang (37,50%) Media Elektronik sebanyak 5 orang

(31,25%) Media cetak sebanyak 4 orang (25,00%) dan Bill Board

sebanyak 1 orang (6,25%).

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Notoadmodjo (2007).

Media informasi hakikatnya adalah alat bantu pendidikan termasuk

pendidikan kesehatan.

Menurut Hary (dalam Sari 2010) Sumber informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki

pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik,

pengetahuanya akan meningkat juga. Sumber informasi tentang

HIV/AIDS dapat diperoleh dari medi a masa, media elektronik dan bill

board (media papan).

Sesuai dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden

mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS lebih banyak pada media

elektronik,karena dipengaruhi dengan perkembangan teknologi dimana

responden rata-rata memiliki handphone dengan yang lengkapi internet

sehingga dapat mengakses informasi secara instan dan cepat.


58

Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS

sehingga remaja mengetahui hal -hal yang seharunya dihindari. Remaja

mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan

terpercaya karena dalam mengetahui tentang HIV/AIDS secara benar

maka remaja dapat terhindar dari hal -hal negativ . Dengan demikian

perlu adanya pendidikan kesehatan maupun penyuluhan kesehatan

tentang HIV/AIDS di SMPN 10 kendari sehingga pengetahuan remaja

tentang HIV/AIDS dapat bertambah pula.


59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelit ian yang dilakukan tanggal pada bulan Juli 2016

di SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari di

dapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMP Negeri 10 Kendari

Kecamatan Anduonohu Kota Kendari dalam kategori cukup.

2. Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMP Negeri 10 Kendari

Kecamatan Anduonohu Kota Kendari berdasarkan umur dalam kategori

baik terbanyak terdapat pada kelompok umur 14 dan 13 tahun dan

paling sedikit terdapat pada kelompok umur 15 dan 12 tahun,

3. Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMP Negeri 10 Kendari

Kecamatan A nduonohu Kota Kendari berdasarkan sumber informasi

frekuensi tertinggi siswa yang memperoleh pengetahuan baik

mendapatkan sumber informasi dari orang tua dan paling rendah

diperoleh dari Bill Board sebanyak 1 orang.


60

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan :

1. Bagi pihak sekolah, perlu kiranya diadakan seminar atau penyuluhan

tentang HIV/AIDS, bekerjasama dengan instansi terkait yang

berkompeten.

2. Kepada siswa -siswi SMP Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu

Kota Kendari agar dapa t menyikapi pencegahan HIV/AIDS mengingat

remaja merupakan salah satu penerus bangsa dan negara yang

tentunya mampu membedakan mana sikap positis dan mana sikap

negatif.

3. Kepada masyarakat khususnya orang tua siswa-siswi SMP Negeri 10

Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari agar lebih berperan aktif

dalam memberikan pembinaan kepada anaknya dalam menyikapi

HIV/AIDS.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat memberikan sumbangan ba gi

pengembangan ilmu kesehatan khusunya peneliti kebidanan.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 200 7. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V .
PT. Rineka Citra: Jakarta

A.wawan dan Dewi.M. 2010. Teori dan Pengekuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Cetakan 1. Nuha Medica : Jakarta

Azwar, S. 2004. Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar


_______ J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. EGC : Jakarta

Dinas kesehatan,2014 .Laporan Bulanan Konseling dan Testing Sukarela


(KTS/VCT), Pemerinth Provinsi Sulawesi Tenggara

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI .2014 , Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia .


Jakarta . http://spiritia.or.id./Stats/statCurr.php?lang=id (diakses 11
januari 2016 pukul 17.00 WITA

Djoerban, dkk. 2007 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III Edisi IV.
Jakarta:FK UI

Gurendro. P. 2009. Jurnal Kesehatan Reproduksi . Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Volume 1 : Jakarta
Http://gangguanimuniogi.blogspot.co.id/ di akses tanggal 23 -2-
2016 pukul 21.00

Imron, Ali. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja . Yogyakarta :


Arr-ruzz media

Kartono. K 2007. Psikologi anak : (Psikologi Perkembangan) :Mandar Maju :


Bandung

Nasronudin, Suryono. 2005. Gambaran Klinis dan Diagnosis Infeksi HIV/AIDS

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta


: Jakarta.
Lok. 2009 . “Remaja Paling Rentan Tertular HIV/AIDS “. Kompas ,24 April
2009 .
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/04/24/2029445/Remaja.P
aling.Rentan.Tertular.HIV/AIDS (diakses 16 januari 2016 pukul
17.00 WITA)
Lynos , Marifyn V dan ignatavicus, Donna D . 2009 .Medical-Surgical Nursing
,A Nursing Procces Approach , Philadelphia : W.B Saunders Co

Marmi . 2014. Kesehatan Reproduksi .Yogyakarta : pustaka belajar


Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka
Cipta.

Nursalam. 200 7. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, 2007, Pencegahan
HIV/AIDS www.aids-rsrspiss.com
Lampiran 1 PERMINTAAN PERSETUJUAN
MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Responden
Di-
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : RIZKI WAHYUNI

Nim : P00324013016

Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan,

bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “ Studi Pengetahuan Remaja

Tentang HIV/AIDS Di SMP Negeri 10 Kendari Kec. Anduonohu Kota Kendari

Tahun 2016”.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon Anda meluangkan waktu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini. Anda berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi

responden. Namun, apabila Anda setuju, Anda dipersilahkan untuk menandatangani

surat persetujuan responden ini. Atas partisipasi dan kebijakan responden, saya

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Rizki Wahyuni
Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

( INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan, dengan judul “ Studi Pengetahuan Remaja

Tentang HIV/AIDS di SMP Negeri 10 Kendari Kec. Anduonohu Kota Kendari Tahun

2016”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian pernyataan ini

dengan suka rel a tanpa paksaan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Kendari, Juli 2016

Responden
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN
STUDI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS
DI SMP NEGERI 10 KEC. ANDUONOHU
KOTA KENDARI TAHUN 2016

Variabel Penelitian Sumber Informasi


Kategori
Umur Jk Kelas Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS

Orang tua
a

No

Bill Board
M. Cetak
am

kurang
ITEM PERTANYAAN

M elekt
cukup
N

Baik
12 13 14 15 Lk Pr VIII IX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑ Skor

1 An. R √ √ √ 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16 80 √ √

2 An. N √ √ √ 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13 65 √ √

3 An. F √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 15 75 √ √

4 An. U √ √ √ 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 65 √ √

5 An. A √ √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 70 √ √

6 An. A √ √ √ 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 11 55 √ √

7 An. W √ √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 60 √ √

8 An. D √ √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 60 √ √

9 An. A √ √ √ 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13 65 √ √

10 An.S √ √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 60 √ √

11 An. H √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15 75 √ √

12 An. A √ √ √ 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 15 75 √ √

13 An. R √ √ √ 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 50 √ √

14 An. K √ √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 70 √ √

15 An. N √ √ √ 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 12 60 √ √

16 An. N √ √ √ 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 65 √ √

17 An.I √ √ √ 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 9 45 √ √

18 An. H √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 10 50 √ √

19 An. A √ √ √ 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7 35 √ √

20 An. R √ √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 50 √ √

21 An. F √ √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8 40 √ √

22 An. M √ √ √ 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 9 45 √ √

23 An. A √ √ √ 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 55 √ √

24 An.P √ √ √ 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 12 60 √ √
25 An.I √ √ √ 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13 65 √ √

26 An. V √ √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 8 40 √ √

27 An. S √ √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8 40 √ √

28 An. F √ √ √ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 10 50 √ √

29 An. S √ √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 8 40 √ √

30 An. S √ √ √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 16 80 √ √

31 An. H √ √ √ 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12 60 √ √

32 An. M √ √ √ 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 11 55 √ √

33 An. A √ √ √ 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 15 75 √ √

34 An. A √ √ √ 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 65 √ √

35 An. S √ √ √ 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8 40 √ √

36 An. R √ √ √ 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 70 √ √

37 An. H √ √ √ 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13 65 √ √

38 An. S √ √ √ 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 13 65 √ √

39 An. A √ √ √ 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14 70 √ √

40 An. N √ √ √ 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 12 60 √ √

41 An. N √ √ √ 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 55 √ √

42 An. A √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15 75 √ √

43 An. A √ √ √ 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 12 60 √ √

44 An. N √ √ √ 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 70 √ √

45 An. N √ √ √ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 10 50 √ √

46 An. A √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 √ √

47 An. I √ √ √ 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9 45 √ √

48 An. A √ √ √ 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 9 45 √ √

49 An. I √ √ √ 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 8 40 √ √

50 An. Z √ √ √ 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 √ √

51 An. R √ √ √ 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 √ √

52 An. H √ √ √ 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 60 √ √

53 An. I √ √ √ 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 9 45 √ √

54 An. A √ √ √ 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 80 √ √

55 An. I √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12 60 √ √

56 An. F √ √ √ 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 12 60 √ √

57 An. M √ √ √ 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 12 60 √ √
58 An. A √ √ √ 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 75 √ √

59 An. A √ √ √ 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 70 √ √

60 An. M √ √ √ 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80 √ √

61 An. F √ √ √ 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11 55 √ √

62 An.R √ √ √ 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9 45 √ √

63 An. S √ √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 √ √

64 An. A √ √ √ 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 75 √ √

65 An. S √ √ √ 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 75 √ √

Total 11 25 24 5 34 31 30
46,15% 35 16 26 23 18 26 13 8
53,85%

24,62%

40,00%

35,38%

27,69%

40,00%

20.00%

12,31%
16,9%
38,5%
36,9%

52,3%
47,7%
7,7%

%
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
STUDI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS
DI SMP NEGERI 10 KEC. ANDUONOHU
KOTA KENDARI TAHUN 2016

Variabel Penelitian

i
as
Umur Jk Kelas Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS

m
a

No Kategori

or
am

nf
ITEM PERTANYAAN
N

rI
be
m
12 13 14 15 Lk Pr VIII IX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑ Skor

Su
1 An. R 13 √ √ 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16 80 Baik M. cetak

2 An. N 12 √ √ 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13 65 cukup M. Elektornik

3 An. F 12 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 15 75 Baik M. cetak

4 An. U 12 √ √ 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 65 cukup Orang tua

5 An. A 12 √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 70 cukup M. Elektornik

6 An. A 14 √ √ 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 11 55 kurang Orang tua

7 An. W 13 √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 60 cukup M. cetak

8 An. D 13 √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 60 cukup Orang tua

9 An. A 12 √ √ 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13 65 cukup M. cetak

10 An.S 12 √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 12 60 cukup M. cetak

11 An. H 13 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15 75 Baik Orang tua

12 An. A 13 √ √ 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 15 75 Baik M. Elektornik

13 An. R 13 √ √ 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 50 kurang M. Elektornik

14 An. K 13 √ √ 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 14 70 cukup Orang tua

15 An. N 12 √ √ 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 12 60 cukup M. Elektornik

16 An. N 13 √ √ 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 65 cukup Orang tua

17 An.I 12 √ √ 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 9 45 kurang M. Elektornik

18 An. H 13 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 10 50 kurang Bill Board

19 An. A 13 √ √ 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7 35 kurang M. Elektornik

20 An. R 12 √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 50 kurang M. Elektornik

21 An. F 13 √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8 40 kurang Orang tua

22 An. M 12 √ √ 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 9 45 kurang M. Elektornik

23 An. A 13 √ √ 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 55 kurang M. Elektornik

24 An.P 12 √ √ 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 12 60 cukup Orang tua

25 An.I 13 √ √ 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 13 65 cukup M. Elektornik


26 An. V 13 √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 8 40 kurang M. Elektornik

27 An. S 14 √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8 40 kurang M. Elektornik

28 An. F 13 √ √ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 10 50 kurang M. cetak

29 An. S 14 √ √ 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 8 40 kurang M. Elektornik

30 An. S 13 √ √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 16 80 Baik Orang tua

31 An. H 14 √ √ 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12 60 cukup Orang tua

32 An. M 14 √ √ 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 11 55 kurang M. cetak

33 An. A 14 √ √ 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 15 75 Baik M. cetak

34 An. A 14 √ √ 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 65 cukup M. cetak

35 An. S 13 √ √ 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 8 40 kurang Bill Board

36 An. R 14 √ √ 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 14 70 cukup M. cetak

37 An. H 13 √ √ 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 13 65 cukup M. cetak

38 An. S 15 √ √ 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 13 65 cukup Orang tua

39 An. A 14 √ √ 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 14 70 cukup M. Elektornik

40 An. N 14 √ √ 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 12 60 cukup Bill Board

41 An. N 14 √ √ 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 11 55 kurang M. Elektornik

42 An. A 14 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 15 75 Baik M. Elektornik

43 An. A 14 √ √ 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 12 60 cukup Orang tua

44 An. N 13 √ √ 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 70 cukup M. Elektornik

45 An. N 13 √ √ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 10 50 kurang Orang tua

46 An. A 14 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 Baik Orang tua

47 An. I 15 √ √ 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9 45 kurang Bill Board

48 An. A 15 √ √ 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 9 45 kurang Bill Board

49 An. I 14 √ √ 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 8 40 kurang M. Elektornik

50 An. Z 13 √ √ 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Baik Orang tua

51 An. R 13 √ √ 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Baik Orang tua

52 An. H 15 √ √ 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 60 cukup M. Elektornik

53 An. I 14 √ √ 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 9 45 kurang M. Elektornik

54 An. A 14 √ √ 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16 80 Baik M. Elektornik

55 An. I 14 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 12 60 cukup Bill Board

56 An. F 14 √ √ 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 12 60 cukup M. cetak

57 An. M 14 √ √ 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 12 60 cukup Orang tua

58 An. A 13 √ √ 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 75 Baik Orang tua

59 An. A 13 √ √ 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 70 cukup M. Elektornik


60 An. M 15 √ √ 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80 Baik M. Elektornik

61 An. F 14 √ √ 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11 55 kurang M. Elektornik

62 An.R 13 √ √ 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9 45 kurang Bill Board

63 An. S 14 √ √ 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 Baik Bill Board

64 An. A 14 √ √ 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 75 Baik M. Elektornik

65 An. S 14 √ √ 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 75 Baik M. cetak

Total 11 25 24 5 34 31 30 35

46,15%

53,85%
16,9%

38,5%

36,9%

52,3%

47,7%
7,7%

%
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Rizki Wahyuni

NIM : P00324013016

Program Studi : D III Kebidanan

Judul KTI :Studi Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMP

Negeri 10 Kendari Kecamatan Anduonohu Kota Kendari

Tahun 2016

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar -benar hasil

karya sendiri. Bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain

yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian

hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Kendari, 25 Juli 2016

Yang Membuat Pernyataan

Rizki Wahyuni
NIM. P00324013016

Anda mungkin juga menyukai