Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

A DENGAN COLIC
ABDOMEN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA NYAMAN DI RUANG RAWAT RUMAH
SAKIT ALIYAH I KOTA KENDARI

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan di depan
Tim Penguji

OLEH :
SRI WAHYUNI
NIM : P00320019141

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI DIII KEPERAWATAN
2022

i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP

A. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Sri Wahyuni
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Asingi, 10 Juli 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki, Indonesia
6. Alamat : Desa Asingi, Kec. Tinanggea,
Kab. Konawe Selatan
7. No. Telp/ Hp : 082164024127

B. PENDIDIKAN
1. SDN 10 Tinanggea
2. MTSN 02 Konawe Selatan
3. SMAN 01 Konawe Selatan
4. Poltekkes Kemenkes Kendari 2019 - 2022

v
MOTTO

“ Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang pintar. Orang yang selalu
meraih kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang menyerah”

Sri Wahyuni

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Nn.A Dengan Colic Abdomen Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Di Ruang Rawat Rumah Sakit Aliyah
I Kota Kendari Tahun 2022”.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa amat
banyak hambatan yang melintang, namun berkat rahmat Allah SWT yang
senantiasa memberi petunjuk-Nya sehingga segala hambatan yang penulis hadapi
dapat teratasi. Terima kasih yang tak ternilai penulis ucapkan kepada kedua orang
tua yang amat saya cintai, bapak Samsul dan Ibu Rusnia atas segala doa dan kasih
sayangnya yang tak henti tercurahkan demi keberhasilan saya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing saya Ibu
Reni Devianti Usman, M.Kep., Sp.KMB dan Ibu Hj. Dali, SKM., M.Kes yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Teguh Faturrahman, SKM., MPPM selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Kendari
2. Bapak Abd. Syukur Bau, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
3. Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Sekertaris Jurusan DIII
Keperawatan
4. Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB dan Hj. Dali, SKM., M.Kes
sebagai pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bimbingan
dan arahan yang sangat bermanfaat dalam proses penyusunan karya tulis
ilmiah ini
5. Kepada Dwi Yanti, S.Kep. Ns, Msc, Prishilla Sulupadang, S. Kep., Ns.,
M.Kep., Sp.Kep. An, dan Sitti Muhsinah, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.KMB sebagai penguji I, II, dan III yang dengan ikhlas memberikan
kritik dan saran sehingga karya tulis ilmiah saya dapat diselesaikan.

vii
6. Kepada Direktur Rumah Sakit Aliyah I Kota Kendari, Dr. Hj. Maryam
Rufiah, MR., M.Kes yang telah memberi izin untuk melakukan
pengambilan data awal.
7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu
pengetahuan pada penulis selama kuliah.
8. Kepada kedua orang tua saya tercinta Samsul dan Rusnia yang turut serta
memberikan dukungan, semangat dan doa yang begitu tulus bagi penulis.
9. Saudara dan keluarga saya yang senantiasa memberikan dukungan,
semangat, dan doanya untuk keberhasilan saya, terima kasih dan sayang
saya untuk kalian.
10. Kepada teman dekat penulis Muhammad Haris yang telah membantu dan
memberikan dukung kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan semua
dengan waktu yang tepat.
11. Sahabat saya Shely Agista Melani, Dita Sukmawati, Dean Nikita
Rahmah dan Nurhayati Syukri yang selalu memberikan semangat kepada
saya, dan selalu menemani saya baik senang maupun susah dalam
penyusunan karya tulis ilmiah saya.
12. Seluruh teman-teman Jurusan Keperawatan “Angkatan 2019” Poltekkes
Kemenkes Kendari khususnya perawat III C, kalian adalah keluarga kecil
saya selama kurang lebih 3 tahun, susah senang telah kita lalui bersama.
Penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan,
akhir kata penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga nantinya
proposal ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Aamiin Ya
Rabbal Alaamiin.

Penyusun

Sri Wahyuni
P00320019141

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN….................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN…................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…................................... iv
RIWAYAT HIDUP…................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR…............................................................................... vii
DAFTAR ISI….............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..xii
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN….......................................................................... 1
A. Latar Belakang….............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah…......................................................................... 4
C. Tujuan Umum…............................................................................... 4
D. Tujuan Khusus….............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian…......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…............................................................... 6
A. Konsep Kolic Abdomen atau ……………….…...............................6
B. Konsep Kebutuhan Rasa Nyaman …................................................11
C. Konsep Asuhan Keperawatan ….......................................................14
BAB III METODE STUDI KASUS….......................................................... 19
A. Rancangan Studi Kasus…................................................................. 19
B. Objek dan Subjek Studi Kasus…...................................................... 19
C. Waktu dan Tempat Melakukan Studi Kasus…................................. 19
D. Fokus Studi Kasus…......................................................................... 20
E. Defenisi Operasional…..................................................................... 20
F. Instrument Pengumpulan Data…...................................................... 22
G. Analisis dan Penyajian Data…......................................................... 23

ix
H. Etika Penelitian…............................................................................. 23
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN…........................ 25
A. Hasil Studi Kasus….......................................................................... 25
B. Pembahasan ….................................................................................. 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN….................................................... 46
A. Kesimpulan…................................................................................... 46
B. Saran …............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perencanaan Keperawatan Nyeri Akut…………………………….....16


Table 2.1 Intervensi Keperawatan dengan Diagnosa Keperawatan Nyeri
Akut……………………………………………………………………………...33
Tabel 2.2 Implementasi Keperawatan dengan Diagnosa Keperawatan Nyeri
Akut…………………………………………………………………………...…35

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent


Lampiran 2 Surat keterangan bebas administrasi
Lampiran 3 Surat izin pengambilan data awal
Lampiran 4 Surat izin penelitian dari Balitbang
Lampiran 5 Surat izin penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari
Lampiran 6 Surat keterangan bebas pustaka
Lampiran 7 Standar operasional prosedur (SOP) kompres hangat

xii
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada Nn. A Dengan Colic Abdomen Dalam Pemenuhan


Kebutuhan Rasa Nyaman di Ruang Rawat Rumah Sakit Aliyah I Kota
Kendari
Sri Wahyuni P003200190141 (2022)
Program Studi D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari
Pembimbing I (Reni Devianti Usman, M.Kep., Sp.KMB)
Pembimbing II (Hj. Dali, SKM., M.Kes)
Latar belakang : kolik abdomen merupakan sebuah terminologi yang
menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan
kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Tujuan : Mengetahui
gambaran penerapan asuhan keperawatan pada pasien diagnosa medis kolik
abdomen dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan di Rumah Sakit Aliyah 1 Kota
Kendari. Metode : Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Hasil : Nn. A mengeluh nyeri di bagian perut tembus belakang dan menjalar ke
ulu hati dengan skala nyeri 6 (sedang) adapun diagnosa keperawatan yaitu nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis adapaun intervensinya yaitu
manajemen nyeri, hasil pada hari pertama adalah nyeri yang dirasakan mulai
berkurang dengan skala 5 setelah dilakukan penerapan kompres hangat pada pasien
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Hasil pada Hari ke-2 adalah ada perbedaan
yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat terjadi
penurunan skala nyeri 4. Hasil pada hari ke-3 adalah pelaksanaan manajemen nyeri
dengan teknik kompres hangat efektif dalam menurunkan skala nyeri dari skala 6
menjadi skala 3. kesimpulan : Penerapan kompres hangat terbukti dapat membantu
mengatasi masalah kenaikan skala nyeri pada pasien yang mengalami kolik
abdomen dan terbukti memiliki pengaruh terhadap penurunan skala nyeri tubuh
pada pasien yang mengalami kolik abdomen.
Kata Kunci: colic abdomen, nyeri akut, asuhan keperawatan, kompres hangat

xiii
ABSTRACT

Nursing Care for Ms. A With Colic Abdomen in Fulfilling the Need for
Comfort in the Inpatient Room of Aliyah I Hospital, Kendari City
Sri Wahyuni P003200190141 (2022)
D3 Nursing Study Program Kendari Health Polytechnic
Advisor I (Reni Devianti Usman, M.Kep., Sp.KMB)
Advisor II (Hj. Dali, SKM., M.Kes)
Background: Colic abdomen is a term that indicates an emergency in the abdomen
that can end in death if not treated with surgery. Objective: To describe the
application of nursing care to patients with colic abdominal medical diagnoses in
meeting the comfort needs of Aliyah 1 Hospital, Kendari City. Methods: The
design used in this research is a case study. Result : Ms. A complained of pain in
the abdomen that penetrated the back and radiated to the solar plexus with a pain
scale of 6 (moderate) while the nursing diagnosis was acute pain related to
physiological injury agents as well as the intervention, namely pain management,
the results on the first day were the pain felt began to decrease with a scale of 5
after applying a warm compress to the patient to reduce the pain felt. The results on
Day 2 were that there was a significant difference between before and after warm
compresses there was a decrease in pain scale 4. The results on day 3 were that the
implementation of pain management with warm compresses was effective in
reducing the pain scale from a scale of 6 to a scale of 3. Conclusion: The
application of warm compresses has been proven to help overcome the problem of
increasing pain scale in patients with abdominal colic and has been shown to have
an effect on decreasing body pain scale in patients with abdominal colic.
Keywords: abdominal colic, acute pain, nursing care, warm compress
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar dalam kebutuhan
dasar manusia meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara, air, makanan, tempat
tinggal,rasa aman nyaman, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. Salah satu
kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan rasa nyaman.Rasa nyaman berupa
terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu.
Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan pasien adalah nyeri ( Rejo, 2017).
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada
persepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri.
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan
dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu
merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-
hari, psikis, dan lain-lain ( Rejo, 2017 ).
Nyeri berdasarkan tingkatannya terdiri dari 3 yaitu nyeri ringan, Nyeri
sedang dan Nyeri berat. Penilaian nyeri dapat dinilai dengan menggunakan skala
nyeri numerik, yaitu tidak nyeri bila skala intensitas nyeri numerik 0, nyeri
ringan bila skala intesitas nyeri numerik 1-4, nyeri sedang bila skala intensitas
nyeri numerik 5-7, nyeri berat bila skala intensitas numerik 8-10 (Tanjung,
2016).
Nyeri juga bisa muncul dari berbagai jenis penyakit baik penyakit akut
maupun penyakit kronis contohnya seperi kolik abdomen. Kolik abdomen atau
merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat
dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi
dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena
perdarahan, peradangan, perforai atau obstruksi pada alat pencernaan.
Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan seperti pada
appendicitis atau sekunder melalui suatu pencernaan peritoneum karena
perforasi tukak lambung atau perforasi akibat trauma (Pratiwi, 2020).

1
Kolik abdomen yaitu istilah yang sering digunakan untuk tanda-tanda
tersebut dari nyeri abdomen dan nyeri tekan yang tidak spesifik akan tetapi
sering terdapat dipenderita dengan keadaan intra abdominal akut yang
berbahaya. Kolik abdomen merupakah salah satu keadaan darurat non trauma,
dimana seorang penderita keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan
secepatnya untuk dapat dibebaskan atau mencegah memburuknya keadaan
penderita. Ada banyak penyebab lainnya yang mengakibatkan kolik abdomen
salah satunya adhesi intestinal atau bisa disebut perlengketan usus (Mannana et
al., 2021).
Kolik abdomen atau nyeri perut adalah rasa nyeri pada perut yang
sifatnya hilang timbul. dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen.
Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ didalam perut (mencret,
radang kandung empedu, batu ginjal). Pengobatan yang diberikan adalah
penghilang rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang terlibat. Bila infeksi
dari kandung kemih atau kandung empedu maka operasi untuk angkat kandung
empedu (Kristina, 2020).
Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan kolik abdomen ke Instalasi
Gawat Darurat setiap tahunnya di seluruh dunia, dimana 25, 41% merupakan
kasus kolik abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik. Sebagian besar
merupakan kasus kolik abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik. Sebagian
besar merupakan kasus ringan dengan prognosis yang baik namun demikian,
beberapa kasus mengancam jiwa dapat berujung kematian akibat misdiagnosis,
termasuk diantaranya ruptur aorta, aneurisma, appendisitis, kehamilan ektopik,
dan infark miokard (Pratiwi, 2020).
The World Health Organization dalam Jain (2010), menyebutkan
bahwa nyeri abdomen merupakan angka kejadian nyeri yang cukup tinggi.
Penanganan nyeri abdomen maupun nyeri secara umum seringkali di unit
pelayanan klinis terutama di instalasi gawat darurat sering kali menggunakan
terapi analgesik, hal ini dikarenakan kecepatan dan ketepatan harus diberikan
pada penanganan nyeri pada keadaan gawat darurat (Elmaghfuroh & Wahyudi,
2019).

2
Berdasarkan perolehan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara menunjukan bahwa kasus kolik abdomen di Sulawesi Tenggara pada
tahun 2019 mencapai 2.600 kasus dengan wilayah kasus paling banyak terdapat
pada daerah kota Kendari sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan
sebanyak 1.430 kasus dengan kasus terbanyak masih terdapat pada daerah kota
Kendari. Berdasarkan hasil pengambilan data awal di Rumah Sakit Aliyah I Kota
Kendari di peroleh data pada tahun 2020, jumlah pasien dengan kolik abdomen
sebanyak 24 kasus, kemudian mengalami peningkatan kasus pada tahun 2021
sebanyak 50 kasus kolik abdomen, berdasarkan observasi peneliti, sejumlah
pasien dengan keluhan utama ketidaknyamanan akibat nyeri sering di temui
terutama pada pasien kolik abdomen (Aliyah I Kota Kendari).
Dalam hal mengatasi nyeri yang dialami pasien, tenaga medis
melakukan strategi atau cara yang sering disebut dengan istilah manajemen
nyeri. Manajemen nyeri terbagi ke dalam dua jenis yakni managemen nyeri
farmakologi dan non farmakologi. Manajemen nyeri farmakologi merupakan
upaya atau strategi penyembuhan nyeri menggunakan obat-obatan anti nyeri.
Tenaga medis yang dominan berperan dalam manajemen farmakologi adalah
para dokter dan apoteker. Sedangkan manajemen nyeri non farmakologi
merupakan strategi penyembuhan nyeri tanpa menggunakan obat-obatan tetapi
lebih kepada perilaku Caring. Maka tenaga medis yang dominan berperan adalah
para perawat karena bersentuhan langsung dengan tugas keperawatan (Dewi
Mayasari Prodi S- et al., 2016).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri secara
non farmakologi antara lain, massage, posisi kaki ditinggikan dari badan, olah
raga, pengaturan diet dan pemberian kompres hangat. Nyeri kolik abdomen jika
tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu
sehingga mendesak untuk segera mengmbil tindakan atau terapi baik
farmakologis maupun non farmakologis. Terapi farmakologis salah satunya
dengan pemberian obat-obat analgetik. Pemberian kompres hangat merupakan
salah satu tindakan mandiri. Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan
vasodilatasi pada pembuluh darah yang nantinya akan meningkatkan aliran
darah ke jaringan penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan

3
pembuangan dari zat zat di perbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri kolik
abdomen (Natalie, 2013). Kompres air hangat ini sangat efektif dalam
menurunkan nyeri spasme otot.
Selain itu perawat akan memberikan Asuhan keperawatan profesional
yaitu kegiatan melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien berlandaskan
ilmu dan tahap keperawatan, bersifat “humane”, dengan pendekatan holistik,
mencakup bio-psikososial/kultural dan spiritual, serta orientasi kebutuhan
objektif klien,dalam bentuk praktik keperawatan ilmiah (Jaya et al., 2019).
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah
kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai Kesehatan yang
optimal.
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan Kesehatan klien
individu, keluarga, dan komunitas.
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan kolik abdomen
dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang rawat di RS Aliyah I kota
kendari
C. Tujuan umum
Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan kolik
abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang rawat di RS Aliyah
I kota Kendari
D. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman di RS Aliyah I kota kendari
2. Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien dengan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman di RS Aliyah I kota kendari

4
3. Menyusun rencana/intervensi keperawatan pada klien dengan pemenuhan
kebutuan rasa nyaman di RS Aliyah I kota kendari
4. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman di RS Aliyah I kota kendari
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman di RS Aliyah I kota kendari
E. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengalaman nyata dalam
memberi asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman serta menetapkan ilmu yang diperoleh dalam mengikuti
pendidikan.
2. Bagi institusi pendidikan
a. Sebagai bahan informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa politeknik
kesehatan kendari jurusan keperawatan.
b. Untuk pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya dan sebagai bahan
atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.
3. Petugas / pihak RS Aliyah 1 kota Kendari
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek keperawatan,
terkhususnya untuk pasien dengan masalah gangguan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman (nyeri).
4. Klien / masyarakat
Bagi klien dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui lebih lanjut
penyakit yang dialami dan penatalaksanaan yang tepat pada gangguan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (nyeri).

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kolic Abdomen atau Abdomen Akut


1. Definisi
Kolik abdomen adalah suatu kasus kegawat daruratan abdomen yang
dapat terjadi karena masalah bedah dan non bedah, ditandai dengan keluhan
nyeri abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24 jam
(Mannana et al., 2021). Penyakit kolik abdomen biasanya menyerang sistem
pencernaan, sistem pencernaan merupakan sistem organ yang menerima
makanan, mencerna makanan untuk dijadikan energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa dari proses tersebut. Usus merupakan bagian penting dari
salah satu saluran pencernan. Usus berfungsi dalam mengabsorpsi nutrisi. Salah
satu permasalahan pada usus yang dapat menyerang anak-anak bahkan orang
dewasa dan dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa adalah
ileus obstruktif.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena
sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang
terlibat tersebut dipengaruhi peristaltic (Pratiwi, 2020).
2. Etiologi
Ada banyak organ di dalam perut, antara lain hati, ginjal, lambung, usus
kecil, dan besar, pembuluh darah seperti aorta abdominal, dan lain-lain.
Kerusakan atau penyakit-penyakit yang mengenai organ-organ tersebut dapat
menyebabkan nyeri perut. Umumnya, nyeri perut disebabkan usus yang
teregang, peradangan organ dalam perut, luka cedera, dan kekurangan persedian
darah atau iskemia organ.

6
Penyebab utama yang sering muncul dalam kolik abdomen atau
nyeri perut yaitu :
a. Mekanis
1. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan)
2. Karsinoma
3. Volvulus
4. Intususepsi
5. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati).
6. Polip (perubahan pada mukosa hidung).
7. Struktur (penyumbatan yang abnormal pada ductus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik).
1. Ileus paralitik
2. Lesi medulla spinalis
3. Enteritis regional
4. Ketidakseimbangan elektrolit
5. Uremia

Etiologi yang lain yaitu:


a. Inflamasi peritoneum parietal: perforasi peritonitis, apendisitis, diverti
kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
b. Kelainan mukosa visceral: tukak peptik, inflammatory bowel disease
kulitis infeksi, esophagitis.
c. Obstruksi visceral: ileus obstruksi, kolik billier atau renal karena batu.
d. Regangan kopsula organ: hepatitis kista ovarium, pilelonefritis
e. Gangguan vaskuler: iskemia atau infark intestinal.
f. Gangguan motilitis: irritable bowel syndrome,dyspepsia fungsional
g. Ekatra abdominal: hespes trauma muskuluskeletal, infark miokard dan
paru dan lainnya (Kristina, 2020).

7
3. Patofisiologi
Patofisiologis rasa sakit perut, baik mendadak berulang, biasanya selalu
bersumber pula (Kristina, 2020).
a. Visera perut
b. Organ lain di luar perut
c. Lesi pada susunan saraf spinal
d. Gangguan metabolic
e. Psikosomatik
Patofisologis yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik
atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah pada obstruksi paralitik dimana
peristaltik dihambat dari permulaan sedangkan pada obstruksi mekanik
peristaltik mula mula diperkuat, kemudian intermiten, dan akhirnya hilang.
Perubahan patofisiologis utama pada obstruksi usus dapat dilihat pada gambar.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas
(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang
menurunkan pengaliran air dan natrium dari usus ke darah. Oleh karena sekitar
8 liter cairan diskreksi kedalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi
dapat mengakibatkan penimbulan intralumen dengan cepat. Muntah dan
penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan
utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan
ruang cairan ekstra sel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah
jantung, penurunan perfusi jaringan, dan asidosis metabolik. Perengangan usus
yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan
dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus.
Efek lokal perengangan usus adalah iskemia akibat distensi dan
peningkatan permeabilitas akibat nekrosis,disertai absopsi toksin-toksin
bakteri kedalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik. kolik abdomen
terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba-tiba atau sudah berlangsung
lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak boleh pasien
berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh
pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari

8
organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding
perut nyeri (nyeri somatik). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan
berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung
berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan
diare. Lokasi dan nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri dirasakan
penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa
merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain (Kristina,
2020).
4. Gejala
Gejala atau keluhan utama yang dirasakan oleh pasien dispepsia dan
kolik abdomen adalah nyeri. Nyeri merupakan gejala yang sering dialami pada
penderita kolik abdomen dan dispepsia. Nyeri adalah gejala subjektif, hanya
klien yang dapat mengdeskripsikannya. Nyeri tidak dapat diukur secara
objektif oleh praktisi kesehatan. Nyeri adalah yang dikatakan oleh individu
yang mengalaminya sebagai nyeri. Definisi nyeri dalam kamus medis
mencakup “perasaan distres”, penderitaan atau kesakitan, yang disebakan oleh
stimulasi ujung saraf tertentu (J, Ahmad, 2022).
Masalah yang dapat terjadi apabila nyeri tidak teratasi yaitu akan
mempengaruhi perilaku dan aktivitas sehari-hari, ditandai dengan klien sering
kali meringis, mengerutkan dahi, menggigit bibir, gelisah, imobilisasi,
mengalami ketegangan otot, melakukan gerakan melindungi bagian tubuh
sampai dengan menghindari percakapan, menghindari kontak sosial, dan hanya
fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri, klien kurang berpartisipasi dalam
aktivitas rutin, seperti mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan
kebersihan normal serta dapat mengganggu aktivitas sosial dan hubungan
seksual ( J, Ahmad, 2022).

9
5. Manifestasi klinis
a. Mekanika sederhana usus halus Kolik (kram)
pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal peningkatan bising usus halus (bunyi gemericing bernada tinggi
terdengar pada interval singkat) nyeri tekan difus minimal.
b. Mekanika sederhana - usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, muntah sedikit
atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi ‘’Hush‟
meningkat nyeri tekann difus minimal.
c. Mekanika sederhana - kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah) distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit crohn.
gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat nyeri parah terus menerus dan
terlokalisir distensi sedang, muntah paristen, biasanya bising usus menurun
dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna
gelap atau berdarah atau mengandung darah samar (Kristina, 2020).
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik: Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen: lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rektal
d. Laboratorium: leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmen yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amylase karena iritasi pankreas oleh lipatan khusus.

10
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik
(Kristina, 2020).
7. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan untuk penderita kolik
abdomen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu non-farmakologi dan
farmakologi. Pada tahap non-farmakologi penderita kolik abdomen dianjurkan
untuk antara lain, massage, posisi kaki ditinggikan dari badan, olah raga,
pengaturan diet dan pemberian kompres hangat. Diberikan kompres air hangat
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pada bagian perut dengan skala
nyeri sedang menjadi skala ringan. Selain itu, secara farmakologi pemberian
terapi yang dapat diberikan untuk penderita kolik abdomen atau nyeri perut
adalah pemberian obat ketorolac 1 amp (intravena), dan ranitidine 1 amp
(intravena), (Kristina, 2020).

B. Konsep Kebutuhan Rasa Nyaman


1. Definisi
Kolcaba mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari),
kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu
yang melebihi masalah dan nyeri).
2. Etiologi
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial, dan
pengetahuan)
d. Kurang privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f. Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan

11
3. Tanda dan Gejala
1. Gejala dan tanda minor
a. Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. Mengeluh lelah
b. Objektif
1. Menunjukkan gejala distress
2. Tampak merintih/menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
c. Kondisi klinis terkait
1. Penyakit kronis
2. Keganasan
3. Distress psikologis
4. Kehamilan
4. Definisi Nyeri
International Association for Study of Pain (1979), mendefinisikan
nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan
(Bougenvil, 2018).
5. Penyebab Nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
Secara fisik misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik,
termis, kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi
darah, dan lain-lain. Secara psikis penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena

12
adanya trauma psikologis. Nyeri Akut Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi
setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang
cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan berlangsung
untuk waktu yang 11 singkat. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang lebih 6 bulan)
dan akan menghilang tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali
(Rejo, 2017).
6. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cidera akut, penyakit, atau
intervensi bedah awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif dari
sedang sampai berat, juga berlangsung untuk waktu singkat. Fungsi nyeri akut
adalah untuk memberi peringatan akan cidera atau penyakit yang akan datang.
Nyeri akut biasanya akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan. Nyeri akut
berdurasi singkat, kurang dari 6 bulan memiliki onset yang tiba-tiba dan
terlokalisir. Nyeri ini diakibatkan oleh trauma, bedah atau inflamasi nyeri akut
terkadang peningkatan tekanan darah, peningkatan respirasi, denyut jantung dan
dilatasi pupil (Bapa, 2017).
2. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu, nyeri ini berlangsung lama dengan intensitas
yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik adalah
nyeri yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik berlangsung
diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan, karena biasanya nyeri ini tidak
memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Jadi nyeri ini biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan. Nyeri kronik
mengakibatkan supresi pada fungsi sistem imun yang dapat meningkatkan
pertumbuhan tumor, depresi, dan ketidakmampuan (Bapa, 2017).

13
7. Dampak Nyeri Terhadap Mutu Kehidupan
Nyeri adalah salah satu keluhan yang paling sering disampaikan pasien.
Nyeri akan mempengaruhi semua aspek kualitas hidup seseorang ketika nyeri
tidak ditangani dengan baik. Sebuah survei menunjukkan bahwa nyeri akan
mengganggu aktivitas sehari-hari (misalnya: pekerjaan, hubungan sosial, hobi)
pada sebagian besar penderitanya. Banyak penderita nyeri kronis mengatakan
bahwa nyeri yang dideritanya mengganggu kesehatan mental, status pekerjaan,
istirahat, dan hubungan personal mereka. Pasien dengan nyeri kronis tercatat
memiliki gangguan yang berlipat dari segi fisik, sosial, dan psikologis. Pada
pasien ini aktivitas sehari-hari bisa menjadi penderitaan, sulit tidur, dan
membuat mereka mengalami kecemasan, depresi, dan stress. Pasien dengan
keganasan sering mengalami peningkatan rasa nyeri seiring dengan
perkembangan penyakit mereka. Mutu kehidupan penderita nyeri bisa menjadi
sangat rendah, bahkan sampai tidak mampu untuk hidup mandiri layaknya orang
sehat (Sudewa & Subagiartha, 2017).

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan merupakan sebuah komponen utama untuk
mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data, mengorganisasikan data,
dan mendokumentasikan data (Citra, 2021).
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status pernikahan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk
rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditulis singkat jelas, dua atau tiga kata yang
merupakan keluhan yang membuat klien masuk rumah sakit.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit, penyebab terjadinya
penyakit serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
d. Riwayaat Penyakit Dahulu

14
Pengkajian riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan kenyamanan seperti adanya penyakit
gastroenteritis akut (GEA), Fraktur pelvis dan penyait lain yang
berhubungan dengan kebutuhan kenyamanan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga yaitu pengkajian riwayat penyakit yang
di alami keluarga yang sama dengan pasien.
f. Pemeriksaana Fisik
Pemeriksaan fisik yaitu sebagai berikut.
1) Kesadaran dan keadaan umum
2) Memeriksa tanda-tanda vital pada pasien seperti tekanan darah,
suhu, pernafasan dan nadi.
3) Pemeriksaan kepala dan leher
a) Kepala: memeriksa keadaan kepala apakah ada lesi atau rambut
kering yang muda tercabut
b) Mata: biasanya jika hemoglobin rendah maka akan pucat pada
konjungtiva dan pupil ishokor
c) Hidung: apakah ada tanda-tanda kesulitan bernafas atau
pernafasan cuping hidung
d) Mulut: apakah mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah dan
apakah lidah terlihat kotor
e) Leher: Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
teraba
4) pemeriksaan thoraks
a. Inspeksi: ukuran dada normal, tidak ada kesulitan bernafas
5) Pemeriksaan abdomen
a) Inspeksi: Bentuk abdomen normal

b) Palpasi: Tidak mengalami nyeri tekan

c) Perkusi: Terdengar bunyi timpani atau kembung

d) Auskultasi: Terdengar bising usus atau peristaltic

15
6) Pemeriksaan ekstremitas
a) Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada edema

b) Palpasi: Akral dingin, terjadi nyeri otot dan sendi serta tulang
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan buku standar diagnosa keperawatan Indonesia, diagnosa
keperawatan yang dapat muncul pada gangguan kebutuhan kenyamanan dengan
keluhan nyeri yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Rencana keperawatan

Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
pencedara fisik keperawatan selama 3x24 jam Observasi :
maka kontrol nyeri meningkat - Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
- Keluhan nyeri dari frekuensi, kualitas,
meningkat menjadi cukup dan intensitas nyeri
menurun - Identifikasi skala
- Meringis dari meningkat nyeri
menjadi cukup menurun - Identifikasi faktor
- Gelisah dari meningkat yang memperberat
menjadi cukup menurun dan memperingan
- Kesulitan tidur dari nyeri
meningkat menjadi cukup Terapeutik :
menurun - Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
yaitu Teknik Kompres
hangat dengan
menggunakan handuk

16
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan
tidur yaitu dengan
menyediakan
linkungan yang
nyaman)
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Implementasi yang dilakukan pada kasus akut abdomen adalah
manajemen nyeri yang meliputi mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

17
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi skala nyeri,
mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri serta
memberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, menjelaskan
penyebab, periode, dan pemicu nyeri menjelaskan strategi meredakan nyeri dan
melakukan kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu (Saputri, 2018).

5. Evaluasi Keperawatan
Format Evaluasi juga ditulis identitas yang juga harus diisi oleh perawat
yaitu nama, nomor kamar, nomor register, umur, kelas, identitas yang terdapat
di atas berguna agar mempermudah perawat dalam mencari data pasien diatas
dan jelas, serta agar tidak tertukar dengan pasien lain. Evaluasi ditulis setiap kali
setelah semua tindakan dilakukan terhadap pasien.
Pada tahap evaluasi yang menjadi sasaran adalah kriteria hasil yang di
tentukan dari buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia (PPNI, 2019).
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan untuk dapat
menentukan suatu keberhasilan asuhan keperawatan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assessment,
planning). Adapun evaluasi keperawatan yang diharapkan pada pasien dengan
nyeri akut yaitu keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah menurun,
kesulitan tidur menurun, frekuensi nadi membaik, pola napas membaik, dan
tekanan darah membaik.

18
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus


Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu penelitian yang digunakan bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman di RS Aliyah I Kota Kendari.
B. Objek dan Subjek Studi Kasus
Pada studi kasus ini, peneliti mengambil satu klien untuk dijadikan
subyek studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi yaitu
batasan karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu target yang terjangkau
dan akan diteliti.
1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pasien yang telah ditetapkan oleh perawat dan juga melalui rekam medik,
yaitu pasien yang memiliki masalah keperawatan dengan gangguan
kebutuhan rasa nyaman di Rumah Sakit Aliyah I Kota Kendari.
b. Berusia 18 tahun keatas
c. Mampu berkomunikasi dengan koperatif
d. Mampu membaca/menulis
e. Bersedia menjadi subjek study kasus dan mengisi informed consent.
2. Kriteria Esklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pasien setelah berpindah ruangan dalam 3 hari perawatan
C. Waktu dan Tempat Melakukan Studi Kasus
a. Waktu
Penelitian ini dilakukan hari kamis, 23 Juni sd 27 Juni 2022
b. Tempat
Tempat penelitian telah dilaksanakan di Ruang Rawat Rumah Sakit Aliyah
1 Kota Kendari

19
D. Fokus Studi Kasus
a. Asuhan Keperawatan Pada pasien yang menderita Kolik Abdomen dengan
gangguan kebutuhan rasa nyaman
b. Gangguan kebutuhan rasa nyaman pada pasien dengan diagnosa medis
Kolik Abdomen dalam pemenuhan asuhan keperawatan kebutuhan rasa
nyaman
c. Manajemen nyeri dengan pemberian analgetik
E. Defenisi Operasional
Definisi operasional yaitu penejelasan semua variabel dan istilah yang
akan di gunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.
1. Gangguan Kebutuhan Rasa Nyaman
Gangguan kebutuhan rasa nyaman adalah keadaan dimana seseorang
memiliki perasaan kurang senang atau sensasi ketidaknyamanan dalam
dirinya yaitu perasaan nyeri yang disebabkan oleh potensial kerusakan
jaringan atau kerusakan organ.
2. Kolik Abdomen
Kolik abdomen atau nyeri perut adalah rasa nyeri pada perut yang
sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam
abdomen. Hal yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ di dalam
perut (mencret, radang kandung empedu, batu ginjal). Pengobatan yang
diberikan adalah penghilang rasa sakit dan penyebab utama dari organ yang
terlibat. Bila infeksi dari kandung kemih atau kandung empedu maka operasi
untuk angkat kandung empedu (Kristina, 2020).
3. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien
diberbagai tatanan pelayanan kesehatan yang mengalami nyeri, baik nyeri
akut atau nyeri kronis.
4. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian asuhan keperawatan adalah suatu kegiatan pemeriksaan
atau peninjauan terhadap situasai dan kondisi yang dialami pasien seperti:

20
identitas klien, riwayat Kesehatan, pemeriksaan fisik, pengkajian kebutuhan
dasar kenyamanan yaitu mengkaji respon nyeri serta dampak dari gangguan
kebutuhan rasa nyaman.
5. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penentuan masalah keperawatan dari
hasil perumusan data subyektif dan data obyektiv klien. Berdasarkan
penjelasan mengenai diagnosis keperawatan maka peneliti menentukan
diagnosis keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
6. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah rencana asuhan atau tindakan
keperawatan yang akan dilakukan oleh klien. Berdasarkan penjelasan
mengenai intevensi keperawatan di atas maka peneliti mengambil intervensi
manajemen nyeri.
7. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi yang dilakukan pada kasus akut
abdomen adalah manajemen nyeri yang meliputi mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi
skala nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri serta memberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri,
menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri menjelaskan strategi
meredakan nyeri dan melakukan kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
(Saputri, 2018).

21
8. Evaluasi Keperawatan
Format Evaluasi juga ditulis identitas yang juga harus diisi oleh
perawat yaitu nama, nomor kamar, nomor register, umur, kelas, Identitas
yang terdapat di atas berguna agar mempermudah perawat dalam mencari
data pasien diatas dan jelas, serta agar tidak tertukar dengan pasien lain.
Pada tahap evaluasi yang menjadi sasaran adalah kriteria hasil yang
di tentukan dari buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia (PPNI, 2019).
Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,
assessment, planning). Adapun evaluasi keperawatan yang diharapkan pada
pasien dengan nyeri akut yaitu keluhan nyeri menurun, meringis menurun,
gelisah menurun, keesulitan tidur menurun, frekuensi nadi membaik, pola
napas membaik, dan tekanan darah membaik.
F. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data berupa format tahapan proses
keperawatan medikal bedah mulai dari pengkajian keperawatan sampai dengan
evaluasi keperawatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik, observasi langsung, dan studi dokumentasi
1. Format Pengkajian Keperawatan terdiri dari: identitas pasen, Identitas
penanggung jawab, riawayat kesehatan, riwayat kesehatan masalalu, alasan
masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, pemeriksaan
kebutuhan dasar manusia, genogram, konsep diri dan program pengobatan.
2. Format Analisa Data terdiri dari nama pasien, nomor rekam medik, ruang
perawatan, diagnosa medis, data masalah dan etiologi.
3. Format Diagnosa Keperawatan terdiri dari nama pasien, nomor rekam medik,
diagnosa keperawatan, tanggal.
4. Format Rencana Asuhan Keperawatan terdiri dari nama pasien, nomor rekam
medik, ruang perawatan, diagnosa medis, diagnosa keperawatan, luaran
keperawatan (SLKI) dan intervensi keperawatan (SIKI).
5. Format Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan terdiri dari nama pasien,
nomor rekam medik, diagnosa medis, diagnosa keperawatan, hari/tanggal,
jam, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

22
G. Analisis dan Penyajian Data
Setelah mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi selanjutnya melakukan analisis data. Teknik analisis dapat
dilakukan dengan cara mengumpulkan jawaban-jawaban dari penelitian yang
diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah. Lalu dengan cara observasi yang menghasilkan data untuk
selanjutnya dikumpulkan oleh peneliti. Data yang dikumpulkan tersebut dapat
berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang
didapatkan dari klien berupa suatu pendapat terhadap suatu situasi atau kejadian.
Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, yang
diperoleh menggunakan panca indera (melihat, mendengar, mencium, dan
meraba) selama pemeriksaan fisik. Dari data tersebut, selanjutnya peneliti
menegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian peneliti menyusun intervensi
atau rencana keperawatan, melakukan implementasi atau penatalaksanaan serta
mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

H. Etika Penelitian
Dalam melakukan studi kasus, penulis perlu adanya rekomendasi pihak
institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi
tempat studi kasus dalam hal ini RS Aliyah I Kota Kendari. Setelah mendapat
persetujuan barulah dapat di lakukan penelitian dengan menekan masalah etika
penelitian yang meliputi:
1. Informent consent (persetujuan pasien)
Informent consent (lembar persetujuan menjadi responden) Informent
consent di berikan kepada responden yang akan diteliti disertai judul
penelitian,apabila responden menerima atau menolak, maka penelti harus
mampu menerima keputusan responden.
2. Aninimity (tanpa nama)
Untuk menajaga kerhasiaan, peneliti tidak akan menyebutkan nama
respoden tetapi akan menggantinya menjadi inisial atau kode responden
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)

23
Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti dan hanya
kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4. Beneficienci (berbuat baik)
Penelitian melindungi subjek agar terhindar dari bahaya dan ketidak
nyamanan fisik.
5. Full disclosure (pengungkapan penuh)
Penelitian memberikan kepada responden untuk membuat keputusan
secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan keputusan
tersebut tidak dapat di buat tanpa memberikan penjelasan selengkap-
lengkapnya.
6. Veracity (kejujuran)
Veracity berkaitan dengan kewajiban untuk menyatakan sesuatu
dengan benar tidak berbohong apalagi menipu, dalam hal ini peneliti harus
menjelaskan tentang proses dalam penelitiannya dengan benar dan jujur.
7. Justice (keadilan)
Justice berkaitan dengan kewajiban berlaku adil kepada semua orang,
dalam hal ini keputusan yang diambil tidak berdampak buruk bagi semua
pihak.

24
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus


1. Pengkajian

Nomor rekam medis : 073399


Tanggal masuk rumah sakit : 24/06/2022
Tanggal Pengkajian : 24/06/2022
Dx Medis : Colic Abdomen
a Identitas Klien
Nama : Nn, A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/Tanggal Lahir : 18 thn /20 april 2004
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Tolaki
Pendidikan : Kuliah
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendapatan :-
Tanggal MRS : 24 Juni 2022
b Identitas Penanggung
Nama Lengkap : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dnegan Klien : Orang Tua
Alamat : Konsel
c Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri perut sejak 1
hari yang lalu

25
Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan nyeri pada area
perut dan menjalar ke ulu hati

P : Klien mengatakan karena adanya peradangan pada perutnya


Q : Klien mengatakan seperti tertusuk tusuk
R : Daerah abdomen tembus belakang dan menjalar ke ulu hati
S : Skala nyeri 6 (Tingkat sedang)
T : Terjadi tiba tiba
1) Riwayat Kesehatan Masa lalu: Pada pengkajian kesehatan
masa lalu klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
dengan keluhan nyeri uluhati atau GEA dan tidak pernah
mengalami pembedahan. Klien tidak memiliki Riwayat alergi
obat – obatan, makanan dan minuman. Klien mengatakan tidak
ada kebiasaan merokok, minum alcohol, minum kopi dan
minum obat- obatan.

2) Riwayat Kesehatan keluarga: keluarga mengatakan tidak ada


anggota keluarga yang menderita penyakit serupa.
d Genogram

18
/
58
Ket :
V5
= Laki – Laki 8 = Meninggal
= Perempuan 58 = Tinggal serumah
= Pasien 88
88
88
88
88
26
8
e. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda tanda vital
Tekanan darah : 110/70 Mmhg
Suhu : 36°C
Nadi : 68
Spo2 : 97
Pernapasan : 20x/m
2) Kepala: Bentuk kepala simetris, tampak bersih, distribusi rambut
baik.

3) Mata: Penglihatana normal, konjungtiva tidak anemis, sclera


tidak ikterik (warna putih), tidak ada edema pada kelompa mata,
pupil isokor, tidak mengalami pitosis, bola mata bergerak
kesegalah arah, tidak adanya benjolan pada bola mata.

4) Telinga: Telinga simetris kir dan kana, tidak ada serumen, tidak
ada tanda peradangan, tidak teraba adanya massa.

5) Hidung: Hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada secret, tidak
ada peradangan dan pendarahan, tidak ada nyeri, fungsi
penciuman normal (mampu mencium bau bauan)

6) Tenggorokan dan mulut: Fungsi berbicara normal, bibir kering,


tidak ada gigi palsu, tidak ada nyeri saat menelan.

7) Leher: Tidak ada pembekakan kelenjar tiroid, tidak ada


pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pelebarana vena jungularis,
mobilitas leher baik.

8) Thorak dan paru paru: Bentuk dada simteris, pengembangan dada


baik, retraksi dinding dada baik, tidak ada jejas, tidak ada masa,
suara nafas normal, (tidak ada penambahan suara nafas), tidak ada
nyeri dada.

27
9) Abdomen: Klien mengeluh nyeri pada area abdomen, terdapat
nyeri tekan, tidak ada distensi Abdomen, Ketika dipalpasi perut
klien teraba keras, tidak terdapat ostomy.

10) Payudara: Payudara tampak simetris, tidak ada nyeri tekan

11) Genitalia: Tidak ada keluhan pada genitalia

12) Ekesermitas: Pada eksermitass atas terpasang IV line RL di


tangan sebelah kanan, turgor kulit lembab, tidak terdapat jejas,
tidak ada edema, eksermitas bawah tidak ada oedema, turgor kulit
baik, tidak adanya jejas pada kaki.

13) Pengkajian kebutuhan dasar (Kenyamanan): Klien mengeluh


nyeri pada area abdomen menjalar ke ulu hati, saat di raba
abdomen klien terasa keras, karakteristiki nyeri tertusuk tusuk,
intesitas nyeri hilang timbul. Nyeri terjadi secara tiba tiba, klien
mengatakan kesulitan untuk beraktivitas ketika sedang
mengalami nyeri.

14) Pengkajian Istirahat tidur: Klien mengeluh sulit tidur, Klien


mengatakan sering terjaga saat malam hari karena terasa nyeri
pada abdomen, Jumlah jam tidur siang ± 40 Menit dan jumlah
tidur malam ± 3 jam.

28
a. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium Nn. A pada tanggal 24 Juni 2022
Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Nn. A : Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Keterangan
Rujuan

Darah rutin

WBC 16.7 x10…UL 4.0-1.0 H

Lymp# 1.8 x10..UL 0.8-4.0

Midh# 0.9 x10..UL 0.1-1.2

Grand# 14.0 x10…UL 2.0-7.0 H

Lymp% 10.5 % 20.0-40.0 L

Midh% 5.6 % 3.0-14.0

Grand% 83.9 % 50.0-70.0 H

HGB 12.8 g/dL 11-16

RBC 4.41 x10…UL 4.20-5.50

HCT 40.8 % 37.0-43.0 L

MCV 92.4 fL 80.0-100.0

MCH 28.9 Pg 27.0-34.0

MCHC 31.3 g/Dl 32.0-36.0

RDW-CV 13.5 % 11.0-16.0

RDW-SD 37.7 fL 35.0-56.0

29
PLT 367 x10….UL 150-400

MPV 7.8 fL 6.5-12

PDW 15.2 9.0-17.0

PCT 0.26 % 0.108-


0.282
P-LCR 12.7 %
10-30

2. Data Fokus Keperawatan


a Klasifikasi Data
Nama pasien : Nn. A
Umur : 18 tahun
No RM : 073399

No Data
1. Data Subjektif :
a) Nn. A mengatakan nyeri perut kanan bawah tembus
belakang dan menjalar ke ulu hati
b) Klien mengatakan nyerinya hilang timbul
c) Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk.
d) Skala nyeri 6 (Tingkat sedang).
e) Klien mengeluh sulit tidur dan sering terjaga saat malam
hari karena terasa nyeri pada abdomen.

Data Objektif :
a) Klien tampak sesekali meringis kesakitan.

30
b) Klien tampak gelisah
c) Tanda tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Pernapasan : 20x/m
Suhu : 36°C
Nadi : 68x/M

3. Analisa Data
Nama Pasien : Nn. A
Umur : 18 Tahun
No RM : 073399

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif : Agen Nyeri Akut
a) Nn. A mengatakan pencedera
nyeri perut kanan Fisiologis
bawah tembus (Inflamasi)
belakang dan
menjalar ke ulu hati
b) Klien mengatakan
nyerinya hilang Peradangan
timbul organ dalam
c) Klien mengatakan perut
nyeri seperti
tertusuk tusuk.
d) Skala nyeri 6 Edema
(Tingkat sedang)
e) Klien mengeluh
sulit tidur dan Peningkatan
sering terjaga saat Tekanan
malam hari karena Abdomen

31
terasa nyeri pada
abdomen.

Data Objektif : Akut Abdomen


f) Klien tampak
sesekali meringis
kesakitan.
g) Klien tampak
gelisah
h) Tanda tanda vital
TD : 10/907 mmHg
Pernapasan : 20x/m
Suhu : 36°C
Nadi : 68x/m

4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan:
Data Subjektif:
1). Nn. A mengatakan nyeri perut kanan bawah tembus belakang dan
menjalar ke ulu hati
2). Klien mengatakan nyerinya hilang timbul
3). Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk
4). Skala nyeri 6 (Tingkat sedang)
5). Klien mengeluh sulit tidur dan sering terjaga saat malam hari karena
terasa nyeri pada abdomen.
Data Objektif:
1). Klien tampak sesekali meringis kesakitan
2). Klien tampak gelisah
3). Tanda tanda vital:
TD: 110/70 mmHg

32
Pernapasan: 20x/m
Suhu: 36°C
Nadi : 68x/m

5. Intervensi Keperawatan
a. Klasirifkasi Data
Nama : Nn. A
Umur : 18 tahun
No RM : 073399
No Diagnosa Luaran Intervensi keperawatan
keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan Observasi:
dengan agen keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi,
pencedera 3x24 jam maka karakteristik, durasi,
fisiologis tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
menurun dengan dan intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala
1. Keluhan nyeri dari nyeri
meningkat menjadi 3. Identifikasi faktor
menurun yang memperberat
2. Meringis dari dan memperingan
meningkat menjadi nyeri
menurun Terapeutik:
3. Gelisah dari 1. Berikan Teknik non
meningkat menjadi farmakologis untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
4. Kesulitan tidur yaitu Teknik Kompres
dari meningkat hangat dengan
menjadi menurun menggunakan handuk

33
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur yaitu dengan
menyediakan
linkungan yang
nyaman)
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri yaitu
dengan
menggonsumsi obat
anti nyeri dan
menerapkan tindakan
kompres hangat
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
5. Kolaborasi pemberian
analgetik yaitu Injeksi
Ketorolak IV

34
6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Nn. A
Umur : 18 tahun
No RM : 073399
Diagnosa Hari/
Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan TGL
Nyeri Akut bd Jumat, 12:30 1. Mengidentifikasi S:
Agen 24 lokasi, karakteristik, 1. Klien
pencedera Juni durasi, frekuensi, mengatakan
fisiologis 2022 kualitas, dan intensitas nyeri pada
nyeri area
Hasil : Abdomen
a. Klien mengatakan bawah
nyeri pada area sebelah
abdomen bawah kanan tembus
sebelah kanan belakang dan
tembus belakang menjalar ke
dan menjalar ke ulu hati
area ulu hati 2. Klien
b. Klien mengatakan mengatakan
nyeri terasa seperi nyeri terasa
tertusuk tusuk, seperi
nyeri terjadi tiba tertusuk
tiba tusuk, nyeri
2. Mengidentifikasi terjadi tiba
skala nyeri tiba
Hasil: klien 3. klien
mentakan Skala mengatakan
nyeri 6 dan nyeri nyeri pada
yang dirasakan saat bergerak
hilang timbul dan tidak

35
13:30 3. Mengidentifikasi nyeri pada
faktor yang saat istirahat
memperberat dan 4. Klien
memperingan nyeri mengatakan
Hasil: klien skala nyeri 6
mengatakan nyeri 5. Klien
pada saat bergerak mengatakan
dan tidak nyeri pada sulit tidur
saat istirahat saat siang
4. Memberikan Teknik hari, ± 40
non farmakologis menit
untuk mengurangi O:
rasa nyeri yaitu 1. Klien tampak
Teknik Kompres sesekali
hangat meringis
Hasil : 2. Nampak
a Pemberian klien
kompres hangat memahami
2x sehari pada dengan
jam 09:00 dan edukasi yang
15:00 diberikan
b Klien 3. Klien tampak
15:00 mengatakan gelisah saat
masih terasa nyeri banyak
di area abdomen. pengunjung
5. Mengontol 4. TTV :
lingkungan yang TD :110/60
memperberat rasa mmHg
nyeri Suhu :
Hasil : Nampak klien 36°C
gelisah saat banyak Pernapasan
pengunjung : 20x/m

36
6. Memfasilitasi A: masalah
istirahat dan tidur keperawatan
yaitu dengan dengan nyeri
menyediakan akut belum
16:30 lingkungan yang teratasi
nyaman
Hasil : P: Intervensi
Klien mengatakan dilanjutkan
masih sulit untuk
tidur siang karena
terasa nyeri
7. Menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Hasil: Nampak klien
memahami dengan
edukasi yang
diberikan
8. Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri yaitu dengan
menggonsumsi obat
anti nyeri dan
menerapkan
tindakan kompres
hangat
Hasil :
a Klien
mengatakan
paham dan
mengerti

37
penjelasan
perawat
9. Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Hasil: klien
mengatakan masih
susah mengontrol
nyerinya
10. Mengajarkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil: Nampak klien
melakukan tindakan
kompres hangat
yang diajarkan
11. Mengkolaborasi
pemberian Analgetik
Hasil :
• Pemberian
Ketorolac 3x1
sehari ( IV)
• Ranitidin 1 amp /
12 jam

Nyeri Akut bd Sabtu 09:00 1. Mengidentifikasi S:


pencedera 25 lokasi, karakteristik, 1. Klien
fisiologis Juni durasi, frekuensi, mengatakan
2022 kualitas, dan nyeri
intensitas nyeri dirasakan
Hasil : dibagian

38
a. Klien perut sebelah
mengatakan nyeri kanan bawah
pada area 2. Klien
abdomen bawah mengatakan
sebelah kanan skala nyeri 4
b. Klien 3. Klien
mengatakan nyeri mengatakan
terasa seperi sudah mulai
tertusuk tusuk, mengontrol
nyeri terjadi tiba nyerinya
tiba 4. Klien
2. Mengidentifikasi mengatakan
skala nyeri sudah bisa
Hasil: Skala nyeri 5 beradaptasi
dan nyeri yang di dengan
rasakan hilang 5. Klien
timbul mengatakan
10:00 3. Mengidentifikasi sudah bisa
faktor yang mengetahui
memperberat dan penyebab
memperingan nyeri nyeri yang
Hasil: klien dirasakan
mengatakan sudah 6. Klien
mulai mengontrol mengatkan
nyerinya sudah bisa
4. Memberikan Teknik mengontrol
non farmakologis nyeri secara
untuk mengurangi mandiri
rasa nyeri yaitu 7. Klien
Teknik Kompres mengatkan
hangat selalu
Hasil : melakukan

39
a. Pemberian tindakan
kompres kompres
hangat 2x hangat untuk
sehari mengurangi
pada jam nyeri yang
09:30 dan dirasakan
11:30 14:30 8. Klien
b. Klien mengatakan
mengatakan sudah dapat
masih beristiraha
terasa nyeri saat malam
di area hari selama ±
abdomen. 6 jam
5. Mengontrol O:
lingkungan yang 1. Klien tampak
memperberat rasa sesekali
nyeri meringis
Hasil: klien 2. Klien tampak
mengatakan sudah gelisah dan
bisa beradaptasi sulit rileks
dengan 3. TTV :
13:30 lingkungannya TD :110/70
6. Memfasilitasi mmHg
istirahat dan tidur Suhu
yaitu dengan : 36°C
menyediakan Pernapasan
lingkungan yang : 20x/m
nyaman
Hasil : A: masalah
Klien mengatakan keperawatan
sudah dapat dengan nyeri
berisitirahat saat

40
malam hari selama ± akut belum
6 jam teratasi
7. Menjelaskan
penyebab, periode, P: Intervensi
dan pemicu nyeri dilanjutkan
Hasil: klien
mengatakan sudah
bisa mengetahui
17:50 penyebab nyeri yang
dirasakan
8. Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri yaitu dengan
menggonsumsi obat
anti nyeri dan
menerapkan
tindakan kompres
hangat
Hasil :
Klien mengatakan
paham dan mengerti
penjelasan perawat
9. Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Hasil: klien
mengatkan sudah
bisa mengontrol
nyeri secara mandiri
10. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis

41
untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil: klien
mengatkan selalu
melakukan tindakan
kompres hangat
untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan
11. Mengkolaborasi
pemberian Analgetik
Hasil :
• Pemberian
Ketorolac 3x1 sehari
( IV)
• ranitidine 1 amp /
12 jam

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini, maka
penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil studi
kasus penalataksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis
Akut Abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman diruangan perawatan
Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah hasil yang didapatkan selama 3 hari
penelitian melalui tahap dasar dari seluruh proses keperawatan melalui
pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya.
Pengkajian yang lengkap, akurat dan sesuai dengan kenyataan kebenaran data
sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien (Bulan & Nim, 2019).

42
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti pada saat pengambilan
kasus pada tanggal 23 Juni 2022 dengan wawancara dan observasi langsung serta
pemeriksaaan fisik. Hasil yang didapatkan yaitu klien mengeluh nyeri pada area
abdomen bawah sebelah kanan tembus belakang dan menjalar ke ulu hati. Nyeri
dirasakan skala 6, keadaan Umum klien lemah, klien juga tampak sesekali
meringis, Pada pengkajian nyeri didapatkan hasil P: Klien mengatakan karena
adanya peradangan pada perutnya, Q: Klien mengatakan seperti tertusuk tusuk,
R : Daerah abdomen tembus belakang dan menjalar ke ulu hati, S: Skala nyeri 6
(Tingkat sedang), T: Terjadi tiba tiba namun dirasakan sejak beberapa hari yang
lalu, selain itu didapatkan tanda tanda vital Tekanan darah 110/70 Mmhg, Suhu
36°C, Nadi 68 x/m, Spo2 97 dan pernapasan 20x/m.

2. Diangnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah Kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan potensial, selain itu diagnosa keperawatan
merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan
(Novieastari, 2019).

Berdasarkan masalah yang terkait pada Nn. A dengan diagnosa medis


Kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di Ruang Perawatan
Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari adalah nyeri akut bd agen pencedera
fisiologis. Penyebap dari masalah keperawatan nyeri akut yang dialami Nn. A
dikarenakan terjadinya inflamasi atau peradangan pada salah satu organ
abdomen Nn. A berupa adanya massa solid heterogeny, irregular pada pelvis
renalis Dextra, sehingga menyebabkan terjadinya edema dan meningkatkan
tekanan pada abdomen Nn. A. Adapun alasan mengapa diagnosa tersebut
diangkat karena pada hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien Nn. A
didapatkan data berupa : Klien mengeluh nyeri pada abdomen bawah sebelah
kanan tembus belakang, klien tampak sesekali meringis, tampak gelisah dan
klien mengeluh sulit tidur dikarenakan terasa nyeri pada abdomen. Data yang
didapatkan tersebut sesuai dengan gejala dan tanda mayor yang tersedia pada
diagnosa nyeri akut yang ada pada buku Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI) yang dimana harus terpenuhi kriteria mayor minimal 80%.

43
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan tahapan perencanaan kegiatan atau
tindakan dalam Asuhan Keperawatan yang bertujuan untuk memedomani
pelaksanaan setiap tindakan agar berlangsung dengan baik dan efektif sesuai
dengan diagnosa yang ditetapkan untuk segera memenuhi kebutuhan pasien
dalam meningkatkan status kesehatanya.
Tujuan intervensi keperawatan terhadap diagnosa keperawatan nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis pada Nn. A yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka tingkat nyeri menurun dengan
kriteria hasil berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keluhan nyeri dari meningkat menjadi menurun, meringis dari meningkat
menjadi menurun, gelisah dari meningkat menjadi menurun, kesulitan tidur
dari meningkat menjadi menurun.
Berdasarkan tujuan dari kriteria hasil tersebut kemudian peneliti
Menyusun intervensi keperawatan berdasarkan SLKI (Standar Intervensi
Keperawatan indonesai) yaitu manajmen nyeri Nn. A: Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri, berikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri teknik kompres hangat, fasilitasi
istirahat dan tidur, elaskan strategi meredakan nyeri, ajarkan teknik
nonfarmakoligis untuk mengurangi nyeri dan kolaborasi pemberian analgetik.
Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Darsini pada tahun 2019
menunjukan bahwa intervensi manajemen nyeri salah satu tindakanya adalah
terapi kompres air hangat dapat membantu menurunkan tingkat nyeri bagi pasien
dengan kasus kolik abdomen, hal ini dapat sejalan dengan intervensi pada
penelitian ini yang menerapkan intervensi manajemen nyeri salah satunya terapi
kompres air hangat yang dapat menurunkan tingkatan nyeri bagi klien dengan
berkolaborasi pemberian obat analgetik yang dapat menurunkan nyeri dari skala
6 menjadi skala nyeri 3.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan salah satu tahap pelaksanaan
proses asuhan keperawatan, di dalam implementasi keperawatan terdapat
tatanan pelaksanaan keperawatan yang akan mengatur kegiatan asuhan

44
keperawatan yang disesuaikan dengan diagnosa dan intervensi keperawatan
yang telah di tetapkan sebelumnya (Rohmani et al., 2019).
Berdasarkan masalah keperawatan pada Nn. A, peneliti melakukan
implementasi selama 3 hari atau 3x24 jam sesuai dengan intervensi yang telah
ditentukan. Adapun intervensi keperawatan yang telah ditentukan berdasarkan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan) yaitu : manajemen nyeri dan kompres
hangat.
Seluruh pelaksanaan keperawatan yang dilakukan dan pelaksanaannya
sesuai dengan rencana keperawatan. Berdasarkan masalah keperawatan tersebut
penulis melakukan implementasi keperawatan selama 3 hari sesuai dengan
intervensi yang telah dibuat dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria
hasil dalam rentang yang telah ditentukan. Adapun Intervensi keperawatan yang
telah ditentukan yaitu : Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan intensitas nyeri, memberikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri teknik kompres hangat, memfasilitasi istirahat dan tidur,
menjelaskan strategi meredakan nyeri, mengajarkan teknik nonfarmakoligis
untuk mengurangi nyeri dan mengkolaborasi pemberian analgetik. Dalam
penatalaksanaan intervensi diatas selama 3 hari secara berturut turut hasilnya
dinilai sangat efektif pada Nn. A dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan penilaian hasil dan proses, penilaian
ini dilakukan untuk menentukan seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai
sebagai keluaran dari tindakan, (Kurniati, 2019). Evaluasi Keperawatan Nn. A
dilakukan dengan metode SOAP yang terdiri dari Subjetive, Objetive Analisis
dan Planning. Metode ini digunakan untuk mengetahui keektifan dari tindakan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi
keperawatan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis, diantaranya keluhan nyeri menurun, meringis menurun, gelisah
menurun, kesulitan tidur menurun setelah di lakukan tindakan keperawatan
selama 3 hari di RS Aliyah I Kota Kendari.

45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus dan pembahasan, maka dapat di Tarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian keluhan utama pasien dinyatakan oleh pasien
dengan pernyatakan pasien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah
tembus belakang dan menjalar ke uluhati, dari hasil pemeriksaan TTV
diperoleh TD: 110/70, Nadi: 68x/m, pernapasan: 20x/m, Suhu: 360C.
2. Diagnosa keperawatan
Hasil perumusan diagnosa keperawatan Nn..A adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis adalah manajamen nyeri yang dilakukan selama 3x24
jam adalah melakukan pemeriksaan TTV terlebih dahulu, lalu
mengidentifikasi skala nyeri yang dirasakan, serta memberikan kompres air
hangat dan menganjurkan tirah baring dan berkolaborasi dengan dokter dan
tim medis.
4. Implementasi keperawatan
Impelementasi yang dilakukan pada nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis adalah memberikan terapi non farmakologi dengan
kompres air hangat yaitu dengan cara merendam kain di wadah yang berisi
air dengan suhu suam-suam kuku lalu meletakkan kain tersebut di bagian
perut yang nyeri Nn. A.
5. Evaluasi keperawatan
Hasil evaluasi selama 3 hari tindakan pada hari terakhir, pada
diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis
adalah nyeri perut Nn.A sudah berkurang dengan skala nyeri awal 6 menjadi

46
skala 3 dan Nn.A sudah tidak meringis kesakitan Sehingga masalah teratasi
dan intervensi dihentikan.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang baik serta menyediakan fasilitas atau sarana dan perawatan yang
memadai seperti fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan baik
secara fisik seperti restrain dan fisiologi seperti alat kompres untuk
penyembuhan pasien, dengan Colic Abdomen.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan Institusi mampu meningkatkan mutu pendidikan
sehingga dapat mengahasilkan perawat dengan kualitas kerja yang
professional, seperti melakukan penyuluhan tentang Colic Abdomen
terutama dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Colic
Abdomen.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan Perawat memiliki keterampilan dan tanggung jawab
yang baik dalam memberkan asuhan keperawatan serta mampu menjalin
kerja sama dengan tim kesehatan lainnya dan juga kepada keluarga pasien
dan mampu meningkat profesionalitas etika keperawatan dalam membantu
proses penyembuhan terkhusus proses penyembuhan pada pasien dengan
Colic Abdomen.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti yang lain mampu melanjutkan dan dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya serta dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dalam pasien Colic Abdomen dengan implementasi yang
beragam dan skill yang profesional.

47
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. (2022). Jurnal Cendikia Muda Volume 2 , Nomor 4 , Desember 2022


ISSN : 2807-3469 Purba , Penerapan Terapi Murottal PENDAHULUAN
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal ( mulai dari mulut sampai
anus ) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk m. 2, 497–
505.
Bapa, P. J. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Nn. B. M Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Aman & Nyaman ( Nyeri Akut ) Di Ruang
Mawar Rumah Sakit Bhayangkara Kupang. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
http://www.elsevier.com/locate/scp
Bougenvil, P. (2018). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan. Repository.Poltekkes-Kdi.Ac.Id.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/689/
Bulan, S., & Nim, S. (2019). Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dalam.
Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dalam Proses Keperawatan, 1(1).
Dewi Mayasari Prodi S-, C., STIKes St Paulus Ruteng, K., & Ahmad Yani, J.
(2016). Pentingnya Pemahaman Manajemen Nyeri Non Farmakologi Bagi
Seorang Perawat. Wawasan Kesehatan, 1(1), 35–42.
Elmaghfuroh, D. R., & Wahyudi, Y. (2019). Terapi Kombinasi Terhadap Nyeri
Akut Abdomen di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Borneo
Journal of Medical Laboratory Technology, 2(1), 120–124.
https://doi.org/10.33084/bjmlt.v2i1.1090
Jaya, K., Mien, Rasmiati, K., & Suramadhan. (2019). Gambaran pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rsud Buton Utara. Jurnal
Keperawatan, 02(03), 27–36.
Rejo, S. (2017). Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan Gangguan Kebutuhan
Dasar Rasa Nyaman:Nyeri Di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
Kristina, R. (2020). Repository.Stikessantaelisabethmedan, 1(1), 9–72.
Kurniati, D. (2019). Impelementasi Dan Evaluasi Keperawatan.
Mannana, A., Tangel, S. J. C., & Prasetyo, E. (2021). Diagnosis Akut Abdomen
akibat Peritonitis. E-CliniC, 9(1), 33–39.
https://doi.org/10.35790/ecl.v9i1.31853
Novieastari, E. (2019). Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 7(2), 77–80. https://doi.org/10.7454/jki.v7i2.137
PPNI, T. P. S. D. (2019). Buku Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Pratiwi, N. N. I. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien Akut Abdomen dengan
Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman. Jurnal Kesehatan, 4(3).
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1565/1/1610492271296_Naspub_Novia
Indah_P17190.pdf
Rohmani, S., Fuady, A., & Anindyarini, A. (2019). Pelaksanaan Perencanaan
Terstruktur Melalui Implementasi Keperawatan. In Jurnal Penelitian Bahasa,
Sastra Indonesia dan Pengajarannya (Vol. 2, Issue 1, pp. 1–16).
Saputri, O. (2018). Health Pasar Minggu , Jakarta Selatan periode. 4(1), 51–62.
Sudewa, I. B. A., & Subagiartha, I. M. (2017). Efek Nyeri Terhadap Mutu
Kehidupan. 1.
Sdki Dpp Ppni, Tim pokja. (2017). Standar diagnosa keperawatan indonesia. Jl.
Raya lenteng sagung no.64 jagakarsa, jakarta selatan 12610: Dewan pengurus
pusat.
Siki Dpp Ppni, Tim pokja. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia. Jl.
Raya lenteng sagung no.64 jagakarsa, jakarta selatan 12610: Dewan pengurus
pusat.
Rohayati Eti. (2019). Keperawatan Dasar I. Lovrinz Publishing. Perum panorama
B2 nomor 23-24 Sindanglaut - Cirebon Jawa Barat.
Safitri, R. (2019). Implementasi Keperawatan Sebagai Wujud Dari Perencanaan
Keperawatan Guna Meningkatkan Status Kesehatan Klien. 3(42), 23–26.
Sitanggang, R. (2018). Tujuan evaluasi dalam keperawatan. Journal Proses
Dokumentasi Asuhan Keperawatan, 1(5), 1–23.
Citra, aulia. (2021). Asuhan Keperawatan home care pada klien dengan ulkus
diabetikum di wilayah kelurahan damai Kota Balikpapan.
Tanjung, indriyan zainab. (2016). Intervensi keperawatan mandiri pada pasien
yang mengalami nyeri Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7

STANDA OPERASIONAL PROSEDUR

KOMPRES AIR HANGAT

PENGERTIAN Kompres hangat adalah memberikan


rasa hangat pada daerah tertentu
menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
yang dilakukan kompres.

TUJUAN 1. Memperlancar sirkulasi darah

2. Menurunkan suhu tubuh

3. Mengurangi rasa sakit

4. Memberikan rasa hangat, nyaman


dan tenang pada klien

5. Memperlancar pengeluaran eksudat

6. Merangsang peristaltik usus

INDIKASI 1. Klien dengan keluhan nyeri

ALAT DAN BAHAN 1 . Baskom berupa air hangat dengan suhu

37-400 C

2. Handuk/ waslap

3. Handuk pengering

4. Termometer
PROSEDUR TINDAKAN 1. Beritahu klien, dekatkan alat

2. Cuci tangan

3. Atur posisi klien

4. Ukur suhu tubuh klien

5. Basahi waslap dengan air hangat, peras


lalu letakkan pada bagian perut klien yang
nyeri

6. Tutup waslap yang digunakan


untuk kompres dengan handuk kering
agar air tidak menetes

7. Apabila kain terasa kering atau suhu


kain menjadi rendah, masukkan kembali
waslap pada air hangat

8. Lakukan berulang selama 15 menit

9.Setelah selesai, keringkan abdomen yang


basah dengan handuk kering
EVALUASI 1. Respon klien

2. Kompres terpasang dengan benar

DOKUMENTASI 1.
3. Waktu pelaksanaan
Skala nyeri klien menurun

2. Catat hasil dokumentasi setiap


tindakan yang dilakukan dan di evaluasi
DOKUMENTASI TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN YANG
DILAKUKAN PENELITI

1. Melakukan pengkajian

2. Melakukan tindakan asuhan keperawatan


Edukasi pemberian kompres air hangat menggunakan lefleat
LEFLEAT

Anda mungkin juga menyukai