Anda di halaman 1dari 12

z

Fraktur penis
z

Fraktur penis merupakan kegawatdaruratan


urologi yang jarang dan Sebagian besar terjadi
pada trauma tumpul penis yang mengalami ereksi.
Fraktur penis merupakan keadaan terjadinya ruptur
tunika albuginea pars cavernosa. Penyebab paling
sering adalah saat hubungan seksual, penis yang
ereksi terbentur perineum atau tulang panggul
wanita.
z Penis terbentuk dari tiga
struktur, yakni 2 corpora
cavernosa dan 1 corpus
spongiosum. Setiap bagian
dilapisi oleh fasia yang terdiri
dari pembuluh darah, saluran
limfatik, dan sel saraf. Lalu
bagian terluar ditutupi oleh
kulit.
Corpus cavernosus dilapisi
oleh lapisan tunika albuginea
yang memiliki dua lapisan
longitudinal dan sirkular.
z
Patofisiologi

 Tunika albuginea yang melapisi corpora cavernosa


memiliki ketebalan sekitar 2 mm saat penis tidak ereksi,
dan akan bertambah tipis sekitar 0,2 –0,5 mm saat ereksi,
yang menyebabkan penis lebih rentan cedera saat ereksi.
 Tunika albuginea bisa meregang menahan tekanan
sampai 1500 mmHg pada corpus cavernosus saat ereksi,
tekanan melebihi batasan tersebut menyebabkan laserasi
yang menjadi fraktur penis.
Diagnosis
z

 Riwayat kejadian sebelum terjadinya keluhan sangat penting,


seperti riwayat berhubungan seksual, masturbasi, trauma,
dan kegiatan sebelum terjadinya keluhan
 Bunyi “pop” atau seperti bunyi patah tulang hidung yang tiba –
tiba, diikuti nyeri dan hilangnya ereksi saat itu juga
(detumescence).
 Defek pada bagian yang patah sering dapat diraba dan
digambarkansebagai “rolling sign” tampilannya yaitu affirm,
mobil, massa yang nyeri, sementara kulit penis dapat
digerakkan bebas diatas bekuan darah
z Pemeriksaan fisik
 Ekimosis

 Pembengkakan penis

 Deviasi bentuk penis

 Hematoma akan terlokalisasi di penis


jika fasia Buck intak, namun jika terjadi
ruptur tunika albuginea dan fasia Buck,
akan terjadi penyebaran hematoma ke
perineum, skrotum, dan abdomen bagian
bawah.

 Pada palpasi akan didapatkan kesan


keras dan nyeri
z Pemeriksaan penunjang

1. Ultrasonografi (USG)

Alat diagnostik lini pertama untuk identifkasi defek tunika albuginea dan
hematoma di penis, alat ini mudah digunakan dan tidak invasive.

2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI dapat menilai kerusakan tunika albuginea lebih baik dibanding USG.

3. Retrograde urethrography

Jika dicurigai kerusakan uretra dengan adanya darah dari meatus uretra,
hematuria, dan retensi urin, maka harus dilakukan pemeriksaan
Retrograde Urethrography.
z
Tatalaksana
Historically, conservative management was considered the treatment
of choice for penile fractures. Conservative therapy consisted of cold
compresses, pressure dressings, anti-inflammatory agents and
antibiotics.

Currently, immediate surgical repair is the favoured treatment, with


fewer complications, shorter hospital stays, better outcome and
increased patient satisfaction. The repair has been performed under
local or spinal anaesthesia, but is most commonly carried out under
general anaesthesia.
z
Tatalaksana

Penanganan fraktur penis saat ini berubah dari konservatif menjadi


penanganan aktif tindakan operasi untuk eksplorasi luka dan repair struktur
penis. Paling baik dilakukan <8jam setelah onset.

Angka kesembuhan pada tindakan operasi sebesar 92% dibandingkan


penanganan konservatif sebesar 59%, sehingga dinyatakan bahwa
tindakan operasi sesegera mungkin lebih superior dibandingkan
penanganan konservatif.

Beberapa komplikasi jangka panjang seperti infeksi kulit, disfungsi ereksi,


dan striktur uretra dilaporkan sebagai akibat fraktur penis yang ditangani
segera
z

The principles of surgical management are:


• evacuation of the haematoma ;
• identification of the site of fracture
• closure of the defect in the tunica
albuginea;
• restoration of the urethral integrity (if
required).

Rahmens Syamun dkk, Fraktur Penis dengan Ruptur Corpus Cavernosum Dextra
z
SIMPULAN

Fraktur penis akibat trauma tumpul secara langsung dan


bukan karena hubunganseksual jarang terjadi. Hal ini
dimungkinkan pelaporan yang sedikit. Diagnosis kasus ini
dapat ditegakkan secara klinis dan eksplorasibedah,
dilanjutkan dengan perbaikan segera,dapat memberikan
hasil yang memuaskan.
z

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai