BUKU PEGANGAN
General Urulogy, Donald R. Smith
Campbells Urulogy
Darurat Urologi :
1. Trauma :
a) Ginjal
b) Ureter
c) Buli
d) urethra
2. Non trauma
a) Retensio urine
b) Torsio testis
c) Infeksi
d) Hematuria
e) Anuria
Trauma Traktus UG
a). Trauma Ginjal
A.Blunt trauma = trauma tumpul
Misal
B.Penetrating trauma
Trauma tembak
= shotgun wound
trauma ginjal
o Kontusio renal
o Laserasi
o Trauma pedikel
Secara umum semua trauma ginjal +
80% penanganannya secara konservatif,
kecuali pada trauma pedikel dan laserasi yang
mengakibatkan
perdarahan
cukup
besar
dilakukan tindakan operatif
Grade I
no parenchymal
laceration
Grade II
laceration < 1 cm
no extravasation
Grade VII
renal artery
thrombosis
Grade III
laceration >1 cm
no extravasation
Grade VI
vascular
avulsion
Grade V
multiple major
laceration
Gerotas fascia
Perirenal fat
Renal capsule
Grade IV
laceration into
collecting system
or
involvement of
segmental vessel
KONTUSIO
LASERASI
TRAUMA PEDIKEL
o. Kontusio renal
Disebut juga memar ginjal
Anamnesa : trauma pada daerah flank, nyeri
pinggang, jika cukup berat didapatkan hematuria
Pemeriksaan fisik : jejas pada daerah pinggang,
perlu diperiksa apakah ada tanda tanda patah
tulang iga, pemeriksaan dilakukan dengan
bimanual palpasi
Pemeriksaan penunjang dilakukan apabila kondisi
penderita baik, perfusi, vital sign baik, dilakukan
IVP pada saat itu juga, akan didapatkan
gambaran kapsul yang intak
Urine sedimen : adakah tanda tanda hematuria
o. Laserasi Ginjal
Pada dasarnya hampir sama, hanya
pada
IVP
didaptkan
adanya
diskontinuitas dari kapsul
Apabila
klinisnya
baik,
penderita
ditangani secara konservatif seperti
pada contusio renal, dalam hal ini
antibiotika mutlak diberikan
o. Trauma pedikel
Pedikel adalah : arteri, vena renalis dan pyelum
Biasanya traumanya besar, diwaspadai adanya
kemungkinan fraktur costae
Sangat
besar
kemungkinan
penderita
mengalami syok, oleh karena itu harus segera
dilakukan
pembedahan
untuk
mengatasi
perdarahan
Hasil pembedahan ditentukan selama durante
operasi apakah ginjal dipertahankan atau tidak
Pada kasus ini tidak didapatkan hematuria
PEMBAGIAN URETER
d).Trauma uretra
Trauma uretra posterior
Trauma uretra anterior
Keduanya mempunyai trias cardinale (3 gejala
utama)
RETENSI URINE
tidak mampu untuk mengeluarkan urine
Ginjal memproduksi urine dengan baik tetapi
terkumpul di buli dan urine tidak bisa keluar karena
adanya obstruksi infravesica
Penyebab
1. Obstruksi anatomis
BPH
Striktur urethra
Kontraktur leher buli
Karsinoma prostat
Obstruksi fungsional
Penyakit neurologis ( CNS ataupun perifer )
Efek
samping
obat
(
simpatomimetik,
antikolinergik )
Nyeri ( post operatif ataupun trauma )
Psikogenik
Gambaran Klinis
tidak dapat kencing atau keluar sedikit-sedikit.
Buli penuh benjolan kistus disertai nyeri yang hebat.
colok dubur setelah buli-buli dikosongkan menilai prostat,
memeriksa refleks bulbokavernosus, deteksi adanya buli-buli
neurogenik.
BNO batu opak
uretrografi striktura uretra.
phymosis
paraphymosis
Reposisi
paraphymosis
Balanitis
STRIKTUR URETHRA
SACHSE
Tatalaksana
kateterisasi maupun sistostomi
Tindakan penyakit primer stabil.
batu di meatus uretra eksternum atau meatal
stenosis meatotomi,
fimosis atau parafimosis dilakukan sirkumsisi atau
dorsumsisi.
BPH TURP, operasi terbuka
Striktur sachse, E &E anastomose, uretroplasty
TURP
Torsio Testis
Definisi : terpeluntirnya testis beserta funikulus
spermatikus mengikuti arah muskulus cremaster
yang apabila dilihat dari arah kaki maka yang
kanan searah jarum jam, yang kiri kebalikan
jarum jam
Dimasukkan kedaruratan karena jika dibiarkan
necrosis testis, tidxak viable, cacat
Klinis : pada anak2 pubertas, nyeri pada waktu
bangun tidur, akan didapatkan testis yang
terpeluntir letaknya lebih tinggi dari yang tidak
dan posisi horizontal
Penanganan :
segera
dilakukan
reposisi
manual
sd
nyeri
berkurang/hilang
Segera dikirim ke dokter ahli setelah direposisi
berhasil atau tidak, untuk dilakukan explorasi segera
Apabila explorasi reposisi berhasil dilakukan fikasai
pada 3 tempat, pada yang torsi maupun yg tidak, krn
40-50% kemungkinan yg tidak torsi menjadi torsi
Bila hasil reposis blm berhasil dilakukan eksplorasi
reposisi durante op
Kasus ini sangat penting untuk dr umum karena
sering
tidak
terdiagnosa,
dianggap
sebagai
keradangan, saat sampai ke dr ahli sudah terlambat.
Perlu diketahui apabila 12 jam torsi viabilitas tinggal
50%
Infeksi
Bakterimia adalah adanya kuman di dalam darah
Septikemia/sepsis: adanya toksin yang dikeluarkan bakteri di
dalam darah
Urosepsis : keadaan sepsis dengan kelainan dasar urologi
(batu,BPH)
Septikemia adalah keadaan infeksi yang berat dengan kriteria
:
Kesadaran menurun
Tensi turun, nadi naik
Febris tinggi
Gangguan elektrolit : hipoNa, hiperK
Pada pemeriksaan blood gas : BE, PO@ turun
Leukositosis dan leukosituria (pd urosepsis)
Penanganan :
Perbaikan KU, cairan, elektrolit, antibiotika
broad spketrum (kl mungkin sesuai biakan),
pemasangan CVP untuk rehidrasi cairan dan
elektrolit lbh cepat
Tindakan : secara khusus pada urologi
1. Jika kasus suatu batu gingal dengan
pyonefrosis diversion pus dengan
nefrostomi
FOURNIERS GANGGREN
fascitis nekrotikan yang terdapat di sekitar
genitalia eksterna pria.
berlangsung
sangat
mendadak,
cepat
berkembang, bisa menjadi gangrene yang luas,
dan menyebabkan septikemia.
Penyebab
13-50% adalah infeksi dari kolorektal dan 1787% sumber infeksi dari urogenitalia, sedang
yang lain dari trauma local atau infeksi kulit di
sekitar genitalia.
Gambaran klinis
Demam, toksemia, syok, dan delirium.
bengkak, nyeri, teraba hangat, dan eritematous.
krepitasi pembentuk gas, Clostridium spp.
nekrosis luas, plak berwarna hitam dan hijau,
dan sekret sangat berbau.
infeksi polimikroba dari enterik gram negatif,
gram positif Stafilokokus atau Streptokokus, dan
bakteri anerobik (Clostridium spp). E coli,
Bakteroides, Klebsiella spp, Proteus spp,
Pseudomonas spp, dan Enterokoki disebut
sebagai
bakteri
yang
paling
sering
menyebabkan infeksi ini.
Terapi
suportif, perbaiki keadaan umum
antibiotika, dan debridement dengan membuang
jaringan nekrosis.
Antibiotika kultur kuman
diversi urine melalui sistostomi atau diversi feses
dengan melakukan kolostomi.
hidroterapi dilakukan dengan kombinasi rendam
duduk hangat, dan pemberian hidrogen peroksida.
Angka mortalitas gangrene Fournier berkisar dari
7-75%.
Fournier ganggren
Hematuria
Hematuria adalah didapatkannya sel darah
merah pada urine,
Dikategorikan sebagai makroskopik mikroskopik.
Hematuria makroskopik hematuria yang
secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine
yang berwarna merah
hematuria mikroskopik hematuria yang
secara kasat mata tidak dapat dilihat sebagai
urine yang berwarna merah tetapi didapatkan
lebih dari 3 sampai 5 sel darah merah/lapang
pandang
Kategori lain :
Inisial hematuria : terjadi pada awal miksi, tempat kelainan di
uretra
Terminal hematuria : terjadi pada seluruh proses miksi, tempat
kelainan di buli buli, ureter, ginjal
total hematuria : terjadi pada akhir miksi, tempat kelainan di leher
buli buli
Beberapa penyebab hematuria
Glomerular : Glomerulonephritis akut
Renal : Penyakit polikistik ginjal, nekrosis papillar, inflamasi dan
infeksi
Urologik : neoplasma, batu, BPH, striktur uretra
Hematologik : koagulopati kongenital dan didapat, antikoagulasi
teraputik, penyakit Sickle cell
Factitious
Perdarahan vaginal
Pseudo hematuria Pigmen makanan Metabolit obat
Anamnesa :
warna urine, initial/total/terminal hematuria,
bekuan-bekuan darah yang menyertai, nyeri
Pemeriksaan fisik :
hipertensi ,syok hipovolumik, anemia, tanda-tanda
perdarahan di tempat lain, palpasi bimanual pada
ginjal, palpasi suprasimphisis, colok dubur
Penunjang :
Urinalisis
Sitologi urine
IVP : batu saluran kemih, kelainan bawaan
saluran kemih, tumor-tumor urotelium, trauma
saluran kemih, infeksi saluran kemih
USG : massa yang solid atau kistus, adanya
batu non opak, bekuan darah pada bulibuli/pielum
Sistoskopi : mencari sumber perdarahan dan
diatasi, kalau perlu biopsi
Ureteroscopy : dilakukan bila ada kelainan pada
tractus urinarius bagian atas
A. Foto 30 menit setelah kontras disuntikkan tampak sistem pieloureter kiri dan kanan ada dua buah (double system), B. Tampak filling
defect pada sistogram menunjukkan adanya tumor buli-buli pada
dinding lateral kanan
Anuria
Produksi kencing normal : 0,5-1 cc/kgBB/jam
Anuria : berkurangnya produksi urine hingga kurang dari 200
ml dalam 24 jam.
Anuria pada kasus urologi terjadi karena adanya sumbatan
saluran kemih bilateral atau sumbatan saluran kemih unilateral
pada ginjal tunggal. Misal pada batu ureter bilateral.
Gejala : tidak kencing atau kencing hanya sedikit, keluhan
obstruksi ( nyeri di daerah pinggang atau kolik), dan tidak
jarang diikuti dengan demam
Jika tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa uremia,
infeksi, sepsis
Tindakan : memperbaiki keadaan pasien, secepatnya dilakukan
diversi/pengeluaran urine. Pengeluaran urine dapat dilakukan
melalui pemasangan kateter nefrostomi
TERIMA KASIH