Anda di halaman 1dari 74

KANKER TIROID

Pembimbing :
dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B(K) Onk
Kanker merupakan Pada tahun 2012,
salah satu penyebab sekitar 8,2 juta
kematian utama di kematian disebabkan
seluruh dunia. oleh kanker.

KANKER
Salah satu kanker Menurut data GLOBOCAN
(IARC), kanker tiroid
yang dapat terjadi
merupakan kasus baru
pada endokrin adalah terbesar ke 8 pada wanita,
kanker tiroid. sebesar 3,5%.
Di Amerika Serikat, insidennya
sekitar 5.4% pada laki-laki dan 6,5%
pada wanita dari tahun 2006 sampai
2010

-Di Indonesia, kanker tiroid


merupakan kanker terbanyak ke-6 di
RS Kanker Dharmais dari tahun 2010
sampai 2013.
- Diagnosis pada stadium awal sangat
berperan penting untuk tercapainya
pengobatan yang maksimal.
 Kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada
embrio, dan mulai dibentuk pada hari ke 24
 Pembentukan ini dimulai dengan suatu penebalan
endoderm pada garis tengah lantai faring antara
tuberculum impar dan copula pada suatu titik yang
kemudian dikenal sebagai foramen caecum.
 Endoderm ini tumbuh memanjang kebawah
membentuk divertikulum tiroid. Sesuai pertambahan
panjang embrio, tiroid turun kebawah, melewati
bagian depan kartilago laring dan tulang hioid.
 Pada masa embrional minggu ke-
7, kelenjar tiroid sudah turun,
dan posisi terakhirnya berada di
ventral trakea, setingkat vertebra
servikal C5, C6, dan C7 serta
vertebra torakal T1,
 Pada saatnya duktus tiroglosus akan
mengalami degenerasi dan
biasanya komplit pada minggu ke
tujuh, namun bisa tertinggal sisa
yang dikenal sebagai kista duktus
tiroglosus.
 Kista ini bisa terdapat dimana saja
sepanjang garis penurunan tiroid.
Posisi akhir akan tercapai di depan
trakea pada minggu ke tujuh
 Kelenjar tiroid organ berbentuk kupu-kupu terletak
didepan trakea setinggi cincin trakea ke dua dan
tiga. Kata tiroid berasal dari bahasa Yunani “thyreos”
yang berarti pelindung.
 Tiroid terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh
isthmus ditengah. Masing-masing lobus mempunyai
panjang lebih kurang 3-4 cm, lebar lebih kurang 2
cm, dan hanya beberapa milimeter ketebalan.
 Isthmus menghubungkan ke dua lobus, mempunyai
tinggi 12-15 mm
 Suplai darah kelenjar tiroid berasal dari dua pasang
arteri yang terletak di lateral. Arteri tiroidea
superior berasal dari arteri carotis eksterna. Arteri
tiroidea superior turun ke pole superior kelenjar
tiroid, dan bergabung bersama nervus laringeus
superior.

 Nervus laringeus superior ini berasal dari ganglion


vagus inferior. Sewaktu mendekati laring nervus
laringeus superior terbagi menjadi cabang eksterna
dan cabang interna. Cabang interna mensuplai
inervasi sensoris supraglotis laring, dan cabang
eksterna menginervasi muskulus krikotiroid
 Enclosed in Conn. Tissue
capsule2
 Consist of :2
A. Follicles
B. Colloid  a gelatinous material inside
follicle
 Follicle :2
 Spherical structure, vary in
diameter
 Walls  Simple squamous
epithelium

13
 Principal (follicular) cells:2
Mainly form wall of follicle
Squamous to cuboidal or
collumnar, depend on activity of
thyroid
Round to ovoid nuclei, centrally
placed, 2 nucleoli
Numerous small vesicles contain
thyroglobulin
In great demand of thyroid
hormone, follicular cells extend
pseudopods into follicles  to
envelop & absorb colloid
Synthesized Thyroglobulin

14
15
Parafollicular / C cells

 Present in follicular epith.


in conn. Tissue between
follicles
 2 or 3 times bigger than
follicular cells
 Occur singly or group
 Pale cytoplasm, round
nucleus, moderate RER,
elongated mitochondria
 Dense secretory granules
contain calcitonin
(Thyrocalcitonin)

16
 Kelenjar tiroid terdiri dari sel folikel-folikel. Pada folikel
terdapat sel folikuler yang menghasilkan hormone yang
mengandung iodium, yaitu hormon tiroid (tetraiodo-thyronin /
T4 dan triiodothyronin / T3 )
 Di ruang interstitium di antara folikel-folikel terdapat sel
parafolikuler atau sel C yang mensekresi hormon kalsitonin.
 Produksi hormon tiroid diatur oleh otak melalui Thyrotropin
Releasing Hormone (TRH ) yang dihasilkan oleh hipotalamus
yang akan masuk ke vena hypophyseal dan mengalir ke
hipofisis anterior, menstimulasi sel Thyrotroph untuk
mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH).
 TSH akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk pembentukan dan
sekresi dari hormon tiroid (T3 dan T4)
 Pelepasan TRH dan TSH
dipengaruhi oleh kadar
T3 dan T4 dalam darah.
Jika kadar T3 dan T4
berlebihan dalam
darah, maka akan
memberikan efek
negatif terhadap
hipotalamus dan
hipofisis sehingga
kadar TRH dan TSH
akan menurun dan
kemudian sel sel
folikuler kelenjar tiroid
mengurangi produksi
hormon T3 dan T4, dan
sebaliknya.
Bahan dasar untuk sintesis
hormone tiroid adalah tirosin dan
iodium, yang keduanya harus
diserap dari darah oleh sel-sel
folikel. Pembentukan dan
penyimpanan, dan sekresi
hormone tiroid terdiri dari
langkah-langkah berikut:
 Pengambilan iodida.
 Sintesis tiroglobulin.
 Oksidasi iodida.
 Iodinisasi tirosin.
 Penggabungan T1 dan T2.
 Fagositosis koloid.
 Sekresi hormon tiroid.
 Transport dalam darah.
Sebenarnya hampir seluruh sel dalam tubuh
memiliki reseptor hormon tiroid, berikut beberapa
peran hormon tiroid dalam tubuh :
 Hormon tiroid meningkatkan basal metabolic
rate (BMR) dengan menstimulasi penggunaan
oksigen sel dalam memproduksi ATP.
 Menstimulasi sintesis pompa natrium-kalium
tambahan, dimana membutuhkan ATP dalam
jumlah besar untuk kemudian melepas ion natrium
(Na+) dari sitosol ke ekstraseluler dan ion kalium
(K+) dari cairan ekstraseluler ke sitosol.
 Hormon ini memiliki efek umun bahkan yang
spesifik pada pertumbuhan. Bersama dengan
hormon pertumbuhan dan insulin, hormon tiroid
memercepat pertumbuhan, termasuk pertumbuhan
nervus dan system skeletal.
 Stimulasi metabolisme karbohidrat termasuk
menigkatkan penggunaan glukosa oleh sel,
meningkatkan glikolisis, meningkatkan
gluconeogenesis, meningkatkan absorbsi di saluran
cerna, dan bahkan meningkatkan sekresi insulin.
 Meningkatkan beberapa efek katekolamin
(norepinefrin dan epinefrin) karena hormone ini
menambah jumlah reseptor beta.
 Hormon ini juga meningkatkan motilitas
gastrointestinal. Sehingga pada hipertiroid
menunjukkan gejala diare, sedangkan hipotiroid sering
menyebabkan konstipasi.
 Meningkatkan laju respiratorik karena meningkatnya
kebutuhan oksigen untuk metabolisme dan
meningkatkannya pembentukan karbondioksida.
 Meningkatkan sekresi dari kebanyakan kelenjar
endokrin lainnya disertai juga meningkatkan
kebutuhan jaringan terhadap hormon tersebut.
Definisi

Suatu keganasan pada tiroid yang memiliki


empat yaitu:
papiler, folikuler, anaplastic dan meduler.
• jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
• lebih sering menyebabkan pertumbuhan
kecil (nodul) dalam kelenjar.
• Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak,
biasanya kanker tiroid bias disembuhkan.
EPIDERMIOLOGI
 Karsinoma tiroid diperkirakan sebesar 1,5% dari keganasan
seluruh tubuh di negara-negara berkembang.
 Angka insidensi bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 jiwa
per 100.000 populasi.
 Lebih banyak ditemukan pada wanita dengan distribusi berkisar
2:1 sampai 3:1.
 Karsinoma tiroid merupakan jenis keganasan jaringan endokrin
yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin
 Kebanyakan yang berasal dari sel folikular merupakan
keganasan yang berkembang secara perlahan dengan 10 year
survival lebih dari 90%.
 Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non epitelial lain
jarang ditemukan
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko terkait karsinoma tiroid  goiter, paparan radiasi,
tiroiditis limfositik, faktor hormonal dan faktor herediter (genetik).
 Goiter  hiperplasia yang bersifat difusI maupun noduler (nodul
tunggal dan multipel) dan dipercaya mempengaruhi peningkatan
insiden karsinoma tiroid.
 Radiasi meningkatkan risiko karsinoma tiroid hingga enam kali
lipat
 Faktor lain seperti pada kehamilan terjadi peningkatan hormon
tiroid serum dan estrogen yang mendukung peranan estrogen
dalam karsinogenesis tiroid.
BIOMOLEKULER
 Empat dari kanker tiroid yang merupakan mayoritas kasus
(lebih dari 90%) yaitu :
 PTC (papillary thyroid cancer).
 FTC (follicular thyroid cancer),
 MTC (medullary throid cancer) dan
 UTC (undifferentiated anaplastic thyroid cancer). PTC dan
FTC  kelompok differentiated thyroid carcinoma (DTC) 
90% dari keganasan tiroid
PTC, FTC, dan UTC berasal dari sel epitel folikel kelenjar
tiroid yang memproduksi hormone tiroid. MTC berasal dari
sel-sel C (parafolikuler) yang mensekresi kalsitonin
WELL DIFFERENTIATED
THYROID CARCINOMA

 Etiologi : belum diketahui


 Faktor yang berhubungan
kemungkinan
-Radiasi → ca. papiler
-Defisiensi jodium → ca. folikuler
-Tidak defisiensi jodium → ca. papiler

 Well Differentiated : karsinoma papiler


dan karsinoma folikuler
KARSINOMA PAPILER TIROID

 60- 80% dari seluruh keganasan tiroid


 Varian:
1. Ca papiler 70 % 4.Encapsulated 10 %
2. Varian folikuler 10 % 5.Tall cell 4%
3. Diffuse sclerosing 3 %
 Jarang terjadi pada anak, umur rata-rata 35 thn
 Perempuan > laki-laki
 Multisentris hingga 85 %
 Patologi : psammoma bodies, ground glass, deep
nuclear grooves, orphan Annie-eyed
 Prognosis : 80-95 % hidup hingga 10 thn
KARSINOMA FOLIKULER TIROID

 20 % dari seluruh keganasan tiroid


 Wanita > laki
 Prognosis : 60 % hidup hingga 10 thn
 Metastasis : hematogen (15% pada tulang & paru)
 Variant : Hurthle cell / Askanazy cell(4-10%)
 FNAB & FS : susah membedakan jinak/ganas
 Diagnosis pasti dengan adanya invasi kapsul/ pembuluh darah
KARSINOMA MEDULER TIROID
 Asal : Sel C ( parafolikuler) pada lobus atas, tengah. Tumor
meduler berasal dari sel C (Amine Precursor Up take
and Decarboxylation cell) atau parafolikular yang
terletak pada bagian atas dan tengah lobus tiroid,
banyak mengandung amiloid, yang merupakan sifat
khasnya
 Calsitonin ….diagnosis dini & evaluasi rekurensi
 Sporadik : 70 – 80 %
 Herediter : 20 – 30 % :
1. MEN 2 A : karsinoma meduler, pheokromositoma,
hyperparatiroid
2. MEN 2 B : karsinoma meduler,pheokromositoma,
ganglioneuromatosis (distal lidah,bibir,
subkonjungtiva) , lebih agresif
KARSINOMA TIROID ANAPLASTIK

 Kasusnya jarang < 5% keganasan tiroid


 Perjalanan penyakit ini cepat dan biasanya fatal.
 Limfogen, hematogen dan tumor cepat mengadakan
metastasis jauh
 Terkadang berasal dari karsinoma jenis papiler yang
tidak diobati atau karsinoma papiler yang sudah diobati
dengan radiasi.
 Varian: anaplastik spindle cell, giant cell dan small cell
(secara histologis)
ANAMNESIS Pemeriksaan Fisik

 Riwayat radiasi  Nodul padat & keras


 Pertumbuhan cepat  KGB regional (+)
 Suara serak  Metastasis tulang / paru
 Riwayat keluarga  Paralisis pita suara
 Gejala sumbatan jalan  Terfiksir dengan jaringan
napas sekitarnya
 Membesar dgn tirax  Permukaan berbenjol
 Umur<20 thn,>50 thn  Letak di Isthmus
Sangat Curiga Kecurigaan Menengah

Nodul padat keras Nodul > 4 cm dan sebagian


gambaran kistik pada USG

Nodul cepat membesar Usia <20 tahun atau >50 tahun

Terfiksasi dengan jaringan sekitar Laki-laki dengan nodul soliter

Paralisis pita suara Riwayat radiasi leher

Pembesaran KGB regional

Metastase tulang dang paru

Riwayat keluarga dengan MEN


2A/2B
 Laboratorium:  USG
- Menentukan jumlah nodul ,
letak nodul
- fT4, TSHS
- Solid / kistik
- Pengarah biopsi
- Calcitonin
- Pembesaran KGB
- Menilai respon terhadap
- Tiroglobulin supresi
Curiga ganas :
kalsifikasi sentral, tepi tdk
rata, pembesaran KGB,
hipoekoik,
hipervaskularisasi.
 FNAB  Scanning tiroid
- Memperlihatkan nodul
soliter/nodul multipel
- Lesi ganas
- Memperlihatkan struma
retrosternal
- Lesi jinak - Mencari occult
neoplasma tiroid
- Curiga - Mencari daerah
metastasis setelah total
tiroidektomi
- Sediaan tdk cukup - Ektopik tiroid

Akurasi sgt Hasil dari scanning tiroid


bervariasi
tergantung jenis  Soliter cold nodul...10-
tumor dan 20% ganas
operator  Multipel cold nodul
….2% ganas
 Hasil pemeriksaan FNAB dikelompokkan
berdasarkan kriteria Bethesda, terdiri
dari :
1. Nondiagnostic / Unsatisfactory
2. Benign
3. Atypia of Undetermined Significance (AUS) /
Follicular Lesion of Undetermined Significance
4. Folicular Neoplasm or Suspicious for a Follicular
Neoplasm
5. Suspicious for Malignancy
6. Malignant
Prinsip pemeriksaan ini adalah persentase uptake dan
distribusi iodium radioaktif J131dalam kelenjar tiroid Hasil
sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk:
1. Nodul dingin bila penangkapan iodium nihil atau kurang
dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini menunjukkan
fungsi yang rendah.
2. Nodul panas bila penangkapan iodium lebih banyak dari
pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas
yang berlebihan.
3. Nodul hangat bila penangkapan iodium sama dengan
sekitarnya. Hal ini berarti fungsi nodul sama dengan
bagian tiroid yang lain
 Tujuan: membedakan jinak/ganas → operasi definitif
 Sulit membedakan adenoma folikuler dgn encapsulated
folliculer ca
 Curiga ganas
 Adenoma folikuler Isthmolobektomi
 Potong beku meragukan

 Ketepatan pemeriksaan : 75 – 83
 Merupakan pemeriksaan definitif atau
baku emas
 Pemeriksaan ini dapat menentukan jenis
dan varian kanker
 Dilakukan setelah operasi pengangkatan
nodul tiroid (ismulobektomi, subtotal
tiroidektomi, near total tiroidektomi)
 Sehingga terkadang penderita harus
menjalani dua kali operasi
 Ismolobektomi
 Subtotal lobektomi
 Total lobektomi
 Subtotal tiroidektomi
 Near total tiroidektomi
 Total tiroidektomi
 Radical Neck Dissection ( RND)
 Minimally Invasive Endoscopy thyroidectomy
Jika tidak
ada frozen
section
Total Tiroidektomi

Keuntungan :
- Scaning tiroid lebih baik
- Serum tyroglobulin
- Resiko anaplastik 1,9 %
- Multisentris hingga 85 %
- Resiko komplikasi ↓
- Resiko rekurensi ↓
Adjuvan terapi :
1. Radiasi interna radioaktif 131
2. Radiasi eksterna
3. Kemoterapi
4. Terapi Hormonal

FOLLOW UP
1. Perdarahan (Insiden:0,3%-1%)
2. Obstruksi jalan napas (ok. perdarahan, edema larynx &
paralisis vokal cords)
3. Cedera n. laringeus (fatigued voice, suara serak, suara
lemah, obstruksi jln napas)
4. Hipoparatiroid (ok terangkatnya atau devaskularisasi kel.
Paratiroid)
5. Mortalitas Pasca Operasi (insiden < 1 %)
1. Cedera Nervus Assesorius
2. Ligasi simultan vena jugularis interna bilateral
3. Reseksi M. Sternocleidomastoideus
4. Fistula Duktus Thorasikus
AMES
 Tergantung: umur, sex, keadaan pada waktu operasi
dan ukuran
 AGES = patient age, histologic grade of the tumor,
tumor extent (extrathyroidal invasion or distant
metastases), and size of the primary tumor
Low risk High risk
 Laki <40 , wanita <50  Laki >40, wanita>50
 Metastasis (-)  Metastasis (+)
 Papiler intratiroid  Papiler ekstra tiroid
 Folikuler dgn minimal invasi  Folikuler dgn invasi
 Ukuran <5 cm  Ukuran > 5 cm
Risiko rendah :
 Setiap usia risiko rendah tanpa metastasis
 Usia risiko tinggi tanpa meta dan dengan ekstensi dan ukuran
tumor risiko rendah.
 Angka Survivalnya 61 % selama 5 tahun
Risiko tinggi :
 Setiap pasien dengan metastasis, atau
 Usia risiko tinggi dengan salah satu ekstensi atau ukuran tumor
 Angka survivalnya 99% selama 20 tahun
 Papiler : I →99,8 % , II →99,9%, III →93.3%
IV → 50,7%
 Folikuler : I →99,8 % , II →99,7%, III →71,1%
IV → 50,4%
 Meduler : I → 100 % , II →97,9 %, III →81%
IV → 27,7%
 Anaplastik : sama semua 6,9 %
Nama Elvi Yati
Usia 18 tahun 0 bulan 26 hari
Tempat/ Tanggal Lahir Sukarejo/ 12-10-1999
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Dusun Nelayan Sukarejo, Kec. Langsa
Timur, Aceh
Agama Islam
Suku Aceh
Golongan Darah O+
Status Pernikahan Belum menikah
Jumlah Anak -
Pendidikan Terakhir SMA
Pekerjaan Tidak bekerja
Status Sosial-Ekonomi Menengah ke bawah
TB/BB 158 cm/ 51 kg
Tanggal masuk rs 13 November 2017
Keluhan Utama : Benjolan di leher
Telaah :
Hal ini telah dialami pasien ± 9 bulan yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Pasien awalnya mengeluhkan benjolan sebesar kelereng pada
leher dan semakin lama semakin membesar sebesar telur puyuh dalam
5 bulan terakhir ini. Benjolan tidak terasa nyeri namun pasien
mengeluhkan tidak nyaman jika minum minuman bersoda. Keluhan lain
seperti suara hilang, suara serak, sulit menelan, sulit makan dan minum
disangkal oleh pasien.
Pasien juga mengeluhkan sesak napas dan jantung berdebar jika
beraktivitas berat. Keluhan lain seperti demam, sering gemetaran, mata
melotot, berkeringat banyak, gangguan menstruasi, sering BAB, dan
penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Keluhan tangan dingin,
kulit dan rambut kering, sering kelelahan, sulit BAB, dan peningkatan
berat badan disangkal oleh pasien. Keluhan mual, muntah, dan
penurunan nafsu makan disangkal oleh pasien. BAK dan BAB dijumpai
dalam batas normal. Pada April 2017, pasien sudah pernah berobat di
Puskesmas untuk penanganan benjolan di lehernya, namun pasien
berhenti berobat setelah meminum obat selama 7 hari.
Pasien mengatakan tidak ada benjolan lain selain di leher. Pasien tidak
merasakan adanya benjolan pada dada, ketiak, perut, maupun pada
paha ataupun selangkangan baik besar maupun kecil. Riwayat tinggal di
penggunungan disangkal. Riwayat tinggal di daerah pinggir pantai
disangkal. Riwayat mendapat sinar radiasi pada leher disangkal. Riwayat
minum jamu-jamuan dijumpai, namun pasien mengaku hanya sesekali
meminumnya. Riwayat makan makanan penyedap rasa dijumpai. Sejak
kecil, pasien mengaku sangat menyukai makanan seperti indomie dan
bakso. Riwayat merokok disangkal. Riwayat meminum minuman
beralkohol disangkal. Riwayat anggota keluarga memiliki keluhan yang
sama dijumpai, yaitu nenek dari ayah kandung pasien. Pasien mengaku
nenek pasien memiliki penyakit seperti gondokan dan meninggal pada
usia 60 tahun akibat penyakit infeksi paru-paru dan tidak dibawa ke
dokter karena masalah biaya. Riwayat tetangga memiliki keluhan yang
sama tidak dijumpai. Riwayat memiliki penyakit lain disangkal. Riwayat
menggunakan obat untuk penyakit lain disangkal. Riwayat berobat
kampung dan mengkonsumsi obat herbal tidak dijumpai.
 Pendidikan terakhir pasien adalah tamat sekolah menengah atas dan
saat ini pasien tidak bekerja. Ayah pasien bekerja sebagai buruh
bangunan dan ibu pasien tidak bekerja. Ayah pasien merupakan
perokok dengan konsumsi rokok 1 bungkus per hari selama ± 30
tahun hingga sekarang. Sejak kecil, pasien tinggal di kampung dan
tidak pernah berpindah. Keadaan ekonomi keluarga pasien
menengah ke bawah. Pasien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Kakak dan adik pasien tinggal sekampung dengan pasien. Pasien
tinggal berempat dengan ayah, ibu, dan adik di rumah orangtua
pasien. Sehari-hari pasien mengkonsumsi makanan yang dimasak
oleh ibunya dengan lauk pauk yang sederhana dan beragam. Riwayat
penyakit keganasan lain pada keluarga pasien tidak dijumpai.

 RPT : Pasien merupakan pasien rujukan dari RSUD Langsa


dengan diagnosa thyroid neoplasm
 RPO : Tidak jelas
Status Presens (tanggal 14 November pukul 11.00 WIB)
 Sensorium : Compos Mentis
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Karnofsky score : 90
 VAS :0
 Frekuensi nadi : 92 x/menit
 Frekuensi nafas : 18 x/menit
 Suhu : 36.8oC
Status Generalisata
Kepala
Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-),
 sklera ikterik (-/-), eksoftalmus (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor
Ø 3 mm/ 3 mm
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Tenggorokan : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening cervikal (-), massa
di regio colli anterior (terlampir status lokalisata), tidak
terdapat deviasi trakea, TVJ R-2 cmH2O
Thoraks :
Paru:
 Inspeksi : simetris fusiformis, retraksi tidak dijumpai
 Palpasi : stem fremitus kanan=kiri
 Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi: suara pernapasan: vesikuler (+/+), suara tambahan: (-/-)
 Jantung:
o Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat

o Palpasi: iktus kordis tidak teraba

o Perkusi: batas jantung kanan: linea para sternal ICS III dekstra

 batas jantung kiri: linea mid clavicula ICS V sinistra

 batas jantung atas: ICS II sinistra

 batas jantung bawah: diafragma


o Auskultasi: S1/S2 tunggal reguler, gallop (-), murmur (-)

 Abdomen:
o Inspeksi: simetris

o Palpasi: soepel, hepar/ lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

o Perkusi: timpani di seluruh lapangan abdomen

o Auskultasi : peristaltik (+) normal


 Ekstremitas
o Edema: superior (-/-), inferior (-/-)

o Sensorik: superior (+/+), inferior (+/+)

o Motorik : superior (555/555), inferior (555/555)

 Status lokalis :

Regio colli anterior :


o Inspeksi : tampak benjolan di regio colli anterior, warna kulit sama, massa

ikut bergerak saat menelan.


o Palpasi: teraba benjolan di regio colli anterior, konsistensi padat, permukaan rata,

mobile, batas tegas, tidak ada nyeri tekan, ukuran 5 cm x 3 cm, suhu kulit di atas
benjolan sama seperti jaringan sekitarnya.
Kelenjar getah bening :
o Nodus submental & submandibular : pembesaran KGB (-)
o Nodus rantai yugular bagian atas : pembesaran KGB (-)
o Nodus rantai yugular bagian tengah : pembesaran KGB (-)
o Nodus rantai yugular bagian bawah : pembesaran KGB (-)
o Nodus trigonum posterior leher : pembesaran KGB (-)
Foto thorax PA
Kesan :
 Tidak tampak
kelainan pada cor
dan pulmo
 Tidak tampak
metastase
intrapulmonal
USG thyroid
 Tampak nodul isoechoic
dengan komposisi kistik
dan kalsifikasi multiple di
dalamnya, dengan ukuran
2,5 x 1,8 x 4,2 cm
 Tampak pembesaran KGB
cervical kiri multiple
Kesan
 Struma nodusa thyroid kiri
berdegenerasi kistik
dengan limphadenopati
cervical kiri
Diagnosis
Thyroid neoplasm susp. malignancy T3N0M0

Penatalaksanaan
IVFD RL 20 gtt/i

Rencana
1. Konsul Bedah Onkologi
2. Konsul Anastesi
3. Tindakan ismuslobektomi + frozen section
(14/11/2017)
TEORI KASUS

Kanker tiroid merupakan kanker yang Pasien merupakan perempuan


berasal dari sel folikel tiroid. dengan usia 18 tahun.
• Mayoritas kasus (70%) terjadi
pada wanita
• Kanker tiroid sering terjadi pada
kelompok usia muda. Menurut beberapa
literatur, onsetnya menunjukkan kurva bell-
shaped dengan insiden tertinggi pada
dekade dua, tiga dan empat kehidupan. Pada
dua dekade terakhir, terjadi peningkatan
insiden pada dekade empat dan kelima
kehidupan

Faktor Risiko Riwayat makan makanan


Terdapat beberapa faktor risiko terkait penyedap rasa dijumpai. Riwayat
karsinoma tiroid, diantaranya goiter, paparan anggota keluarga memiliki
radiasi, tiroiditis limfositik, faktor hormonal keluhan yang sama dijumpai,
dan faktor herediter (genetik). yaitu nenek dari ayah kandung
pasien.
TEORI KASUS
Diagnosis Anamnesis
Penegakan diagnosis dilakukan Pasien mengeluhkan benjolan di leher yang telah
dengan: dialami ± 9 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
•Anamnesis sesak napas dan jantung berdebar jika beraktivitas
•Pemeriksaan fisik berat.
•Pemeriksaan
penunjang:sitologi Pemeriksaan fisik
Pembesaran kelenjar getah bening cervikal (-), massa
-Terdapat beberapa modalitas di regio coli anterior (+), tidak terdapat deviasi trakea.
radiologis yang dapat Regio colli anterior :
digunakan dalam membantu Inspeksi : tampak benjolan di regio coli anterior
penegakan diagnosis kanker ukuran 5 cm x 3 cm, warna kulit sama, massa ikut
tiroid, yaitu pemeriksaan foto bergerak saat menelan.
roentgen, ultrasonografi, CT, Palpasi: massa berbatas tegas, soliter, permukaan
MRI ataupun PET scan rata, konsistensi padat keras, tidak terfiksir pada
-Biopsi insisi tidak dianjurkan jaringan dibawahnya, suhu kulit di atas benjolan
pada karsinoma tiroid yang sama seperti jaringan sekitarnya, dan tidak ada
layak bedah. Biopsi aspirasi nyeri tekan.
jarum halus (FNAB) merupakan Pemeriksaan penunjang
cara diagnosis yang sangat USG thyroid: Struma nodusa thyroid kiri
baik dan sederhana. berdegenerasi kistik dengan limphadenopati
cervical kiri.
TEORI KASUS
Tatalaksana
Apabila ada pasien yang datang Pasien direncanakan konsul ke
dengan benjolan / nodul di leher bedah onkologi dan anastesi
pertama-tama yang harus dilakukan
untuk tindakan
adalah pemeriksaan klinis untuk
ismuslobektomi + frozen
menentukan apakah nodul tiroid
tersebut suspect benigna atau suspect section pada tanggal 14
maligna. Bila nodul tersebut suspect November 2017.
maligna harus dibedakan apakah
nodul tersebut operable atau
inoperable. Bila kasus yang dihadapi
nodul tiroid suspect maligna
inoperable maka dilakukan tindakan
biopsi insisi dengan pemeriksaan
histopatologik secara blok paraffin.
Dilanjutkan dengan tindakan
debulking dan radiasi eksterna atau
kemoterapi
KESIMPULAN
EY, perempuan 18 tahun datang ke RSUP HAM
dengan keluhan benjolan di leher, setelah
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang, pasien didiagnosis dengan Thyroid
neoplasm susp. malignancy T3N0M0, diberi
tatalaksana IVFD RL 20 gtt/i dan dikonsul ke
bedah onkologi dan anastesi untuk tatalaksana
lebih lanjut dan telah dilakukan ismuslobektomi +
frozen section pada tanggal 14 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai