Anda di halaman 1dari 22

GENERAL

ANESTHESIA
TOPIK

1. 2.

General
Anestesia Anestesia
01.
ANESTESIA
An = tidak
Bahasa Yunani

Aestesi = persesepsi atau rasa

Suatu keadaan hilangnya rasa atau sensasi tanpa atau disertai dengan
hilangnya kesadaran

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
TRIAS ANESTESI

RELAKSASI
HIPNOTIK
hilangnya
ANELGESIA OTOT
bebas nyeri RANGKA
kesadaran mati gerak

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
MEDIKASI SEBELUM ANESTESI
Untuk menghilangkan kecemasan

Untuk mencegah alergi

Untuk mencegah mual dan muntah

Untuk memberikan analgesia

Untuk mencegah peningkatan asam


lambung berlebih, karena puasa
seringkali asam lambung meningkat dan
diberikan golongan PPI

Untuk mencegah bradikardia dan sekresi

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
Stadium Anestesia

Stadium I Stadium Analgesia

Stadium II Stadium Ekstasi

Stadium III Stadium Pembedahan


Plana 1
Plana 2
Plana 3 Optimal untuk operasi
Plana 4
Stadium IV Stadium Paralisis

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
02.
General Anesthesia
TOPIK

Anesthesia umum Anesthesia umum


inhalasi
01. intravena 02.

Anesthesia imbang
03. (balanced)

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
ANASTESIA UMUM
INTRAVENA
Anesthesia umum yang dilakukan dengan cara menyuntikkan obat
anesthesia parenteral langsung ke pembuluhdarah vena
ANESTESI INTRAVENA
KLASIK
TRIAS : Hipnotik, Analgesia, Relaksasi TATALAKSANA
otot
1. Persiapan rutin
2. Pasang alat pantau yang diperlukan
3. Induksi dengan salah satu obat
Batasan: pemakaian kombinasi obat
sedative (diazepam IV 0,4-0,5
kentamin hidroklorida dengan sedative
mg/kgBB)
4. Tunggu 2-3 menit
5. Berikan ketamine HCl (larutan 1%) 1-
Indikasi: operasi kecil dan sedang yang
2mg/kgBB IV pelan
tidak memerlukan relaksasi lapangan
6. Dosis tambahan dapat diberikan setiap
operasi yang optimal dan berlangsung
interval waktu 15 menit dengan dosis
singkat
setengahnya dari dosis awal
7. Untuk mendalamkan anestesi sedative
atau hipnotik
Kontraindikasi : pasien yang rentan
terhadap obat – obatan simpatomimetik
10
Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
ANESTESI INTRAVENA
TOTAL TATALAKSANA

1. Persiapan rutin
TRIAS : Hipnotik dan Analgesia 2. Pasang alat pantau yang diperlukan
3. Siapkan alat – alat dan obat – obat resusitasi
4. Siapkan alat bantu nafas manual/ alat bantu nafas
mekanik/ mesin anesthesia
Batasan: pemakaian kombinasi obat 5. Induksi dapat dilakukan dengan diazepam –
anestetika intravena yang berkhasiat ketamine/ obat hipnotik yang
hipnotik, analgetik dan relaksasi otot 6. Berikan nafas bantuan melalui sungkup muka
dengan O2 100%
secara berimbang.
7. Lakukan laringoskopi dan pasang PET Fiksasi
PET dan hubungkan dengan alat bantu nafas
8. Berikan obat anestesi IV yang dibutuhkan
Indikasi: operasi yang memerlukan 9. Pernafasan pasien dikendalikan secara
relaksasi lapangan operasi optimal, mekanik/bantuan tangan dan berikan suplemen
oksigen
11
10. elesai operasi pemberian obat – obatan
dihentikan dan diberikan obat anticholinesterase
Kontraindikasi : tidak ada kontraindikasi dan kombinasikan dengan atropine
yang absolut. 11. Setelah kelumpuhan otot pulih dan pasien mampu
bernafas spontan
Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
ANESTESI – ANALGESIA
NEUROLEPT
TRIAS : Sedasi/ Hipnotik ringan, Analgesia
TATALAKSANA
ringan

Batasan: pemakaian kombinasi obat 1. Persiapan pra – bedah


neuroleptik dengan analgetik opiat secara IV 2. Pramedikasi
3. Pasang alat pantau
4. Induksi dehidrobenzperidol 0,1-0,1
mg/kgBB dengan fentanyl 2 μg/kgBB
Indikasi: tindakan diagnostik endoskopi, 5. Tunggu 5-10 menit, setelah pasien
suplemen tindakan anesthesia lokal mengantuk dan acuh tak acuh tindakan
bisa dilakukan
6. Untuk menekan rangsang pada lokal
Kontraindikasi : penderita Parkinson, tindakan, bisa diberikan obat analgetika
penderita penyakit paru obstruktif, bayi dan lokal semprot.
anak – anak, kontraindikasi relative 12

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
ANASTESIA UMUM
INHALASI
Tehnik anesthesia yang dilakukan dengan jalan memberikan kombinasi obat
anastesia inhalasi yang berupa gas dan tau cairan yang mudah menguap
melalui obat atau mesin anastesi langsung ke udara respirasi yang dihirup oleh
pasien.
HALOGEN
NON HALOGEN
HYDROCARBO
NS
Halothane
Enflurane
Isoflurane
Nitrous oxide
Desflurane
Sevoflurane
Methoxyflurane-nephrotoxicity

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
KEUNTUNGAN
Mampu mengontrol kedalaman
anastesi dengan cepat

Metabolismenya sangat minimal

Disekresikan melalui ekshalasi

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN INDUKSI DENGAN ANASTESI
INHALASI

Kelarutan gas dalam Kelarutan gas dalam Laju ventilasi


darah lemak

Gradient
Tekanan parsial gas konsentrasi
Aliran darah paru
yang diinspirasi arterlovenosa

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
Minimum Alveolar Anesthetic Concentration (MAC)

konsentrasi alveolar yang diperlukan untuk


menghilangkan respon terhadap stimulus nyeri
standar pada 50% pasien

Nilai MAC menurun dalam penggunaan opioid


Nilai MAC dalam pembedahan umumnya 1,1-1,2

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
- : tidak ada khasiat
+ : kasiat ringan – sedang
++ : kasiat kuat

Eliminasi
Anastesi inhalasi diakhiri dengan redistribusi dari
otak ke darah dan eliminasi obat melalui paru
yaitu melalui ekshalasi

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
ANESTHESIA 03.
IMBANG
Tehnik anesthesia umum dengan menggunakan
kombinasi obat – obatan baik anesthesia
intravena maupun obat anesthesia inhalasi/
kombinasi tehnik anesthesia umum dengan
regional.

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
INDIKASI
Tehnik ini dilakukan pada operasi
besar dan lama

KONTRAINDIKASI
Berhubungan dengan efek farmakologi
obat yang digunakan

Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
TATALAKSANA
1. Pasien telah dipersiapkan sesuai pedoman
2. Pasang EKG
3. Siapkan alat dan obat untuk resusitasi
4. Siapkan mesin anestesia
5. Induksi dengan pentothal atau obat hipnotik lain
6. Berikan pelumpuh otot suksinil kholin IV secara cepat
7. Berikan nafas buatan melalui sungkup muka dengan oksigen 100%
8. Lakukan laringoskopi dan pasang PET lalu fiksasi PET dan hubungkan dengan
mesin anestesi
9. Berikan salah satu kombinasi obat inhalasi seperti N20 + O2 (narkotik – sedative)
ditambah obat sedative / hipnotik serta obat pelumpuh otot non depolarisasi secara
IV
10. Dosis ulangan dapat diberikan secara IV intermitten/ kontinyu
11. Kendalikan nafas pasien secara manual / mekanik
12. Pantau tanda vital pasien
13. Apabila operasi telah selesai hentikan gas N2O dan berikan O2 100% selama 2-
5menit
14. Berikan penawar obat pelumpuh otot (neostigmine) bersama – sama dengan atrofin
sulfat bila diperlukan dibaerikan antagonis narkotik
15. Ekstubasi PET (pipa endotrakeal)
Mangku, G., Senapathi, TGA. 2018. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks Jakarta
THANK
S!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai