Miller, 1981
DASAR PEMILIHAN
Faktor pasien yang spesifik
status fisik
derajat kecemasan / ketakutan
obat-obat yang biasa digunakan
riwayat alergi
ketergantungan steroid
riwayat motion sickness atau PONV
risiko aspirasi
penyakit yang menyertai/mendasari
umur dan berat badan
macam pembedahan, terencana / darudat
macam obat anestesi yang akan digunakan
HASIL KLINIS YANG
DIHARAPKAN
Golongan Contoh
* Dosis maksimum 15 mg
Karakteristik fisik opioid yang menentukan
distribusinya
Obat Fraksi tidak Ikatan Kelarutan
terionisasi protein dalam lemak
Morfin ++ ++ +
Petidin + +++ ++
Fentanyl + +++ ++++
Sufentanil ++ ++++ ++++
Alfentanil ++++ ++++ +++
Catatan:
+ = sangat rendah; ++ = rendah; +++ = tinggi; ++++ = sangat tinggi
Titik tangkap kerja morfin:
20
15
10
40 50 60 70
PaCO2
Depresi nafas yang disebabkan oleh morfin
Karakteristik antikolinergik
Takikardia +++ + ++
Bronkodilatasi ++ + ++
Sedasi + +++ 0
Antisialogog ++ +++ +++
Konfulsi
Sadar
Siklus Kematian
tidur Rangsangan
Terti Sedasi
dur
Anestesi u. pembedahan
• Macam pembedahan
• Posisi pembedahan
• Status fisik
• Penyakit yang menyertai/mendasari
• Perkiraan lama tindakan
• Obat anestesi yang digunakan sebelumnya
(untuk pembedahan berulang)
PREMEDIKASI
INDUKSI ANESTESI:
* Inhalasi
* Intravena
* Intramuskuler
RUMATAN ANESTESI
* Inhalasi
* Intravena
Hubungan MAC dengan kadar obat anestesi
* Larutan 2,5%
Farmakologi klinik
Halotan Enfluran Isofluran
Kardiovaskuler
• tek. Darah
• nadi
• SVR N/C
• CO N/C
Respirasi
• volume tidal
• frek nafas
• PaCO2
istirahat
kegiatan
A: ekskresi CO2; B: kurva respon ventilasi; C,D,E: pergeseran
kurva setelah pemberian opioid, anestesi ringan, anestesi dalam