Anda di halaman 1dari 451

OBSTETRI

1
Pelvimetri Pintu Atas Panggul

Conjugata vera : 9,5-11 cm


Conjugata diagonalis : 11,5 cm

Pintu Tengah Panggul


onfora e spina csriadnka
Merupakan daerah tersempit dari panggul

Diameter interspinosum : 9,5-10,5 cm

Pintu Bawah Panggul

Diameter anteroposterior : 11,5-12 cm

2
3
Penurunan Bagian -
Conjugate very


testator promote
Terendah Janin denim att sampan

Station 0 adalah spina


ischiadica (Hodge 3)

HodgeO 1
Pada tepi atas simfisis

HodgeO 2
)) sggsn
Pada tepi bawah simfisis

:
Hodge 3
Sejajar spina ischiadica

Hodge 4
4
Ujung bawah os coccygeus
Penurunan Kepala Janin
Periksa luar Periksa dalam Keterangan
5/5 H1 Kepala diatas PAP, mudah digerakkan

4/5 H 1-2 Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala


belum masuk panggul

3/5 H 2-3 Bagian terbesar kepala belum masuk


panggul


2/5 H3 Bagian terbesar kepala sudah masuk
Station
panggul 0

1/5 H 3-4 Kepala didasar panggul

0/5 H4 perineum

5
Kriteria Panggul Sempit
• Pintu atas panggul • Pintu Bawah Panggul
• Diameter transversa < 11 cm • Distansia intertuberosum < 8 cm
• Diameter anteroposterior < 10 cm • Distansia anteroposterior < 11,5
cm
• Konjugata diagonalis < 11,5 cm
• Distansia intertuberosum +
• Konjugata vera < 9,5 cm diameter sagital posterior < 15 cm
• Pintu tengah panggul
• Distansia interspinarum <9,5 cm

LL
AP LL AP
-
-
-
-

L P L

6
Tanda Kehamilan Presumptif - the pants
Pbhibk minyan
1. Mual dan muntah Definite → pauli
Morning sickness estrogen dan beta HCG, motilitas gaster pagi hari
memberat dengan bau menusuk, emosi tidak stabil.
Beri makanan ringan mudah dicerna
2. Rasa kencang dan nyeri pada payudara
Pembesaran payudara, vaskularisasi bertambah banyak, proliferasi asinus dan
ductus. Pengaruh estrogen dan progesterone
3. Amenorrhea → tdk hard
Penyebab lain : ketidakseimbangan ovarium hipofisis, stres, obat-obatan, penyakit
kronis

A. Linea nigra

B. Striae gravidarum

Akibat stimulasi MSH


oleh estrogen 7
Tanda Kehamilan Probable MingKin
-0 Perubahan
Tanda chadwick warna kebiruan atau ungu pada cervix, vagina, dan
-
-

labia karena penigkatan vaskularisasi. Muncul pada minggu ke


6-8 gestasi
Tanda goodel Perkunakan portio vaginalis cervix larena peningkatan
Torrio
-

vaskularisasi
Tanda hegar Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan
-

-
cervix)
Symes Honor
Rhin
bauch

8
DD
Tanda Kehamilan Definite PATTI JANIN
DJJ • Laenec (UK 17-18 minggu)
-

• Doppler (UK 12 minggu)


-

Rontegenografi • Tulang tampak 12-14 minggu


• Jika terdapat keragu-raguan dan
mendesak
USG 3-5 minggu: gestational sac
6-7 minggu: polus embryonal
8-9 minggu: gerak janin
9-10 minggu: plasenta, dll
2 gestational sac di minggu ke 6 gemelli
Fetal EKG 12 minggu dengan fetalkardiografi

9
Perhitungan usia kehamilan
Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Jk Had Regular l NAE Eun Rts UTG
-

,
• Dihitung bedasarkan HPHT ibu 4 omg
• Konfirmasi usia kehamilan ibu palpasi abdomen atau pemeriksaan USG

Rumus Parikh ④
Regular Whr
Rumus Naegle
Siklus mens 28 hari ④ 28 hari
Siklus mens bukan
• Ovulasi hari ke 14 ④ • Ovulasi: 14 hari sebelum mens
berikutnya tgl t Sikh
- a

Rumus:
e¥ut
Rumus:
(tanggal HPHT+7), (Bulan HPHT-
(tanggal HPHT+ (siklus-21)), (Bulan
3), (tahun HPHT +1) DH -3
B HPHT-3), (tahun HPHT +1)
t

10
Rumus McDonald
Taksiran usia kehamilan Taksiran Berat Janin 21/11
'

• Ukur simfisis pubis hingga TFU • TBJ = (TFU – n) x 155 gram
dengan pita meter n=12 (kepala belum masuk PAP)
• Usia Kehamilan (minggu) n=11 (kepala sudah masuk PAP)
= Tinggi Fundus x 8 : 7

Usia kehamilan (bulan)TAXI


t* , # u -

NINER

= Tinggi Fundus x 2 : 7 FFUXL

T
tmakdaiator
USG

µ
Nummular
⑦ Jim our pvbvr
Rumus Bartholomew
11
Antenatal Care

> any

720mg
Funk

Kate

Triple elimination
Yauch

3 semester 736mg
-
Ix IX mark
ish
rot 12
not
Antenatal Care
O
• Berguna untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan.
• Anjurkan pada ibu hamil untuk melakukan ANC komprehensif

6-
minimal 4 kali selama kehamilan, termasuk minimal 1 kali diantar
oleh suami atau anggota keluarga.
minimal
I
II
#
II

13
TMI

alarm
of
Tm #
em
}

14
Nutrisi dalam kehamilan
• Ibu hamil: 2300 kkal

Y
Kalori
• Ibu menyusui: 2800 kkal

Protein Ibu hamil membutuhkan 30 gram/hari


Kalsium ✓ • Keburuhan 1.5 – 2 gram/hari
Zat besi ✓ Kebutuhan akan besi sekitar 60 mg/hari

Asam folat ✓ o
• Kebutuhan sekitar 400 mcg/hari
• Idealnya mulai dikonsumsi 2 bulan sebelum
↳ Slsrgkamraf yooomglhr
hamil =
4mg IN

tender Kolo dda rivard.

memory the detector


15
Asuhan Persalinan Normal ERM
• Usia kehamilan cukup bulan (37 42 weeks)
• Persalinan terjadi spontan
- → tenagaibu
• Presentasi belakang kepala
• Berlangsung tidak lebih dari 18 jam 120pm

• Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
• Pada persalinan normal 4 fase
• Kala 1 IMPART # Yoakam
Fase laten: pembukaan serviks 1-3 cm, berlangsung ± 8 jam
Fase aktif: pembukaan serviks 4-10 cm, berlangsung ± 6 jam
• Kala 2: pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Primigravida: 2 jamToon I
Multigravida: 1 jam lbomhgejan
• Kala 3: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir
o
- -

lengkap, ± 30 menit

• Kala 4: segera setelah lahirnya plasenta – 2 jam post partum16
Import sent :

① Bloody Show
② HH
③ 0 Moment Sara

Bini p = lid cm
Antti M
-

- 2.2cm
t¥÷
Indikasi SC
1. Fetal distress
2. Plasenta previa totalis
:
:
3. Panggul sempit:
4. Sudah pernah SC 2x .
5. Letak lintang
6. Tumor yang menghalangi jalan lahir
7. Pada kehamilan sesudah operasi vaginal (misal operasi fistel)
8. Ibu menderita herpes genitalis
9. Ada indikasi mengakhiri persalinan dimana syarat pervaginam
tak terpenuhi, atau cara pervaginam gagal
10.Dagu posterior
11.Presentasi ganda
17
KAIA
Fase laten Fase aktif
Pembukaan mencapai Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (+10 cm),
3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam
berlangsung sekitar 6 jam
Terbagi atas: NIU to know
• Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm
sampai 4 cm
• Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm
• Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+10 cm)
18
Asuhan Persalinan Normal
KALA I
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif

Produksi urin, protein, Tiap 2-4 jam


aseton
Tekanan darah, suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam


Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30 menit Setiap 30-60 menit
DJJ Setiap 30 menit Setiap 30 menit
Kontraksi normal Setiap 30 menit 1-2x/jam, Setiap 30 menit 3- x/10’/ 0-
20” 0”

pdugrot 19
Kala II
• Pembukaan serviks lengkap Penanganan:
• Kepala janin tampak di vulva • Kosongkan vesika urinaria
dengan diameter 5-6 cm
mengejan) =
• Mengatur posisi partus (posisi saat

Johnny • Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi,


Dorm -

Dormgm pzjoktvm rehidrasi T


tenor
termen memorial • Ajarkan cara
- mengejan
MM • Cek DJJ saat dan setelah kontraksi
wya
momma /
vid
# okay
Indikasi Episiotomi: ,
• Perineum rigid kda
• Pertolongan persalinan kala II bagur
primi
• Patologi (tumor, sikatrik) regular
-
• Indikasi tertentu: bayi besar,
distosia bahu, forceps, gawat Wedin hehe
janin
medio lateral 20
perdaohnpo tpatvmO-iamMO@Teta .o
Kala III
Injeksi Oksitosin
• Injeksi oksitosis 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian luar

Peregangan tali pusat terkendali


• Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit 10 IU oksitosis
IM 30 menit plasenta belum lahir rujuk atau manual plasenta
plants
Masase Uteri
• Cek tonus uteri

Tanda plasenta lepas:


• Semburan darah banyak tiba-tiba
• Uterus globular
• Tali pusat memanjang 21
o
O

I
8- O
22
Faktor Persalinan
• Power
- His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan
mengejan ibu, keadaan kardiovaskular respirasi
metabolik ibu.
• Passage
- Keadaan jalan lahir
• Passenger
- Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat
janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)

23
Nifas (Puerperium) Shelah hand - b
Gmg
Uterus: involusi sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
-

Bekas implantasi: placental bed mengececil karena kontraksi cavum


uteri

Oo
Jalan lahir sembuh dalam 6-7 hari
Lochia: cairan sekret berasal dari cavum uteri
a. Lochia rubra (cruenta): 2 hari postpartum berwarna merah
-
-

b. Lochia sanguinolenta:= hari ke 3-7 postpartum; berwarna merah


kuning berisi darah dan lender
T
c. Lochia serosa hari ke 7-14 postpartum; berwarna kuning tidak
berdarah -

Tyga →
sagging
late →

474
24
Kem gun
Persalinan Patologis

Kang
un
loma

Persalinan Persalinan
lama Macet
Persalinan Persalinan
vakum forceps

25
Persalinan Lama
Berasal dari 3 masalah, yaitu :
• Power : His tidak adekuat (< 2x/10 menit, durasi < 40 detik)
• Passage : Panggul sempit, tumor, dll
• Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar

Dvrtooiathaeetfhenbdm Kala II memanjang


✓ Kala I fase aktif
Distosia, grafik pembukaan serviks
tidak ada kemajuan penurunan
bagian terendah janin dalam
waktu :
00
berada pada antara garis waspada
=
dan bertindak atau sudah • Maks 2 jam nulipara dan 1 jam

000
-

memotong garis bertindak multi

tea
• Maksimal 3 jam nulipara dan 2 jam
multi pada pasien dengan anestesi
semi dagon harem ) epidural
26
Natogreet
com J Wr
Hm pmkn.sc

}
Moet
O
27
Tatalaksana
• Kelainan Pembukaan Serviks
Rujuk ke RS, dukungan
dan terapi ekspektatif
• Partus Macet Rujuk RS,
Lakukan infus oksitosin
bln Melanite Simpang members
→ In
pork -
o In party ✓
Indaba

28
If £¥ ,
a tpm to

O K

-
O
Obat Uterotonik → Ix room

29
Ekstraksi Forsep
Syarat ekstraksi cunam:
• Presentasi belakang kepala atau muka dengan dagu
di depan, atau kepala menyusul pada sungsang
• Pembukaan lengkap
• Penurunan kepala O/5 (Hodge IV) tenagg
• Kontraksi baik dan ibu tidak gelisah pending
• Ketuban sudah pecah
• Dilakukan di RS rujukan
Ekstraksi Vakum PERMIAN KARA II
Syarat ekstraksi vakum:
Presentasi belakang kepala (vertex)
Janin aterm Matin bio a
Pembukaan lengkap hen gym
Kepala di Hodge III-IV atau 1/5-2/5
Pasien masih bisa meneran
30
Kegagalan vakum

°
Rule of Three

> E
- 3 tarikan pada 3 kontraksi tidak ada kemajuan
- 3 kali lepas
- Setelah 30 menit tidak ada kemajuan
Komplikasi

8 @
co -
31
Induksi Persalinan
0
Usaha untuk menimbulkan prose persalinan (belum inpartu

I
menjadi inpartu)
• Indikasi Darurat:
- HT gestational berat, komplikasi janin akut, IUGR
berat, penyakit maternal bermakna, korioamnionitis
• Indikasi Segera (Urgent)
- KPD saat aterm atau dekat aterm, DM tidak
terkontrol, penyakit isoimun saat aterm/dekat
aterm
• Indikasi Tidak Segera (Non Urgent)
- Kehamilan post term, DM terkontrol, riwayat IUFD
32
evalusaoi tengah 's perdana
indian
Bishop score a-⑨ ↳ tmglat bemalagn k

u

O
-


-

7- 9. omg
u -


=
KPD preterm
Nilai BishopO -
n sunk ending s lndlsoi brhonil
• Bisa berhasil induksi dan persalinan pervaginam
Nilai Bishop <6 → sente blm motors D Indian
-

gogol
• Seleksi pasien untuk induksi persalianan dengan letak vertex
• Dipakai pada kehamilan 36 minggu atau lebih
33
Proses Induksi/Akselerasi
Kimia Mekanik
Prostaglandin E2 (PGE2) gel • Kateter Transservikal
atau pesarium - -

(Kateter Foley)
Prostaglandin E1 (PGE1): • Dilator Servikal Higroskopik

⇐misoprostol atau cytotec tab


100-200 mcg
Oksitosin IV
(Batang Laminaria)
• Stripping membrane
• Induksi Amniotomi

Craig
Protokol dosis rendah (1 – • Stimulasi puting susu
4 mU/menit) atau dosis -

tinggi (6 – 40 mU/menit)

:: . ..
± met iiiaiiiii
34
Induksi Persalinan
Oksitosin Pnp Misoprostol andy
• 2.5 - 5 unit Oksitosin dilarutkan dalam
500 ml kristaloid dan diberikan dengan
← protozoan
• Intravagina dengan dosis 25
µg pada fornix posterior dan
-
dosis awal 10 tetes per menit. -

dapat diulang pemberiannya


• Naikkan jumlah tetesan sebesar 10 tetes
permenit setiap 30 menit sampai O
setelah 6 jam bila kontraksi
uterus masih belum
tercapai kontraksi uterus yang adekuat. terdapat.
• Jika terjadi hiperstimulasi (lama
kontraksi > 60 detik atau lebih dari 4 kali O
• Bila dengan dosis 2 x 25 µg
masih belum terdapat
kontraksi per 10 menit) hentikan infus
kontraksi uterus, berikan
dan kurangi hiperstimulasi dengan
pemberian: O
ulang dengan dosis 50 µg.

• Terbutalin 250 mcg IV perlahan


selama 5 menit atau -
200 µg ) o
• Dosis maks adalah 4 x 50 µg (

• Salbutamol 5 mg dalam 500 ml


cairan RL 10 tetes permenit 35
Metode Mekanik
• Metode stripping, pemasangan balon keteter, (foley
chateter) dimulut rahim, serta memecahkan ketuban
saat persalinan sedang berlangsung.

Kateter Foley Transervikal Stripping of The Membrane

36
Penyebab Persalinan Macet
fomgva prod inn ④

Kala 1 Stuka Kala 2


penmen
• Gangguan His/ Power: • Distosia bahu bag
↳am Jonna
• Inersia uteri persalinan • Kala II memanjang
lama SP
• Kontraksi uterus hipertonik
• Inkoordinasi kontraksi uterus
• Gangguan Passage
• Disproprosi kepala-panggul
• Gangguan Passenger
• Malposisi, malpresentasi
• Disproporsi kepala-panggul

37
Permasalahan di Kala 3 dan 4

Kala 3 Kala 4
• Retensio Plasenta • Perdarahan Post
partum
736the mt
• Atonia uteri (Tone)
• Robekan (Tissue)

Trang
• Jaringan (Tissue)
• Faktor koagulasi
(thrombin)

38
→ Maat MMM wenn klkmprrdinn

O
-
Distosia ec. Kelainan Tenaga ④ → hirpdov
His Normal: mulai dari fundus menjalar ke korpus, dominasi
di fundus dan disertai relaksasi yang merata
• Jenis Kelainan His domina
- Inersia Uteri (Kontraksi Uterus Hipotonik)
primer -0
sadist • His lemah, pendek, jarang
dan mendorong janin
tidak adekuat untuk mebuka serviks
at
- His terlalu kuat (Kontraksi Uterus Hipertonik)
• His terlalu kuat dan terlalu efisien sehingga persalinan terlalu cepat
OF
- Incoordinate uterine contraction perturbed an

• Tidak ada koordinasi antara kotraksi bagian atas, tengah dan


bawah; tidak ada dominasi fundus ↳ Kortz
• Faktor predisposisi
0
- Primigravida, terutama primi tua
Etonian
I
- Kelainan letak janin/disporposi fetopelviks
.

000
- Peregangan rahim yang berlebihan: gemeli, hidramnion
39
Distosia Bahu Bohr Maat
Keadaan dimana setelah kepala dilahirkan,
O O
bahu anteriot tidak dapat lewat di bawah
simfisis pubis
• Kegagalan melahirkan bahu dengan
metode biasa
• Diagnosis:

o
O
– Kesulitan melahrikan wajah dan dagu
– “Turtle Sign”: kepala bayi melekat
erat di vulva atau bahkan tertarik
kembali Turtle Sign
– Kegagalan paksi luar kepala bayi
=
– Kegagalan turunnya bahu

40
Manuver Mc
Robert

Penekanan
suprasimfisis

41
Tatalaksana Distosia Bahu
ALARM
• Ask for help

¥
• Lift manuver Mc. Robert
• The buttock
• The Legs
• Anterior Disimpaction of
Mc. Robert
Shoulder Manuver
• Rotation the Posterior
Shoulder Wood’s Manuver
• Manual remover of posterior
arm 42
I set →@
Indy
Rubin Maneuver
Adduction of anterior shoulder by
Anterior Disimpaction of Shoulder pressure applied to the posterior aspect
of the shoulder
Suprapubic Pressure (Massanti Maneuvre)

Antrim

ti om
port be ahun

¥
43
Wood’s screw manouvre 3 He
Can be done simultaneously
with anterior dissimpaction Manual removalof posteriorarm

44
Prolaps Tali Pusat/prolapse funikuli

• Prolaps tali pusat terjadi ketika tali


pusat keluar dari uterus sebelum
janin
• Diagnosis
• Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada
setiap pemeriksaan dalam saat persalinan.
• Setelah ketuban pecah, lakukan lagi
pemeriksaan tali pusat bila ibu memiliki
faktor risiko seperti di tabel berikut. Bila
ibu tidak memiliki faktor risiko dan
ketuban jernih, pemeriksaan tali pusat
tidak perlu dilakukan.
45
Faktor Resiko
• Multiparitas ✓
• BBL kurang dari 2500 gram u
• Prematuritas v
• Anomali kongenital
• Presentasi sungsang
• Kelainan letak letak lintang atau oblik
• Anak kedua pada gemelli
• Polihidramnion
• Presentasi janin belum engaged
• Plasenta letak rendah atau abnormal

46
Tipe Prolaps Funikuli

47
Prolaps Tali Pusat
1. Tali pusat menumbung (prolapse funiculi): tali pusat teraba
keluar atau berada di samping dan melewati bagian
terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolapse
ke vagina atau bahkan keluar vagina setelah ketuban pecah
2. Tali pusat terkemuka: tali pusat berada di samping bagian
besar janin, dapat teraba pada kanalis servikalis atau lebih
rendah dari bagian bawah janin saat ketuban masih intak
3. Occult prolapse: tali pusat terletak di samping kepala atau
pelvis tapi tidak dalam jangkauan jari saat pemeriksaan
dalam vagina.

48
°
0
Knee Chest Position

turn
→ tyumjonn
-p totohhk :
tyrmgigfgdnsg
49
Mojo
Hida amnion

0
Distensi Uterus

50
Fetal Macrosomia

0
• Bayi baru lahir dengan BBL > 4000 gram
• Diagnosis
- Diagnosis makrosomia tidak dapat ditegakkan hingga bayi dilahirkan
dan ditimbang berat badannya. Namun demikian, dapat dilakukan
perkiraan sebelum bayi dilahirkan,untuk mengantisipasi risiko distosia
bahu, fraktur klavikula, atau cedera pleksus brakialis
- Anamnesis BB dan TB ibu, riwayat obstetric sebelumnya, riwayat
DM pada ibu
- PF leopold dan pengukuran TFU
- PP USG

51
Faktor Resiko Makrosomia
• Riwayat melahirkan bayi besar (>4000 gram)
sebelumnya
• Orang tua bertubuh besar, terutama obesitas
pada ibu
• Multiparitas
• Kehamilan lewat waktu
DM
• Usia ibu yang sudah tua
• Janin laki-laki
• Ras dan suku

52
Tatalaksana Makosomia →
④ Passenger
• Umum ④ pronghorn
o-
- Untuk persalinan, rujuk ibu ke fasilitas yang dapat
melakukan SC.
• Khusus
- Persalinan pervaginam dapat dicoba untuk taksiran berat
janin hingga 5000 gram pada ibu tanpa diabetes

TO
=
- SC dipertimbangkan untuk taksiran berat janin >5000 gram
pada ibu tanpa diabetes, dan >4500 gram pada ibu dengan
diabetes.
o
- SC menjadi indikasi bila taksiran berat janin >4500 gram dan
terjadi perpanjangan
-
kala II persalinan atau terhentinya
penurunan janin di kala II persalinan.

53
Hidramnion
• Jumlah cairan amnion berlebihan
• Predisposisi : riwayat keluarga, ibu DM -

o
• Diagnosis
- Jumlah cairan amnion > 2000 ml.
- Temuan klinis:
• Ukuran uterus yang besar dan tegang
• Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan
denyut jantung janin.
• Kesulitan bernapas pembengkakan tungkai, dan oliguria.

54
USG pada hidramnion AAI Oa¥¥

¥9
@
• Polihidramnion diidentifikasi dengan AFI (amniotic
fluid index) lebih dari 24 cm atau volume cairan
.

amnion lebih dari 2000 mL

a.
• Oligohydramnios diidentifikasi dengan AFI kurang
dari 7 cm

55
bawa on
felqptfehban to dmimm own
jann


Malformasi kongenital di hung lewd turn →

Potter’s syndrome
guy al f
Kempen ggdblmr


the trunk dgn Semperna Bilateral renal agenesis

Oligohidramnion
Gta
Atresia Esofagus
Polihidramnion &
O on
56
.
Kehamilan Gemelli bomber
Dizygotic Twins
Dichorionic – separate chorion (placenta)
Diamniotic – separate amnion (amniotic sac)
Diagnosis
• Uterus lebih besar dari
kehamilan tunggal
• Aktifitas janin meningkat
• Berat badan ibu hamil cepat
bertambah
• Anemia hypocromik normositik
• USG: ditemui 2 atau lebih janin
57
HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

58
Hipertensi Kronik
Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum
kehamilan dan menetap setelah persalinan
Diagnosis
• Tekanan darah mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau
diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan
<20 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup
urin)
• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti
mata, jantung, dan ginjal
59
Tatalaksana
• Sebelum hamil sudah diterapi & terkontrol baik,
lanjutkan pengobatan
• Sistolik >160 mmHg/diastolik > 110 mmHg
antihipertensi
• Proteinuria / gejala lain, pikirkan superimposed
preeklampsia dan tangani seperti preeklampsia
• Suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari dan aspirin 75
mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minggu
• Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
• Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm
• Jika DJJ <100 kali/menit atau >180 kali/menit, tangani seperti
gawat janin
• Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan
terminasi kehamilan
60
Hipertensi Gestasional
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20
minggu dan menghilang setelah persalinan
'
Diagnosis Tatalaksana Umum


• Pantau TD, urin (untuk proteinuria),
•TD mmHg
dan kondisi janin setiap minggu.
•Tidak ada riwayat hipertensi
• Jika tekanan darah meningkat, tangani
sebelum hamil, tekanan darah
sebagai preeklampsia ringanCacao ,
normal di usia kehamilan <12 pin
• Jika kondisi janin memburuk atau
minggu
terjadi pertumbuhan janin terhambat,
•Tidak ada proteinuria
rawat untuk penilaian kesehatan janin.
(diperiksa dengan tes celup
• Beri tahu pasien dan keluarga tanda
urin)
bahaya dan gejala preeklampsia dan
•Dapat disertai tanda dan gejala
eklampsia.
preeklampsia, seperti nyeri ulu
• Jika tekanan darah stabil, janin dapat
hati dan trombositopenia
dilahirkan secara normal.
61
00 O
O O 7④
-

÷
62
e.ua#ie. ar. n:hnmmnn-qmI
O

@
stint
ai

zYamhomTimuataz37ry-irpotote@7t.a
aunt

Hit
lb④
63
O
to

%,




64
MAO =
=
Q
= -
ME PEB
-
.

Mg toy pro body


AH
-
-

t tu forth omdum
'

- -

par
34mg 7379
habit payout ✓

65
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia
kehamilan 20 minggu)
I
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <
100.000 sel/ul pada usia kehamilan < 20 minggu

Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma v
• Ada tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis) ④

66
HELLP SYNDROME (Hemolysis, ELevated
liver enzyme, Low Platelet count) tomphkoor
Hemolysis (at least two of these) pmeeldomoi
•= Abnormal peripheral smear (schistocytes, burr cell, echinocytes,
etc)
U
• Increased total bilirubin (mostly indirect) > 1.2 mg/dl
V
• Low serum haptoglobin level
• Drop in hemoglobin level unrelated to blood loss
u

Elevated liver enzymes


-

• Increased transaminases
- (AST and ALT> 70 IU/L STO T KEPT
• Increased lactate dehydrogenase > 600 IU/L
• Increased total bilirubin > 1.2 mg/dl
Thrombocytopenia
-

• Platelet count < 100.000 – 150.000


67
Tatalaksana Khusus
Edema paru
• Edema paru: sesak napas, hipertensi, batuk berbusa, ronki basah
halus -~
pada basal paru pada ibu dengan PEB
• Tatalaksana ↳ ametnr
Posisikan ibu dalam posisi tegak
V
Oksigen ✓
Furosemide 40 mg IV r
• Bila produksi urin masih rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam)
pemberian furosemid dapat diulang.
• Ukur Keseimbangan cairan. Batasi cairan yang masuk


HELLP syndrome: terminasi kehamilan

68
Pencegahan dan Tatalaksana Kejang
Bila terjadi kejang perhatikan prinsip ABCD

¥
• MgSO4
Eklampsia untuk tatalaksana kejang
PEB pencegahan kejang
20 a ↳%

Cara pemberian MgSO4 p¥① ( Syarat pemberian MgSO4


Dosis awal: 4 gram MgSO4 (10 ml "

Tersedia Ca Glukonas 10%
=
=

if
-

larutan MgSO4 40%) dan larutkan RR min 16 x/menit


dalam 10 ml aquades IV perlahan Refleks patella (+)
-0 °¥bbm ✓
-

selama 20 menit ATAU 5 g MgSO4 IM Urin 30 ml/jam dalam 4 jam


di bokong kiri dan kanan terakhir
Dosis rumatan: 6 gram MgSO4 (15 ml Stop jika keadaan diatas (-)


-
larutan MgSO4%) larutkan dalam
500 cc RL 28 tpm selama 6 jam,
-

diulang hingga 24 jam setelah


persalinan/kejang berakhir

69
Arti Hiprlnoi

- -

↳ nvm
-

70
Pemantauan

- - -

a
8-

71
Komplikasi hipertensi pada kehamilan
°
Pada Ibu O
Pada Janin

• HELLP Syndrome
y
• Kejang (eklampsia) • PJT akibat penurunan
perfusi ke uterus &
• Solusio plasenta
p
Yama ly ar
plasenta 'WE
• Oligohidramnion
• Oksigenasi fetal rendah
✓ dampak neurologis

fompeoi
.

HT

72
⑥mm
Hiperemesis Gravidarum hem it
bruhh
mmmm
on

Emesis Gravidarum Hypermesis ⑨


• Mual muntah pada ⑧ Gravidarum
kehamilan tanpa • Mual dan muntah hebat.

&
④_ komplikasi, frekuensi O
x/hari.
<5
OBB
• Berat badan turun >5%
dari sebelum hamil.
• Mual muntah hingga • Ketonuria
kurang dari 16 minggu • Dehidrasi :
• Ketidakseimbangan
elektrolit

73
Derajat HEG Hipr linear Okudonm
TingkatO
1: Dehidraoi to
• Lemah, napsu makan menurun, BB turun, nyeri epigastrium, nadi top
-

meningkat, turgor kulit berkurang, TD sistolik menurun, lidah


-
-

kering, mata cekung


Troi
Tingkat 2: t Anam I' Finna
• Apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit
ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, aseton tercium
dalam hawa pernapasan
Tingkat03: Hehe drsi to penonnn be sodas
• KU lebih lemah lagi (kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma), muntah-muntah bergenti, nadi lebih cepat, TD lebih turun,
ikterik. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke: nystagmus,
diplopia, perubahan mental
74
of"÷ii::÷
Tatalaksana HEG
.


• - -

-0
-

75
blm Katori
In

an
Cair

- -

76
Perdarahan Awal Kehamilan
Early pregnancy
hemorrage
--
r fit
ABORTUS
:'m 't:Y:
MOLA KET

) marry
drb TFU > UK, Nyeri goyang
a reniform USG:honeycomb
appearence portio (+)
. .

Plano test
(+) 77
Cara driagnom ①②
Abortus

Berdasarkan WHO: usia kehamilan kurang dari 22 minggu
Beberapa acuan: usia kehamilan kurang dari 20 minggu

#
Diagnosis Perdarahan Nyeri perut Uterus Qala
atau berat janin kurang dari 500 gram
Serviks Gejala khas
Tittup
Abortus
iminensv
anca
mane
Sedikit Sedang

TH
Sesuai usia
gestasi O Tertutup
O
Tidak ada ekspulsi
jaringan konsepsi

Abortus Sedang- Sedang- Sesuai usia Terbuka O


Tidak ada ekspulsi
insipiens ✓
- -

banyak hebat kehamilan jaringan konsepsi



bowleg
Abortus
inkomplit
Sedang-
banyak
Sedang-
hebat
Sesuai usia
kehamilan
Terbuka
-
Ekspulsi seluruhbasion
jaringan konsepsi
Sudan now

q⑦
Abortus Sedikit Tanpa/sedikLebih kecil Terbuka/tert Ekspulsi seluruh
komplit it dari usia utup jaringan konsepsi
fudohfompht gestasi② Bag ①
Missed
abortion
✓ Tidak ada Tidak ada Lebih kecil
dari usia =
Tertutup Janin telah mati tapi
tidak ada ekspulsi
Hut
Mdo
dogma kehamilan
78
Diagnosis Abortus
Abortus Abortus Abortus
• Adanya perdarahan pervaginam Imminens Insipiens Inkomplit
(mulai bercak hingga jumlah
banyak
• Perut nyeri dan kaku
• Pengeluaran sebagian atau
seluruh produk konsepsi
• Serviks dapat terbuka atau
tertutup
• Ukuran uterus < usia kehamilan
• Perlu dilakukan USG untuk
memastikan diagnosis, ada atau Abortus Missed
Komplit Abortion
tidaknya sisa jaringan, dan
tindakan selanjutnya 79
ndometnmtxhfelsi


Tatalaksana Abortus
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan

of
sistolik
• <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok
• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas
demam untuk 48 jam: 33 nyg
- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit .
• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus

80
Tatalaksana Abortus Imminens Anca mon
• Pertahankan kehamilan. jgn San poi gugur
• Tidak perlu pengobatan khusus.
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan
london → how tendon
seksual. → spam party b
gon tehran
a
-

in

OS
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya
pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar
o
Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan
penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan
USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.

81
Abortus Insipiens
UK < 16 minggu Slam abfrf
• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual
-
• Jika tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit
jika perlu)
• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jk
perlu)
• Rencanakan evakuasi segera

UK> 16 minggu
'
• Tunggu ekspulsi spontan atau evakuasi sisa konsepsi

O
• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau
RL 40 tpm untuk mempercepat ekspulsi

82
Abortus Inkomplit ④ dipolehaben
UK < 16 minggu, perdarahan ringan sedang
- tdoakg
• gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat
dari serviks
UK < 16 minggu, perdarahan banyak, terus menerus
- tungsten lambs
• Aspirasi vakum manual untuk evakuasi jaringan
• Jk tidak ada : kuretase dg sendok kuret tajam
-
• Jk perlu à ergometrin 0,2 mgIM (dpt diulang stlh 15 menit) atau misoprostol 400
mcg PO (dpt diulang setelah 4 jam)

UK> 16 minggu tung gu


• Oksitosin 40U dlm 1000 cc RL, drip 40 tpm sampai tjd ekspulsi
• Jk perlu : misoprostol 200 mcg pervag tiap 4 jam smp ekspulsi (maks 800 mcg)
• Jk perlu : kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus.

83
Tatalaksana Abortus Komplit
Tidak diperlukan evakuasi lagi.
Konseling untuk memberikan dukungan emosional dan
menawarkan KB pasca keguguran
Observasi keadaan ibu
Anemia sedang (+) tablet SF 600 mg/hari selama 2
minggu
Anemia berat transfusi darah
Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu

84
Missed Abortion
UK < 12 minggu
• Evakusi dengan AVM atau sendok kuret

UK 12 -16 minggu
• Pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum
dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan
sendok kuret.
UK> 16 minggu
• Lakukan pematangan serviks.
• Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NaCl
0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi ekspulsi
hasil konsepsi.
• Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum
merencanakan evakuasi lebih lanjut.

85
Jenis Abortus lain
Abortus Rekuren
• Abortus spontan berturut-turut selama 3 kali atau lebih
• Penyebab: anomali kromosom
Abortus Septik
• Komplikasi dari abortus kriminalis
Tanda dan Gejala
• Demam
• Sekret vagina berbau
• AL > 11 ribu atau <4 ribu
• Dapat terjadi syok septik
• Terapi
Evakuasi segera produk konsepsi, spectrum luas parenteral,
tangani syok jika terjadi

86
Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa menunjukkan plasenta dengan pertumbuhan abnormal dari vili
korionik (membesar, edem, dan vili vesikular dengan banyak trofoblas
proliferatif)
Tipe komplit Tipe parsial
• Perdarahan pervaginam setelah • Seperti tipe komplit hanya lebih ringan
amenorea
• Biasanya didiagnosis sebagai aborsi
• Uterus membesar secara abnormal
inkomplit/ missed abortion
dan menjadi lunak
jann • Uterus kecil atau sesuai usia
• Hipertiroidism

⑦ DD • DJJ (+/-)

• Kista ovarium lutein
⑦damn DD
votafehandon

O
Hiperemesis dan pregnancy induced

dr
hypertension

• °
Peningkatan hCG 100,000 mIU/mL
Ttu >
• DJJ (-)
87
Karakteristik Mola Komplit Mola Parsial
Jaringan Embrionik/ Fetal Tidak ditemukan Ditemukan, tidak sempurna
Pembengkakan hidatidiform vili korionik Difus Fokal
Hiperplasi tropoblas Difus Fokal
Scalloping vili korionik Tidak ditemukan Ditemukan
Inklusi stroma tropoblas Tidak ditemukan Ditemukan

Gambaran honeycomb Gambaran honeycomb


Pada Mola Parsial Pada Mola Komplit
88
Tatalaksana Mola Hidatidosa
• Kuretase dengan kuret tumpul dilakukan pemeriksaan PA pada seluruh
n DA
jaringan kerokan Lb Seh asia damn -

• 7-10 hari setelah kuret tumpul dilakukan kuretase tajam untuk memastikan
uterus benar-benar kosong dan memeriksa tingkat proliferasi sisa-sisa trofoblas
yang dapat ditemukan

O
Cegah kehamilan minimal 1 tahun
tropoblas
• Pemantauan : began am

- Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.


-
µ
- Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan
berturut-turut ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang mempunyai
fasilitas kemoterapi.
- HCG urin yang belum memberi hasil negative setelah 8 minggu perlu dirujuk
ke rumah sakit rujukan tersier.
- Setelah kadar normal cek HcG tiap bula selama 6 bulan, kemudian 2 bulan
selama 1 tahun
89
Kehamilan Ektopik
• Kehamilan yang terjadi di
luar
-
cavum uteri
• Manifestasi klinis
- Perdarahan pervaginam
- Nyeri abdomen dan pelvis
- Nyeri goyang porsio
- Serviks tertutup
- Pucat
- Hipotensi dan hipovolemia
- Bisa sampai penurunan
kesadaran
• Diagnosis USG
90
• Definisi: implantasi blastokist di lokasi selain
endometrium cavum uteri
• Lokasi tersering tuba fallopi amputation
• Terdapat 2 jenis:
Tidak rupture
Ruptup (Kehamilan Ektopik Terganggu) menyebabkan
perdarahan hebat dan hipotensi

91
Manifestasi Kehamilan Ektopik
• Perdarahan per vaginam di trimester 1
• Tanda-tanda kehamilan (+)
• Hipotensi "
• Penurunan kesadaran
• Nyeri goyang portio chandelier sign, bukti
perdarahan intraperitoneal
• Penumpukan cairan di cavum douglas saat
dogtoo
dipungsi berisi darah
lhsepeklo arm
b
-

ol
memory

92
Kehamilan Ektopik
• Tangani kegawatan (bila ada) resusitasi cairan
• Ekspektan (observasi) dilakukan pada
Lokasi kehamilan belum diketahui DAN
Serum HCG 200 mIU/ml Host the
• Metotreksat-
dilakukan pada
Keadaan hemodinamik stabil DAN y
Serusm HCG .000 mIU/ml DAN ,
Tidak ada denyut jantung janin DAN
Ukuran massa maksimal 3-4 cm V
• Pembedahan dilakukan pada
Keadaan hemodinamik tidak stabil ATAU I
Kehamilan ektopik terganggu
93
Tatalaksana Umum
Tatalaksana • Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl
0,9% atau RL (500 mL) dalam 15 menit pertama

• f-
atau 2 L dalam 2 jam pertama
Segera rujuk ibu ke RS

Tatalaksana Khusus

-
Laparotomi: eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii
• Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tuba yang mengandung hasil konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan
salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan,
tuba dipertahankan)
• Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu
• Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari
selama 6 bulan
94
SOAL

95
No 1
Seorang wanita usia 23 th datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut bawah, pasien juga mengeluh keluar darah dari kemaluan. Dari
hasil anamnesis pasien mengaku terlambat haid selama 5 minggu.
Pemeriksaan fisik, KU lemah, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 100x/menit,
RR: 20x/menit, akral dingin, nyeri tekan perut bagian bawah. Setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang, tes kehamilan (+). Dari
pemeriksaan dalam didapatkan chandelier sign (+). Apa tatalaksana
awal yang tepat pada kasus diatas :
a. Rujuk
b. Laparotomi
c. Resusitasi cairan
d. Transfusi darah
e. Asam traneksamat

96
KET
Seorang wanita usia 23 th datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut bawah, pasien juga mengeluh keluar darah dari kemaluan. Dari
hasil anamnesis pasien mengaku terlambat haid selama 5 minggu.
Pemeriksaan fisik, KU lemah, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 100x/menit,
RR: 20x/menit, akral dingin, nyeri tekan perut bagian bawah. Setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang, tes kehamilan (+). Dari
pemeriksaan dalam didapatkan chandelier sign (+). Apa tatalaksana
awal yang tepat pada kasus diatas :
a. Rujuk
b. Laparotomi
×
c. Resusitasi cairan
d. Transfusi darah
e. Asam traneksamat

97
Tatalaksana Umum
Tatalaksana • Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl
0,9% atau RL (500 mL) dalam 15 menit pertama
atau 2 L dalam 2 jam pertama
• Segera rujuk ibu ke RS

Tatalaksana Khusus
• Laparotomi: eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii
• Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tuba yang mengandung hasil konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan
salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan,
tuba dipertahankan)
• Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu
• Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari
selama 6 bulan
98
No 2
Seorang perempuan 24 th P1A0 baru melahirkan 1 hari
yang lalu. Pasien berada diruang nifas, mencoba
menyusui anaknya namun ASI hanya keluar sedikit.
Dokter menganjurkan agar ibu tetap mencoba menyusui
anaknya untuk memicu produksi ASI lebih banyak.
Hormon apakah yang paling berperan selama proses ini?
a. Hormon estrogen dan progesteron
b. Hormon progesteron dan prolaktin
c. Hormon vasopresin dan estrogen
k OO
d. Hormon prolakin dan oksitosin
e. Hormon vasopresin dan prolaktin

99
Pembahasan No 2
Seorang perempuan 24 th P1A0 baru melahirkan 1 hari
yang lalu. Pasien berada diruang nifas, mencoba
menyusui anaknya namun ASI hanya keluar sedikit.
Dokter menganjurkan agar ibu tetap mencoba menyusui
anaknya untuk memicu produksi ASI lebih banyak.
Hormon apakah yang paling berperan selama proses ini?
a. Hormon estrogen dan progesteron
b. Hormon progesteron dan prolaktin
c. Hormon vasopresin dan estrogen
d. Hormon prolakin dan oksitosin
e. Hormon vasopresin dan prolaktin

100

"m

O
✓ r

101
No 3
REB
Perempuan 25 th G1P0A0 hamil 28 minggu datang ke klinik dengan keluhan
nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, Nadi
90x/menit, RR 18x/menit. Pemeriksaan Leopold 1 setinggi petengahan
umbilicus dan prosesus xipoideus. Pada pemeriksaan laboratorium Hb : 10,5,
leukosit 10.000, trombosit 100.000, protein urin +++. Apa tatalaksana awal
untuk kasus diatas? LD loading pose
a. MgSO4J
/ 4g (MgSO4 40% 10cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
b. MgSO4 4g (MgSO4 20% 10cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
c. MgSO4 4g (MgSO4 40% 20cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
d. MgSO4 6g (MgSO4 40% 10cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan a
e. MgSO4 6g (MgSO4 20% 20cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan X
yoga lo CC Wto tdkprlu
102
Pembahasan No 3
Perempuan 25 th G1P0A0 hamil 28 minggu datang ke klinik dengan keluhan
nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, Nadi
90x/menit, RR 18x/menit. Pemeriksaan Leopold 1 setinggi petengahan
umbilicus dan prosesus xipoideus. Pada pemeriksaan laboratorium Hb : 10,5,
leukosit 10.000, trombosit 100.000, protein urin +++. Apa tatalaksana awal
untuk kasus diatas?
a. MgSO4 4g (MgSO4 40% 10cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
b. MgSO4 4g (MgSO4 20% 10cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
c. MgSO4 4g (MgSO4 40% 20cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
d. MgSO4 6g (MgSO4 40% 10cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan
e. MgSO4 6g (MgSO4 20% 20cc dalam 10 cc aquades ) secara IV bolus
pelan

103
No 4
Wanita 30 tahun G2P1A0 datang dengan keluhan kenceng-kenceng.
Pada pemeriksaan dalam pembukaan sudah lengkap, kulit ketubah
sudah tidak intak, Bayi letak belakang kepala, turun di bidang hodge
3. Sudah di pimpin mengejan selama 1jam namun tidak ada
penurunan. Ibu sudah tampak kelelahan.

a. SC Q
Apa sikap selanjutnya yang dapat dilakukan?

b. Vacum ✓
c. Forcep ④ ten again
X
d. Dipimpin mengejan 0,5 jam lagi
e. Diberikan tokolitik

104
Pembahasan No 4
Wanita 30 tahun G2P1A0 datang dengan keluhan kenceng-
kenceng. Pada pemeriksaan dalam pembukaan sudah lengkap,
kulit ketubah sudah tidak intak, Bayi letak belakang kepala,
turun di bidang hodge 3. Sudah dipimpin mengejan selama
1jam namun tidak ada penurunan. Ibu sudah tampak kelelahan.
Apa sikap selanjutnya yang dapat dilakukan?
a. SC
b. Vacum
c. Forcep
d. Dipimpin mengejan 0,5 jam lagi
e. Diberikan tokolitik

105
No 5 ⑤ Maat fetal
Wanita 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu dirujuk bidan ke
IGD RS dengan keluhan persalinan macet. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
obstetri didapatkan TFU 30 cm, masuk PAP, penurunan 2/5,
hodge 3, pembukaan 8 cm, HISO
O 1-2x dalam 10 menit, tiap
kontraksi 30 detik, Riwayat uterotonika (-), selaput -
ketuban
o
utuh. Apa tindakan awal yang tepat?
a. Augmentasi uterotonika ⑤
HH 79171$ ones


b. Pecahkan KK ① hour
c. Tunggu lahir spontan H " tdk foot
d. SC ①
e. Laminaria melanic Horia uteri
her -_ Augments
Mhlm9m⑧_ prbaikn 106
Pembahasan
Wanita 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu dirujuk bidan ke
IGD RS dengan keluhan persalinan macet. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
obstetri didapatkan TFU 30 cm, masuk PAP, penurunan 2/5,
hodge 3, pembukaan 8 cm, HIS 1-2x dalam 10 menit, tiap
kontraksi 30 detik, Riwayat uterotonika (-), selaput ketuban
utuh. Apa tindakan awal yang tepat?
a. Augmentasi uterotonika
b. Pecahkan KK
c. Tunggu lahir spontan
d. SC
e. Laminaria

107
Teu song
No 6 Aborts /
4$ komphh
Seorang wanita usia 35 th G2P1A0 hamil 6 minggu datang ke
IGD RS dengan keluhan darah dari kemaluan. Pasien juga
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Pemeriksaan fisik,
KU lemah, TD : 110/60 mmHg, Nadi : 100x/menit, RR:
20x/menit, suhu 36,5ºC dengan ukuran uterus sesuai dengan
masa kehamilan. Dari pemeriksaan dalam didapatkan OUE
terbuka.
Apa tatalaksana yang tepat pada kasus diatas?
a. Rujuk
b. Laparotomi
<
16mg 716g
/
c. Evakuasi konsepsi
d. Resusitasi cairan
era tnggu
e. Asam traneksamat
108
Pembahasan No6
Seorang wanita usia 35 th G2P1A0 hamil 6 minggu datang ke
IGD RS dengan keluhan darah dari kemaluan. Pasien juga
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Pemeriksaan fisik,
KU lemah, TD : 110/60 mmHg, Nadi : 100x/menit, RR:
20x/menit, suhu 36,5ºC dengan ukuran uterus sesuai dengan
masa kehamilan. Dari pemeriksaan dalam didapatkan OUE
terbuka.
Apa tatalaksana yang tepat pada kasus diatas?
a. Rujuk
b. Laparotomi
c. Evakuasi konsepsi
d. Resusitasi cairan
e. Asam traneksamat
109
Abortus Insipien
Diagnosis Perdarahan Nyeri perut Uterus Serviks Gejala khas

Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Tertutup Tidak ada ekspulsi


iminens gestasi jaringan konsepsi

Abortus Sedang- Sedang- Sesuai usia Terbuka Tidak ada ekspulsi


insipiens banyak hebat kehamilan jaringan konsepsi

Abortus Sedang- Sedang- Sesuai usia Terbuka Ekspulsi seluruh


inkomplit banyak hebat kehamilan jaringan konsepsi
Abortus Sedikit Tanpa/sedik Lebih kecil Terbuka/tert Ekspulsi seluruh
komplit it dari usia utup jaringan konsepsi
gestasi
Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil Tertutup Janin telah mati tapi
abortion dari usia tidak ada ekspulsi
kehamilan
110
tx
UK < 16 minggu
• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual
• Jika tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit
jika perlu)
• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jk
perlu)
• Rencanakan evakuasi segera

UK> 16 minggu
• Tunggu ekspulsi spontan atau evakuasi sisa konsepsi
• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau
RL 40 tpm untuk mempercepat ekspulsi

111
No 7
Seorang wanita usia 28 th G1P0A0 hamil 10 minggu datang dengan keluhan
lemas. Dari hasil anamnesis pasien mengaku akhir-akhir ini sering mual dan
muntah terutama saat melihat makanan sehingga napsu makan menurun.
Pemeriksaan fisik, KU lemah, TD : 100/60 mmHg, Nadi : 100x/menit, RR:
20x/menit, turgor kulit melambat. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang,
Hb : 10,5, leukosit 10.000, trombosit 100.000, protein urin (-), keton urin (-).
Apa diagnosis yang tepat pada kasus diatas :
Deh dress
'

a. Emesis gravidarum lamphun -0


.

Dehi

b. Hiperemesis gravidarum derajat I HEE I
c. Hiperemesis gravidarum derajat II I later?
d. Hiperemesis gravidarum derajat III
e. Hiperemesis gravidarum derajat IV HI tsosmd
112
Pembahasan No 7
Seorang wanita usia 28 th G1P0A0 hamil 10 minggu datang dengan keluhan
lemas. Dari hasil anamnesis pasien mengaku akhir-akhir ini sering mual dan
muntah terutama saat melihat makanan sehingga napsu makan sangat
menurun. Pemeriksaan fisik, KU lemah, TD : 100/60 mmHg, Nadi :
100x/menit, RR: 20x/menit, mata cekung, turgor kulit melambat. Setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang, Hb : 10,5, leukosit 10.000, trombosit
100.000, protein urin (-), keton urin (-).
Apa diagnosis yang tepat pada kasus diatas :
a. Emesis gravidarum
b. Hiperemesis gravidarum derajat I
c. Hiperemesis gravidarum derajat II
d. Hiperemesis gravidarum derajat III
e. Hiperemesis gravidarum derajat IV 113
Derajat HEG
Tingkat 1:
• Lemah, napsu makan menurun, BB turun, nyeri epigastrium, nadi
meningkat, turgor kulit berkurang, TD sistolik menurun, lidah
kering, mata cekung
Tingkat 2:
• Apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit
ikterik, kadang suhu sedikit meningkat, oliguria, aseton tercium
dalam hawa pernapasan
Tingkat 3:
• KU lebih lemah lagi (kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma), muntah-muntah bergenti, nadi lebih cepat, TD lebih turun,
ikterik. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke: nystagmus,
diplopia, perubahan mental
114
No 8
Perempuan 20 tahun datang diantar suaminya ke praktik dokter dengan
keluhan sering mual dan muntah terutama pada pagi hari. Pasien
mengaku terlambat haid 4 minggu. KU compos mentis, TD 115/70
mmHg, nadi 90x/menit, RR 16x/menit, suhu 36,6ºC. Pada pemeriksaan
dalam didapatkan Perkunakan portio vaginalis cervix.
Tanda apa yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dalam?
a. Tanda chadwick Warn 9
b. Tanda chandelier
c. Linea nigra
d. Tanda hegar Kondo SBN Clothing

e. Tanda goodel lunok porto

115
Pembahasan No 8
Perempuan 20 tahun datang diantar suaminya ke praktik dokter dengan
keluhan sering mual dan muntah terutama pada pagi hari. Pasien
mengaku terlambat haid 4 minggu. KU compos mentis, TD 115/70
mmHg, nadi 90x/menit, RR 16x/menit, suhu 36,6ºC. Pada pemeriksaan
dalam didapatkan Perkunakan portio vaginalis cervix.
Tanda apa yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dalam?
a. Tanda chadwick
b. Tanda chandelier
c. Linea nigra
d. Tanda hegar
e. Tanda goodel

116
Tanda Kehamilan Probable
Tanda chadwick Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix, vagina, dan
labia karena penigkatan vaskularisasi. Muncul pada minggu ke
6-8 gestasi
Tanda goodel Perkunakan portio vaginalis cervix larena peningkatan
vaskularisasi
Tanda hegar Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan
cervix)

117
No 9
Perempuan 35 th G3P2A0 hamil 16 minggu datang untuk pemeriksaan
Q
kehamilan. Riwayat penyakit DM (-), Hipertensi (+) Pada pemeriksaan
u
fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 18x/menit.
Pemeriksaan Leopold 1 setinggi petengahan umbilicus dan simphisis
pubis. Pada pemeriksaan laboratorium Hb : 10,5, leukosit 9.000,
trombosit 120.000, protein urin
-
(-). r
Apa diagnosis untuk kasus diatas?
a. Hipertensi gestasional g ,
f
b. Hipertensi kronik
c. PE ringan
Tayo
d. PE berat
e. Superimposed PE

118
Pembahasan No 9
Perempuan 39 th G3P2A0 hamil 16 minggu datang untuk pemeriksaan
kehamilan. Riwayat penyakit DM (-), Hipertensi (+) Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 18x/menit.
Pemeriksaan Leopold 1 setinggi petengahan umbilicus dan simphisis
pubis. Pada pemeriksaan laboratorium Hb : 10,5, leukosit 9.000,
trombosit 120.000, protein urin (-).
Apa diagnosis untuk kasus diatas?
a. Hipertensi gestasional
b. Hipertensi kronik
c. PE ringan
d. PE berat
e. Superimposed PE

119
No 10
Seorang wanita 28 tahun G2P0A0 hamil 39 minggu datang ke IGD RS
keluhan kenceng-kenceng. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV
dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri didapatkan TFU 30 cm, HIS
masih jarang, pembukaan 1 cm, selaput ketuban utuh, bagian terbawah
janin teraba belakang kepala dan teraba bagian yang berdenyut, belum
masuk PAP, turun di hodge 1.
Apa tindakan awal yang tepat? Tipo
a. Knee chest position
b. Manuver mc robert pnlapo Hi poor
-
c. Berikan 02 e
d. Segera lahirkan pervaginam
D to To -0
e. Rujuk untuk SC
four 02
120
Pembahasan No 10
Seorang wanita 28 tahun G2P0A0 hamil 39 minggu datang ke IGD RS
keluhan kenceng-kenceng. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TTV
dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri didapatkan TFU 30 cm, HIS
masih jarang, pembukaan 1 cm, selaput ketuban utuh, bagian terbawah
janin teraba belakang kepala dan teraba bagian yang berdenyut, belum
masuk PAP, turun di hodge 1.
Apa tindakan awal yang tepat?
a. Knee chest position
b. Manuver mc robert
c. Berikan 02
d. Segera lahirkan pervaginam
e. Rujuk untuk SC

121
Knee Chest Position

122
OBGYN 2
Perdarahan Perdarahan
Antepartum Postpartum

4T
Early onset Late onset

Tonus
Plasenta Previa

Trauma

Solusio
Placenta
Tissue

Vasa Previa Trombin


hetehehehe ubnhnhrt
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Jagan UT pod a
px prior
-
ah
onlepatm
penengara
aid

( Stobdi rail
w the
damn dll

JANGAN PERNAH LAKUKAN


PEMERIKSAAN DALAM VAGINA (VT)
Plasenta Previa
•- E-
Implantasi plasenta terletak pada bagian bawah Rahim
sehingga menutupi jalan lahir.
• Etiologi dan Faktor Risiko
• Endometrium di fundus belum siap menerima implantasi,
O O
endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan
plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan

0080
vili korealis pada chorion leave yang persisten.
• Belum diketahui secara pasti, namun insiden meningkat
pada grande multipara, primigravida tua, bekas SC, bekas
operasi dan kelainan janin.

Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI
dan BERWARNA MERAH SEGAR
Berdasarkan Lokasinya

Total OUI Sebagian OUI

let
Rensch

<2 cm dari OUI


Tepat di ostium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : dilakukan pada usia kehamilan 18-21
minggu, USG dapat digunakan untuk mengukur
jarak antara ostium uteri ke plasenta.
0
• MRI : merupakan GOLD STANDARD untuk
pengukuran batas plasenta dengan OUI.

TATALAKSANA
• Inspekulo + USG + Koreksi cairan dengan infus (NaCl 0,9%
atau RL)
• Lihat jumlah perdarahan:
• Banyak SC tanpa melihat usia kehamilan
• Sedikit waktu menuju aterm masih lama rawat jalan terapi
ekspektan
TATALAKSANA
737mg ,
dinner 't teh r
-

TATALAKSANA EKSPETAN .

• Tatalaksana ekspektan ohouowri dub .

preterm Bf My
37
• Syarat : janin
-
preterm, perdarahan-
sedikit, tidak ada tanda impart, keadaan
umum ibu baik, tidak ada gawat janin. -

F-
• Sentinel bleeding
berulang.
rawat inap dan observasi 48 jam untuk perdarahan

• Kontraksi (+) berikan tokolitik : MgSo4 4g IV dilanjutkan 4 g setiap 6 jam


ATAU nifedipin 3x20 mg.-
I
• Pematangan paru ohsevotdbho btesd
Desa 6mg Kym Momo 2h daff
Beto 12mg 1ha .

• Tatalaksana aktif (persalinan) dilakukan pada :


• Usia kehamilan cukup bulan.
• Janin mati/gawat janin.
58M Bisa dilahirkan
pervaginam
• Perdarahan aktif dan banyak.
• Pada plasenta letak rendah dan presentasi kepala boleh amniotomi dan
persalinan per vaginam.
• Sisanya lakukan SC
SOLUTIO PLASENTA
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
• Diagnosis
• Perdarahan kehitaman dan cair, syok tidak sesuai dengan jumlah
darah keluar (tersembunyi), anemia berat, gawat janin /
hilangnya DJJ, uterus tegang dan nyeri

• Faktor Predisposisi
• Hipertensi
• Versi luar
• Trauma abdomen
• Hidramnion
• Gemelli
• Defisiensi besi
Derajat solusio plasenta
Solutio Placenta Ringan
• Luas plasenta yang terlepas <25% atau 1/6 bagian (jumlah
perdarahan <250 ml)
• Komplikasi ibu dan janin belum ada.
Solutio Placenta Sedang
• Luas plasenta yang terlepas 25-50%.
• Gejala dan tanda sudah jelas: rasa nyeri pada pada perut yang
terus-menerus, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan
takikardia

Solutio Placenta Berat


• Luas plasenta yang terlepas >50% dan jumlah perdarahan >1000 ml
• Gejala dan tanda klinik jelas : keadaan umum penderita buruk
disertai syok.
Tatalaksana
• Perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan
tanda- tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan
segera bergantung pembukaan serviks:
• Lengkap ekstraksi vakum
• Belum ada/ lengkap Per abdominam
• Kenyal, tebal, dan tertutup Per abdominam
Tatalaksana
Jika perdarahan ringan/sedang dan belum terdapat
tanda-tanda syok ,tindakan bergantung pada denyut
jantung janin (DJJ):
• DJJ normal, lakukan seksio sesarea
• DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal:
pertimbangkan persalinan pervaginam
• DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu
bermasalah: pecahkan ketuban dengan kokher:
• Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan oksitosin
• DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit :
lakukan persalinan pervaginam segera, atau SC bila tidak
memungkinkan)
Perbedaan
Vasa Previa
• Kondisi langka dimana pembuluh darah janin melintasi membran amnion.
• Penyebab perdarahan antepartum dimana terjadi fetal distress yang tidak
sebanding dengan jumlah perdarahan.
TANDA KHAS!
• Perdarahan tidak nyeri + ketuban
pecah
• Fetal distress
• Perdarahan janin Kleihauer-betke
test (+)

Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler + Posisi
Tredelenburg + pemindahan
manual posisi presentasi janin
dengan lembut
Normal Umbilical Cord
Tipe I : Velamentous insertion
• Korda umbilikalis berjalan diantara Tipe II : plasenta bilobus
amnion dan korion. Terdapat plasenta yang lebih kecil
• Korda umbilikalis tidak dilindungi disebut plasenta succentaria.
oleh Wharton jelly.
Tatalaksana
Perawatan di RS dengan fasilitas NICU pada usia
• Anterpartum
• CTG non-stress per minggu mulai dari usia gestasi 32 minggu.
• Pematangan paru sering terjadi persalinan preterm.
• Persalinan
• SC emergensi pada pasien inpartu, KPD, dan gawat janin.
• SC pada usia gestasi 34-37 minggu jika tidak ada komplikasi.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA

PLASENTA AKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai batas atas lapisan
otot rahim.

PLASENTA INKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai masuk dalam lapisan
otot rahim.

PLASENTA PERKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai menembus lapisan
otot mencapai serosa atau
menembusnya.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA
• Faktor Resiko :
• Plasenta previa
• Riwayat SC
• Jaringan parut pada uterus
• Kuretase uterus

Manifestasi Klinis
• Perdarahan antepartum
• Plasenta tidak dapat
dilahirkan (retensio
plasenta)
• Pada ekstraksi manual tidak
ditemukan cleavage plane
• Inversio uteri apabila
penarikan terlalu kuat.
Pemeriksaan Penunjang Swiss-cheese
appearance

• Pemeriksaan Penunjang
• USG doppler
• Dapat menemukan
plasenta previa.
• Hilangnya zona
retroplasenta hipoekoik
yang ada diantara
plasenta dan uterus.
• Gambaran swiss-cheese Tatalaksana
• Bila sudah ditemukan sebelum
appearance.
kelahiran, lahirkan secara section
• Biopsi plasenta dan caesaria.
myometrium konfirmasi • Histerektomi pada plasenta
diagnosis inkreta dan perkreta.
PERDARAHAN POST PARTUM
Kehilangan darah > 500 Kehilangan darah > 1000
mL setelah persalinan mL setelah persalinan
pervaginam sesar (SC)

24 JAM
Early/primary Late/seconday
Muncul <24 jam pasca salin Muncul >24 jam pasca salin
Tonus Atonia Uteri • Perdarahan segera
• Uteri lembek/tidak kontraksi

Tissue Retensio Plasenta Plasenta lahir dalam 30 menit setelah lahir bayi.

Sisa Plasenta • Plasenta atau sebagian selaput lahir tidak


lengkap.

Trauma Robekan jalan lahir • Perdarahan segera


• Tampak laserasi

Ruptur uteri • Perdarahan segera


• Nyeri perut hebat
• Kontraksi hilang
Inversio uteri • Fundus tidak teraba pada palpasi abdomen.
• Lumen vagina berisi massa
• Kontraksi hilang
Thrombin Gangguan pembekuan darah • Perdarahan tidak berhenti, encer
• Gagal uji terbentuk gumpalan pada uji
laboratorium
Panduan Tatalaksana
Laserasi Jalan Lahir
I Luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina, komisura
posterior tanpa mengenai kulit perineum. Tidak perlu dijahit
jika tidak ada perdarahan dan posisi luka baik

II Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai mukosa


vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum.
Jahit menggunakan teknik penjahitan laserasi perineum.
III Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum hingga otot sfingter
ani.
3a: <50% sfingter ani eksterna
3b: >50% sfingter ani eksterna
3c: meliputi sfingter ani interna

IV Mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,


otot sfingter ani sampai ke dinding depan rektum. Penolong
asuhan persalinan normal tidak dibekali keterampilan untuk
reparasi laserasi perineum derajat tiga atau empat. Segera
rujuk ke fasilitas rujukan
Perdarahan Perdarahan
Antepartum Postpartum

4T
Early onset Late onset

Tonus
Plasenta Previa

Trauma

Solusio
Placenta
Tissue

Vasa Previa Trombin


Ketuban Pecah Dini

Infeksi Korioamnionitis

Metritis
Ketuban Pecah Dini
PPROM
PROM
(Preterm Premature
37 MINGGU (Premature Rupture of
Rupture of
Membranes)
Membranes)

• Inspeksi :
pengumpulan cairan di vagina mengalir keluar
dari lubang serviks saat pasien batuk atau saat
fundus.
• Kertas Nitrazin (lakmus)
Berubah menjadi biru (cairan amnion lebih basa)
• Mikroskopik
Ferning sign (arborization, gambaran daun
pakis)
• Amniosentesis
Injeksi 1 ml indigo carmine + 9ml NS tampak
tampon vagina setelah 30 menit.
Algoritma KPD
Tatalaksana

TATALAKSANA UMUM : Antibiotik Profilaksis


• DOC : Penisilin dan makrolida
• Ampicilin 2 g IV/6 jam dan eritromisin 250 mg IV/6 jam selama 2 hari diikuti
amoxcicilin 250 mg PO/8 jam dan eritromisin 250 mg PO/8 jam.
• Atau : Eritromisin 250 mg PO/6 jam selama 10 hari.
Di RS Rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan :
• 34 minggu
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
• 24-33 minggu
• Bila dilakukan amnionitis, abruptio plasenta, dan kematian janin lakukan persalinan
segera.
• Berikan 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau bethamethasone 12 mg IM tiap 24
jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu,
bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukan bahwa
paru sudah matang.

< 24 minggu
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat resiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
Korioamnionitis
Definisi
• Infeksi pada korion dan amnion
• Diagnosis : ditemukan demam >38oC dengan 2 atau lebih tanda berikut ini :
• Denyut jantung janin >160 kali/menit.
• Frekuensi nadi ibu > 100 kali/menit.
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi.
• Cairan amnion berbau.
• Faktor predisposisi
• Persalinan premature
• Persalinan lama
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
• Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS, BV)
• Alkohol, rokok dan ketuban pecah lama.
Korioamnionitis
Metritis
• Infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan
terapi akan menyebabkan abses, peritonitis, syok,
trombosis vena, emboli paru, infeksi panggul kronik,
sumbatan tuba, infertilitas.
• Tanda dan Gejala
• Demam >38C dapat disertai menggigil
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Nyeri tekan uterus
• Subinvolusi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
Tatalaksana
• Antibiotik hingga 48 jam bebas demam
• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap
24 jam + Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis
dan atalaksana
• Cegah dehidrasi. berikan minum atau infus cairan kristaloid.
Pertimbangkan pemberian vaksin tetanus toksoid (TT) bila ibu
dicurigai terpapar tetanus (misalnya ibu memasukkan jamu-jamuan
ke dalam vaginanya).
• Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan
keluarkan bekuan serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau
kuret tumpul besar bila perlu
• Jika tidak ada kemajuan operatif (laparotomi)
Prolaps Uteri
Uteri prolapse adalah kondisi ketika otot dasar dan jaringan ikat
(ligamen) dari pelvis melemah dan meregang sehingga tidak bisa
menyangga rahim.
POP-Q STAGING
Faktor Resiko : Sign and symptoms
• Usia tua • Seperti ada yang turun
• Obesitas • Peningkatan frekuensi kencing
• Grande multipara • Stress inkontinensia
• Konstipasi • Masalah saat berhubungan
Indikasi :
Tatalaksana • Pasien memilih pesarium
• Resiko operasi daerah pelvis
• Pasien tidak dapat melakukan
operasi
• Pasien menunda operasi

Operasi
• Anterior colporraphy
• Posterior colpoperineoraphy
Ketuban Pecah Dini

Infeksi Korioamnionitis

Metritis
Gangguan Menstruasi
• AUB
• Mioma uteri
• Endometriosis
• Kista
• PCOS
• Infertilitas
• Papsmear dan iva
Gangguan Menstruasi
Amenorrhea Primer Tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun, atau
berusia 14 tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak
terdapat tanda-tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita
sekunder dengan sklus haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan
siklus menstruasi tidak teratur
Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat
sedikit.

Menorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang pada interval


menstruasi yang teratur.

Metrorrhagia Perdarahan pada interval yang tidak teratur, biasanya diantara


siklus.

Menometrorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang, lebih sering


dibandingkan dengan siklus normal.
DIAGNOSIS AMENORRHEA PRIMER
Abnormal Uterine Bleeding
Mioma Uteri
• Disebut juga: fibroid, leimioma, leimiomata, fibromioma
• Tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot uterus
• Dapat terdiri dari satu mioma atau beberapa mioma kecil

4 Tipe Mioma Uteri


• Subserosa : tumbuh dilapisan luar uterus dan kearah luar.
• Intramural : tumbuh didalam dinding uterus.
• Submukosa : dibawah lapisan kavum uteri polimenorrhea,
infertilitas, keguguran.
• Pedunculated Memiliki tangkai

Myoma submukosa dapat keluar dari rongga rahim ke


vagina melalui saluran servik: mioma geburt atau mioma
yang dilahirkan
Mioma Uteri
GEJALA DAN TANDA
• Perdarahan banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.
• Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya
infeksi Rahim.
• Penekanan organ sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum, organ
lain gangguan BAB atau BAK, pelebaran pembuluh darah vena dalam
panggul, gangguan ginjal.
• Infertilitas akibat penekanan pada saluran indung telur.
• Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.

• Faktor Predisposisi : nullipara, infertilitas, Riwayat keluarga.


• Diagnosis :
• Massa yang menonjol/teraba bagian janin, tes HCG (-)
• USG abdominal/transvaginal.
Popcorn calcification : pada uterine fibroid
MYOMA UTERINE
• Pemeriksaan Berkala
– Pemeriksaan fisik & USG setiap 6-8 minggu untuk
mengawasi pertumbuhan, ukuran, dan jumlah bila
stabil observasi 3-4 bulan
• Terapi Hormonal
– Preparat progestin atau GnRH efek hipoestrogen
• Terapi Operasi
– Miomektomi
• Bila pasien masih muda/ingin memiliki anak
– Histerektomi
• Bila tidak ingin memiliki anak lagi atau nyeri hebat yang
tidak sembuh dengan terapi.
Endometriosis
Pengertian : adanya jaringan endometrium (kelenjar atau stroma) di
luar uterus disebabkan karena adanya gangguan estrogen dependen.
1. Teori transplantasi ektopik jaringan endometrium
2. Teori metaplasia jaringan selomik
3. Teori induksi
TANDA DAN GEJALA
Dismenore
• Timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama
menstruasi dan progresif
Dispareunia, subfertilitas/infertilitas, chronic pelvic pain, abortus spontan
Keluhan lain
• Di kolon & rektum : distensi abdomen, kostipasi
• Di ureter : obstruksi, disuri, hematuri dll
Ground glass appearance pada
endometrioma ovarium (USG Chocolate cyst : endometrioma
transvaginal)
Tatalaksana

1. Operatif
2. Non-Operatif
• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine, and codeine)
• Hormonal
• Pil KB
• Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS)
• Gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) analogues
• Progestogens (medroxyprogesterone acetate)
Massa Cervix
Jenis Keterangan
Kista Bartholin Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah vagina,di
belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma
atau infeksi
Kista Nabothi Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti
(ovula) dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan
permukaan licin (tampak spt beras)

Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran
bbrp mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari
kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai introitus. Tangkai
mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan
dengan metaplasia skuamosa atau ulserasi dan perdarahan.

Karsinoma Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol,
Serviks rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu
displasia atau lesi in-situ hingga invasif.
Kista Gartner
• Etiologi : suatu vagina yang disebabkan
oleh sisa jaringan embryonal (ductus
wolffian).
• Tanda dan gejala :
• Biasanya didapatkan di dinding
anterolateral superior vagina.
• Ukuran pada umumnya <2 cm,
namun dapat berkembang lebih
besar.
• Bila ukuran kista besar : dysuria,
gatal, dyspareunia, nyeri pelvis,
protrusi dari vagina.
• Penunjang PA : epitel kuboid selapis
• Terapi : drainase
Kista Bartholini
• Kista yang paling sering.
• Disebabkan oleh obstruksi sekunder pada duktus akibat
inflamasi nonspesifik atau trauma.
• Kebanyakan asimptomatik.

Glandula Bartolini Kista Bartolini


Terapi
SIMPTOMATIK
• Kateter word selama 4-6 minggu
• Marsupialization: alternatif
kateter word, biasanya dilakukan
jika rekuren tidak boleh
dilakukan bila masih terdapat
abses obati dulu dengan
antibiotik spektrum luas.
• Eksisi: bila tidak respon terhadap
terapi sebelumnya dilakukan
bila tidak ada infeksi aktif, jarang
dilakukan karena menyebabkan
disfigurasi anatomis serta nyeri
Kista Nabothi
ETIOLOGI
• Terjadinya bila kelenjar peghasil
mucus di permukaan servix
tersumbat serviks tersumbat
epitel.
• Gejala dan Tanda
Berbentuk seperti beras dengan
permukaan licin.
• Pemeriksaan
Pemeriksaan pelvis, kadang dengan
kolposkopi

Terapi : bila simptomatik


Policystic Ovarian Syndrome
Gejala PCOS
• Gangguan siklus haid yaitu siklus haid jarang dan tidak teratur.
• Gangguan kehamilan, subfertile.
• Tumbuh bulu yang berlebihan dimuka, dada, perut, anggota
badan dan rambut mudah rontok (hirsutisme).
• Obesitas, jerawat.

Diagnosis USG
• Gambaran seperti roda
pedati.
• 12 atau lebih folikel
terlihat jelas di satu
ovarium.
• Ukuran satu atau kedua
ovarium membesar.
Meigs syndrome : disertai ascite, oedem pulmo dan PCOS
Infertilitas
Patensi Tuba

Terbanyak disebabkan oleh


Neisseria gonorrhea dan
chlamidya trachomatis
Kelainan Sperma

• Azoospermia : tidak ada sperma dalam ejakulat.


• Oligospermia : jumlah sperma <20 juta per ml cairan ejakulat.
• Necrozoospermia : tidak ada
Ca Cervix
Definisi
• Keganasa pada cervix yang terjadi umumnya pada usia 40-60 tahun.
• Faktor resiko : HPV 16 dan 18, multipartner, perokok.

Tanda dan Gejala


• Perdarahan pervagina,.
• Perdarahan post menopausal, keputihan berlebihan.
• Perdarahan pasca koitus, keputihan berbau busuk dan darah

Deteksi Lesi Pra Kanker


• Pelayanan primer : IVA, VILI (visual inspection with lugol iodine/schiller test)
• Liqued base ciytologi
• DNA HPV
PAP negative, ulang 3-5 tahun
Pap Smear • Waktu terbaik pengambilan lendir
serviks adalah dua minggu setelah hari
pertama mendapat haid
• Jangan menggunakan pembasuh atau
sabun antiseptik di sekitar vagina
selama 72 jam sebelum pengambilan
contoh lendir serviks.
• Sebaiknya, tidak melakukan hubungan
seksual selama 48 jam sebelum
pengambilan.
OBSTETRI
Malpresentasi Janin
1. Situs/letak (Lie) : hubungan sumbu
panjang janin dan ibu.
a. Situs memanjang atau membujur.
b. Situs melintang
c. Situs miring

2. Habitus/sikap (attitude)
Hubungan antara bagian janin satu
dengan yang lainya.
Contoh : extensi penuh
Malpresentasi Janin

3. Presentasi (presentation) :
bagian terbawah dari janin.
Contoh : presentasi bahu,
bokong, kepala, dahi, muka.

4. Position
Hubungan antara bagian tertentu
fetus (ubun-ubun kecil, dagu,
mulut, sakrum, punggung) dengan
bagian kiri, kanan, depan, belakang
atau lintang terhadap jalan lahir. Left occiput transverse
Letak Lintang
• Sumbu panjang tegak lurus atau hamper tegak lurus dengan
panjang ibu.
• Bahu menjadi bagian terendah, disebut juga presentasi
bahu/acromion.
Diagnosa
• Perut melebar ke samping
• Palpasi : bagian besar (kepala dan bokong) teraba di samping,
fundus dan bagian bawah rahim kosong.

• Persalinan akan macet.


• Lakukan versi luar bila permulaan inpartu dan ketuban intak.
• Bila ada kontraindikasi versi luar atau versi luar gagal lakukan SC
• Lakukan pengawasan terhadap prolapse funiculi dan ruptur uteri.
A. Dorsoanterior
B. Dorsoposterior
Presentasi
A. Presentasi Dahi

• Presentasi dahi adalah keadaan


dimana kedudukan kepala berada
diantara fleksi maksimal dan
defleksi maksimal.

• Pada umumnya merupakan


kedudukan yg sementara dan
sebagian besar akan berubah
menjadi presentasi muka atau
belakang kepala.
• Diagnosis pada periksa dalam dapat diraba sutura
frontalis, pangkal hidung, dan lingkaran orbita. Mulut
dan dagu tidak dapat diraba.
• Biasanya penurunan dan persalinan macet. Persalinan
spontan dapat terjadi jika bayi kecil atau mati dengan
maserasi.

• Bila janin hidup lakukan SC


• Bila janin mati, pembukaan belum lengkap SC
• Bila pembukaan lengkap lakukan embriotomi
Presentasi Muka
• Disebabkan terjadi ekstensi penuh dari kepala janin.
• Penolong akan meraba muka, mulut , hidung, pipi
• Etiologi : panggul sempit, janin besar, lilitan tali pusat.
• Dagu merupakan titik acuan, sehingga ada persentasi
muka dengan dagu anterior dan posterior.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan abdominal : lekukan teraba antara
daerah oksiput dan punggung (sudut fabre)
• Pemeriksaan dalam : teraba mulut dan bagian
rahang mudah diraba, tulang pipi dan tulang
orbita.
Tatalaksana
Posisi Dagu Anterior
• Pembukaan LENGKAP:
• Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
• Bila penurunan kurang lancar, lakukan ekstraksi forsep
• Pembukaan BELUM lengkap:
• Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan penurunan,
lakukan seksio sesarea
• Posisi Dagu Posterior
• Pembukaan LENGKAP: Lahirkan dengan seksio sesarea
• Pembukaan BELUM lengkap:
• Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan penurunan,
lakukan seksio sesarea
Presentasi Bokong
• Bila bokong merupakan bagian terendah janin.
• Ada 3 macam presentasi bokong: complete breech
(bokong sempurna), Frank breech (bokong murni),
footling breech (presentasi kaki).
• Partus lama merupakan indikasi untuk melakukan SC,
karena kelainan kemajuan persalinan merupakan salah
satu tanda disproporsi.
• Etiologi:
• Multiparitas, hamil kembar,
• hidramnion, hidrosefal
• plasenta previa, CPD
Presentasi Bokong

Letak bokong kaki Footling Letak bokong murni


Di samping bokong Teraba kedua kaki/lutut Bokong menjadi bagian
teraba 2 kaki atau hanya teraba 1 depan, kedua tungkai
kaki/lutut lurus ke atas
Diagnosa
• Pergerakan anak terasa di perut bagian bawah pusat
• Pada palpasi teraba benda keras, melenting, bundar
pada fundus
• DJJ terdengar pada punggung anak setinggi pusat

Persalinan
• Dapat lahir spontan.
• Sikap konservatif dipertahankan sampai pusat lahir.
• 2 jam setelah pembukaan lengkap, anak sudah harus
lahir.
Perasat Persalinan

Bracht Manuever

• Presentasi bokong sempurna


atau murni.
• Pelvimetri klinis adekuat
• Janin tidak terlalu besar • Setelah tali pusat lahir,
• Tidak ada Riwayat SC dengan dikendorkan, bokong dipegang
dengan dua tangan.
indikasi DKP. • Pelan-pelan, tidak menarik,
• Kepala flexi. bokong dituntun ke arah perut
• Jika prolapse tali pusat SC ibu.
• Setelah subocciput ada dibawah
simfisis, badan janin diputar ke
perut ibu.
Presentasi Kaki

Sebaiknya dilakukan SC

Pervaginam apabila :
• Persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
Persalinan Post Term

• Kehamilan usia 42 minggu penuh (294 hari) terhitung sejak


HPHT atau HPL +14 hari (ACOG, 2004).
• Penyebab : pengaruh progesterone (>>), teori oksitosin, teori
kortisol, dsb.
PENYULIT SELAMA PERSALINAN

DM, anemia, mastitis, breast ergorgement, hepatitis B, inverted


nipple, cracked nipple, abses mamae
Diabetes Gestational
Intoleransi glukosa yang dikenali pertama kali saat kehamilan.
Biasanya muncul pada usia gestasi > 24 minggu.

Manifestasi Klinis
• Polifagi
• Polidipsi
• Poliuria
• Peningkatan berat
badan
• Janin large for Fetal Macrosomia
gestational age. BB > 4000 mg
Tatalaksana
Target Terapi
• GDP < 95 mg/dL
• GD2PP < 120 mg/dL

Tatalaksana
• Pengaturan diet dan gaya hidup tatalaksana awal,
dilakukan selama 2 minggu. Apabila gagal insulin
• Insulin terapi utama pada DM gestational dimulai dari
dosis kecil 0,5-1,5 U/kgBB/hari.
• Jika tidak tersedia insulin Golongan sulfonylurea
• Pemeriksaan fungsi dinamik janin plasenta mulai dari 36
minggu
• Skrining Kembali 6-12 minggu pasca persalinan.
Anemia Saat Kehamilan

ON FETUS ON MOTHER
• Neural tube defect • Heart decompensation and
• Miscariage heart failure
• IUGR • Preterm labour dan preterm
• Prematurity delivery.
• IUFD • Post partum hemorrhage
• Death
Hepatitis B
Inverted Nipple
• Bentuk puting datar/terlalu pendek kesulitan dalam menyusui bayi
• Manifesati Klins :
• Ibu kesulitan menyusui bayi.
• Puting susu tertarik ke dalam
• Puting datar atau tenggelam.

Grade I : dipencet keluar


sebentar dan masuk lagi

Grade II : dipencet keluar,


pencetan dilepas langsung
masuk lagi

Grade III : dipencet tidak


keluar lagi
Cracked Nipple
• Terjadi akibat posisi
menyusui yang tidak benar
sehingga latch on tidak
sempurna.
• Bayi menggigit papilla
mammae sehingga luka.
• Tatalaksana :
• Oleskan ASI pada
papilla First line
• Oleskan lanolin
alternatif
Dapat terjadi abses mammae
Breast Engorgement (Mastalgia)
• Bendungan payudara yang terjadi akibat ekspansi dan
penampungan ASI berlebih.
• Faktor predisposisi :
• Posisi menyusui yang salah.
• Penyapihan yang terlalu cepat.
• Pemberian ASI jarang
• Cracked nipple
• Impan payudara

Manifestasi Klinis :
• Payudara bengkak dan keras.
• Nyeri pada payudara.
• Biasa terjadi 3-5 hari pasca persalinan.
• Mengenai kedua payudara
TATALAKSANA

• Kompres hangat
payudara selama 5 menit
(berbeda dengan
mastitis, kompresnya
dingin).
• Urut payudara dari
pangkal ke papilla.
• Susukan bayi/pompa ASI
setiap 2-3 jam sekali.
• Bromokriptin 2,5 mg
agonis dopamin,
mencegah sekresi
prolactin.
Mastitis
• Infeksi pada kelenjar mammae, sering terjadi pada minggu 3-4 post
partum.
• Etiologi : Staphylococcus aureus, S. viridans.

Manifestasi Klinis :
• Demam biasnya menghilang
dalam 48-72 jam setelah terapi.
• Perubahan pada payudara :
• Eritema
• Nyeri
• Pembengkakan.
• Curiga abses payudara bila :
• Demam tidak menghilang 72 jam
pasca terapi
• Fluktuasi (+)
TATALAKSANA

• Kompres dingin
• Antipiretik Paracetamol 3x500 mg PO.
• Antibiotik
• Kloksasilin 4x500 mg PO selama 10-14 hari.
• Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari.
• Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri
• Monitoring dalam 72 jam
• Pada abses insisi drainase + antibiotik
Abses Mammae

Merah, fluktuasi (+),


disertai demam

INSISI DAN DRAINASE


JANGAN MENYUSUI TERLEBIH DAHULU
MATERI KB
Efektifitas KB
Cara Pemilihan KB
KB metode alami
Metode Amenorrhea Laktasi
Mekanisme
• Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi.
• Metode ini memiliki 3 syarat :
• Ibu belum mengalami haid lagi.
• Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam.
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan
• Efektivitas : Apabila dilakukan secara benar, resiko kehamilan <1 dari 100 ibu.

Keuntungan Khusus :
• Mendorong pola ASI yang benar
• ES : tidak ada.
KB metode barier
• Menghalangi bertemunya
sperma dan sel telur
• Efektivitas: 98 %
• Mencegah penularan PMS
• Efek samping: Dapat memicu
reaksi alergi lateks, ISK , dan
keputihan (diafragma)
• Harus sedia sebelum
berhubungan
KB Hormonal
Jenis kontrasepsi Mekanisme Kerja
Pil Kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba
sehingga transportasi telur terganggu

Pil progestin Supresi ovulasi, menekan puncak LH dan FSH, meningkatkan


kekentalan lendir servix, menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar
endometrium, menurunkan motilitas cilia di tuba falopi
Suntik kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium
sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet
oleh tuba. Suntikan inidiberikan sekali tiap bulan
Suntik Progestin Kerja utama mencegah ovulasi dengan menekan FSH dan LH serta LH
surge

Implan Kombinasi antara supresi LH surge, supresi ovulasi, mengentalkan lendir


servix, mencegah pertumbuhan dan perkembangan endometrium
Metode Hormonal
Jenis Pil Kombinasi
• Monofasik (21 tab): E/P dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif (placebo).
• Bifasik (21 tab): E/P dengan dua dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
• Trifasik (21 tab) : E/P dengan tiga dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.

Jenis suntikan kombinasi


• 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat
+ 5 mg Estradiol Sipionat, IM sebulan
sekali.
• 50mg Noretindron Enantat + 5 mg
Estradiol Valerat, IM sebulan sekali
Pil dan suntikan progesteron
Pil Progestin
• Isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau
350 µg noretindron
• Isi 28 pil: 75 µg norgestrel
• Contoh
• Micrinor, NOR-QD, noriday,
norod (0,35 mg noretindron)
• Microval, noregeston,
microlut (0,03 mg
levonogestrol)
• Suntikan Progestin
• Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depo Provera) 150mg DMPA, IM di
bokong/ 3 bulan.
• Depo Norestisteron Enantat (Depo
Norissterat) 200mg Noretdron
Enantat,IM di bokong/ 2 bulan
Pil dan suntikan progesteron

• Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid.


• Satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi
kemungkinan efek samping.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning)
harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda
mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir/ lebih pil hormonal (berwarna
kuning) minum 2 pil selama 2 hari berturut-turut dan +
gunakan kondom bila melakukan hubungan seksual atau hindari
hubungan seksual selama 7 hari.
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih)
maka buang pil pengingat yang terlupakan.
Implan
• Cara Kerja
• menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma
• Efek Samping
• Serupa dengan hormonal pil dan suntikan
• Kontra Indikasi
• Serupa dengan hormonal pil dansuntikan
NORPLANT
36 mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.

Jadena dan Indoplant


75 mg levonorgestrel lama 3 tahun.
AKDR
• AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan.
• AKDR bekerja dengan membuat inflamasi ringan pada rahim.
• AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama
beberapa bulan pertama.
• Kemungkinan terjadi perdarahan atau spotting beberapa hari
setelah pemasangan perdarahan menstruasi biasanya akan lebih
lama dan lebih banyak.
• Tidak ada efek samping hormonal dari CuT-380A.
• AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak kliennya.
• Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang digunakan, kapan akan
dilepas dan berikan kartu tentang informasi semua ini.
Waktu Pemasangan Post partum
Pascaplasenta 10 menit setelah melahirkan plasenta

Segera pasca salin 10 menit hingga 48 jam pasca salin

Pasca salin tertunda Setelah 48 jam – 4 minggu pasca salin (tidak


dianjurkan karena resiko perforasi dan ekspulsi
mningkat)
Pasaca salin tertunda Extended Postpartum, setelah 4 minggu. Tidak
dianjurkan karena angka ekspulsinya tinggi.
Kontrasepsi Mantap
Definisi
• Menutup tuba falopii (mengikat
dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum
• Oklusi vasa deferens sehingga
alur transportasi sperma
terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi
Efek Samping
• Nyeri pasca operasi
Kerugian
• Infertilitas bersifat permanen
Kontrasepsi darurat
• Kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah
senggama tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi
yang tepat dan konsisten sebelumnya
• Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat misalnya:
• Perkosaan
• Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
• Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
1. Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
2. Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
3. Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi
terjadi di vagina atau genitalia eksterna
4. Salah hitung masa subur
5. AKDR ekspulsi (terlepas)
6. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
TERIMAKASIH
SOAL DAN PEMBAHASAN
Soal No. 1
Wanita 26 tahun datang ke puskesmas tempat anda bekerja
dengan diagnosa G2P1Ab0 datang dengan keluhan demam 5
hari terutama malam hari, disertai muntah dan diare. Pada
pemeriksaan fisik lidah kotor. Titer tes widal 1/320. Terapi yang
tepat sesuai kasus diatas ?

a. Ciprofloxacin
b. Kloramfenikol
c. Amoksisilin
d. Gentamisin
a. Eritromisin
Soal No. 1
Wanita 26 tahun datang ke puskesmas tempat anda bekerja
dengan diagnosa G2P1Ab0 datang dengan keluhan demam 5
hari terutama malam hari, disertai muntah dan diare. Pada
pemeriksaan fisik lidah kotor. Titer tes widal 1/320. Terapi
yang tepat sesuai kasus diatas ?

a. Ciprofloxacin
b. Kloramfenikol
c. Amoksisilin
d. Gentamisin
a. Eritromisin
Pembahasan soal No. 1
Pada pasien didapatkan :
• Hamil G2P1A0
• Demam 5 hari, memberat pada malam hari pola demam
yang umum dijumpai
pada demam tifoid
• Muntah dan diare gangguan gastrointestinal
• PF lidah kotor coated tongue
• PP tes Widal 1/320 peningkatan titer (+)
Gambaran klinis dan temuan pemeriksaan penunjang pasien
mendukung diagnosis demam tifoid. Pilihan antibiotik untuk
terapi demam tifoid pada kehamilan adalah cephalosporin
gen III dan amoksisilin.
Soal No. 2
Ny. Uut usia 30 tahun datang ke dokter spesialis kandungan
bersama suami karena belum memiliki anak setelah 5 tahun
menikah. Dokter menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan fern test. Fern test yang dilakukan pada hari ke
12 siklus menstruasi didapatkan hasil positif. Pemeriksaan
fern test diulangi pada hari ke 20 siklus menstruasi dan
hasilnya negatif. Fern test digunakan oleh dokter untuk
mengetahui?

a. Gangguan hormonal
b. Hamil
c. Peningkatan metabolisme
d. Peningkatan suhu
e. Ovulasi
Soal No. 2
Ny. Uut usia 30 tahun datang ke dokter spesialis kandungan
bersama suami karena belum memiliki anak setelah 5 tahun
menikah. Dokter menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan fern test. Fern test yang dilakukan pada hari ke
12 siklus menstruasi didapatkan hasil positif. Pemeriksaan
fern test diulangi pada hari ke 20 siklus menstruasi dan
hasilnya negatif. Fern test digunakan oleh dokter untuk
mengetahui?

a. Gangguan hormonal
b. Hamil
c. Peningkatan metabolisme
d. Peningkatan suhu
e. Ovulasi
Pembahasan soal No. 2

Fern test digunakan untuk


mengidentifikasi :
• Air ketuban, atau
• Ovulasi
Soal No. 3
Ny.J 35 tahun P2A0 perdarahan 2 minggu, setiap hari ganti 5-
6 pembalut. Dismenore (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
tampak anemis. TD 120/70, Nadi 92 x/menit. Teraba massa di
abdomen batas tegas setinggi 1 jari bawah pusat, mobile,
padat. Nyeri -. VT: fluksus (+), portio tertutup licin. Corpus
uteri antefleksi sebesar 18-20 minggu. Lab: Hb 7,6 g/dl.
Plano (-). Kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah?

a. Ca cerviks
b. Ca endometrium
c. Polips cerviks
d. Myoma uteri
e. Geburt myoma
Soal No. 3
Ny.J 35 tahun P2A0 perdarahan 2 minggu, setiap hari ganti 5-
6 pembalut. Dismenore (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
tampak anemis. TD 120/70, Nadi 92 x/menit. Teraba massa
di abdomen batas tegas setinggi 1 jari bawah pusat, mobile,
padat. Nyeri -. VT: fluksus (+), portio tertutup licin. Corpus
uteri antefleksi sebesar 18-20 minggu. Lab: Hb 7,6 g/dl.
Plano (-). Kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah?

a. Ca cerviks
b. Ca endometrium
c. Polips cerviks
d. Myoma uteri
e. Geburt myoma
MiomaUteri
• Disebut juga: fibroid, leimioma, leimiomata,
fibromioma
• Tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot uterus
• Dapat terdiri dari satu mioma atau beberapa
miomakecil
• Epidemiologi: 20-50% wanita usiasubur

4 Tipe Mioma Uteri


• Subserosa
• Tumbuh dilapisan luar uterusdan
kearah luar
• Intramural
• Tumbuh didalam dindinguterus
• Submukosa
• Dibawah lapisan
kavum uteri
polimenorrhea,
infertilitas,
keguguran
• Pedunculated Memiliki tangkai
http://www.myoma.co.uk/about-uterine-
myoma.html
Mioma Uteri
Pembahasan soal No. 3
Pada pasien didapatkan :
• Perdarahan 2 minggu, ganti pembalut 5-6x/hari, anemis (Hb 7,6),
fluxus (+)
menorrhagia
• Dismenorea (+)
• Massa di abdomen batas tegas setinggi 1 jari bawah pusat, mobile,
padat
tumor jinak
• Corpus uteri antefleksi sebesar 18 – 20 mg
• Plano (-) hamil (-)
Pasien memiliki volume dan durasi perdarahan uterin yang abnormal
yang tidak berkaitan dengan kehamilan Abnormal Uterine Bleeding
(AUB).
Penyebab AUB PALM-COEIN.
Tanda dan gejala pasien mendukung diagnosis : AUB ec mioma uteri.
Soal No. 4
Perempuan 37 tahun, P5A0, dirujuk bidang dengan perdarahan
sebanyak 2-3 gelas post melahirkan 1 jam yang lalu, plasenta
belum lahir. Pasien mengeluh lemas, limbung, nyeri dan
berkeringat. Pada pemeriksaan: tekanan darah 80/60 mmHg,
Nadi 120x/menit dan Hb 8 gr/dL. Tindakan awal yang harus
dilakukan?

a. Ekstrasi vakum
b. Manual plasenta
c. Kompresi bimanual interna
d. Kompresi bimanual eksterna
e. Resusitasi dengan NaCl 0,9%
Soal No. 4
Perempuan 37 tahun, P5A0, dirujuk bidang dengan
perdarahan sebanyak 2-3 gelas post melahirkan 1 jam yang
lalu, plasenta belum lahir. Pasien mengeluh lemas, limbung,
nyeri dan berkeringat. Pada pemeriksaan: tekanan darah
80/60 mmHg, Nadi 120x/menit dan Hb 8 gr/dL. Tindakan
awal yang harus dilakukan?

a. Ekstrasi vakum
b. Manual plasenta
c. Kompresi bimanual interna
d. Kompresi bimanual eksterna
e. Resusitasi dengan NaCl 0,9%
Tatalaksana Perdarahan Post Partum
Komponenutama:
1. Tatalaksana perdarahan
obstetrik dan
kemungkinan syok
hipovolemik
2. Identifikasi dan tatalaksana penyebab
utama
Tata laksana ABC
• Nilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi
• Beri oksigen
• Bila menemukan tanda-tanda
syok, lakukan penatalaksanaan
syok
• Pasang infus intravena dengan kanul
berukuran besar (16 atau 18) dan
mulai berikan kristaloid
• Awasi TD, Nadi, pernafasan
Pembahasan soal No. 4
• Perdarahan post melahirkan 1 jam yll
• Plasenta belum lahir
• Lemas, limbung, nyeri, berkeringat
• TD 80/60, N 120 gangguan hemodinamik syok
hemoragik
• Hb 8 anemia perdarahan
Diagnosis pasien : perdarahan post partum ec retensio
plasenta dengan syok hemoragik
Tindakan awal penatalaksanaan syok resusitasi
dengan NaCl 0.9% (kristaloid).
Soal No. 5
Seorang pasien laki – laki berusia 40 tahun datang bersama
dengan istrinya 30 tahun pasien sudah memiliki 2 orang anak
remaja dan pasien ingin melakukan pemasangan KB untuk
pria, akan tetapi pasien tidak menginginkan KB yang dapat
mengganggu gairah seksual pasien. Pilihan yang tepat pada
kasus diatas adalah?

a. Pil KB
b. Vasektomi
c. Pantang berkala
d. Kondom
e. Suntik
Soal No. 5
Seorang pasien laki – laki berusia 40 tahun datang bersama
dengan istrinya 30 tahun pasien sudah memiliki 2 orang anak
remaja dan pasien ingin melakukan pemasangan KB untuk
pria, akan tetapi pasien tidak menginginkan KB yang dapat
mengganggu gairah seksual pasien. Pilihan yang tepat pada
kasus diatas adalah?

a. Pil KB
b. Vasektomi
c. Pantang berkala
d. Kondom
e. Suntik
Pembahasan soal No. 5
Pada pasien didapatkan :
• Usia suami 40 tahun, istri 30 tahun, dengan 2 orang anak
remaja tujuan KB :
fase tidak hamil lagi
• KB untuk pria yang tidak mengganggu gairah seksual
Pilihan KB yang tepat : vasektomi.
Soal No. 6
Wanita usia 34 tahun hamil 9 bulan G1P0A0 khawatir anaknya
terkena penyakitnya. Pemeriksaan penunjang ibu
menunjukkan hasil HbsAg (+), IgM HBc (+), anti HBs (-).
Bagaimana upaya pencegahan transmisi ke anak?

a. Vaksinasi anak baru lahir


b. Lahir pervaginam
c. Vaksinasi ibu
d. Jangan berikan ASI
e. Hindari ibu dan anak rawat gabung
Soal No. 6
Wanita usia 34 tahun hamil 9 bulan G1P0A0 khawatir anaknya
terkena penyakitnya. Pemeriksaan penunjang ibu
menunjukkan hasil HbsAg (+), IgM HBc (+), anti HBs (-).
Bagaimana upaya pencegahan transmisi ke anak?

a. Vaksinasi anak baru lahir


b. Lahir pervaginam
c. Vaksinasi ibu
d. Jangan berikan ASI
e. Hindari ibu dan anak rawat gabung
Hepatitis B
Pembahasan soal No. 6
Pasien adalah ibu dengan HbsAg (+), sehingga untuk
pencegahan transmisi ke
anak melalui pemberian vaksinasi pada anak, yang terdiri
atas :
• HBIG 0,5 cc i.m, dan
• Vaksinasi Hepatitis B0 0,5 cc i.m
pada saat yang sama dalam 12 jam kelahiran.
Soal No. 7
Seorang wanita P0A5 datang ke dokter untuk konsultasi.
Pasien telah hamil sebanyak 5 kali namun selalu
keguguran pada minggu ke-10. Pasien memelihara
20 ekor kucingdirumah. Pasien belum pernah
melakukan pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Apa
kemungkinan penyebab kasus di atas?

a. Infeksi TORCH
b. Perbedaan rhesus ibu dan janin
c. Inkompatibilitas ABO
d. Inkompetensi serviks
e. Kelaianan genetic janin
Soal No. 7
Seorang wanita P0A5 datang ke dokter untuk konsultasi.
Pasien telah hamil sebanyak 5 kali namun selalu
keguguran pada minggu ke-10. Pasien memelihara
20 ekor kucingdirumah. Pasien belum pernah
melakukan pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Apa
kemungkinan penyebab kasus di atas?

a. Infeksi TORCH
b. Perbedaan rhesus ibu dan janin
c. Inkompatibilitas ABO
d. Inkompetensi serviks
e. Kelaianan genetic janin
Recurrent pregnancy loss (RPL),
also referred to as recurrent
miscarriage or habitual
abortion, is historically defined
as 3 consecutive pregnancy
losses prior to 20 weeks from
the last menstrual period.
Pembahasan soal No. 7
Pada pasien didapatkan :
• P0A5, keguguran pada UK < 20 mg, sebanyak 5x
berturut-turut
abortus rekuren
• Memelihara 20 ekor kucing di rumah kontak
dengan kucing (host definitive Toxoplasma
gondii)
Abortus rekuren pada pasien kemungkinan
disebabkan oleh infeksi TORCH, khususnya
Toxoplasma gondii.
Soal No. 8
Pasien G3P0A2, kehamilan 33 minggu. Merasakan cairan
keluar dari vagina. Hasil pemeriksaan didapatkan pembukaan
2 cm. Dokter memutuskan akan dilakukan persalinan setelah
pematangan paru selama 2 hari. Obat apa yang paling tepat?

a. Deksametason 12 mg iv tiap 6 jam hingga 4 dosis


b. Deksametason 6 mg im tiap 12 jam hingga 4 dosis
c. Deksametason 12 mg iv 2 dosis dengan interval 24 jam
d. Betametason 6 mg iv tiap 12 jam hingga 4 dosis
e. Betametason 12 mg iv tiap 12jam hingga 4 dosis
Soal No. 8
Pasien G3P0A2, kehamilan 33 minggu. Merasakan cairan
keluar dari vagina. Hasil pemeriksaan didapatkan
pembukaan 2 cm. Dokter memutuskan akan dilakukan
persalinan setelah pematangan paru selama 2 hari. Obat apa
yang paling tepat?

a. Deksametason 12 mg iv tiap 6 jam hingga 4 dosis


b. Deksametason 6 mg im tiap 12 jam hingga 4
dosis
c. Deksametason 12 mg iv 2 dosis dengan interval 24 jam
d. Betametason 6 mg iv tiap 12 jam hingga 4 dosis
e. Betametason 12 mg iv tiap 12jam hingga 4 dosis
Pembahasan soal No. 8
Pematangan paru dilakukan dengan pemberian kortikosteroid
intramuscular
selama 2 hari pada UK < 34 minggu.
Pilihan obat yang dapat digunakan sebagai berikut :
• Deksametason 6 mg / 12 jam selama 48 jam, atau
• Betametason 12 mg / 24 jam selama 48 jam.
Soal No. 9
Ny.Sunarti, 43 tahun mengeluh sesak nafas, tanda vital dalam
batas normal, hanya frekuensi nafas 24 kali/menit.
Pemeriksaan laboratorium: SGOT dan SGPT normal,
parameter yang lain juga normal. Pada foto thorax dijumpai
cairan basal paru. USG abdomen: ditemukan tumor pada
ovarium dextra dan ascites (+). Diagnosis pasien ini adalah?

a. Sindrom Eisenmenger
b. Sindrom Meig
c. Sindrom Kartagener
d. Sindrom nefrotik
e. Sindrom hepatorenal
Soal No. 9
Ny.Sunarti, 43 tahun mengeluh sesak nafas, tanda vital dalam
batas normal, hanya frekuensi nafas 24 kali/menit.
Pemeriksaan laboratorium: SGOT dan SGPT normal,
parameter yang lain juga normal. Pada foto thorax dijumpai
cairan basal paru. USG abdomen: ditemukan tumor pada
ovarium dextra dan ascites (+). Diagnosis pasien ini adalah?

a. Sindrom Eisenmenger
b. Sindrom Meig
c. Sindrom Kartagener
d. Sindrom nefrotik
e. Sindrom hepatorenal
Pembahasan soal No. 9

Pada pasien didapatkan :


• Sesak napas, RR 24, foto thorax : cairan basal
paru efusi pleura
• USG abdomen : tumor ovarium dextra
• USG abdomen : ascites
Diagnosis pasien : Sindrom Meig.
Pembahasan No 10
Seorang wanita 30 tahun, datang ke praktek dokter umum untuk
berkonsultasi. Sejauh ini pasien telah menggunakan alat kontrasepsi
pil KB yang berjumlah 28 butir tetapi dua hari yang lalu pasien lupa
meminumnya karena sedang dikejar deadline dari kantor dan tadi
malam telah melakukan hubungan intim dengan suaminya. Apakah
saran yang dapat diberikan?
a. Langsung minum 1 obat pil KB & minum pil KB rutin
b. Langsung minum 2 obat pil KB untuk 2 hari berturut-turut dan
selanjutnya melanjutkan pil KB rutin
c. Melakukan tes kehamilan
d. Menghentikan obat KB
e. Mengganti pil KB dengan strip yang baru
Pembahasan No 10
Seorang wanita 30 tahun, datang ke praktek dokter umum untuk
berkonsultasi. Sejauh ini pasien telah menggunakan alat kontrasepsi
pil KB yang berjumlah 28 butir tetapi dua hari yang lalu pasien lupa
meminumnya karena sedang dikejar deadline dari kantor dan tadi
malam telah melakukan hubungan intim dengan suaminya. Apakah
saran yang dapat diberikan?
a. Langsung minum 1 obat pil KB & minum pil KB rutin
b. Langsung minum 2 obat pil KB untuk 2 hari berturut-turut dan
selanjutnya melanjutkan pil KB rutin
c. Melakukan tes kehamilan
d. Menghentikan obat KB
e. Mengganti pil KB dengan strip yang baru
Pil dan suntikan progesteron

• Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid.


• Satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi
kemungkinan efek samping.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning)
harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda
mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir/ lebih pil hormonal (berwarna
kuning) minum 2 pil selama 2 hari berturut-turut dan +
gunakan kondom bila melakukan hubungan seksual atau hindari
hubungan seksual selama 7 hari.
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih)
maka buang pil pengingat yang terlupakan.
BEST of LUCK !
MEDIKO.ID
OBGYN 2
Perdarahan Perdarahan
Antepartum Postpartum

4T
Early onset Late onset

Tonus
Plasenta Previa

Trauma

Solusio
Placenta
Tissue

Vasa Previa Trombin


PERDARAHAN ANTEPARTUM

① O 00
JANGAN PERNAH LAKUKAN
PEMERIKSAAN DALAM VAGINA (VT)
Plasenta Previa
• Implantasi plasenta terletak pada bagian bawah Rahim
sehingga menutupi jalan lahir.
• Etiologi dan Faktor Risiko
• Endometrium di fundus belum siap menerima implantasi,
endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan
plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan
vili korealis pada chorion leave yang persisten.
• Belum diketahui secara pasti, namun insiden meningkat
pada grande multipara, primigravida tua, bekas SC, bekas
operasi dan kelainan janin.

Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI
dan BERWARNA MERAH SEGAR
Berdasarkan Lokasinya

Total OUI Sebagian OUI

<2 cm dari OUI


Tepat di ostium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : dilakukan pada usia kehamilan 18-21
minggu, USG dapat digunakan untuk mengukur
jarak antara ostium uteri ke plasenta.
• MRI : merupakan GOLD STANDARD untuk
pengukuran batas plasenta dengan OUI.

TATALAKSANA
• Inspekulo + USG + Koreksi cairan dengan infus (NaCl 0,9%
atau RL)
• Lihat jumlah perdarahan:
• Banyak SC tanpa melihat usia kehamilan
• Sedikit waktu menuju aterm masih lama rawat jalan terapi
ekspektan
TATALAKSANA
TATALAKSANA EKSPETAN
• Tatalaksana ekspektan
• Syarat : janin preterm, perdarahan sedikit, tidak ada tanda impart, keadaan
umum ibu baik, tidak ada gawat janin.
• Sentinel bleeding rawat inap dan observasi 48 jam untuk perdarahan
berulang.
• Kontraksi (+) berikan tokolitik : MgSo4 4g IV dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
ATAU nifedipin 3x20 mg.
• Pematangan paru

• Tatalaksana aktif (persalinan) dilakukan pada :


• Usia kehamilan cukup bulan. Bisa dilahirkan
• Janin mati/gawat janin.
pervaginam
• Perdarahan aktif dan banyak.
• Pada plasenta letak rendah dan presentasi kepala boleh amniotomi dan
persalinan per vaginam.
• Sisanya lakukan SC
SOLUTIO PLASENTA
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
• Diagnosis
• Perdarahan kehitaman dan cair, syok tidak sesuai dengan jumlah
darah keluar (tersembunyi), anemia berat, gawat janin /
hilangnya DJJ, uterus tegang dan nyeri

• Faktor Predisposisi
• Hipertensi
• Versi luar
• Trauma abdomen
• Hidramnion
• Gemelli
• Defisiensi besi
Derajat solusio plasenta
Solutio Placenta Ringan
• Luas plasenta yang terlepas <25% atau 1/6 bagian (jumlah
perdarahan <250 ml)
• Komplikasi ibu dan janin belum ada.
Solutio Placenta Sedang
• Luas plasenta yang terlepas 25-50%.
• Gejala dan tanda sudah jelas: rasa nyeri pada pada perut yang
terus-menerus, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan
takikardia

Solutio Placenta Berat


• Luas plasenta yang terlepas >50% dan jumlah perdarahan >1000 ml
• Gejala dan tanda klinik jelas : keadaan umum penderita buruk
disertai syok.
Tatalaksana
• Perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan
tanda- tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan
segera bergantung pembukaan serviks:
• Lengkap ekstraksi vakum
• Belum ada/ lengkap Per abdominam
• Kenyal, tebal, dan tertutup Per abdominam
Tatalaksana
Jika perdarahan ringan/sedang dan belum terdapat
tanda-tanda syok ,tindakan bergantung pada denyut
jantung janin (DJJ):
• DJJ normal, lakukan seksio sesarea
• DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal:
pertimbangkan persalinan pervaginam
• DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu
bermasalah: pecahkan ketuban dengan kokher:
• Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan oksitosin
• DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit :
lakukan persalinan pervaginam segera, atau SC bila tidak
memungkinkan)
Perbedaan
Vasa Previa
• Kondisi langka dimana pembuluh darah janin melintasi membran amnion.
• Penyebab perdarahan antepartum dimana terjadi fetal distress yang tidak
sebanding dengan jumlah perdarahan.
TANDA KHAS!
• Perdarahan tidak nyeri + ketuban
pecah
• Fetal distress
• Perdarahan janin Kleihauer-betke
test (+)

Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler + Posisi
Tredelenburg + pemindahan
manual posisi presentasi janin
dengan lembut
Normal Umbilical Cord
Tipe I : Velamentous insertion
• Korda umbilikalis berjalan diantara Tipe II : plasenta bilobus
amnion dan korion. Terdapat plasenta yang lebih kecil
• Korda umbilikalis tidak dilindungi disebut plasenta succentaria.
oleh Wharton jelly.
Tatalaksana
Perawatan di RS dengan fasilitas NICU pada usia
• Anterpartum
• CTG non-stress per minggu mulai dari usia gestasi 32 minggu.
• Pematangan paru sering terjadi persalinan preterm.
• Persalinan
• SC emergensi pada pasien inpartu, KPD, dan gawat janin.
• SC pada usia gestasi 34-37 minggu jika tidak ada komplikasi.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA

PLASENTA AKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai batas atas lapisan
otot rahim.

PLASENTA INKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai masuk dalam lapisan
otot rahim.

PLASENTA PERKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai menembus lapisan
otot mencapai serosa atau
menembusnya.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA
• Faktor Resiko :
• Plasenta previa
• Riwayat SC
• Jaringan parut pada uterus
• Kuretase uterus

Manifestasi Klinis
• Perdarahan antepartum
• Plasenta tidak dapat
dilahirkan (retensio
plasenta)
• Pada ekstraksi manual tidak
ditemukan cleavage plane
• Inversio uteri apabila
penarikan terlalu kuat.
Pemeriksaan Penunjang Swiss-cheese
appearance

• Pemeriksaan Penunjang
• USG doppler
• Dapat menemukan
plasenta previa.
• Hilangnya zona
retroplasenta hipoekoik
yang ada diantara
plasenta dan uterus.
• Gambaran swiss-cheese Tatalaksana
• Bila sudah ditemukan sebelum
appearance.
kelahiran, lahirkan secara section
• Biopsi plasenta dan caesaria.
myometrium konfirmasi • Histerektomi pada plasenta
diagnosis inkreta dan perkreta.
PERDARAHAN POST PARTUM
Kehilangan darah > 500 Kehilangan darah > 1000
mL setelah persalinan mL setelah persalinan
pervaginam sesar (SC)

24 JAM
Early/primary Late/seconday
Muncul <24 jam pasca salin Muncul >24 jam pasca salin
Tonus Atonia Uteri • Perdarahan segera
• Uteri lembek/tidak kontraksi

Tissue Retensio Plasenta Plasenta lahir dalam 30 menit setelah lahir bayi.

Sisa Plasenta • Plasenta atau sebagian selaput lahir tidak


lengkap.

Trauma Robekan jalan lahir • Perdarahan segera


• Tampak laserasi

Ruptur uteri • Perdarahan segera


• Nyeri perut hebat
• Kontraksi hilang
Inversio uteri • Fundus tidak teraba pada palpasi abdomen.
• Lumen vagina berisi massa
• Kontraksi hilang
Thrombin Gangguan pembekuan darah • Perdarahan tidak berhenti, encer
• Gagal uji terbentuk gumpalan pada uji
laboratorium
Panduan Tatalaksana
Laserasi Jalan Lahir
I Luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina, komisura
posterior tanpa mengenai kulit perineum. Tidak perlu dijahit
jika tidak ada perdarahan dan posisi luka baik

II Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai mukosa


vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum.
Jahit menggunakan teknik penjahitan laserasi perineum.
III Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum hingga otot sfingter
ani.
3a: <50% sfingter ani eksterna
3b: >50% sfingter ani eksterna
3c: meliputi sfingter ani interna

IV Mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,


otot sfingter ani sampai ke dinding depan rektum. Penolong
asuhan persalinan normal tidak dibekali keterampilan untuk
reparasi laserasi perineum derajat tiga atau empat. Segera
rujuk ke fasilitas rujukan
'

kewha sodas podoohn


720

Ada jda homie


ONSEN
\
Tori
perturbing

,
plantinga umbilical


:

Perdarahan Perdarahan

✓✓qtdoh22m#
Antepartum cord Postpartum

4T
Early onset Late onset

Tonus
Ke Plasenta Previa
→ mom . .

merch
Sgr
② MOLA *
tadema .

Trauma

③ ADORE Solusio
Placenta
H m goop
-

tdkdoaprdohn Tissue
-

tvdepao Mani haha


=
I Sesia bear

PkMH# Glenn
Abduksio Vasa Previa Trombin
yglan
-

day
TERAN
mangy
-

woo

OUT .
Ketuban Pecah Dini

Infeksi Korioamnionitis

Metritis
Ketuban Pecah Dini
PPROM
PROM
(Preterm Premature
37 MINGGU (Premature Rupture of
Rupture of
Membranes)
Membranes)

• Inspeksi :
pengumpulan cairan di vagina mengalir keluar
dari lubang serviks saat pasien batuk atau saat
fundus.
• Kertas Nitrazin (lakmus)
Berubah menjadi biru (cairan amnion lebih basa)
• Mikroskopik
Ferning sign (arborization, gambaran daun
pakis)
• Amniosentesis
Injeksi 1 ml indigo carmine + 9ml NS tampak
tampon vagina setelah 30 menit.
Algoritma KPD
Tatalaksana

TATALAKSANA UMUM : Antibiotik Profilaksis


• DOC : Penisilin dan makrolida
• Ampicilin 2 g IV/6 jam dan eritromisin 250 mg IV/6 jam selama 2 hari diikuti
amoxcicilin 250 mg PO/8 jam dan eritromisin 250 mg PO/8 jam.
• Atau : Eritromisin 250 mg PO/6 jam selama 10 hari.
Di RS Rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan :
• 34 minggu
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
• 24-33 minggu
• Bila dilakukan amnionitis, abruptio plasenta, dan kematian janin lakukan persalinan
segera.
• Berikan 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau bethamethasone 12 mg IM tiap 24
jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu,
bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukan bahwa
paru sudah matang.

< 24 minggu
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat resiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
Korioamnionitis
Definisi
• Infeksi pada korion dan amnion
• Diagnosis : ditemukan demam >38oC dengan 2 atau lebih tanda berikut ini :
• Denyut jantung janin >160 kali/menit.
• Frekuensi nadi ibu > 100 kali/menit.
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi.
• Cairan amnion berbau.
• Faktor predisposisi
• Persalinan premature
• Persalinan lama
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
• Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS, BV)
• Alkohol, rokok dan ketuban pecah lama.
Korioamnionitis
Metritis
• Infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan
terapi akan menyebabkan abses, peritonitis, syok,
trombosis vena, emboli paru, infeksi panggul kronik,
sumbatan tuba, infertilitas.
• Tanda dan Gejala
• Demam >38C dapat disertai menggigil
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Nyeri tekan uterus
• Subinvolusi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
Tatalaksana
• Antibiotik hingga 48 jam bebas demam
• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap
24 jam + Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis
dan atalaksana
• Cegah dehidrasi. berikan minum atau infus cairan kristaloid.
Pertimbangkan pemberian vaksin tetanus toksoid (TT) bila ibu
dicurigai terpapar tetanus (misalnya ibu memasukkan jamu-jamuan
ke dalam vaginanya).
• Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan
keluarkan bekuan serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau
kuret tumpul besar bila perlu
• Jika tidak ada kemajuan operatif (laparotomi)
Prolaps Uteri
Uteri prolapse adalah kondisi ketika otot dasar dan jaringan ikat
(ligamen) dari pelvis melemah dan meregang sehingga tidak bisa
menyangga rahim.
POP-Q STAGING
Faktor Resiko : Sign and symptoms
• Usia tua • Seperti ada yang turun
• Obesitas • Peningkatan frekuensi kencing
• Grande multipara • Stress inkontinensia
• Konstipasi • Masalah saat berhubungan
Indikasi :
Tatalaksana • Pasien memilih pesarium
• Resiko operasi daerah pelvis
• Pasien tidak dapat melakukan
operasi
• Pasien menunda operasi

Operasi
• Anterior colporraphy
• Posterior colpoperineoraphy
Ketuban Pecah Dini

Infeksi Korioamnionitis

Metritis
Gangguan Menstruasi
• AUB
• Mioma uteri
• Endometriosis
• Kista
• PCOS
• Infertilitas
• Papsmear dan iva
Gangguan Menstruasi
Amenorrhea Primer Tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun, atau
berusia 14 tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak
terdapat tanda-tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita
sekunder dengan sklus haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan
siklus menstruasi tidak teratur
Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat
sedikit.

Menorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang pada interval


menstruasi yang teratur.

Metrorrhagia Perdarahan pada interval yang tidak teratur, biasanya diantara


siklus.

Menometrorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang, lebih sering


dibandingkan dengan siklus normal.
DIAGNOSIS AMENORRHEA PRIMER
Abnormal Uterine Bleeding
Mioma Uteri
• Disebut juga: fibroid, leimioma, leimiomata, fibromioma
• Tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot uterus
• Dapat terdiri dari satu mioma atau beberapa mioma kecil

4 Tipe Mioma Uteri


• Subserosa : tumbuh dilapisan luar uterus dan kearah luar.
• Intramural : tumbuh didalam dinding uterus.
• Submukosa : dibawah lapisan kavum uteri polimenorrhea,
infertilitas, keguguran.
• Pedunculated Memiliki tangkai

Myoma submukosa dapat keluar dari rongga rahim ke


vagina melalui saluran servik: mioma geburt atau mioma
yang dilahirkan
Mioma Uteri
GEJALA DAN TANDA
• Perdarahan banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.
• Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya
infeksi Rahim.
• Penekanan organ sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum, organ
lain gangguan BAB atau BAK, pelebaran pembuluh darah vena dalam
panggul, gangguan ginjal.
• Infertilitas akibat penekanan pada saluran indung telur.
• Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.

• Faktor Predisposisi : nullipara, infertilitas, Riwayat keluarga.


• Diagnosis :
• Massa yang menonjol/teraba bagian janin, tes HCG (-)
• USG abdominal/transvaginal.
Popcorn calcification : pada uterine fibroid
MYOMA UTERINE
• Pemeriksaan Berkala
– Pemeriksaan fisik & USG setiap 6-8 minggu untuk
mengawasi pertumbuhan, ukuran, dan jumlah bila
stabil observasi 3-4 bulan
• Terapi Hormonal
– Preparat progestin atau GnRH efek hipoestrogen
• Terapi Operasi
– Miomektomi
• Bila pasien masih muda/ingin memiliki anak
– Histerektomi
• Bila tidak ingin memiliki anak lagi atau nyeri hebat yang
tidak sembuh dengan terapi.
Endometriosis
Pengertian : adanya jaringan endometrium (kelenjar atau stroma) di
luar uterus disebabkan karena adanya gangguan estrogen dependen.
1. Teori transplantasi ektopik jaringan endometrium
2. Teori metaplasia jaringan selomik
3. Teori induksi
TANDA DAN GEJALA
Dismenore
• Timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama
menstruasi dan progresif
Dispareunia, subfertilitas/infertilitas, chronic pelvic pain, abortus spontan
Keluhan lain
• Di kolon & rektum : distensi abdomen, kostipasi
• Di ureter : obstruksi, disuri, hematuri dll
Ground glass appearance pada
endometrioma ovarium (USG Chocolate cyst : endometrioma
transvaginal)
Tatalaksana

1. Operatif
2. Non-Operatif
• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine, and codeine)
• Hormonal
• Pil KB
• Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS)
• Gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) analogues
• Progestogens (medroxyprogesterone acetate)
Massa Cervix
Jenis Keterangan
Kista Bartholin Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah vagina,di
belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma
atau infeksi
Kista Nabothi Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti
(ovula) dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan
permukaan licin (tampak spt beras)

Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran
bbrp mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari
kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai introitus. Tangkai
mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan
dengan metaplasia skuamosa atau ulserasi dan perdarahan.

Karsinoma Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol,
Serviks rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu
displasia atau lesi in-situ hingga invasif.
Kista Gartner
• Etiologi : suatu vagina yang disebabkan
oleh sisa jaringan embryonal (ductus
wolffian).
• Tanda dan gejala :
• Biasanya didapatkan di dinding
anterolateral superior vagina.
• Ukuran pada umumnya <2 cm,
namun dapat berkembang lebih
besar.
• Bila ukuran kista besar : dysuria,
gatal, dyspareunia, nyeri pelvis,
protrusi dari vagina.
• Penunjang PA : epitel kuboid selapis
• Terapi : drainase
Kista Bartholini
• Kista yang paling sering.
• Disebabkan oleh obstruksi sekunder pada duktus akibat
inflamasi nonspesifik atau trauma.
• Kebanyakan asimptomatik.

Glandula Bartolini Kista Bartolini


Terapi
SIMPTOMATIK
• Kateter word selama 4-6 minggu
• Marsupialization: alternatif
kateter word, biasanya dilakukan
jika rekuren tidak boleh
dilakukan bila masih terdapat
abses obati dulu dengan
antibiotik spektrum luas.
• Eksisi: bila tidak respon terhadap
terapi sebelumnya dilakukan
bila tidak ada infeksi aktif, jarang
dilakukan karena menyebabkan
disfigurasi anatomis serta nyeri
Kista Nabothi
ETIOLOGI
• Terjadinya bila kelenjar peghasil
mucus di permukaan servix
tersumbat serviks tersumbat
epitel.
• Gejala dan Tanda
Berbentuk seperti beras dengan
permukaan licin.
• Pemeriksaan
Pemeriksaan pelvis, kadang dengan
kolposkopi

Terapi : bila simptomatik


Policystic Ovarian Syndrome
Gejala PCOS
• Gangguan siklus haid yaitu siklus haid jarang dan tidak teratur.
• Gangguan kehamilan, subfertile.
• Tumbuh bulu yang berlebihan dimuka, dada, perut, anggota
badan dan rambut mudah rontok (hirsutisme).
• Obesitas, jerawat.

Diagnosis USG
• Gambaran seperti roda
pedati.
• 12 atau lebih folikel
terlihat jelas di satu
ovarium.
• Ukuran satu atau kedua
ovarium membesar.
Meigs syndrome : disertai ascite, oedem pulmo dan PCOS
Infertilitas
Patensi Tuba

Terbanyak disebabkan oleh


Neisseria gonorrhea dan
chlamidya trachomatis
Kelainan Sperma

• Azoospermia : tidak ada sperma dalam ejakulat.


• Oligospermia : jumlah sperma <20 juta per ml cairan ejakulat.
• Necrozoospermia : tidak ada
Ca Cervix
Definisi
• Keganasa pada cervix yang terjadi umumnya pada usia 40-60 tahun.
• Faktor resiko : HPV 16 dan 18, multipartner, perokok.

Tanda dan Gejala


• Perdarahan pervagina,.
• Perdarahan post menopausal, keputihan berlebihan.
• Perdarahan pasca koitus, keputihan berbau busuk dan darah

Deteksi Lesi Pra Kanker


• Pelayanan primer : IVA, VILI (visual inspection with lugol iodine/schiller test)
• Liqued base ciytologi
• DNA HPV
PAP negative, ulang 3-5 tahun
Pap Smear • Waktu terbaik pengambilan lendir
serviks adalah dua minggu setelah hari
pertama mendapat haid
• Jangan menggunakan pembasuh atau
sabun antiseptik di sekitar vagina
selama 72 jam sebelum pengambilan
contoh lendir serviks.
• Sebaiknya, tidak melakukan hubungan
seksual selama 48 jam sebelum
pengambilan.
OBSTETRI
Malpresentasi Janin
1. Situs/letak (Lie) : hubungan sumbu
panjang janin dan ibu.
a. Situs memanjang atau membujur.
b. Situs melintang
c. Situs miring

2. Habitus/sikap (attitude)
Hubungan antara bagian janin satu
dengan yang lainya.
Contoh : extensi penuh
Malpresentasi Janin

3. Presentasi (presentation) :
bagian terbawah dari janin.
Contoh : presentasi bahu,
bokong, kepala, dahi, muka.

4. Position
Hubungan antara bagian tertentu
fetus (ubun-ubun kecil, dagu,
mulut, sakrum, punggung) dengan
bagian kiri, kanan, depan, belakang
atau lintang terhadap jalan lahir. Left occiput transverse
Letak Lintang
• Sumbu panjang tegak lurus atau hamper tegak lurus dengan
panjang ibu.
• Bahu menjadi bagian terendah, disebut juga presentasi
bahu/acromion.
Diagnosa
• Perut melebar ke samping
• Palpasi : bagian besar (kepala dan bokong) teraba di samping,
fundus dan bagian bawah rahim kosong.

• Persalinan akan macet.


• Lakukan versi luar bila permulaan inpartu dan ketuban intak.
• Bila ada kontraindikasi versi luar atau versi luar gagal lakukan SC
• Lakukan pengawasan terhadap prolapse funiculi dan ruptur uteri.
A. Dorsoanterior
B. Dorsoposterior
Presentasi
A. Presentasi Dahi

• Presentasi dahi adalah keadaan


dimana kedudukan kepala berada
diantara fleksi maksimal dan
defleksi maksimal.

• Pada umumnya merupakan


kedudukan yg sementara dan
sebagian besar akan berubah
menjadi presentasi muka atau
belakang kepala.
• Diagnosis pada periksa dalam dapat diraba sutura
frontalis, pangkal hidung, dan lingkaran orbita. Mulut
dan dagu tidak dapat diraba.
• Biasanya penurunan dan persalinan macet. Persalinan
spontan dapat terjadi jika bayi kecil atau mati dengan
maserasi.

• Bila janin hidup lakukan SC


• Bila janin mati, pembukaan belum lengkap SC
• Bila pembukaan lengkap lakukan embriotomi
Presentasi Muka
• Disebabkan terjadi ekstensi penuh dari kepala janin.
• Penolong akan meraba muka, mulut , hidung, pipi
• Etiologi : panggul sempit, janin besar, lilitan tali pusat.
• Dagu merupakan titik acuan, sehingga ada persentasi
muka dengan dagu anterior dan posterior.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan abdominal : lekukan teraba antara
daerah oksiput dan punggung (sudut fabre)
• Pemeriksaan dalam : teraba mulut dan bagian
rahang mudah diraba, tulang pipi dan tulang
orbita.
Tatalaksana
Posisi Dagu Anterior
• Pembukaan LENGKAP:
• Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
• Bila penurunan kurang lancar, lakukan ekstraksi forsep
• Pembukaan BELUM lengkap:
• Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan penurunan,
lakukan seksio sesarea
• Posisi Dagu Posterior
• Pembukaan LENGKAP: Lahirkan dengan seksio sesarea
• Pembukaan BELUM lengkap:
• Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan penurunan,
lakukan seksio sesarea
Presentasi Bokong
• Bila bokong merupakan bagian terendah janin.
• Ada 3 macam presentasi bokong: complete breech
(bokong sempurna), Frank breech (bokong murni),
footling breech (presentasi kaki).
• Partus lama merupakan indikasi untuk melakukan SC,
karena kelainan kemajuan persalinan merupakan salah
satu tanda disproporsi.
• Etiologi:
• Multiparitas, hamil kembar,
• hidramnion, hidrosefal
• plasenta previa, CPD
Presentasi Bokong

Letak bokong kaki Footling Letak bokong murni


Di samping bokong Teraba kedua kaki/lutut Bokong menjadi bagian
teraba 2 kaki atau hanya teraba 1 depan, kedua tungkai
kaki/lutut lurus ke atas
Diagnosa
• Pergerakan anak terasa di perut bagian bawah pusat
• Pada palpasi teraba benda keras, melenting, bundar
pada fundus
• DJJ terdengar pada punggung anak setinggi pusat

Persalinan
• Dapat lahir spontan.
• Sikap konservatif dipertahankan sampai pusat lahir.
• 2 jam setelah pembukaan lengkap, anak sudah harus
lahir.
Perasat Persalinan

Bracht Manuever

• Presentasi bokong sempurna


atau murni.
• Pelvimetri klinis adekuat
• Janin tidak terlalu besar • Setelah tali pusat lahir,
• Tidak ada Riwayat SC dengan dikendorkan, bokong dipegang
dengan dua tangan.
indikasi DKP. • Pelan-pelan, tidak menarik,
• Kepala flexi. bokong dituntun ke arah perut
• Jika prolapse tali pusat SC ibu.
• Setelah subocciput ada dibawah
simfisis, badan janin diputar ke
perut ibu.
Presentasi Kaki

Sebaiknya dilakukan SC

Pervaginam apabila :
• Persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
Persalinan Post Term

• Kehamilan usia 42 minggu penuh (294 hari) terhitung sejak


HPHT atau HPL +14 hari (ACOG, 2004).
• Penyebab : pengaruh progesterone (>>), teori oksitosin, teori
kortisol, dsb.
PENYULIT SELAMA PERSALINAN

DM, anemia, mastitis, breast ergorgement, hepatitis B, inverted


nipple, cracked nipple, abses mamae
Diabetes Gestational
Intoleransi glukosa yang dikenali pertama kali saat kehamilan.
Biasanya muncul pada usia gestasi > 24 minggu.

Manifestasi Klinis
• Polifagi
• Polidipsi
• Poliuria
• Peningkatan berat
badan
• Janin large for Fetal Macrosomia
gestational age. BB > 4000 mg
Tatalaksana
Target Terapi
• GDP < 95 mg/dL
• GD2PP < 120 mg/dL

Tatalaksana
• Pengaturan diet dan gaya hidup tatalaksana awal,
dilakukan selama 2 minggu. Apabila gagal insulin
• Insulin terapi utama pada DM gestational dimulai dari
dosis kecil 0,5-1,5 U/kgBB/hari.
• Jika tidak tersedia insulin Golongan sulfonylurea
• Pemeriksaan fungsi dinamik janin plasenta mulai dari 36
minggu
• Skrining Kembali 6-12 minggu pasca persalinan.
Anemia Saat Kehamilan

ON FETUS ON MOTHER
• Neural tube defect • Heart decompensation and
• Miscariage heart failure
• IUGR • Preterm labour dan preterm
• Prematurity delivery.
• IUFD • Post partum hemorrhage
• Death
Hepatitis B
Inverted Nipple
• Bentuk puting datar/terlalu pendek kesulitan dalam menyusui bayi
• Manifesati Klins :
• Ibu kesulitan menyusui bayi.
• Puting susu tertarik ke dalam
• Puting datar atau tenggelam.

Grade I : dipencet keluar


sebentar dan masuk lagi

Grade II : dipencet keluar,


pencetan dilepas langsung
masuk lagi

Grade III : dipencet tidak


keluar lagi
Cracked Nipple
• Terjadi akibat posisi
menyusui yang tidak benar
sehingga latch on tidak
sempurna.
• Bayi menggigit papilla
mammae sehingga luka.
• Tatalaksana :
• Oleskan ASI pada
papilla First line
• Oleskan lanolin
alternatif
Dapat terjadi abses mammae
Breast Engorgement (Mastalgia)
• Bendungan payudara yang terjadi akibat ekspansi dan
penampungan ASI berlebih.
• Faktor predisposisi :
• Posisi menyusui yang salah.
• Penyapihan yang terlalu cepat.
• Pemberian ASI jarang
• Cracked nipple
• Impan payudara

Manifestasi Klinis :
• Payudara bengkak dan keras.
• Nyeri pada payudara.
• Biasa terjadi 3-5 hari pasca persalinan.
• Mengenai kedua payudara
TATALAKSANA

• Kompres hangat
payudara selama 5 menit
(berbeda dengan
mastitis, kompresnya
dingin).
• Urut payudara dari
pangkal ke papilla.
• Susukan bayi/pompa ASI
setiap 2-3 jam sekali.
• Bromokriptin 2,5 mg
agonis dopamin,
mencegah sekresi
prolactin.
Mastitis
• Infeksi pada kelenjar mammae, sering terjadi pada minggu 3-4 post
partum.
• Etiologi : Staphylococcus aureus, S. viridans.

Manifestasi Klinis :
• Demam biasnya menghilang
dalam 48-72 jam setelah terapi.
• Perubahan pada payudara :
• Eritema
• Nyeri
• Pembengkakan.
• Curiga abses payudara bila :
• Demam tidak menghilang 72 jam
pasca terapi
• Fluktuasi (+)
TATALAKSANA

• Kompres dingin
• Antipiretik Paracetamol 3x500 mg PO.
• Antibiotik
• Kloksasilin 4x500 mg PO selama 10-14 hari.
• Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari.
• Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri
• Monitoring dalam 72 jam
• Pada abses insisi drainase + antibiotik
Abses Mammae

Merah, fluktuasi (+),


disertai demam

INSISI DAN DRAINASE


JANGAN MENYUSUI TERLEBIH DAHULU
MATERI KB
Efektifitas KB
Cara Pemilihan KB
KB metode alami
Metode Amenorrhea Laktasi
Mekanisme
• Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi.
• Metode ini memiliki 3 syarat :
• Ibu belum mengalami haid lagi.
• Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam.
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan
• Efektivitas : Apabila dilakukan secara benar, resiko kehamilan <1 dari 100 ibu.

Keuntungan Khusus :
• Mendorong pola ASI yang benar
• ES : tidak ada.
KB metode barier
• Menghalangi bertemunya
sperma dan sel telur
• Efektivitas: 98 %
• Mencegah penularan PMS
• Efek samping: Dapat memicu
reaksi alergi lateks, ISK , dan
keputihan (diafragma)
• Harus sedia sebelum
berhubungan
KB Hormonal
Jenis kontrasepsi Mekanisme Kerja
Pil Kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba
sehingga transportasi telur terganggu

Pil progestin Supresi ovulasi, menekan puncak LH dan FSH, meningkatkan


kekentalan lendir servix, menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar
endometrium, menurunkan motilitas cilia di tuba falopi
Suntik kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium
sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet
oleh tuba. Suntikan inidiberikan sekali tiap bulan
Suntik Progestin Kerja utama mencegah ovulasi dengan menekan FSH dan LH serta LH
surge

Implan Kombinasi antara supresi LH surge, supresi ovulasi, mengentalkan lendir


servix, mencegah pertumbuhan dan perkembangan endometrium
Metode Hormonal
Jenis Pil Kombinasi
• Monofasik (21 tab): E/P dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif (placebo).
• Bifasik (21 tab): E/P dengan dua dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
• Trifasik (21 tab) : E/P dengan tiga dosis
yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.

Jenis suntikan kombinasi


• 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat
+ 5 mg Estradiol Sipionat, IM sebulan
sekali.
• 50mg Noretindron Enantat + 5 mg
Estradiol Valerat, IM sebulan sekali
Pil dan suntikan progesteron
Pil Progestin
• Isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau
350 µg noretindron
• Isi 28 pil: 75 µg norgestrel
• Contoh
• Micrinor, NOR-QD, noriday,
norod (0,35 mg noretindron)
• Microval, noregeston,
microlut (0,03 mg
levonogestrol)
• Suntikan Progestin
• Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depo Provera) 150mg DMPA, IM di
bokong/ 3 bulan.
• Depo Norestisteron Enantat (Depo
Norissterat) 200mg Noretdron
Enantat,IM di bokong/ 2 bulan
Pil dan suntikan progesteron

• Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid.


• Satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi
kemungkinan efek samping.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning)
harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda
mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir/ lebih pil hormonal (berwarna
kuning) minum 2 pil selama 2 hari berturut-turut dan +
gunakan kondom bila melakukan hubungan seksual atau hindari
hubungan seksual selama 7 hari.
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih)
maka buang pil pengingat yang terlupakan.
Implan
• Cara Kerja
• menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma
• Efek Samping
• Serupa dengan hormonal pil dan suntikan
• Kontra Indikasi
• Serupa dengan hormonal pil dansuntikan
NORPLANT
36 mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.

Jadena dan Indoplant


75 mg levonorgestrel lama 3 tahun.
AKDR
• AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan.
• AKDR bekerja dengan membuat inflamasi ringan pada rahim.
• AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama
beberapa bulan pertama.
• Kemungkinan terjadi perdarahan atau spotting beberapa hari
setelah pemasangan perdarahan menstruasi biasanya akan lebih
lama dan lebih banyak.
• Tidak ada efek samping hormonal dari CuT-380A.
• AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak kliennya.
• Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang digunakan, kapan akan
dilepas dan berikan kartu tentang informasi semua ini.
Waktu Pemasangan Post partum
Pascaplasenta 10 menit setelah melahirkan plasenta

Segera pasca salin 10 menit hingga 48 jam pasca salin

Pasca salin tertunda Setelah 48 jam – 4 minggu pasca salin (tidak


dianjurkan karena resiko perforasi dan ekspulsi
mningkat)
Pasaca salin tertunda Extended Postpartum, setelah 4 minggu. Tidak
dianjurkan karena angka ekspulsinya tinggi.
Kontrasepsi Mantap
Definisi
• Menutup tuba falopii (mengikat
dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum
• Oklusi vasa deferens sehingga
alur transportasi sperma
terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi
Efek Samping
• Nyeri pasca operasi
Kerugian
• Infertilitas bersifat permanen
Kontrasepsi darurat
• Kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah
senggama tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi
yang tepat dan konsisten sebelumnya
• Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat misalnya:
• Perkosaan
• Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
• Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
1. Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
2. Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
3. Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi
terjadi di vagina atau genitalia eksterna
4. Salah hitung masa subur
5. AKDR ekspulsi (terlepas)
6. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
TERIMAKASIH
SOAL DAN PEMBAHASAN
Soal No. 1
Wanita 26 tahun datang ke puskesmas tempat anda bekerja
dengan diagnosa G2P1Ab0 datang dengan keluhan demam 5
hari terutama malam hari, disertai muntah dan diare. Pada
pemeriksaan fisik lidah kotor. Titer tes widal 1/320. Terapi yang
tepat sesuai kasus diatas ?

a. Ciprofloxacin
b. Kloramfenikol
c. Amoksisilin
d. Gentamisin
a. Eritromisin
Soal No. 1
Wanita 26 tahun datang ke puskesmas tempat anda bekerja
dengan diagnosa G2P1Ab0 datang dengan keluhan demam 5
hari terutama malam hari, disertai muntah dan diare. Pada
pemeriksaan fisik lidah kotor. Titer tes widal 1/320. Terapi
yang tepat sesuai kasus diatas ?

a. Ciprofloxacin
b. Kloramfenikol
c. Amoksisilin
d. Gentamisin
a. Eritromisin
Pembahasan soal No. 1
Pada pasien didapatkan :
• Hamil G2P1A0
• Demam 5 hari, memberat pada malam hari pola demam
yang umum dijumpai
pada demam tifoid
• Muntah dan diare gangguan gastrointestinal
• PF lidah kotor coated tongue
• PP tes Widal 1/320 peningkatan titer (+)
Gambaran klinis dan temuan pemeriksaan penunjang pasien
mendukung diagnosis demam tifoid. Pilihan antibiotik untuk
terapi demam tifoid pada kehamilan adalah cephalosporin
gen III dan amoksisilin.
Soal No. 2
Ny. Uut usia 30 tahun datang ke dokter spesialis kandungan
bersama suami karena belum memiliki anak setelah 5 tahun
menikah. Dokter menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan fern test. Fern test yang dilakukan pada hari ke
12 siklus menstruasi didapatkan hasil positif. Pemeriksaan
fern test diulangi pada hari ke 20 siklus menstruasi dan
hasilnya negatif. Fern test digunakan oleh dokter untuk
mengetahui?

a. Gangguan hormonal
b. Hamil
c. Peningkatan metabolisme
d. Peningkatan suhu
e. Ovulasi
Soal No. 2
Ny. Uut usia 30 tahun datang ke dokter spesialis kandungan
bersama suami karena belum memiliki anak setelah 5 tahun
menikah. Dokter menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan fern test. Fern test yang dilakukan pada hari ke
12 siklus menstruasi didapatkan hasil positif. Pemeriksaan
fern test diulangi pada hari ke 20 siklus menstruasi dan
hasilnya negatif. Fern test digunakan oleh dokter untuk
mengetahui?

a. Gangguan hormonal
b. Hamil
c. Peningkatan metabolisme
d. Peningkatan suhu
e. Ovulasi
Pembahasan soal No. 2

Fern test digunakan untuk


mengidentifikasi :
• Air ketuban, atau
• Ovulasi
Soal No. 3
Ny.J 35 tahun P2A0 perdarahan 2 minggu, setiap hari ganti 5-
6 pembalut. Dismenore (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
tampak anemis. TD 120/70, Nadi 92 x/menit. Teraba massa di
abdomen batas tegas setinggi 1 jari bawah pusat, mobile,
padat. Nyeri -. VT: fluksus (+), portio tertutup licin. Corpus
uteri antefleksi sebesar 18-20 minggu. Lab: Hb 7,6 g/dl.
Plano (-). Kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah?

a. Ca cerviks
b. Ca endometrium
c. Polips cerviks
d. Myoma uteri
e. Geburt myoma
Soal No. 3
Ny.J 35 tahun P2A0 perdarahan 2 minggu, setiap hari ganti 5-
6 pembalut. Dismenore (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
tampak anemis. TD 120/70, Nadi 92 x/menit. Teraba massa
di abdomen batas tegas setinggi 1 jari bawah pusat, mobile,
padat. Nyeri -. VT: fluksus (+), portio tertutup licin. Corpus
uteri antefleksi sebesar 18-20 minggu. Lab: Hb 7,6 g/dl.
Plano (-). Kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah?

a. Ca cerviks
b. Ca endometrium
c. Polips cerviks
d. Myoma uteri
e. Geburt myoma
MiomaUteri
• Disebut juga: fibroid, leimioma, leimiomata,
fibromioma
• Tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot uterus
• Dapat terdiri dari satu mioma atau beberapa
miomakecil
• Epidemiologi: 20-50% wanita usiasubur

4 Tipe Mioma Uteri


• Subserosa
• Tumbuh dilapisan luar uterusdan
kearah luar
• Intramural
• Tumbuh didalam dindinguterus
• Submukosa
• Dibawah lapisan
kavum uteri
polimenorrhea,
infertilitas,
keguguran
• Pedunculated Memiliki tangkai
http://www.myoma.co.uk/about-uterine-
myoma.html
Mioma Uteri
Pembahasan soal No. 3
Pada pasien didapatkan :
• Perdarahan 2 minggu, ganti pembalut 5-6x/hari, anemis (Hb 7,6),
fluxus (+)
menorrhagia
• Dismenorea (+)
• Massa di abdomen batas tegas setinggi 1 jari bawah pusat, mobile,
padat
tumor jinak
• Corpus uteri antefleksi sebesar 18 – 20 mg
• Plano (-) hamil (-)
Pasien memiliki volume dan durasi perdarahan uterin yang abnormal
yang tidak berkaitan dengan kehamilan Abnormal Uterine Bleeding
(AUB).
Penyebab AUB PALM-COEIN.
Tanda dan gejala pasien mendukung diagnosis : AUB ec mioma uteri.
Soal No. 4
Perempuan 37 tahun, P5A0, dirujuk bidang dengan perdarahan
sebanyak 2-3 gelas post melahirkan 1 jam yang lalu, plasenta
belum lahir. Pasien mengeluh lemas, limbung, nyeri dan
berkeringat. Pada pemeriksaan: tekanan darah 80/60 mmHg,
Nadi 120x/menit dan Hb 8 gr/dL. Tindakan awal yang harus
dilakukan?

a. Ekstrasi vakum
b. Manual plasenta
c. Kompresi bimanual interna
d. Kompresi bimanual eksterna
e. Resusitasi dengan NaCl 0,9%
Soal No. 4
Perempuan 37 tahun, P5A0, dirujuk bidang dengan
perdarahan sebanyak 2-3 gelas post melahirkan 1 jam yang
lalu, plasenta belum lahir. Pasien mengeluh lemas, limbung,
nyeri dan berkeringat. Pada pemeriksaan: tekanan darah
80/60 mmHg, Nadi 120x/menit dan Hb 8 gr/dL. Tindakan
awal yang harus dilakukan?

a. Ekstrasi vakum
b. Manual plasenta
c. Kompresi bimanual interna
d. Kompresi bimanual eksterna
e. Resusitasi dengan NaCl 0,9%
Tatalaksana Perdarahan Post Partum
Komponenutama:
1. Tatalaksana perdarahan
obstetrik dan
kemungkinan syok
hipovolemik
2. Identifikasi dan tatalaksana penyebab
utama
Tata laksana ABC
• Nilai jalan nafas, pernafasan, sirkulasi
• Beri oksigen
• Bila menemukan tanda-tanda
syok, lakukan penatalaksanaan
syok
• Pasang infus intravena dengan kanul
berukuran besar (16 atau 18) dan
mulai berikan kristaloid
• Awasi TD, Nadi, pernafasan
Pembahasan soal No. 4
• Perdarahan post melahirkan 1 jam yll
• Plasenta belum lahir
• Lemas, limbung, nyeri, berkeringat
• TD 80/60, N 120 gangguan hemodinamik syok
hemoragik
• Hb 8 anemia perdarahan
Diagnosis pasien : perdarahan post partum ec retensio
plasenta dengan syok hemoragik
Tindakan awal penatalaksanaan syok resusitasi
dengan NaCl 0.9% (kristaloid).
Soal No. 5
Seorang pasien laki – laki berusia 40 tahun datang bersama
dengan istrinya 30 tahun pasien sudah memiliki 2 orang anak
remaja dan pasien ingin melakukan pemasangan KB untuk
pria, akan tetapi pasien tidak menginginkan KB yang dapat
mengganggu gairah seksual pasien. Pilihan yang tepat pada
kasus diatas adalah?

a. Pil KB
b. Vasektomi
c. Pantang berkala
d. Kondom
e. Suntik
Soal No. 5
Seorang pasien laki – laki berusia 40 tahun datang bersama
dengan istrinya 30 tahun pasien sudah memiliki 2 orang anak
remaja dan pasien ingin melakukan pemasangan KB untuk
pria, akan tetapi pasien tidak menginginkan KB yang dapat
mengganggu gairah seksual pasien. Pilihan yang tepat pada
kasus diatas adalah?

a. Pil KB
b. Vasektomi
c. Pantang berkala
d. Kondom
e. Suntik
Pembahasan soal No. 5
Pada pasien didapatkan :
• Usia suami 40 tahun, istri 30 tahun, dengan 2 orang anak
remaja tujuan KB :
fase tidak hamil lagi
• KB untuk pria yang tidak mengganggu gairah seksual
Pilihan KB yang tepat : vasektomi.
Soal No. 6
Wanita usia 34 tahun hamil 9 bulan G1P0A0 khawatir anaknya
terkena penyakitnya. Pemeriksaan penunjang ibu
menunjukkan hasil HbsAg (+), IgM HBc (+), anti HBs (-).
Bagaimana upaya pencegahan transmisi ke anak?

a. Vaksinasi anak baru lahir


b. Lahir pervaginam
c. Vaksinasi ibu
d. Jangan berikan ASI
e. Hindari ibu dan anak rawat gabung
Soal No. 6
Wanita usia 34 tahun hamil 9 bulan G1P0A0 khawatir anaknya
terkena penyakitnya. Pemeriksaan penunjang ibu
menunjukkan hasil HbsAg (+), IgM HBc (+), anti HBs (-).
Bagaimana upaya pencegahan transmisi ke anak?

a. Vaksinasi anak baru lahir


b. Lahir pervaginam
c. Vaksinasi ibu
d. Jangan berikan ASI
e. Hindari ibu dan anak rawat gabung
Hepatitis B
Pembahasan soal No. 6
Pasien adalah ibu dengan HbsAg (+), sehingga untuk
pencegahan transmisi ke
anak melalui pemberian vaksinasi pada anak, yang terdiri
atas :
• HBIG 0,5 cc i.m, dan
• Vaksinasi Hepatitis B0 0,5 cc i.m
pada saat yang sama dalam 12 jam kelahiran.
Soal No. 7
Seorang wanita P0A5 datang ke dokter untuk konsultasi.
Pasien telah hamil sebanyak 5 kali namun selalu
keguguran pada minggu ke-10. Pasien memelihara
20 ekor kucingdirumah. Pasien belum pernah
melakukan pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Apa
kemungkinan penyebab kasus di atas?

a. Infeksi TORCH
b. Perbedaan rhesus ibu dan janin
c. Inkompatibilitas ABO
d. Inkompetensi serviks
e. Kelaianan genetic janin
Soal No. 7
Seorang wanita P0A5 datang ke dokter untuk konsultasi.
Pasien telah hamil sebanyak 5 kali namun selalu
keguguran pada minggu ke-10. Pasien memelihara
20 ekor kucingdirumah. Pasien belum pernah
melakukan pemeriksaan laboratorium sebelumnya. Apa
kemungkinan penyebab kasus di atas?

a. Infeksi TORCH
b. Perbedaan rhesus ibu dan janin
c. Inkompatibilitas ABO
d. Inkompetensi serviks
e. Kelaianan genetic janin
Recurrent pregnancy loss (RPL),
also referred to as recurrent
miscarriage or habitual
abortion, is historically defined
as 3 consecutive pregnancy
losses prior to 20 weeks from
the last menstrual period.
Pembahasan soal No. 7
Pada pasien didapatkan :
• P0A5, keguguran pada UK < 20 mg, sebanyak 5x
berturut-turut
abortus rekuren
• Memelihara 20 ekor kucing di rumah kontak
dengan kucing (host definitive Toxoplasma
gondii)
Abortus rekuren pada pasien kemungkinan
disebabkan oleh infeksi TORCH, khususnya
Toxoplasma gondii.
Soal No. 8
Pasien G3P0A2, kehamilan 33 minggu. Merasakan cairan
keluar dari vagina. Hasil pemeriksaan didapatkan pembukaan
2 cm. Dokter memutuskan akan dilakukan persalinan setelah
pematangan paru selama 2 hari. Obat apa yang paling tepat?

a. Deksametason 12 mg iv tiap 6 jam hingga 4 dosis


b. Deksametason 6 mg im tiap 12 jam hingga 4 dosis
c. Deksametason 12 mg iv 2 dosis dengan interval 24 jam
d. Betametason 6 mg iv tiap 12 jam hingga 4 dosis
e. Betametason 12 mg iv tiap 12jam hingga 4 dosis
Soal No. 8
Pasien G3P0A2, kehamilan 33 minggu. Merasakan cairan
keluar dari vagina. Hasil pemeriksaan didapatkan
pembukaan 2 cm. Dokter memutuskan akan dilakukan
persalinan setelah pematangan paru selama 2 hari. Obat apa
yang paling tepat?

a. Deksametason 12 mg iv tiap 6 jam hingga 4 dosis


b. Deksametason 6 mg im tiap 12 jam hingga 4
dosis
c. Deksametason 12 mg iv 2 dosis dengan interval 24 jam
d. Betametason 6 mg iv tiap 12 jam hingga 4 dosis
e. Betametason 12 mg iv tiap 12jam hingga 4 dosis
Pembahasan soal No. 8
Pematangan paru dilakukan dengan pemberian kortikosteroid
intramuscular
selama 2 hari pada UK < 34 minggu.
Pilihan obat yang dapat digunakan sebagai berikut :
• Deksametason 6 mg / 12 jam selama 48 jam, atau
• Betametason 12 mg / 24 jam selama 48 jam.
Soal No. 9
Ny.Sunarti, 43 tahun mengeluh sesak nafas, tanda vital dalam
batas normal, hanya frekuensi nafas 24 kali/menit.
Pemeriksaan laboratorium: SGOT dan SGPT normal,
parameter yang lain juga normal. Pada foto thorax dijumpai
cairan basal paru. USG abdomen: ditemukan tumor pada
ovarium dextra dan ascites (+). Diagnosis pasien ini adalah?

a. Sindrom Eisenmenger
b. Sindrom Meig
c. Sindrom Kartagener
d. Sindrom nefrotik
e. Sindrom hepatorenal
Soal No. 9
Ny.Sunarti, 43 tahun mengeluh sesak nafas, tanda vital dalam
batas normal, hanya frekuensi nafas 24 kali/menit.
Pemeriksaan laboratorium: SGOT dan SGPT normal,
parameter yang lain juga normal. Pada foto thorax dijumpai
cairan basal paru. USG abdomen: ditemukan tumor pada
ovarium dextra dan ascites (+). Diagnosis pasien ini adalah?

a. Sindrom Eisenmenger
b. Sindrom Meig
c. Sindrom Kartagener
d. Sindrom nefrotik
e. Sindrom hepatorenal
Pembahasan soal No. 9

Pada pasien didapatkan :


• Sesak napas, RR 24, foto thorax : cairan basal
paru efusi pleura
• USG abdomen : tumor ovarium dextra
• USG abdomen : ascites
Diagnosis pasien : Sindrom Meig.
Pembahasan No 10
Seorang wanita 30 tahun, datang ke praktek dokter umum untuk
berkonsultasi. Sejauh ini pasien telah menggunakan alat kontrasepsi
pil KB yang berjumlah 28 butir tetapi dua hari yang lalu pasien lupa
meminumnya karena sedang dikejar deadline dari kantor dan tadi
malam telah melakukan hubungan intim dengan suaminya. Apakah
saran yang dapat diberikan?
a. Langsung minum 1 obat pil KB & minum pil KB rutin
b. Langsung minum 2 obat pil KB untuk 2 hari berturut-turut dan
selanjutnya melanjutkan pil KB rutin
c. Melakukan tes kehamilan
d. Menghentikan obat KB
e. Mengganti pil KB dengan strip yang baru
Pembahasan No 10
Seorang wanita 30 tahun, datang ke praktek dokter umum untuk
berkonsultasi. Sejauh ini pasien telah menggunakan alat kontrasepsi
pil KB yang berjumlah 28 butir tetapi dua hari yang lalu pasien lupa
meminumnya karena sedang dikejar deadline dari kantor dan tadi
malam telah melakukan hubungan intim dengan suaminya. Apakah
saran yang dapat diberikan?
a. Langsung minum 1 obat pil KB & minum pil KB rutin
b. Langsung minum 2 obat pil KB untuk 2 hari berturut-turut dan
selanjutnya melanjutkan pil KB rutin
c. Melakukan tes kehamilan
d. Menghentikan obat KB
e. Mengganti pil KB dengan strip yang baru
Pil dan suntikan progesteron

• Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid.


• Satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi
kemungkinan efek samping.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning)
harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda
mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir/ lebih pil hormonal (berwarna
kuning) minum 2 pil selama 2 hari berturut-turut dan +
gunakan kondom bila melakukan hubungan seksual atau hindari
hubungan seksual selama 7 hari.
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih)
maka buang pil pengingat yang terlupakan.
BEST of LUCK !
MEDIKO.ID

Anda mungkin juga menyukai