Rhinitis Vasomotor
Beatrice Elian T
11-2016-239
KOAS THT FK UKRIDA
Periode
13 November 2017- 16 Desember 2017
Dokter Pembimbing:
dr. Arroyan Wardhana, Sp.THT-KL
dr Irma Suryati, SpTHT-KL
Nama lengkap : Tn R
Jenis kelamin : Laki-laki
TTL : 17 Desember 1978
Agama : Islam
Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirawasta
Suku Bangsa : -
Alamat : Sunter Agung
Status : Menikah
IDENTITAS PASIEN
• Diambil dari : Autoanamnesis
• Tanggal : 24 November 2017
• Pukul : 09.00WIB
ANAMNESIS
• Kedua hidung tersumbat sejak 2 tahun
yang lalu secara bergantian.
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik THT RSUD Koja dengan
keluhan hidung tersumbat pada kedua sisi yang dirasakan oleh pasien terus
menerus sejak 2 tahun yang lalu secara bergantian. Keluhan ini bertambah berat
terutama saat pasien terkena hawa dingin terutama saat malam hari. Setiap
beberapa hari sekali gejala tersebut muncul, paling lama hidung tersumbat 1
minggu, setelah itu membaik dalam waktu 1-2 hari lalu kemudian terasa
tersumbat lagi. Pasien juga mengatakan masih bisa mencium bau-bauan. Jika tidur
miring ke kiri, maka lubang hidung kiri yang tersumbat, begitu pula sebaliknya.
Selain hidung tersumbat, pasien juga mengeluh pilek yang tidak sembuh-sembuh
dengan keluar ingus bening dari hidung yang juga memberat saat terkena udara
dingin, tetapi keluarnya ingus tersebut tidak sering dan tidak banyak. Pasien
mengatakan memang memiliki riwayat alergi, yaitu alergi pada udara yang dingin
tetapi tidak memiliki riwayat asma. Pasien juga mengatakan ada riwayat sinusitis 2
tahun yang lalu.
• Pasien menyangkal adanya keluhan gatal pada hidung, nyeri pada hidung, mimisan.
Pasien tidak mengeluh adanya batuk, pasien juga mengatakan sering pilek
kambuh-kambuhan, yang kambuhnya jika terkena udara dingin, tetapi pasien
menyangkal adanya batuk yang kambuh-kambuhan. Tidak ada riwayat batuk yang
lama.
• Pasien juga menyangkal adanya nyeri pada telinga, telinga berdengung,
penurunan pendengaran, telinga gatal, telinga terasa penuh, telinga seperti
keluar cairan dari telinga, sering dikorek-korek pakai cutton bud. Pasien
juga menyangkal keluhan nyeri tenggorokan, nyeri menelan, sulit menelan,
sulit membuka mulut, sakit gigi, nafas bau, bicara seperti orang sengau,
seperti ada yang mengganjal ditenggorokan.
• Pasien mengatakan terkadang ada rasa pusing dan kepala terasa berat tetapi
timbul menghilang tanpa menggunakan obat, keluhan tersebut sering
muncul mulai sejak 5 bulan yang lalu. Pasien menyangkal adanya rasa lemas,
dan pusing berputar. Pasien juga menyangkal adanya riwayat darah tinggi,
DM, riwayat stroke, riwayat trauma dan menyangkal adanya penggunanaan
obat-obat tertentu.
• Pasien juga menyangkal jika dia tidak merokok atau mengkonsumsi
minuman beralkoho. Pola makan juga tidak mengalami penurunan.
Kelainan pre-, infra-, Fistel (-),lesi (-), abses (-)tanda Fistel (-),lesi (-), abses (-)tanda
retroaurikuler radang (-), radang (-),
Region mastoid Nyeri (-), radang (-) Nyeri (-), radang (-)
Liang telinga Lapang, mukosa tenang, serumen Lapang, mukosa tenang, serumen
minimal, sekret (-), benjolan (-), minimal, sekret (-), benjolan (-),
udem (-) udem (-)
Membran timpani
Intak, warna abu mengkilat, Intak, warna abu mengkilat,
refleks cahaya(+) arah jam 5, refleks cahaya(+) arah jam 5,
hiperemis (-), bulging (-), perforasi hiperemis (-), bulging (-), perforasi
(-) (-)
KANAN KIRI
Rinne
Scwabach
TES PENALA
HIDUNG
BENTUK simetris, bengkak (-), massa (-) tumor(-),
luka (-)
CAVUM NASI lapang, mukosa tenang, sekret (+) bening, lesi (-),
massa (-), benda asing(-), passase udara (+)
KONKA INFERIOR KANAN mukosa hiperemis (+) edema (+), hipertrofi (-),
secret (+), discharge (-), septum nasi deviasi (-),
massa rongga hidung (-).
KONKA INFERIOR KIRI normal, tidak hipertrofi maupun atrofi, edema (-),
mukosa tidak hiperemis, secret (+), discharge (-),
septum nasi deviasi (-), massa rongga hidung (-).
MEATUS NASI INFERIOR Sulit dinilai
KANAN/KIRI
SEPTUM NASI tidak ada deviasi, tidak ada abses, tidak ada
massa.
Koana Tidak dilakukan
RHINOPHARYNX
Post nasal drip Tidak dilakukan
Sinus frontalis kanan, Grade Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
TRANSLUMINASI
TENGGOROK
Dinding Pharynx Hiperemis (-), Eksudat(-), Edema (-), Massa
(-), Granul (-)
Arcus Simetris
PHARYNX
Lain-lain -
Epiglotis Tidak dilakukan
LARYNX
Pembesaran KGB Leher Massa(-), benjolan(-), hematom(-), udem
(-)
• Seorang pria berusia 38 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat pada kedua sisi yang dirasakan oleh pasien terus menerus
sejak 2 tahun yang lalu secara bergantian. Keluhan ini bertambah berat
terutama saat pasien terkena hawa dingin terutama saat malam hari.
Setiap beberapa hari sekali gejala tersebut muncul, paling lama hidung
tersumbat 1 minggu, setelah itu membaik dalam waktu 1-2 hari lalu
kemudian terasa tersumbat lagi Jika tidur miring ke kiri, maka lubang
hidung kiri yang tersumbat, begitu pula sebaliknya. Selain hidung
tersumbat, pasien juga mengeluh pilek yang tidak sembuh-sembuh
dengan keluar ingus bening dari hidung yang juga memberat saat
terkena udara dingin. Riwayat alergi dingin (+).
RESUME
Rinitis Alergi
• Dasar diagnosis: pada anamnesis didapatkan pasien datang
dengan keluhan hidung tersumbat, da nada riwayat alergi dingin.
• Yang tidak mendukung : pada anamnesis tidak didapatakan gejala
bersin-bersin, keluar ingus yang banyak dan encer, gatal pada
hidung dan mata yang terkadang sampai mengakibatkan
lakrimasi (banyak keluar air mata).
• Pada pemeriksaan fisik rinoskopi anterior tidak didapatkan
mukosa berwarna pucat yang disertai dengan adanya secret yang
banyak.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Perbedaan rhinitis vasomotor dengan rhinitis alergi
Rinitis alergi Rinitis vasomotor
Mulai serangan Belasan tahun Dekade ke 3 – 4
WORKING DIAGNOSIS
• Audiometri,
• Timpanometri, dan
• Pemeriksaan dengan otoscope atau endoskopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
YANG DIANJURKAN
• Non medika mentosa
• Menghindari faktor prediposisi
• Bila batuk pilek segera diobati
• Medika mentosa :
• Rhinos cap 1x1
• Avamys nasal spray 2x2 puff
PENATALAKSANAAN
• Quo ad vitam : ad Bonam
• Quo ad functionam : ad Malam
• Quo ad sanationam : ad Bonam
PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
Anataomi Hidung
Hidung berfungsi sebagai
• jalan nafas,
• alat pengatur kondisi udara ( air conditioning ),
• penyaring udara,
• indra penghidu ( olfactory ),
• untuk resonansi suara ,
• refleks nasal, dan
• turut membantu proses bicara.
Fisiologi Hidung
• Rinitis merupakan suatu keadaan inflamasi pada mukosa nasal
yang secara klinis terdiri dari beberapa gejala termasuk rinore,
hidung gatal, bersin-bersin, kongesti nasal atau hidung
tersumbat. Kesemua gejala tersebut disebut sebagai gejala
hidung (nasal symptoms).
DEFINISI
• Beberapa studi epidemiologi yang dilakukan di Amerika
menunjukkan bahwa rinitis vasomotor adalah jenis NAR yang
paling sering terjadi, kira-kira sekitar 71% dari mereka yang
terdiagnosis NAR. Dimana, mereka yang terdiagnosis NAR
berjumlah 20 juta orang, jadi dapat diestimasikan bahwa 71%
dari jumlah tersebut mengalami rinitis vasomotor yaitu sekitar
14 juta orang
INSIDENSI
• Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf
simpatis, seperti ergotamin, chlorpromazin, obat anti
hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal.
• Faktor fisik, seperti bau yang menyengat,terpapar udara
dingin, perubahan temperatur yang ekstrim, kelembaban,
perubahan tekanan udara.
• Faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas,
pemakaian pil anti hamil dan hipotiroidisme.
• Faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue.
FAKTOR RESIKO
• Sistem saraf otonom mengontrol aliran darah ke mukosa hidung dan
sekresi dari kelenjar. Diameter resistensi pembuluh darah di
hidung diatur oleh sistem saraf simpatis sedangkan
parasimpatis mengontrol sekresi kelenjar.
• Pada rinitis vasomotor terjadi disfungsi sistem saraf otonom yang
menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis yang disertai
penurunan kerja saraf simpatis.
Patofisiologi
• Sistem simpatis → hipoaktif maupun sistem parasimpatis → hiperaktif,
keduanya dapat menimbulkan dilatasi arteriola dan kapiler
disertai peningkatan permeabilitas kapiler, yang akhirnya akan
menyebabkan transudasi cairan, edema dan kongesti.
• Peranan nitric oxide (NO) dalam meyebabkan terjadinya rinitis telah dipelajari.
NO diturunkan dari nitric oxide synthase (NOS) yang memerlukan nicotinamine
adenine dinucleotide phosphate (NADPH) sebagai kofaktor. NO dalam jaringan
hanya bersifat sementara, oleh karena itu keberadaan dan aktivitas NO sangat
dipengaruhi oleh jumlah NADPH dalam jaringan yang juga berkolerasi
dengan aktivitas NOS. Pada pasien yang mengalami rinitis vasomotor,
kerusakan epitel berkolerasi dengan peningkatan aktivitas NADPH yang pada
akhirnya menyebabkan peningkatan NO. Telah diketahui bahwa NO
mempunyai efek sitotoksik yang dapat menyebabkan kerusakan epitel.
Kerusakan tersebut mengakibatkan terganggunya sistem mukosiliar,
kehilangan tight junction dan rusaknya membran basal. Hal ini berujung pada
peningkatan reaktivitas serabut aferen trigeminal, sistem sekresi mucus, dan
refleks vascular yang bermanifestasi sebagai gejala klinis rinitis vasomotor
• Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai.
Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari
satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu perubahan posisi
• Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh
karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga
oleh karena asap rokok
GEJALA KLINIK
• Dalam anamnesis dicari faktor yang mempengaruhi keseimbangan
vasomotor dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi.
• Biasanya penderita tidak mempunyai riwayat alergi dalam
keluarganya dan keluhan dimulai pada usia dewasa.
• Beberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon
terhadap paparan zat iritan tertentu tetapi tidak mempunyai
keluhan apabila tidak terpapar.
Diagnosis
• Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik
berupa edema mukosa hidung, konka hipertrofi dan
berwarna merah gelap atau merah tua (karakteristik),
tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Permukaan konka
dapat licin atau berbenjol ( tidak rata )
• Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit.
Akan tetapi pada golongan rinore, sekret yang ditemukan
bersifat serosa dengan jumlah yang banyak.
• Pada rinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal drip.
• Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan rinitis alergi.
• Test kulit ( skin test ) biasanya negatif, demikian pula test RAST, serta
kadar Ig E total dalam batas normal.
• Kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi
dalam jumlah yang sedikit. Infeksi sering menyertai yang ditandai
dengan adanya sel neutrofil dalam sekret.
• Pemeriksaan radiologik sinus memperlihatkan mukosa yang
edema dan mungkin tampak gambaran cairan dalam sinus apabila
sinus telah terlibat.
Gambaran klinis dan pemeriksaan pada rinitis vasomotor
Penatalaksanaan
Terapi operatif terhadap rinitis vasomotor
Simptom Jenis terapi Prosedur
KOMPLIKASI
• Prognosis dari rinitis vasomotor bervariasi. Penyakit kadang-
kadang dapat membaik dengan tiba –tiba, tetapi bisa juga
resisten terhadap pengobatan yang diberikan.
Prognosis
1. Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik
neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat,
rinore yang hebat dan kadang-kadang dijumpai adanya bersin-bersin.
2. Penyebab pastinya tidak diketahui. Diduga akibat gangguan
keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh faktor-faktor
tertentu.
3. Rinitis vasomotor sering tidak terdiagnosis karena gejala klinisnya
yang mirip dengan rinitis alergi, oleh sebab itu sangat diperlukan
pemeriksaan yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis
lainnya terutama rinitis alergi dan mencari faktor pencetus yang
memicu terjadinya gangguan vasomotor.
4. Penatalaksanaan dapat dilakukan secara konservatif dan apabila gagal
dapat dilakukan tindakan operatif.
KESIMPULAN
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH