Anda di halaman 1dari 76

Referat

Rinosinusitis pada Anak

Pembimbing :
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Maximilian Yohanes Mantik 0815077
Tiara S. Mangiwa 0815081
Miselia Sandhika Nayunda 0815088
Nina Ratu Nur Kharima 0815209
Rikky Dwiyanto Sulistyo 0815218
PENDAHULUAN
Rinosinusitis penyakit infeksi yang sering
terjadi pada anak.
Rata-rata anak mengalami 6-8 episode
ISPA/tahun
Diperkirakan 5-10% ISPA akan menimbulkan
rinosinusitis.
Pembentukan Sinus Paranasal
Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari
invaginasi mukosa rongga hidung, berupa
tonjolan atau resesus epitel mukosa hidung
setelah janin berusia 2 bulan, resesus inilah yang
nantinya akan berkembang menjadi ostium
sinus.
Perkembangan sinus paranasal dimulai pada
fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan
sinus frontal.
Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat
anak lahir.
Saat itu sinus maksila sudah terbentuk dengan
sangat baik dengan dasar agak lebih rendah
daripada batas atas meatus inferior.
Setelah usia 7 tahun perkembangannya ke
bentuk dan ukuran dewasa berlangsung dengan
cepat.
Sinus frontal berkembang dari sinus etmoid
anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8
tahun.
Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 8
10 tahun dan berasal dari bagian postero-
superior rongga hidung.
Sinus-sinus ini pada umumnya mencapai besar
maksimal pada usia antara 15-18 tahun.
Sinus Maksila
Sinus maksila atau Anthrum Highmore,
merupakan sinus paranasal yang terbesar.
Sinus pertama yang terbentuk, diperkirakan
pembentukan sinus tersebut terjadi pada hari ke
70 masa kehamilan.
Saat lahir volume 6-8 ml, yang kemudian
berkembang dengan cepat
Saat dewasa mencapai ukuran maksimal (15
ml)
Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari
anatomi sinus maksila adalah:
Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan
akar gigi rahang atas, yaitu premolar (P2), molar
(M1 dan M2)
Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi
orbita.
Ostium sinus maksila lebih tinggi letaknya dari
dasar sinus
Sinus Frontal
Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai
terbentuk sejak bulan ke empat fetus, berasal
dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel
infundibulum etmoid.
Sesudah lahir, sinus frontal mulai berkembang
pada usia 8-10 tahun dan akan mencapai ukuran
maksimal sebelum usia 20 tahun.
Bentuk dan ukuran sangat bervariasi
(berbeda bentuk, ukuran dan terkadang
rudimenter).
Bentuk sinus frontal kanan dan kiri biasanya
tidak simetris, satu lebih besar dari pada lainnya
dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis
tengah.
Sinus Etmoid
Sel-sel etmoid, mula-mula terbentuk pada janin
berusia 4 bulan (meatus superior dan suprema
sel-sel etmoid anterior dan posterior).
Sinus etmoid berkembang sesuai dengan
bertambahnya usia sampai mencapai masa
pubertas.
Pada orang dewasa bentuk sinus etmoid seperti
piramida dengan dasarnya di bagian posterior.
Sinus Sfenoid
Sinus sfenoid terbentuk pada janin berumur 3 bulan
Perkembangannya berjalan lambat, sampai pada
waktu lahir
Sebelum anak berusia 3 tahun sinus sfenoid masih
kecil, namun telah berkembang sempurna pada usia
12 sampai 15 tahun.
Sepasang sinus dipisahkan satu sama lain oleh
septum tulang yang tipis, yang letaknya jarang tepat
di tengah, sehingga salah satu sinus akan lebih besar
daripada sisi lainnya.
DEFINISI
EPOS 2007:
Rinosinusitis (termasuk polip hidung) :
Inflamasi hidung dan sinus paranasal yang
ditandai dengan adanya 2 atau lebih gejala,
salah satunya termasuk hidung
tersumbat/obstruksi/kongesti atau pilek (sekret
hidung anterior/posterior) :
nyeri wajah/ rasa tertekan di wajah
penurunan/ hilangnya penghidu
Dan salah satu dari
Temuan Nasoendoskopi :
- polip dan/atau
- sekret mukopurulen dari meatus media dan/atau
- edema/obstruksi mukosa di meatus media
Dan/atau
Gambaran tomografi komputer :
- perubahan mukosa di KOM dan/atau sinus
AAO-HNS:
19

Etiologi
Rinosinusitis Akut
Rinosinusitis Akut Viral/Bakterial

Kuman :
Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis (>anak)
EPOS 2007

ER-REF
20

MIKROBIOLOGI
Organisme Insidens
AKUT (%) Organisme
KRONIK Insidens
(%)
Streptococcus 41 Streptococcus viridans 26
pneumoniae
Haemophilus 35 Streptococcus 18
influenzae pneumoniae

Anaerob 7 Haemophilus 16
parainfluenzae
Streptococcus sp. 7
Haemophilus influenzae 10
Moraxella catarrhalis 4
Anaerob 10
Staphylococcus 3
Aerob 19
aureus
Staphylococcus aureus 2
Lain-lain 4
ER-REF
From: Marks SC,et al. Nasal and Sinus Surgery, WB. Saunders Company, p 67,2000
21

Faktor-faktor yang berhubungan dengan


Rinosinusitis Akut
Patogen : superinfeksi bakteri pada mukosa yang
rusak oleh infeksi virus
Kerusakan silia
Alergi
Helicobacter pylori dan Refluks Laringofaringeal
(LPR)
Pemakaian ETT, NGT

ER-REF
22

Faktor-faktor yang berhubungan dengan


Rinosinusitis Kronik
Kerusakan silia
Alergi
Asma
Keadaan daya tahan tubuh menurun
(immunocompromised)
Genetik
Kehamilan dan hormonal
Faktor lingkungan (asap rokok, sosioekonomi rendah)
Iatrogenik
Helicobacter pylori dan Refluks Laringofaringeal (LPR)

ER-REF
23

KLASIFIKASI
RINOSINUSITIS

AKUT KRONIS

Dengan Polip Tanpa Polip


Nasi Nasi

EPOS 2007 ER-REF


24

Lamanya Penyakit

< 12 minggu
AKUT resolusi komplit gejala

> 12 mgg gejala


KRONIK Tanpa resolusi komplit gejala
Termasuk kronik dengan
eksaserbasi

EPOS 2007 ER-REF


EPOS: Disease Symptom Score
Define disease severity:
Score > 5 shown
Mild: VAS 0-3 To adversely
Moderate: VAS 4-7 Affect QOL
Severe: VAS 8-10
Alergi Defisiensi sistem imun
Bakteri Faktor anatomi:
Virus konka bulosa
Jamur deviasi septum
post operasi sinekia
hipertrofi konka

Patogenesis
Inflamasi mukosa sinus

Mukosa konka Mediator inflamasi Infeksi oportunistik (gram


hiperemis (-), anaerob)

Hidung tersumbat edema mukosa


Sekret mukopurulen dan
bau keluar ke meatus nasi
medius
Penyempitan KOM
Ventilasi buruk
Fungsi mucocilliary terganggu Pipi kanan gelap saat
transiluminasi
Perselubungan opak
Air fluid level
Fungsi drainase

Substansi bakteri

Sitokin/kemokin
Mediator kimia
Kompleks imun
Protease
Nitrit oksida
Diagnosis
Gejala
Gejala mayor Tanda Gejala minor

Akut - Nyeri / tekanan - Sinus yang terasa - Demam


pada wajah keras - Sakit kepala
- Obstruksi hidung - Kongesti hidung - Nyeri tenggorokan
- Sekret purulen - Sekret purulen - Anosmia/hiposmia
- Rasa penuh di
telinga
Kronis - Sekret purulen - Sekret purulen - Sakit kepala
- Obstruksi hidung - Kongesti hidung - Nyeri wajah
- Anosmia/hiposmia - Polip hidung - Halitosis
- Batuk
- Nyeri telinga

Diagnosis : 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor


Rasa nyeri atau tertekan di wajah tidak menjadi sugesti riwayat rinosinusitis tanpa adanya gejala
mayor lain
Polip
Adanya polip harus dilihat klasifikasinya untuk
membantu menentukan terapi. Klasifikasi polip
menurut Mackay :
0 : tidak ada polip
1 : polip di meatus media
2 : polip menutupi meatus media namun belum
menutupi seluruh hidung
3 : polip menutupi seluruh hidung
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Mikrobiologi
Indikasi pemeriksaan mikrobiologi adalah :
Sakit yang berat
Sakit yang akut dan tidak membaik dengan terapi
medikamentosa selama 48-72 jam
Pasien dengan penurunan daya tahan tubuh
(immunocompromised)
Adanya komplikasi supuratif pada intraorbital
maupun intrakranial. Jumlah bakteri yang tumbuh
dapat membantu membedakan infeksi dengan
kontaminasi. Isolasi bakteri dikatakan positif bila
suatu bakteri berjumlah 10000 koloni/ml
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini bukanlah pemeriksaan utama untuk
menegakan diagnosis rinosinusitis.
Penebalan jaringan lunak dan bagian tulang dari
palatum pada anak usia dibawah 10 tahun mengurangi
keefektifan pemeriksaan transiluminasi dan USG.
Foto polos tidak sensitif untuk diagnosis, maupun
untuk membantu tindakan operasi.
Gambaran foto polos normal pada
anak
Gambaran foto polos pada anak
dengan rinosinusitis di kanan
CT scan merupakan metode pilihan untuk membantu
menegakkan diagnosis mampu memvisualisasikan
dengan baik kompleks osteomeatal tanpa dipengaruhi
ketebalan jaringan lunak dan tulang.
Indikasi dilakukan CT scan sama dengan indikasi
pemeriksaan mikrobiologi, serta bila akan dilakukan
tindakan operatif pada anak tersebut.
Gambaran CT-scan sinus normal pada
anak
Gambaran CT scan pada anak dengan
rinosinusitis
Alergi
Anak dengan rinosinusitis kronik yang memiliki
riwayat atopi (asma, eksim) atau tanda-tanda
atopi, sebaiknnya dilakukan tes alergi.
Defisiensi imun
Rinosinusitis kronik dan rekuren merupakan suatu
gejala klinik yang paling umum dari semua gejala
imunodefisiensi.
Berisiko menjadi sulit untuk diterapi, dengan
banyaknya mikroorganisme yang resisten atau
tidak biasa, serta adanya jamur.
Fibrosis kistik
Pasien dengan fibrosis kistik dan rinosinusitis
didapatkan adanya opasifikasi pada sinus maksila,
etmoid bagian anterior, maupun frontal pada
semua hasil pemeriksaan CT scan.

Diskinesia Siliar Primer


Merupakan kelainan resesif autosomal dimana
terjadi disfungsi silia pada 1 dari 15000 populasi.
Hal ini harus diperhatikan bila terdapat masalah
pernapasan atau pada telinga hidung tenggorok
tanpa penyebab yang jelas.
Diagnosis Banding
Rinitis medikamentosa
Rinitis vasomotor
Rinitis alergi
Rinitis struktural
Benda asing
Keganasan
Penatalaksanaan
Terapi medis
Terapi medis
Rinosinusitis akut (tidak ada resistensi
antibiotik Beta Laktam )
Amoksisilin(45-90 mg / kg / hari), amoxicillin /
clavulanate, cefpodoxime, atau cefuroxime
10 sampai 14 hari

Alergi penisilin dapat diberikan azitromisin,


klaritromisin, eritromisin, atau TMP / SMX namun
efektivitasnya terbatas (tingkat kegagalan 25%)
Amoksisilin
anak >8 kg : 125-250mg /8jam (drops)
6< anak <8 kg : 1-1.5 ml/ 8 jam
anak <6 kg : 0.5 1 ml / 8jam
Rinosinusitis akut (tidak ada resisten antibiotik
Beta Laktam ) (dengan resisten antibiotik Beta
Laktam ) /rinosinusitis akut berat (tanpa resisten
antibiotik Beta Laktam)
Amoksisilin/klavulanat, amoksisilin dosis tinggi (80-
90 mg / kg / hari), cefpodoxime, atau cefuroxime
Rinosinusitis akut berat( dengan resistensi antibiotik
Beta Laktam)
Amoksisilin/klavulanat atau terapi kombinasi
(amoksisilin atau klindamisin (anak > 1 bulan: 8-
16mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4) ditambah
sefpodoksim atau cefixime)
Komplikasi atau gejala yang berat
Sefotaxim IV (dosis anak: <12 tahun 50-100
mg / kg / hari dibagi dalam 2-4 dosis) atau
seftriakson (dosis anak : 20mg/kg/hari)
ditambah klindamisin (8-16 mg / kg / hari
dibagi dalam 3 -4 dosis )
Rinosinusitis Kronik
agen beta laktam stabil (amoksisilin /
klavulanat atau terapi kombinasi) selama 3-6
minggu
Salin isotonik
Tetes
Semprot
Irigasi
Dekongestan topikal

Nasal Phenylephrine
2-6 tahun
1-3 tetes intranasal tiap 2-4 jam dari 0,125% prn,
tidak melebihi 3 hari

6-12 tahun
2-3 tetes intranasal tiap 4 jam 0,25% prn, tidak
melebihi 3 hari

> 12 tahun
Gunakan 1-2 semprot atau 1-2 tetes intranasal tiap 4
jam dari 0,25-0,1% prn, tidak melebihi 3 hari
Pseudoefedrin
Usia 2-6 tahun: 5-30 mg PO tiap 4-6 jam prn
Usia 6-12 tahun: 30 mg PO tiap 4-6 jam atau 4
mg / kg / hari dibagi tiap 6 jam, tidak melebihi
120 mg / hari

Berusia> 12 tahun: 60 mg PO tiap 6 jam prn


(kerja cepat), alternatif: 120 mg PO tiap 12 jam
(kerja panjang) atau 240 mg PO tiap 24 jam
(kerja pajang)
Nasal Steroid
Beklometason, intranasal
6-11 tahun:
1 semprotan / lubang hidung 2x1 per hari (168
mcg / hari); bisa meningkat sampai 2 semprotan
/ lubang hidung (336 mcg / hari)

12 tahun atau lebih:


Seperti pada orang dewasa, 1-2 semprotan /
lubang hidung 2x1 per hari (dosis total: 168-336
mcg / hari)
Mukolitik
Guayafenesin

6-12 tahun: 100-200 mg PO tiap 4 jam, tidak


melebihi 1,2 g / hari

2-6 tahun: 50-100 mg PO tiap 4 jam, tidak


melebihi 600 mg / hari

6 bulan-2 tahun: 25-50 mg tiap 4 jam, tidak


melebihi 300 mg / hari
Antihistamin
Anak-anak usia 6 tahun dan lebih tua 5- 10 mg
sekali sehari

Anak-anak 4 - 6 tahun 2,5 mg sekali sehari,


sampai maksimum 5 mg sekali sehari atau 2,5
mg dua kali sehari
(Sirup dan tablet)
Terapi bedah
Adenoidektomi
Bila ada gejala kongesti hidung
Septoplasti
Dilakukan bila ada deviasi septum
Aspirasi antral dan pencuciannya
Hanya untuk sinus maksila
Maxillary Sinus Puncture
(Anthral Washout)

Konsep:
Sinus maksila diirigasi dengan
saline solution menggunakan
kanula yang dimasukkan lewat
meatus inferior. Cairannya akan
bersirkulasi di dalam kavitas
sinus dan keluar bersama sekret
yang terakumulasi, melewati
ostium di meatus media.
Indikasi Anthral Washout:
Diagnostik
Proof puncture
Penelitian kultur dan sensitivitas
Studi sitologi
Terapeutik
Sinusitis maksila kronik
Sinusitis maksila dentogen (dewasa)
Terapi bedah
Caldwell-Luc
FESS
Terapi bedah
FESS
hasil yang sangat baik: 71% normal pada satu
tahun, data metaanalisis 89% sukses dengan
komplikasi 0,6% biasanya antrostomi
maksila/etmoidektomi anterior
Terapi bedah
FESS (absolut)
sumbatan hidung total
polip antrochoanal
komplikasi intrakranial atau orbital
mukokel atau mukopyokokel
luka trauma di kanal optikus
sinusitis jamur
beberapa meningoencephalokel / neoplasma
FESS (yang memungkinkan)
rinosinusitis kronik persisten yang gagal
perawatan medis optimal dan setelah eksklusi
penyakit sistemik
eksaserbasi asma terkait dengan rinosinusitis
Kapan harus rujuk
Tidak ada perbaikan klinis dengan penggunaan
antibiotik yang sudah tepat
Recurrent episode
Gejala persisten setelah terapi dengan 2 jenis
antibiotika
Komorbid dengan imunodefisiensi
Infeksi nosokomial
Komplikasi
LOKAL

ORBITA

KOMPLIKASI

INTRAKRANIAL

SISTEMIK
KOMPLIKASI LOKAL
Kista retensi mukus
Mukokel
Osteomielitis
KOMPLIKASI ORBITAL
Selulitis periorbita
Selulitis orbita
Abses subperiosteal
Abses periorbita
Trombosis sinus kavernosus
Komplikasi orbital (Klasifikasi
Chandler)
Kelas Komplikasi Gejala Klinis
I Edema Inflamasi Edema kelopak mata & eritema
Pergerakan ekstraokular masih normal
Aktivitas visual masih normal
II Selulitis Orbita Edema difus atau konten orbita tanpa
pembentukan abses.
III Subperiosteal Kumpulan eksudat purulen di belakang
Abses periosteum dari lamina papirasea
Perubaha posisi bola mata ke arah bawah atau ke
lateral
IV Abses Orbita Kumpulan sekret purulen di dalam orbita
Proptosis, kemosis, oftalmoplegi, penurunan
visus
V Trombosis sinus Kelainan ditemukan di kedua mata
kavernosus Prosterasi dan pembesaran
INTRAKRANIAL
Abses
Subdural
Epidural
Parenkimal
Meningitis
Dural venous sinus thrombosis
Defisit neurologis fokal
Kejang
SISTEMIK
Sepsis
Kegagalan Multiorgan
Kebiasaan mencuci tangan
Hindari dari flu (jaga daya tahan tubuh)
Vaksin influenza tahunan akan mencegah
beberapa kasus dari sinusitis.
Imunisasi atau kemoprofilaksis melawan
influenza dengan oseltamivir atau zanamivir
Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Rinosinusitis didefinisikan sebagai peradangan
pada mukosa sinus dan hidung, bisa karena
bakteri, atau virus.
Banyak ditemukan pada anak-anak, dan
berhubungan dengan rinitis alergi.
Diagnosis pasti rinosinusitis adalah CT scan,
bisa juga untuk melihat komplikasi.
Penatalaksanaan adalah untuk eradikasi
penyakit, cegah komplikasi. Bisa dengan
medikamentosa, dan tindakan operatif.

Anda mungkin juga menyukai