Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus

Bronkoektasis
Yudhi Aulia Zulfatan
1707101030025

Pembimbing:
Dr. Novita Andayani Sp.P (K)

BAGIAN/ SMF PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2017
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
dilatasi (ektasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis
dan berjalan kronik, persisten, atau irreversibel. Bronkus yang
terkena umumnya adalah bronkus kecil, sedangkan bronkus besar
umumnya jarang.

Bronkiektasis pada umumnya terjadi oleh karena obstruksi dan


inflamasi pada saluran napas. Obstruksi dan inflamasi bisa
disebabkan oleh infeksi akut tuberkulosis, adenovirus, measles,
Mycobacterium avium, atau Aspergillus fumigatus.

S: Batuk Berdarah, Nyeri dada, demam


O: penurunan fremitus, Anemis, vesikuler menurun
2/3 kasus bronkoektasis
terjadi pada wanita

Amerika Serikat sebanyak Indonesia: Bronkoektasis


110.000 orang menderita banyak disebabkan infeksi
Bronkoektasis. tuberkulosis

Kasus bronkoektasis
karna TB lebih banyak
diderita oleh laki-laki
PENDAHULUAN

Diagnosis: anamnesis, pemeriksaan fisik, foto dada


PA dan lateral, Bronkografi,

Tatalaksana: Konservatif dan Farmakoterapi


LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama Tn. Z
Tanggal Lahir 10-10- 1959
Umur 58 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
No. CM 1-17-82-82
Agama Islam
Alamat Batu Hitam , Tapak tuan
Suku Aceh
Tanggal Masuk 14/07/2018
Tanggal Pemeriksaan 14/07/2018
ANAMNESIS
1
Keluhan
Utama Batuk berdarah

2 Keluhan
Tambahan Nyeri dada
ANAMNESIS

RPS
Pasien datang dengan keluhan batuk darah sejak 3 bulan yang lalu,
3 darah bercampur dahak 5 sampai 50cc, nyeri dada seperti ditusuk
tusuk dan tidak menjalar, demam(-) penurunan berat badan (+) namun
tidak signifikan, Pasien menderita TB Paru 10 tahun yang lalu dan telah
melakukan pengobatan tuntas
ANAMNESIS
4 Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
RPD Pasien tidak menderita DM dan Hipertensi

RPK Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama


5

6
RPO Penggunaan obat TB lini 1 berobat tuntas

7 RKS Pasien seorang pedagang di tapaktuan


VITAL SIGN

Compos 120/80 93 kali 24 kali /


Afebris
Mentis mmHg /menit menit
PEMERIKSAAN FISIK

 Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-),


 Kepala : rambut hitam, distribusi merata, sukar dicabut
 Wajah : simetris, edema (-), deformitas (-)
 Mata : anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-),
refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak
langsung (+/+), pupil isokor
 Telinga : kesan normotia
 Hidung : sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-),
napas cuping hidung (-)
 Mulut : sianosis (-), tremor (-), hiperemis (-),
tonsil hiperemis (-/-), T1 – T1.
 Leher : retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB axila(-)
retroauricular (-) suprasternal (-), kaku kuduk (-).
Pemeriksaan Fisik
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Paru
Inspeksi
Statis : Simetris
Dinamis : Simetris saat statis dinamis, pernapasan
toracoabdominal, retraksi interkostal (-/-), jejas (-)
Palpasi
THORAX ANTERIOR

Atas
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Sonor Sonor
Atas
Tengah Sonor Sonor
Bawah Redup Sonor
Auskultasi
vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
Atas
wheezing (-) wheezing (-)
Tengah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Bawah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Paru
Inspeksi
Statis : Simetris
Dinamis : Simetris saat statis dinamis, pernapasan
toracoabdominal, retraksi interkostal (-/-), jejas (-)
THORAX POSTERIOR

Palpasi
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Atas
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Sonor Sonor
Atas
Tengah Sonor Sonor
Bawah Redup Sonor
Auskultasi
vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
Atas
wheezing (-) wheezing (-)
Tengah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Bawah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
BJ I > BJ II, regular (+) bising (-)
batas jantung kanan dan kiri normal

ABDOMEN
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, organomegali (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal

EKSTREMITAS
-Superior : sianosis (-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral dingin (-/-)
-Inferior : sianosis (-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral dingin (-/-)
Jenis pemeriksaan 21-09-2017 Nilai rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 11,8 14,0-17,0 g/dL

Hematokrit 35 45-55 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Eritrosit 4,4 4,7-6,1 106/mm3

Trombosit 385 150-450 103/mm3

Leukosit 16,6 4,5-10,5 103/mm3

MCV 79 80-100 Fl

MCH 27 27-31 Pg

MCHC 34 32-36 %

RDW 12,8 11,5-14,5 %

MPV 9,7 7,2-11,1 Fl

PDW 10,2 Fl

Eosinofil 1 0-6 %

Basofil 0 0-2 %

Neutrofil batang 0 2-6 %

Neutrofil segmen 83 50-70 %

Limfosit 10 20-40 %

Monosit 6 2-8 %

PT 9,8 1-7 Menit

APTT 29,1 5-15 Menit

KIMIA KLINIK

Gula darah sewaktu 99 <200 mg/Dl

Ureum 37 13-43 mg/dL

Kreatinin 1,19 0,67-1,17 mg/dL

Natrium 147 132-146 mmol/L

Kalium 3,5 3,7-5,4 mmol/L

Klorida 109 98-106 mmol/L


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto thoraks (14/7/2018)


Kesimpulan: TB Paru Lama
DIAGNOSA

Syndrom Obstruksi ec dd 1. PPOK


2. Bronkoekstasis Terinfeksi
TERAPI
Medikamentosa:
Diet MBTKTP
IVDF RL 10 gtth.i
Inj Kalnex 500mg/8j
Inj Ceftriaxone
Inj Vit C 1 amp/8j
N Pulmicort 1resp /12j
N Ventolin 1 resp / 8j
Curcuma 3x1
TINJAUAN PUSTAKA
Bronkiektasis
Definisi
Bronkientasis adalah pelebaran atau dilatasi
bronkus local dan permanen sebagai akibat
kerusakan struktur dinding. Artinya dilatasi
abnormal proksimal dari bronkus ukuran
medium (diameter > 2mm) disebabkan oleh
destruksi otot dan komponen elastis dinding
bronkus. Atau pelebaran bronkus yang disertai
kerusakan dinding bronkus yang bersifat
kronik dan menetap
Etiologi

Aqcuired Kongenital
PATOFISIOLOGI

Dilatasi bronchial pada bronkiektasis diakibatkan adanya


destruksi dan inflamasi pada dinding bronkus ukuran sedang,
biasanya pada bagian bronkus segmental atau subsegmental.
Proses inflamasi pada saluran napas, terutama dimediasi oleh
neutrofil, sehingga menyebabkan meningkatnya kerja enzim
elastase dan metalloproteinase matriks
Pada dinding saluran napas yang berdilatasi berangsung-
angsur mengandung tumpukan mukus yang tebal, bahan
purulent, sedangkan pada saluran napas yang lebih perifer
mengalami oklusi/hambatan akibat adanya sekresi yang
berlebihan dan digantikan oleh jaringan ikat
KLASIFIKASI BRONKIEKTASIS
Bronkiektasis Ringan
• Batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam , Foto normal

Bronkiektasis Sedang
• Batuk-batuk produktif terjadi tiap saat, sputum timbul setiap saat (umumnya warna hijau
dan jarang mukoid, serta bau mulut busuk), sering-sering ada hemoptisis.

Bronkiektasis Berat
• Batuk-batuk produktif dengan sputum banyak berwarna kotor dan berbau. Sering
ditemukan adanya pneumonia dengan hemoptisis dan nyeri pleura
• . Sering ditemukan jari tabuh. Bila ada obstruksi saluran nafas akan dapat ditemukan
adanya dispnea
• Pada gambaran foto dada ditemukan kelainan: (1) penambahan bronchovascular
marking, (2) multiple cysts containing fluid levels (honey comb appearance)
Klasifikasi berdasarkan kelainan anatomi

Tubular atau cylindrical bronkiektasis


• Merupakan bentuk bronkiektasis yang paling ringan, sering ditemukan pada bronkiektasis yang
disertai dengan bronkitis kronis.

Saccular/ cystic bronkiektasis


• Merupakan bentuk bronkiektasis yang klasik, ditandai dengan dilatasi dan penyempitan
bronkus yang bersifat irregular.

Varicose bronkiektasis
• Merupakan bentuk bronkiektasis yang iregular terdapat area dengan konstriksi dan dengan
dilatasi
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Fisik Penunjang

KU
KT Inspeksi
RPS
Palpasi Foto toraks
RPD
RPO Perkusi Bronkografi
RPK Auskultasi
RKS
Penatalaksanaan Bronkiektasis
• Konservatif • Medikamentosa
• A. Menciptakan lingkungan yang baik
dan tepat bagi pasien. Antibiotik : Claritromimicyn ,
• B. Memperbaiki drainase postural. Azitromycin, Trimethoprim-
• C. Mencairkan sputum yang kenta sulfamethoxazole,
• D. Mengatur posisi tempat tidur pasi doxiciklin,levofloksasin, Tobramycin,
en. Gentamisin , Amikacin
• E. Mengontrol infeksi saluran nafas.
• Inhalasi B-Agonist : Salmeterol,Albuterol

Inhalasi Kortikosteroid : Fluticason,


Beclometason

Expektoran : Guaifenesin
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS

Terjadi akibat nekrosis atau


destruksi mukosa bronkus mengenai
pembuluh darah dan timbul
perdarahan. Perdarahan yang
terjadi bervariasi mulai yang paling
Batuk Berdarah ringan sampai perdarahan yang
cukup banyak apabila nekrosis yang
mengenai mukosa amat hebat atau
terjadi nekrosis yang mengenai
cabang arteri bronkialis (darah
berasal dari peredaran darah
sistemik)

KASUS TEORI
ANALISA KASUS
Komponen struktur dinding saluran
napas normal yang terdiri atas
kartilago, otot, dan jaringan elastik,
mengalami kerusakan dan digantikan
oleh jaringan ikat/fibrosa. Pada
dinding saluran napas yang berdilatasi
Sesak berangsung-angsur mengandung
tumpukan mukus yang tebal, bahan
purulent, sedangkan pada saluran
napas yang lebih perifer mengalami
oklusi/hambatan akibat adanya
sekresi yang berlebihan dan
digantikan oleh jaringan ikat

KASUS TEORI
ANALISA KASUS
Kasus

Terapi medikamentosa:
Diet MBTKTP
Pemberian ventolin dan pulmicort
IVDF RL 10 gtth.i
untuk bronkodilatasi bronkus yang
Inj Kalnex 500mg/8j mengalami penyempitan, serta
Inj Ceftriaxone pemberian asam traneksmat dan vit c
Inj Vit C 1 amp/8j untuk mencegah perdarahan
N Pulmicort 1resp /12j
N Ventolin 1 resp / 8j
Curcuma 3x1

Teori
ANALISA KASUS
Kasus

Diagnosis pasti bronkiektasis dapat


ditegakkan apabila telah ditemukan
adanya dilatasi dan nekrosis dinding
bronkus dengan prosedur pemeriksaan
bronkografi dan melihat bronkogram
Planning: yang didapatkan. Bronkografi tidak
1. Rontgen PA selalu dapat dikerjakan pada tiap
2. Bronkoskopi pasien bronkiektasis, karena terikat
3. Gen Xpert oleh adanya indikasi, kontra indikasi,
4. Pemeriksaan Sputum sarat-sarat kapan melakukannya dan
sebagainya
Pemeriksaan apakah adanya TB pada
pasien diperlukan untuk menentukan
penyebab terjadinya bronkoektasis

Teori
KESIMPULAN
• Bronkientasis adalah pelebaran atau dilatasi bronkus local dan per
manen sebagai akibat kerusakan struktur dinding.
• Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi mel
alui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan ya
ng mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak,
yang mengganggu sistem pertahanannya.
• Bronkiektasis dapat ditegakkan apabila telah ditemukan adanya dil
atasi dan nekrosis dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan b
ronkografi dan melihat bronkogram yang didapatkan.
• Penegakan diagnosis bronkiektasis dapat ditempuh melewati prose
s diagnosis yang lazim dikerjakan di bidang kedokteran,meliputi: (1)
anamnesis, (2) Pemeriksaan fisis, (3) Pemeriksaan penunjang, terut
ama pemeriksaan radiologic. Diagnosis dapat ditegakkan berdasark
an anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik yang baik. Foto dad
a AP/PA dan dapat menentukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai