Bronkoektasis
Yudhi Aulia Zulfatan
1707101030025
Pembimbing:
Dr. Novita Andayani Sp.P (K)
Kasus bronkoektasis
karna TB lebih banyak
diderita oleh laki-laki
PENDAHULUAN
2 Keluhan
Tambahan Nyeri dada
ANAMNESIS
RPS
Pasien datang dengan keluhan batuk darah sejak 3 bulan yang lalu,
3 darah bercampur dahak 5 sampai 50cc, nyeri dada seperti ditusuk
tusuk dan tidak menjalar, demam(-) penurunan berat badan (+) namun
tidak signifikan, Pasien menderita TB Paru 10 tahun yang lalu dan telah
melakukan pengobatan tuntas
ANAMNESIS
4 Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
RPD Pasien tidak menderita DM dan Hipertensi
6
RPO Penggunaan obat TB lini 1 berobat tuntas
Atas
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Sonor Sonor
Atas
Tengah Sonor Sonor
Bawah Redup Sonor
Auskultasi
vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
Atas
wheezing (-) wheezing (-)
Tengah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Bawah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Paru
Inspeksi
Statis : Simetris
Dinamis : Simetris saat statis dinamis, pernapasan
toracoabdominal, retraksi interkostal (-/-), jejas (-)
THORAX POSTERIOR
Palpasi
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Atas
Tengah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Bawah
Fremitus taktil: normal Fremitus taktil: normal
Perkusi
Sonor Sonor
Atas
Tengah Sonor Sonor
Bawah Redup Sonor
Auskultasi
vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
Atas
wheezing (-) wheezing (-)
Tengah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
Bawah vesikuler (+), rhonki (-), vesikuler (+), rhonki (-),
wheezing (-) wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
BJ I > BJ II, regular (+) bising (-)
batas jantung kanan dan kiri normal
ABDOMEN
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, organomegali (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
EKSTREMITAS
-Superior : sianosis (-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral dingin (-/-)
-Inferior : sianosis (-/-), edema(-/-), pucat(-/-), akral dingin (-/-)
Jenis pemeriksaan 21-09-2017 Nilai rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hematokrit 35 45-55 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
MCV 79 80-100 Fl
MCH 27 27-31 Pg
MCHC 34 32-36 %
PDW 10,2 Fl
Eosinofil 1 0-6 %
Basofil 0 0-2 %
Limfosit 10 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
KIMIA KLINIK
Aqcuired Kongenital
PATOFISIOLOGI
Bronkiektasis Sedang
• Batuk-batuk produktif terjadi tiap saat, sputum timbul setiap saat (umumnya warna hijau
dan jarang mukoid, serta bau mulut busuk), sering-sering ada hemoptisis.
Bronkiektasis Berat
• Batuk-batuk produktif dengan sputum banyak berwarna kotor dan berbau. Sering
ditemukan adanya pneumonia dengan hemoptisis dan nyeri pleura
• . Sering ditemukan jari tabuh. Bila ada obstruksi saluran nafas akan dapat ditemukan
adanya dispnea
• Pada gambaran foto dada ditemukan kelainan: (1) penambahan bronchovascular
marking, (2) multiple cysts containing fluid levels (honey comb appearance)
Klasifikasi berdasarkan kelainan anatomi
Varicose bronkiektasis
• Merupakan bentuk bronkiektasis yang iregular terdapat area dengan konstriksi dan dengan
dilatasi
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Fisik Penunjang
KU
KT Inspeksi
RPS
Palpasi Foto toraks
RPD
RPO Perkusi Bronkografi
RPK Auskultasi
RKS
Penatalaksanaan Bronkiektasis
• Konservatif • Medikamentosa
• A. Menciptakan lingkungan yang baik
dan tepat bagi pasien. Antibiotik : Claritromimicyn ,
• B. Memperbaiki drainase postural. Azitromycin, Trimethoprim-
• C. Mencairkan sputum yang kenta sulfamethoxazole,
• D. Mengatur posisi tempat tidur pasi doxiciklin,levofloksasin, Tobramycin,
en. Gentamisin , Amikacin
• E. Mengontrol infeksi saluran nafas.
• Inhalasi B-Agonist : Salmeterol,Albuterol
Expektoran : Guaifenesin
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
KASUS TEORI
ANALISA KASUS
Komponen struktur dinding saluran
napas normal yang terdiri atas
kartilago, otot, dan jaringan elastik,
mengalami kerusakan dan digantikan
oleh jaringan ikat/fibrosa. Pada
dinding saluran napas yang berdilatasi
Sesak berangsung-angsur mengandung
tumpukan mukus yang tebal, bahan
purulent, sedangkan pada saluran
napas yang lebih perifer mengalami
oklusi/hambatan akibat adanya
sekresi yang berlebihan dan
digantikan oleh jaringan ikat
KASUS TEORI
ANALISA KASUS
Kasus
Terapi medikamentosa:
Diet MBTKTP
Pemberian ventolin dan pulmicort
IVDF RL 10 gtth.i
untuk bronkodilatasi bronkus yang
Inj Kalnex 500mg/8j mengalami penyempitan, serta
Inj Ceftriaxone pemberian asam traneksmat dan vit c
Inj Vit C 1 amp/8j untuk mencegah perdarahan
N Pulmicort 1resp /12j
N Ventolin 1 resp / 8j
Curcuma 3x1
Teori
ANALISA KASUS
Kasus
Teori
KESIMPULAN
• Bronkientasis adalah pelebaran atau dilatasi bronkus local dan per
manen sebagai akibat kerusakan struktur dinding.
• Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi mel
alui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan ya
ng mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak,
yang mengganggu sistem pertahanannya.
• Bronkiektasis dapat ditegakkan apabila telah ditemukan adanya dil
atasi dan nekrosis dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan b
ronkografi dan melihat bronkogram yang didapatkan.
• Penegakan diagnosis bronkiektasis dapat ditempuh melewati prose
s diagnosis yang lazim dikerjakan di bidang kedokteran,meliputi: (1)
anamnesis, (2) Pemeriksaan fisis, (3) Pemeriksaan penunjang, terut
ama pemeriksaan radiologic. Diagnosis dapat ditegakkan berdasark
an anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik yang baik. Foto dad
a AP/PA dan dapat menentukan
TERIMA KASIH