Anda di halaman 1dari 53

BST

Demam Tifoid
Nurul Hanifah Ditha Marissya Daud Emma W. Asmara

19 October 2017 Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 1


19 October 2017 Pendidikan Rotasi Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak 2
Identitas Pasien

Nama : An. AWP


No RM : 1018576
Tanggal lahir : 17 februari 2001
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 16 tahun
Tempat tinggal : Krapyak
Tanggal masuk RS : 11 September 2017
Tanggal pemeriksaaan: 12 September 2017
Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama Bp. S Ny. E

Usia 46 tahun 48 tahun

Pekerjaan Buruh tani Ibu RT

Pendidikan Terakhir SMP SMP


Anamnesis
Keluhan Utama

Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
7 HSMRS

5 September 2017

Selasa malam (demam H1):


OS mulai panas, muncul perlahan dan tidak terlalu tinggi,
berangsur-angsur meningkat setiap harinya. Oleh ibunya, anak
diberi obat daspirin dan PCT, panas turun rabu pagi anak bisa
berangkat sekolah rabu sore demam lagi disertai keluhan
muntah. Demam dirasa naik turun
Riwayat Penyakit Sekarang
5 HSMRS

Hari kamis (demam H2):


OS periksa ke RS PKU dan mendapat terapi daspirin, cefadroxil dan PCT
Riwayat Penyakit Sekarang
2HSMRS

Sabtu malam (demam H4):


OS merasa demam paling tinggi terjadi hari itu. Keluhan masih
disertai mual muntah, badan terasa pegal-pegal
Riwayat Penyakit Sekarang

1HSMRS

Senin pagi/siang (demam H5):


OS kembali periksa ke RS PKU, suhu saat itu 390C. Di PKU dirujuk ke
RSST
Riwayat Penyakit Sekarang

HMRS

Senin (Demam H5)


Keluhan demam menetap, suhu tidak diukur oleh orang tua.
Batuk (-), pilek (-), muntah (-), ruam (-), nafsu makan
menurun (+). Karena keluhan tidak membaik OS dibawa ke
PKU lagi (suhu saat itu 390C) dirujuk ke RSST.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat mondok DB 1 tahun lalu (wabah desa)
Riwayat pengobatan TB selama 9 bulan (saat masih balita, OS lupa tepatnya
kapan)

SIMPULAN: tidak ada riwayat penyakit yang berkaitan dengan penyakit


sekarang
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat batuk lama pada orang tua (-)

SIMPULAN: tidak ditemukan faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit


pasien
Keadaan Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Pasien tinggal dengan kedua orang tua


Pasien saat ini duduk di kelas XI SMA
Sehari-hari makan membawa bekal + jajan di sekolah
Riwayat keluhan serupa di antara teman-teman di sekolah (-)
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis Sistem
Termoregulator : demam (+)
Sistem serebrospinal : kejang(-)
Sistem kardiovaskular : sianosis(-), mimisan (-)
Sistem respiratorius : batuk(-), pilek (-), sesak (-)
Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), BAB (-), nyeri perut (-)
Sistem urogenital : nyeri berkemih (-)
Sistem muskuloskeletal : deformitas (-), nyeri sendi (+) terutama di kaki
Sistem integumentum : Kekuningan (-), kebiruan (-), mukosa bibir kering (-)

Simpulan : demam, nyeri sendi kaki


Pemeriksaan Fisik
Kesan umum: CM, sedang, gizi baik

Tanda vital
Nadi : 76x/min, simetris, teratur, kuat
Respirasi : 22x/min, thorakoabdominal
Suhu : 37,1C
SpO2 : 99%

Simpulan: kesan umum lemas, tanda vital dbn


Status Gizi dan Antropometri

Klinis:
BB : 50 kg
TB : 155 cm
BMI : 20,81 kg/m2

Simpulan Status Gizi : Baik


Pemeriksaan Fisik
Kulit : Pucat (-), Kebiruan (-), ruam (-), turgor <2

Kelenjar limfe : Limfonodi tak teraba

Otot : Eutrofi

Tulang : Deformitas (-)

Sendi : Keterbatasan gerak (-)

Ekstremitas : Nadi kuat, akral hangat, CRT <2

Simpulan : Tidak terdapat kelainan


Pemeriksaan Fisik

Leher : Lnn. tidak teraba, otot bantu napas (-)


Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung :
- Batas jantung
SIC II LPSD SIC II LPSS

SIC III LPSD SIC III LPSS

- Suara jantung : S1-2 normal, bising(-)

Simpulan : Tidak terdapat kelainan


Pemeriksaan Fisik Paru
Kanan Pemeriksaa Kiri
n
Simetris, retraksi (-) Inspeksi Simetris, retraksi (-)
Fremitus taktil kanan Fremitus taktil kanan =
Palpasi
=kiri kiri
Sonor semua area paru Perkusi Sonor semua area paru
Vesikuler (+), Rhonki (-), Vesikuler (+), Rhonki (-),
wheezing (-), krepitasi (-) Auskultasi wheezing (-), krepitasi (-)

Simpulan : Tidak terdapat kelainan


Pemeriksaan Fisik Abdomen
Abdomen
- Auskultasi : BU (+) N
- Inspeksi : Datar, distensi (-), ruam (-)
- Perkusi : Timpani 13 titik
- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba

Simpulan : tidak ditemukan kelainan


Pemeriksaan Fisik

Kepala
- Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)
- Hidung : Discharge (-), nasal flare (-/-), epistaksis (-)
- Telinga : Discharge (-), nyeri (-)
- Mulut : Mukosa bibir kering (-), kebiruan (-), lidah kotor (-)
- Gigi : Caries dentis (-)
- Faring : Hiperemis (-)

Simpulan : tidak ditemukan kelainan


Pemeriksaan Ekstremitas
Tungkai Tungkai Kiri Lengan Lengan Kiri
Kanan kanan
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus Negatif Negatif Negatif Negatif
Refleks Normal Normal Normal Normal
fisiologis
Refleks - - - -
Patologis
M. Sign - - - -
Sensibilitas Normal Normal Normal Normal
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi 11/9/2017 Nilai rujukan Satuan
Hb 13,6 (L) 14,0-18,0 g/dL
Eritrosit 4,99 4,7-6,20 10^6/uL
Leukosit 10,1 Simpulan
4,5-10,3 : 10^3/uL
Trombosit 137 (L) 150-450 10^3/uL
Hematokrit 41,5 37-52 %
MCV 83,2 80-99 fL
MCH 27,3 27-31 Pg
MCHC 32,8 33-37 g/dL
Differential Count
Netrofil 62,2 50-70 %
Limfosit 34,1 20-40 %
MXD 3,7 1-12 %
RDW 13,9 10-15 fL
Tubex TF 6 (Positif) 1-2 = negatif
3 = borderline
> 4 = positif
Diagnosis
Demam tifoid


Tatalaksana
Inf, KAEN 3A 20 tpn makro

Inj chloramphenicol 1 gr.6 jam IV

Paracetamol tab 500 mg/ 4-6 jam jika demam

Ondansetron 4 mg/8 jam IV

Zinc 20 g/24 jam


Pembahasan
Demam Tifoid
DEMAM TIFOID
Penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi.

Confirmed case of typhoid fever: demam (> 38,0oC) selama sekurang-kurangnya 3


hari, disertai dengan hasil biakan Salmonella typhi positif
Probable case of typhoid fever: demam (> 38,0oC) selama sekurang-kurangnya 3 hari,
disertai dengan hasil uji serologis positif, tanpa ditemukan Salmonella typhi pada uji
biakan kuman
Chronic carrier: ditemukannya Salmonella typhi pada urin, feses, dan biakan empedu
selama lebih dari 1 tahun setelah awitan demam tifoid
World Health Organization, 2003

Salmonella typhi:
o Bakteri gram negative
o Tidak membentuk spora
o Fakultatif anaerob
o Mempunyai antigen somatik (O), flagelar antigen
(H) dan envelope antigen (K).
Salmonella typhi dapat hidup di:
o Dalam tubuh manusia
o Luar tubuh manusia (beberapa minggu di dalam air,
es, debu atau kotoran yang kering maupun pada
pakaian).
Penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui
minuman/makanan yang tercemar oleh kuman yang
berasal dari penderita atau pembawa kuman,
biasanya keluar bersama-sama dengan tinja (melalui
rute oral-fekal)
Epidemiologi

Negara berkembang dengan


masalah sanitasi: endemik
Negara maju: peningkatan kasus
Prevalensi 91% kasus demam
tifoid terjadi pada anak umur 3-19
tahun
Host Agent Environment
Manusia sebagai reservoir Jumlah kuman yang Sanitasi rendah
menginfeksi 10^5- 10^9 Ketersediaan air bersih
Eksresi melalui feses dan
urin, transplacental Makin banyak kuman, Kepadatan penduduk
masa inkubasi makin
pendek
Patogenesis Bakteri Salmonella typhi masuk melalui makanan/minuman
kedalam tubuh melalui mulut

Banyak bakteri yang mati di lambung karena suasana asam

Bakteri yang hidup mencapai usus halus

Penempelan dan invasi ke sel-sel M Peyer Patch

Bakteri mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti aliran kelenjar limfe mesenterika dan melewati
sirkulasi sistemik sampai ke jaringan RES di organ hati dan limpa

Bakteri mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit mononuklear di dalam folikel limfe, kel
limfe mesenterika, hari dan limfe

Salmonella typhi keluar dari habitatnya dan menuju duktus torasikus dan masuk kedalam sirkulasi
sistemik lalu menimbulkan manifestasi klinis
Anamnesis
Demam naik secara bertahap setiap hari
dan mencapai suhu tertinggi pada akhir
minggu pertama dan minggu kedua
demam terus menerus tinggi
Keluhan gastrointestinal : anoreksia, nyeri
perut,konstipasi, diare,muntah dan
kembung.
Sering mengigau (delirium), malaise,
letargi, nyeri kepala
Pada demam tifoid berat dapat dijumpai
penurunan kesadaran, kejang dan ikterus.
Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis bervariasi dari yang ringan
hingga berat dengan komplikasi
Lidah tifoid (bagian tengah yang kotor
dengan tepi hiperemis.
Pemeriksaan abdomen: meteorismus,
hepatomegali > splenomegali
Pemeriksaan paru: ronkhi
Rose spot: ruam makulopapular
berwarna merah ukuran 1-5 mm,
ditemukan pada abdomen, thorax,
ekstremitas dan punggung pada orang
kulit putih, tidak pernah dilaporkan
ditemukan pada anak Indonesia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK DEMAM TIFOID
REKOMENDASI IDAI No.: 018/Rek/PP IDAI/VII/2016
Rekomendasi :
Uji baku emas diagnosis demam tifoid sampai saat ini adalah kultur. Kultur
darah mempunyai sensitivitas terbaik (4060%), bila dilakukan pada minggu
pertamaawal minggu kedua.
Pada anak yang menderita demam 6 hari dengan gejala ke arah demam tifoid,
untuk pengobatan pasien segera, dapat digunakan pemeriksaan serologis
antibodi terhadap antibody Salmonella typhi.
Pemeriksaan Widal untuk diagnosis demam tifoid tidak direkomendasikan,
karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah.
Pemeriksaan Penunjang
Darah tepi perifer
Anemia : akibat supresi sumsum tulang, defisiensi Fe, atau perdarahan usus.
Leukopenia
Limfositosis relative
Trombositopenia (terutama demam tifoid berat)
Kultur darah (+) pada minggu 1-2, bila (-) kultur sumsum tulang biasanya
positif (sensitivitas pada minggu pertama 90% tetapi invasif)
Kultur feces (+) pada demam 2-3 minggu (sensitivitas <50%)
Kultur urin (+) pada demam 3 minggu (sensitivitas 20-30%)
Pemeriksaan Penunjang
Serologi Widal: kenaikan S. typhi titer O atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase
konvalesens
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu): dinyatakan (+).
Titer 1/160: masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer.
Jika ada, maka dinyatakan (+).
Jika 1x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien
dengan gejala klinis khas.
Pemeriksaan Penunjang
TUBEX TF: mendeteksi antibodi IgM antigen spesifik O9 lipopolisakarida S. typhi.
Uji ini dapat dilakukan sejak hari ke-4.
Penegakan Diagnosis dari pemeriksaan laboratorium
S.thypi kultur darah: sangat spesifik, kurang sensitif
Peningkatan titer uji Widal 4 kali lipat selama 2-3 minggu atau
reaksi uji widal tunggal titer O 1/320; H 1/640
IgM anti Tifoid Tubex TF: sensitif, spesifik (hanya untuk S. thypi)
MODUL DEMAM TIFOID
Maria Kristianti Sari
Pemeriksaan Radiologis
Foto thorax
Bila diduga terjadi komplikasi pneumonia
Foto abdomen
Bila diduga terjadi komplikasi intraintestinal seperti perforasi
usus atau perdarahan saluran cerna
Pada perforasi usus tampak:
- distribusi udara tak merata
- airfluid level
- bayangan radiolusen di daerah hepar
- udara bebas pada abdomen
Suhu menurun
Komplikasi Nyeri abdomen
Muntah
Intraintestinal (perforasi usus Nyeri tekan pada palpasi
atau perdarahan saluran cerna) Bising usus menurun sampai
menghilang,
Defance musculaire positif dan
pekak hati menghilang.
Komplikasi
Tifoid ensefalopati
Hepatitis tifosa
Meningitis
Pneumonia
Ekstraintestinal
Syok septik
Pielonefritis
Endokarditis
Osteomielitis, dll.
Terapi

Cairan dan kalori Pertahankan fungsi sirkulasi


Terutama pada demam tinggi, dengan baik
muntah, atau diare, bila perlu Pertahankan oksigenasi, bila perlu
asupan cairan dan kalori diberikan berikan O2
melalui sonde lambung Pelihara keadaan nutrisi
Pada ensefalopati, jumlah Pengobatan gangguan asam basa
kebutuhan cairan dikurangi dan elektrolit
menjadi 4/5 kebutuhan dengan
kadar natrium rendah
Penuhi kebutuhan volume cairan
intravaskular dan jaringan
Terapi

Antipiretik Transfusi darah


Diberikan apabila demam > 39 Kadang diperlukan pada
C, kecuali pada pasien dengan perdarahan saluran
riwayat kejang demam dapat
lebih awal.
cerna dan perforasi
Parasetamol 15mg/kg/dosis usus.
Diet
Makanan yang tidak berserat
dan mudah dicerna. Setelah
demam reda dapat segera
berikan makanan yang lebih
padat dengan kalori cukup.
Terapi
Kloramfenikol 50-100 mg/KgBB, oral atau IV dibagi dalam 4 dosis selama 10-
14 hari. Dosis diturunkan 30 mg/KgBB setelah demam turun 2 hari

Amoksisilin/ampisilin 100 mg/KgBB/hr (4x) selama 10-14 hari

Kotrimoksasol 6 mg/kgbb/hari, oral selama 10-14 hari

Ceftriaxon 80 mg/kgbb/hari, IV atau IM, sekali sehari, selama 5 hari

Cefixime 10 mg/kgbb/hari oral, dibagi 2 dosis selama 10-14 hari


ANTIBIOTIK
Terapi
Fluoroquinolone generasi III 400 mg 1 gr/hr ( 1 mgg):
Ciprofloxacin/Ofloxacin
Pada penurunan kesadaran
Deksametason 1-3 mg/kgbb/hari IV dibagi 3 dosis hingga
kesadaran membaik
Pada sepsis/DIC
Deksametason 3 mg/KgBB loading dose dalam 30 mnt diikuti 1
mg/KgBB per 6 jam selama 24-48 jam
Indikasi Rawat Inap

Demam tifoid berat harus dirawat di rumah sakit

Kesulitan pemenuhan cairan dan kalori

Pada demam tinggi, mual, muntah, yang perlu bantuan NGT


Terima Kasih
Mohon Asupan

Anda mungkin juga menyukai