Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai jaringan otak oleh berbagai macam
mikroorganisme, misalnya viral, bakteri, Spirochaeta, fungus, protozoa,dan metazoa
( cacing ). Penyebab yang tersering adalah virus karena itu sering disebut ensefalitis virus Proses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak, maka dari itu lebih tepat bila disebut meningoensefalitis. Ensefalitis diagnosis dapat ditegakkan hanya melalui pemeriksaan mikroskopis jaringan otak. Namun dalam prakteknya diklinik, diagnosis sering dibuat berdasarkan manifestasi neurologis per tahun ditemukan kasus 7.3/100.000 per tahun lebih dari 200.000 hari perawatan inap di RS 1.400 kematian. Insiden tertinggi terjadi pada anak- anak dibawah usia 1 tahun dengan kasus 13.7/100.000 Centers for Diseases Control (CDC) Insiden tertinggi pada anak- anak dibawah usia 1 tahun dengan kasus 13.7/100.000 dan orang dewasa diatas 65 tahun dengan kasus 10.6/100.000 per tahun. sekitar 20.000 kasus dari ensefalitis viral akut dilaporkan di Amerika. Kematian mencakup 5-20% Centers for Disease Control (CDC) Menurut statistik dari 214 ensefalitis 54% (115 orang) dari penderitanya ialah anak-anak. Virus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks 31% Infeksi virus yang bersifat epidemik
Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO. Golongan virus ARBO : Western equine encephalitis, St. Louis encephalitis, Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis, Russian spring summer encephalitis, Murray valley encephalitis. Infeksi virus yang bersifat sporadik :
Rabies, Herpes simplex, Herpes zoster, Limfogranuloma, Mumps, Lymphocytic choriomeningitis dan jenis lain yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas. Ensefalitis pasca infeksi :
pasca morbili, pasca varisela, pasca rubela, pasca vaksinia, pasca mononukleosis infeksious dan jenis-jenis yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak spesifik. VIRUS BAKTERI PARASIT FUNGAL Virus menyebar ke SSP melalui dua mekanisme utama Penyebaran hematogen Penyebaran neuronal Penyebaran hematogen masuk ke tubuh virus multiplikasi secara lokalviremia bersarang virus di RES terutama dihati,Limpa, kelenjar limfe. Replikasi berlanjut viremia sekunder memungkinkan bersarangnya virus diorgan lain termasuk SSP terjadi viremia masif/terdapat keadaan lain yang menguntungkan virus virus akan masuk SSP melalui pleksus koroideus, migrasi fagosit yang terinfeksi,. replikasi virus dalam sel endotel atau transfer pasif melalui sawar darah otak. Penyebaran neuronal (lebih jarang) terjadi melaui saraf perifer dan kranial. Virus masuk jaringan SSP secara sentripetal melalui transmisi aksonal sepanjang endoneurium, sel Schwann dan fibrosit sraf. Penyebaran neuronal dapat terjadi pada rabies, herpes simpleks, VZV, dan virus polio. HSV dapat menyebar ke SSP melalui neuron olfaktorius dimukosa hidung, kemudian melaui N.olfaktorius terjadi sinaps dibulbus olfaktorius diotak. Kelainan neurologis pada ensefalitis disebabkan oleh : 1. Invasi dan perusakan langsung pada jaringan otak oleh virus yang sedang berkembang biak.
2. Reaksi jaringan saraf pasien terhadap antigen virus yang akan berakibat demielinisasi, kerusakan vascular, dan paravaskular.
3. Reaksi aktivasi virus neurotropik yang bersifat laten. Trias ensefalitis Demam Kejang Penurunan kesadaran Bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Masa prodormal berlangsung antara 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise. kemudian diikuti oleh tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung distribusi dan luasnya lesi pada neuron. Pada bayi terdapat jeritan, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, dan kejang-kejang. Kejang-kejang dapat bersifat umum atau fokal atau hanya twitching saja. Kejang dapat berlangsung berjam-jam. Gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misalnya paresis atau paralisis, afasia dan sebagainya. Gejala batang otak meliputi perubahan refleks pupil, defisit saraf kranial dan perubahan pola pernafasan. Tanda rangsang meningeal dapat terjadi bila peradangan mencapai meningen. Pada kelompok pasca infeksi, gejala penyakit primer sendiri dapat membantu diagnosis. ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN LAB PEMERIKSAAN PENUNJANG leukositosis dengan predominasi limfosit peninggian laju endap darah (LED) Px.darah pleiositosis mononuklear (5-500 sel/mm 3 ) awal perjalanan penyakit sering polimorfonuklea r (PMN) yang kemudian akan didominasi sel mononuklear protein cendrung normal atau sedikit meningkat (biasanya <200mg/dl) kadar glukosa dapat menurun sampai 25-50 mg/dl, tetapi jarang sampai dibawah 20 mg/dl. CSS herpes simpleks bila ditemukan gambaran perlambatan fokal di daerah temporal atau frontotemporal
herpes simpleks tipe 1, gambaran EEG berupa aktivitas gelombang tajam periodik di temporal dengan latar belakang fokal atau difus.
sering EEG memperlihatkan perlambatan umum yang menunjukkan disfungsi otak menyeluruh. EEG CT SCAN/ MRI menunjukkan gambaran edema otak bukan menetukan penyebab meningoensefalitis menilai tingkat kerusakan Px. Diagnostik khusus PCR ELISSA MENINGITIS BKTERI ABSES OTAK PERDARAHAN INTRAKRANIAL KEGANASAN DIAGNOSIS BANDING mempertahankan fungsi organ pemberian makanan secara enteral atau parenteral menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit pertahankan fungsi organ mengusahakan jalan nafas tetap terbuka (pembersihan jalan nafas, pemberian oksigen, pemasangan respirator bila henti nafas, intubasi, trakeostomi) pemberian makanan enteral atau parenteral menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit gangguan menelan, akumulasi lendir pada tenggorok, dilakukan drainase postural Terapi suportif anti virus diberikan pada ensefalitis yang disebabkan virus dengan memberikan asiklovir 10 mg/kgBB/hari IV setiap 8 jam selama 10-14 hari. Terapi Ganciklovir pilihan utama untuk infeksi citomegali virus. Dosis Ganciklovir 5 mg/kgBB dua kali sehari antibiotik parenteral tetap diberikan sampai penyebab bakteri disingkirkan dan mencegah kemungkinan infeksi sekunder Terapi kausal Obat antikonvulsif Obat antipiretik Kortikosteroid analgetik Terapi Simptomatik evaluasi perkembangan saraf dan audiologi merupakan bagian dari pemantauan rutin anak yang telah sembuh dari meningoensefalitis virus, walaupun mereka tampak secara kasar normal. Terapi rehabilitatif PROGNOSIS bervariasi tergantung pada usia, keadaan medik yang mendasarinya, virulensi virus, kompetensi imun penderita dan tersedianya terapi antivirus spesifik. suatu penyakit yang menyerang susunan saraf pusat (otak, medula spinalis,meningen), yang disebabkan oleh JEV yang ditularkan oleh binatang melalui gigitan nyamuk. Penyakit JE termasuk Arbovirosis (arthropod borne viral disease) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh artopoda. penyakit Arbovirosis diperlukan adanya resevoir (sumber infeksi) dan vektor. Sebagian penyakit arbovirosis resevoir utamanya adalah manusia dan vektornya nyamuk. Hewan vertebrata yang bertindak sebagai resevoir pada JE terutama babi dan yang lainnya adalah sapi, kuda, kerbau, kambing, tikus, ayam, kucing. Virus ini jarang menyebabkan penyakit pada hewan, kecuali secara langsung disuntikan secara langsung pada susunan saraf pusat. Penyakit ini ditemukan dihampir seluruh wilayah Asia, mulai dari Asia Timur yaitu Jepang dan Korea, sampai ke Asia Selatan, seperti India dan Sri Langka, serta Asia Tenggara, termasuk kepulauan Indonesia Nyamuk ini biasanya mengigit pada sore dan malam hari. penyebarannya sangat berkaitan dengan keadaan lingkungan. Daerah persawahan, yang terutama pada musim tanam selalu digenangi air, diduga berhubungan dengan timbulnya daerah endemis JE. Culex yang infektif mengigit manusia yang rentansistem getah bening (kelenjar regional) berkembang biakperedaran darah viremia pertama virus menyebar ke organ tubuhsusunan saraf pusat dan organ ekstraneuralvirus berkembang biakviremia kedua bersamaan dengan penyebaran infeksi dijaringan gejala penyakit sistem virus menembus sawar darah otak virus menembus berkembang biak pada sel endotel vaskuler secara endositosis berkembang didalam retikulum endoplasma yang kasar serta badan golgi menghancurkannya permeabilitas sel neuron, glia dan endotel meningkat. cairan diluar sel mudah masuk kedalam sel edema sitotoksikmemberikan maniesfeetasi kilnis berupa ensefalitis.